Anda di halaman 1dari 9

III

PEMBAHASAN

3.1 Kebutuhan Nutrisi Pakan komplit Pada Sapi Laktasi

Menurut Hartadi, dkk (1997) menyatakan bahwa pakan komplit adalah


makanan yang cukup gizi untuk ternak tertentu, di dalam tingkat fisiologi tertentu,
dibentuk atau dicampur untuk diberikan sebagai satu-satunya makanan dan mampu
merawat hidup pokok atau produksi (atau keduanya) tanpa tambahan atau substansi
lain. Sehingga pakan komplit itu ialah kombinasi dari hijauan dan konsentrat yang
sedemikian rupa diproses untuk menghasilkan produk pakan yang memiliki nilai
nutrisi tinggi dan baik bagi dikonsumsi ternak

Pada sapi perah awal laktasi biasanya berkisar pada 100 hari pertama. Pada
masa ini sapi perah akan sedikit mengalami penurunan konsumsi pakan yang
berakibat terjadi penurunan bobot badan sapi. Hal ini karena daya adaptasi sapi perah
yang masih melakukan adaptasi dari periose dara ke periode laktasi dengan perbedaan
yang signifikan. Pada masa laktasi, sapi perah dikawinkan untuk dapat memproduksi
susu pasca partus pertama sapi. Sapi perah akan dapat memproduksi susu jika telah
kawin dan melahirkan pedet.

Pemberian ransum pada sapi laktasi biasanya mengacu pada kebutuhan


protein (CP) dan energy (net energy). Akan tetapi untuk mendapatkan produksi
maksimal, pemberian ransum harus seimbang effective fiber, non-structural
carbohydrates, ruminal undegraded protein, soluble protein-nya.

Pada masa awal laktasi, pemberian hijauan minimal 40% dari total DM . dengan
panjang partikel hijauan minimal 2.6 cm agar pengunyahan (produksi saliva)
maksimal. Hijauan yang diberikan pun harus berkualitas bagus untuk
meningkatkan DM intake. Penambahan konsentrat peda pakan antara 0.5-0.7
kg/hari selama dua minggu pertama laktasi, jangan sampai kebanyakan hal ini
untuk menghindari permasalahan pencernaan seperti asidosis, dan penurunan
intake. Protein sangat penting pada awal laktasi. Jadi pada masa awal laktasi
rekomendasi pemberian protein 17-19% pada ransum. Jika menggunakan
pakan komplit pakan hijauan tersebut dapat di kombinasi bias dalam bentuk
pelleting, mash, dan lain sebagainya.

Menurut McDonald (2002) menyatakan periode pertengahan laktasi


adalah periode dari 100 hari sampai 200 setelah melahirkan anak. Fase Pada
periode ini sapi akan mengalami puncak produksi (8-10 minggu setelah
kelahiran) sapi juga mengalami puncak DM intake sehingga tidak mengalami
penurunan bobot badan.

Kebutuhan protein pada masa pertengahan laktasi lebih rendah


dibandingkan dengan masa awal laktasi. Oleh karena itu kandungan protein
dalam ransum antara 15-16% (PK). Rata-rata sapi pada periode ini
menghasilkan susu 200-225 kg dari seluruh masa laktasi sebelumya. Kunci
dari periode pertengahan laktasi ini adalah memaksimalkan DM intake. Pada
periode ini sapi dituntunt untuk diberi pakan dengan kualitas hijauan yang
tinggi (minimal 40-45% DM pada ransum) dan tingkat efektifitas serat hampir
sama dengan masa awal laktasi. Pemberian konsentrat jangan sampai melebih
2.3 % bobot badan dan sumber non-hijauan lainya.

Menurut McDonald (2002) menyatakan periode akhir laktasi dimulai 200

hari setelah melahirkan dan diakhiri pada saat masa kering sapi. Sapi akan
mengalami peningkatan bobot badan, hal ini untuk mengganti jaringan yang

hilang (BB) pada saat


periode awal laktasi. Pakan hijauan yang diberikan 50-60% sedangkan
konsentrat jangan melebihi 2.5%. Adapun daftar lengkap kebutuhan nutrisi
pada tiap periode laktasi sapi perah dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

3.2 Komposisi Pakan

Sutardi (1981) menyatakan bahwa konsentrat terbagi menjadi dua


jenis, yaitu konsentrat sumber protein dan konsentrat sumber energi.
Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi apabila mempunyai kandungan
protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar 18%, sedangkan konsentrat
dikatakan sebagai sumber protein karena mempunyai kandungan protein lebih
besar dari 20%.
Konsentrat biasanya digunakan dalam jumlah banyak dalam
peternakan yang berorientasi pada penggemukan ternak, seperti sapi potong,
ayam ras, dan domba. Pada peternakan sapi perah penggunakan konsentrat
lebih sedikit jika dibandingkan dengan hijauan.

Kandungan komposisi hijauan terdiri dari PK<3% pada rumput yang


sudah tua, sedangkan pada rumput yang masih muda dapat mencapai >30%.
Kandungan karbohidrat mudah larut dalam air (Water Soluble Carbohydrate
atau WSC) kandungan WSC rumput-rumputan asal tropis sangat rendah
(<6%) dibandingkan rumput-rumputan asal temperate (>7%)

3.3 Cara Pembuatan Pakan Komplit

Pakan komplit merupakan jenis pakan yang cukup mengandung


nutrien untuk hewan dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan
diberikan sebagai satu-satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan
pokok dan produksi tanpa tambahan substansi lain, kecuali air. Pakan komplit
disusun dari berbagai bahan pakan hijauan (pakan berserat) dan konsentrat
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan domba menjadi satu bentuk pakan
sehinga kandungan nutrisinya lengkap.

Bentuk pakan komplit bermacam-macam, antara lain berbentuk mash,


pecahan, balok, dan pelet. Berikut dua contoh pakan komplit :

1. Pakan komplit bentuk mash

Beberapa penelitian menunjukan bahwa pemberian pakan


komplit bentuk mash akan memberikan hasil yang optimal
dibandingkan dengan pemberian pakan hijauan dan konsentrat secara
terpisah. Cara pembuatan
pakan komplit bentuk mash adalah semua bahan pakan digiling,
kemudian dicampur hingga homogen.

2. Pakan komplit bentuk pellet

Untuk efektivitas dalam pemberian pakan agar tidak benyak


yang tercecer dan terbuang, pakan tersebut dibuat dalam bentuk pelet.
Pemberian pakan komplit bentuk pelet dapat digunakan untuk
mengontrol konsumsi pakan konsentrat dan berserat sesuai dengan
proporsi yang diberikan. Selain itu juga untuk memperbaiki
palatabilitas pakan. Daya cerna pakan berbentuk pelet tidak banyak
berubah, bahkan mempunyai kelebihan yaitu dapat mengurangi
berdebunya ransum sehingga memperbanyak konsumsi pakan. Pakan
komplit bentuk pelet untuk ternak ruminansia dapat menurunkan
degradasi protein lebih lanjut sehingga meningkatkan arus asam amino
ke dalam usus halus. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
konsumsi pakan domba dengan pakan komplit bentuk pelet lebih
tinggi daripada tidak bentuk pelet. Pertambahan bobot badan harian
domba dengan pakan komplit bentuk pelet juga lebih bagus daripada
tidak dibentuk pelet. Konversi pakan pada pakan yang berbentuk pelet
juga lebih bagus dibandingkan dengan pakan yang tidak dibentuk
pelet. Cara pembuatan pakan komplit pellet biasanya menggunakan
mesin pelleting dengan tetep mengkombinasikan hijauan dengan
konsentrat dan tidak lupa ditambahkan zat-zat aditif penambahan
nutrisi dalam pakan komplit.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pemberian pakan domba
adalah masalah ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau. Pakan
komplit adalah suatu pola usaha agrobisnis yang memiliki daya saing dan
tingkat survival tinggi. Pemanfaatan sumber daya lokal menjadi dasar utama
konsep ini. Pasalnya, sumber daya Indonesia masih menyimpan plasma nutfah
yang berpotensi untuk menanggulangi kendala keterbatasan pakan ternak.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan pada masa yang akan datang konsep ini
bisa menjadi andalan pakan ternak dalam negeri.

Sumber daya lokal yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak
ruminansia adalah pemanfaatan hasil budidaya tanaman pangan dan
perkebunan seperti jerami padi, tongkong jagung, tebon jagung atau batang
dan daun jagung sisa panen, jerami kacang tanah, kulit buah dan biji cokelat,
serat dan lumpur sawit, bungkil inti sawit, serta ampas sagu. Melalui proses
bioteknologi praktis dan sederhana, dapat diciptakan pola pengembangan
usaha ternak ruminansia berbasis sumber daya lokal yang bernilai ekonomis
tinggi. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penerapan konsep Pakan
komplit sebagai berikut :

1. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal.

2. Memaksimalkan daur ulang (zero waste).

3. Meminimalisasi kerusakan lingkungan (ramah lingkungan).

4. Diversifikasi usaha.

5. Pencapaian tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka


panjang.

6. Menciptakan kemandirian.
Selain itu, Pakan komplit juga bisa membantu memecahkan masalah
nasional seperti kebutuhan pakan bermutu yang tersedia setiap saat dan tidak
tergantung musim, harga terjangkau, mudah pemberiannya, dan sudah
diawetkan, sehingga lebih tahan lama disimpan. Dengan pemakaian Pakan
komplit, diharapkan populasi ternak ruminansia dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai