Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.Kompetensi Dasar
3.5.Menerapkan cara perawatan sistem pengapian konvensional.
B.Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada pengapian konvensional pemutusan arus primer dilakukan oleh breaker point
(platina), sementara pada pengapian elektronik dilakukan oleh transistor maupun
CDI (Capasitor Dicharge Igntiton).
komponen-komponen sistem pengapian beserta fungsinya :
1. Baterai
Menyediakan arus listrik voltase rendah (12 volt) untuk ignition coil.
2. kunci kontak
Kunci Kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian
atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3
atau lebih terminal.
3.Ignition coil
Menaikkan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi yang dibutuhkan untuk pengapian
(meloncatkan bunga api pada busi).
4. Distributor
Untuk membagi/mendistribusikan tegangan tinggi yang telah dibangkitkan oleh ignition
coil ke masing-masing silinder. Distributor terdiri dari beberapa komponen yaitu :
a. Cam (nok)
Berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros engkol)
yang tepat untuk setiap silinder.
b. Breaker point (platina)
Berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada
ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder
dengan cara induksi elektromagnet.
c. Kondensor
Menyerap loncatan bunga api yang terjadi pada platina saat membuka dengan tujuan
untuk menaikkan tegangan coil sekunder.
Tegangan induksi yang dihasilkan kumparan sekunder akan semakin besar, jika
menghilangnya kemagnetan (self induksi) kumparan primer berlangsung singkat.
Untuk besarnya kapasitas kondenser dapat ditentukan melalui warna kabel yang
digunakan.
Karena kumparan primer pada ignition coil dialiri arus, maka akan terjadi kemagnetan
pada kumparan tersebut.
Cara kerja kondensor dalam menaikkan tegangan yang ada pada
kumparan skunder COIL IGNITION
Arus primer akan mengalir menuju ke kumparan primer, yang apabila arus
primer ini diputus oleh platina secara tiba-tiba akan menyebabkan bangkitnya
tegangan tinggi sekitar 500 volt pada kumparan primer dan 20.000 volt atau
lebih pada kumparan sekunder yang ada pada ignition coil.
Induksi diri tersebut dapat menyebabkan arus tetap mengalir dalam bentuk
bunga api pada breaker point. Hal ini disebabkan karena gerakan pemutusan
platina relatif lebih lambat dibandingkan dengan gerakan aliran listrik.
Apabila terjadi loncatan bunga api pada platina, maka pemutusan arus primer
tidak terjadi dengan maksimal. Akibatnya tegangan tinggi yang dihasilkan pada
kumparan sekunder juga kurang maksimal.
Agar tegangan yang dibangkitkan pada kumparan skunder lebih maksimal,
maka pemutusan arus primer harus terjadi lebih cepat.
Pada saat arus primer mengalir maka akan terjadi hambatan pada arus
tersebut, hal ini disebabkan oleh induksi diri yang terjadi pada waktu arus
mengalir pada kumparan primer. Induksi diri tidak hanya terjadi pada waktu
arus primer mengalir, akan tetapi juga pada waktu arus primer diputuskan oleh
platina saat mulai membuka. Pemutusan arus primer yang tiba-tiba pada waktu
platina membuka, menyebabkan bangkitnya tegangan tinggi sekitar 500 V pada
kumparan primer dan 20.000 volt atau lebih pada kumparan sekunder pada
ignition coil.
Induksi diri tersebut, dapat menyebabkan arus primer tetap mengalir melalui
bunga api yang terbentuk pada breaker point. Mengapa bisa terjadi hal
demikian? Hal ini dikarenakan gerakan platina dalam memutuskan arus primer
relatif lebih lambat dibandingkan dengan gerakan aliran listrik yang ingin terus
melanjutkan alirannya ke massa/ground/body. Jika terjadi loncatan bungai api
pada platina saat platina mulai membuka, maka pemutusan arus primer tidak
terjadi dengan cepat dan maximal, padahal tegangan yang dibangkitkan pada
kumparan sekunder akan naik apabila pemutusan arus primer terjadi lebih
cepat.
Untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada platina, maka pada
rangkaian sistem pengapian konvensional dipasaanglah kondensor untuk
menyerap loncatan bunga api. Kondensor ini dirangkai secara paralel dengan
platina.
Kontak platina yang membuka dan menutup akan menghasilkan percikan juga pada
kontak platina, percikan ini akan merugikan tegangan dan membuat kontak platina lebih
cepat aus. Merugikan tegangan karena pemutusan arus primer akan terhambat akibat
percikan api. Untuk itulah ada kondensor yang akan menyerap tegangan dan
menyimpannya, sehingga loncatan bunga api pada platina dapat diminimalisisr.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
Jawaban
1. Sistem pengapian konvensional adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk
menyediakan loncatan bunga api pada busi dengan cara menaikkan tegangan
baterai menjadi tegangan tinggi (pada coil) dengan bantuan platina (breaker
point) untuk memutuskan arus primer (arus dari baterai).
2. Menyediakan loncatan bunga api pada busi dalam waktu yang tepat untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar.
untuk menaikkan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi pada coil melalui
hubung singkat arus primer oleh breaker point (platina).
3. Komponen system pengapian konventional
Baterai
Kunci kontak
Coil ignition
Distributor
Kabel tegangan tinggi
Busi
5. Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-
> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi
dan menimbulkan percikan bunga api.
Cara Kerja Kondensor Dalam Menaikkan Tegangan Yang Ada
Pada Kumparan Sekunder COIL IGNITION
Arus primer akan mengalir menuju ke kumparan primer, yang apabila arus
primer ini diputus oleh platina secara tiba-tiba akan menyebabkan bangkitnya
tegangan tinggi sekitar 500 volt pada kumparan primer dan 20.000 volt atau
lebih pada kumparan sekunder yang ada pada ignition coil.
Induksi diri tersebut dapat menyebabkan arus tetap mengalir dalam bentuk
bunga api pada breaker point. Hal ini disebabkan karena gerakan pemutusan
platina relatif lebih lambat dibandingkan dengan gerakan aliran listrik.
Apabila terjadi loncatan bunga api pada platina, maka pemutusan arus primer
tidak terjadi dengan maksimal. Akibatnya tegangan tinggi yang dihasilkan pada
kumparan sekunder juga kurang maksimal.
Agar tegangan yang dibangkitkan pada kumparan skunder lebih maksimal,
maka pemutusan arus primer harus terjadi lebih cepat.
Pada saat arus primer mengalir maka akan terjadi hambatan pada arus
tersebut, hal ini disebabkan oleh induksi diri yang terjadi pada waktu arus
mengalir pada kumparan primer. Induksi diri tidak hanya terjadi pada waktu
arus primer mengalir, akan tetapi juga pada waktu arus primer diputuskan oleh
platina saat mulai membuka. Pemutusan arus primer yang tiba-tiba pada waktu
platina membuka, menyebabkan bangkitnya tegangan tinggi sekitar 500 V pada
kumparan primer dan 20.000 volt atau lebih pada kumparan sekunder pada
ignition coil.
Induksi diri tersebut, dapat menyebabkan arus primer tetap mengalir melalui
bunga api yang terbentuk pada breaker point. Mengapa bisa terjadi hal
demikian? Hal ini dikarenakan gerakan platina dalam memutuskan arus primer
relatif lebih lambat dibandingkan dengan gerakan aliran listrik yang ingin terus
melanjutkan alirannya ke massa/ground/body. Jika terjadi loncatan bungai api
pada platina saat platina mulai membuka, maka pemutusan arus primer tidak
terjadi dengan cepat dan maximal, padahal tegangan yang dibangkitkan pada
kumparan sekunder akan naik apabila pemutusan arus primer terjadi lebih
cepat.
Untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada platina, maka pada
rangkaian sistem pengapian konvensional dipasaanglah kondensor untuk
menyerap loncatan bunga api. Kondensor ini dirangkai secara paralel dengan
platina.