Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

ACARA PRAKTIKUM KOLOM STRATIGRAFI

6.1. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui lapisan – lapisan dari batuan.
2. Untuk mengetahui cara mengukur strike / dip.
3. Untuk mengetahui simbol atau lambang litologi.
4. Untuk mengetahui batuan apa saja yang ada di formasi.

6.2. Teori Dasar


6.2.1 Pengertian Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif
serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar
lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi
(litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas
penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada
abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia mengamati
beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang memiliki urutan perlapisan
yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang
tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan batuan
merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka
dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu
wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian
Willian Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum untuk periode-
periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu belum ada penamaan
waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian

75
76

berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa


batuan yang kemudian dikenal dengan stratigrafi.
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku
kata, yaitu kata "strati" berasal dari kata "stratos", yang artinya perlapisan
dan kata "grafi" yang berasal dari kata "graphic/graphos", yang artinya
gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat
dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang
lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan
di alam dalam ruang dan waktu. Berikut adalah istilah dalam stratigrafi.
 Aturan: Tatanama stratigrafi diatur dalam "Sandi Stratigrafi". Sandi
stratigrafi adalah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi
ataupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama
maupun pengertian nama-nama tersebut seperti misalnya:
Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan sebagainya.
 Hubungan: Pengertian hubungan dalam stratigrafi adalah bahwa setiap
lapis batuan dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun dibawah lapisan
batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapisan lainnya
adalah "selaras" (conformity) atau "tidak selaras" (unconformity).
 Pembentukan (Genesa): Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis
batuan memiliki genesa pembentukan batuan tersendiri. Sebagai contoh,
facies sedimen marin, facies sedimen fluvial, facies sedimen delta, dsb.
 Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau
diendapkan pada lingkungan geologi tertentu. Sebagai contoh, genesa
batuan sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun, Glacial), Transisi (Pasang-
surut/Tides, Lagoon, Delta), atau Laut (Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal,
atau Hadal).

 Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut


dan biasanya berdasarkan Skala Umur Geologi. Contoh: Batu Gamping
77

formasi terbentuk pada kala Miosen.

Gambar 6.1 Gambaran Stratigrafi Muka Bumi

6.2.2 Metode Pengukuran Stratigrafi


Pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
terperinci urut-urutan perlapisan satuan stratigrafi, ketebalan setiap satuan
stratigrafi, hubungan stratigrafi, sejarah sedimentasi dalam arah vertikal, dan
lingkungan pengendapan. Mengukur suatu penampang stratigrafi dari
singkapan mempunyai arti penting dalam penelitian geologi. Secara umum
tujuan pengukuran stratigrafi adalah:
 Mendapatkan data litologi terperinci dari urut-urutan perlapisan
suatu satuan stratigrafi (formasi), kelompok, anggota dan sebagainya.
 Mendapatkan ketebalan yang teliti tiap satuan stratigrafi.
 Untuk mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigrafi antar
satuan batuan dalam arah vertikal secara detil, untuk menafsirkan
lingkungan pengendapan.
Pengukuran stratigrafi biasanya dilakukan terhadap singkapan
singkapan yang menerus, terutama yang meliputi satu atau lebih satuan
satuan stratigrafi yang resmi. Metoda pengukuran penampang stratigrafi
banyak sekali ragamnya. Namun demikian metoda yang paling umum dan
sering dilakukan di lapangan adalah dengan menggunakan pita ukur dan
kompas. Metoda ini diterapkan terhadap singkapan yang menerus atau
78

sejumlah singkapan-singkapan yang dapat disusun menjadi suatu penampang


stratigrafi.

Gambar 6.2 Sketsa Pengukuran Stratigrafi

6.2.3 Cara Mencari Strike / Dip


1. Lakukanlah diatas clipboard Anda.
2. Tempel bagian East dari kompas pada lapisan batuan kemudian
di horizontalkan dengan cara gelembung pada nivo berada
ditengah (lihat pada nivo mata sapinya, apabila tepat ditengah
maka bacalah ujung jarum magnetik yang berwarna merah atau
yang menunjukkan arah utara).
3. Kemudian tempelkan bagian West dengan cara menegak luruskan
dari arah strike yang dilakukan pada cara yang pertama, lalu
usahakan gelembung yang berada di nivo tabung berada tepat
ditengah.
4. Selanjutnya bacalah jarum yang berbentu perbandingan / skala
yang berada di dalam kompas.

6.3. Alat
1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi
79

3. Roll Meter
4. Kantong Plastik
5. Clipboard
6. Penggaris
7. Kolom Stratigrafi
8. Alat Tulis

Gambar 6.3 kompasGeologi (Sedimen)

Gambar 6.4 palu Geologi

6.4. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari : Minggu
Tanggal : 13 Desember 2015
Tempat : BDS 2
Pukul : 08.00 – 10.00 WITA

6.5. Prosedur Praktikum


1. Pembekalan dari masing – masing asisten praktikum.
2. Mengukur strike / dip lapisan batuan.
80

3. Mengukur ketebalan dari lapisan batuan.


4. Mengisi lembar kerja yang telah disediakan dengan data – data yang
diperoleh.
5. Mengambil contoh sampel dari masing – masing lapisan batuan.
6. Pengambilan gambar dari lapisan batuan.

6.6. Hasil Praktikum


6.6.1 Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 6.1 Tabel Hasil Pengamatan Secara Garis Besar

Nama Stasiun Batuan Pengisi


Tebal Struktur Geologi
Pengamatan Perlapisan
STA 1 1.25 m Batu Lempung Pasir NonLaminasi
STA 2 0.35 m Batu Pasir Non Laminasi
81

6.6.2 Kolom Stratigrafi


KOLOM STRATIGRAFI
UMUR BDS 2
TAHUN 20115

LINGKUNGAN
PENGENDAPA
STRUKTUR SIMBOL
TEBAL (M)
FORMASI

BATUAN
SATUAN

LITOLOGI

N
DIAMETER BUTIR PEMERIAN
C L FS MS CS
G

SATUAN BATUAN
82

STA 1
Jenis Batuan : Batuan Sedimen
Klastik
Satuan BatuLempung

Warna segar : coklat kehtaman

lapuk: kuning

Zona Transisi
± 1.25

tekstur ukuran butir: ( < 1/256


mm)
Sortasi : well sorted
BALIKPAPAN KOTA

. . . . STA 2
Satuan Batu Pasir

. . . . Jenis Batuan : Batuan Sedimen


± 0.35

Non Klastik
. . . .

Zona Transisi
Warna segar : abu abu
kecoklatan
Warna Lapuk: abu-abu keruh
Diameter butiran :-
Drajat pembundara: Rounded
Sortasi : Well Sorted
Kemas : Kemas tertutup
Semen : Oksidasi Besi

ama :Aswanl Institusi : STT MIGAS BALIKPAPAN


M : 1501357 Skala : 1: 15
rusan : S1 Teknik Perminyakan D Strike / Dip : N 292˚ E / 3˚

6.7. Pembahasan
Stratigrafi daerah pengamatan didasarkan pada litostrafi tidak resmi
sesuai dengan Sandi Stratigrafi Indonesia, yang bersabdikan pada ciri-ciri
litologi yang dapat diamati di lapangan, meliputi jenis batuan , keseragaman
gejala litologi dan dominasinya di lapangan.
83

Berdasarkan hal tersebut, maka stratigrafi daerah penelitian dapat


dibagi menjadi 4 (empat) satuan batuan. Urutan satuan batuan tesebut
dimulai dari yang termuda ke satuan yang tertua , yaitu:
1. Satuan Batu Lempung, dengan penyebaran Batu Lempung
Oksidasi.
2. Satuan Batu Lempung Pasiran, dengan penyebaran Batu Lempung
Pasiran.
3. Satuan Batu Pasir dengan penyebaran Batu Pasir.

Gambar 6.5 Satuan Batuan Daerah Pengamatan

Pembahasan dalam setiap satuan batuan diuraikan menurut urutan


stratigrafinya yang dimulai dari satuan batuan yang termuda hingga ke
satuan batuan yang tertua.

Batulempung dan lapisan Batulempung pasiran. Lapisan ini berada di


stasiun pengamatan ke-2.
84

Gambar 6.6 Sample dari STA 1


Pada lapisan ketiga (STA 1), sampelnya adalah Batulempung
pasiran. Penamaan satuan batuan ini berdasarkan atas ciri litologi tersebut
meliputi jenis dan sifat fisis batuan, yang mengacu pada hasil
pendeskripsian dan digolongkan dalam satuan yang umum dipakai. Batu ini
tersusun di bawah lapisan batubara dan di atas lapisan batupasir. lapisan ini
terdapat di stasiun pengamatan ke-1.

Gambar 6.7 Sample dari STA 2


Pada lapisan keempat (STA 4), sampelnya adalah Batupasir. Satuan
Batu Pasir ini tersusun pada bagian ke-2 dari stasiun pengamatan,
sedangkan pada bagian atasnya terdiri dari lapisan Batu Lempung Pasiran.
Batupasir memiliki warna abu – abu kecoklatan, tekstur klastik, diameter
85

ukuran butir Batu Pasir halus (1/8 mm -1/4 mm) struktur tidak berlapis (non
laminasi). Batupasir yang tersingkap telah mengalami fasa oksidasi
sehingga berubah menjadi cukup keras.
Dari data tiap lapisan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
stratigrafi Ringroad memiliki struktur sedimen laminasi atau
memperlihatkan adanya kesan perlapisan. Dan pada daerah pengamatan
tidak ditemukan struktur geologi yang berupa patahan, jadi hukum super
posisi (Law of Superposition) dapat berlaku di sini yang dapat dikatakan
bahwa lapisan paling atas yaitu Batulempung merupakan lapisan termuda,
dan Batupasir merupakan lapisan tertua. Tebal daerah pengamatan secara
keseluruhan adalah 545 cm, dan didominasi oleh Satuan Batulempung.
Setelah melakukan pengukuran maka pada daerah pengamatan didapat
strike / dipnya bernilai N 292o E / 3o. Metode pengambilan data
menggunakan metode umum yang banyak dipakai untuk menentukan kolom
stratigrafi suatu daerah.

6.8. Kesimpulan
Dari penjabaran dan pembahasan diatas dapat ditarik berbagai macam
kesimpulan seperti :
 Dalam stratigrafi hal-hal yang dibahas biasanya tentang aturan,
hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam
dalam ruang dan waktu.
 Dalam pengamatan lapisan batuan termuda adalah batulempung dan
lapisan batuan tertua adalah batupasir.
 Pada lapisan batuan Ringroad berlaku hukum Law Of Superposition.
 Strike dan dip ditempat pengamatan adalah N 292o E / 3o.
 Pada formasi tidak ditemukan unsur sesar.

Anda mungkin juga menyukai