Pragmatik 2
Pragmatik 2
11170130000029
TRANSKRIP WICARA
“MATA NAJWA: DEBAT PILPRES TANPA BAPER REMATCH ADIAN
NAPITUPULU VS ARIEF POYUONO”
(Prabowo: kami bertekad untuk mempertahankan Pancasila, kalau ada yang mau merubah
Pancasila ini, akan saya hadapi dengan semua kekuatan yang ada pada diri saya. Tidak
mungkin dengan program sehebat apapun kalau lembaga-lembaga pemerintah itu lemah,
kalau terlalu banyak korupsi, kalau jual beli jabatan, negara tidak mungkin melaksanakan
pembangunan. Jokowi: Ke depan diperlukan pemerintahan Dilan, digital melayani,
diperlukan reformasi dalam pelayanan publik lewat elektronik. Yang kedua, diperlukan
penajaman dan penyederhanaan kelembagaan. Yang ketiga, diperlukan peningkatan kualitas
SDM aparatur kita, dan yang keempat, diperlukan reformasi tata kelola).
Najwa : Bang Adian?
Adian : ya Jokowi keliatannya lebih menguasai masalah ya, dia langsung konkret ada 4 hal
yang harus dilakukan 1234 Artinya bahwa, banyak orang bisa bicara, kita harus
perbaiki ini perbaiki ini perbaiki ini. Masalahnya adalah bagaimana cara
memperbaikinya? Apa yang harus kemudian diperbaiki? Unsur yang mana
komponen yang mana dan sebagainya? Nah, Jokowi itu langsung ke sana. Jadi, ngga
mengawang-ngawang, kalau saya pikir bahwa Prabowo masih mengawang-ngawang.
Dan semua kalimat dia itu standar. Siapa pun akan ucapkan yang sama, Pancasila itu
final, Pancasila itu akan saya jaga dan sebagainya dan sebagainya.
Najwa : Mas Arief, ketika tadi Pak Prabowo di visi misi bilang jual beli jabatan itu
kayaknya memang nyindir yang terjadi yang selama ini…
Arief : bukan nyindir, memang ini kan terjadi masalah hari ini.
Najwa : jadi memang itu..
Arief : Ini memang harus artinya gini lho, kita menempatkan seorang personil di
pemerintahan harus yang memang melalui fit and proper test yang benar. Bukan dari
suap menyuap yang dilakukan ketua umum partai P3 sahabatnya Pak Joko Widodo.
Najwa : Bang Adian komentarin dong komentarnya Mas Arief…
Adian : pertama bicara harus didukung data ya, datanya bahwa dari 2016, 2017, 2018,
indeks persepsi korupsi kita semakin membaik itu data, dia naik terus, yang kedua
misalnya, ada tidaknya korupsi itu alat ukurnya adalah ada tidaknya lembaga yang
diberikan kewenangan tersendiri untuk melawan pemberantasan korupsi, bukan ada
tidaknya orang ditangkap zaman Orde Baru itu jarang ditangkap karena korupsi. Tapi
bukan berarti tidak ada korupsi justru sangat besar-besaran. Kenapa terjadi
penangkapan terhadap hanya koruptor segala macam, sekarang bukan karena
tingginya koruptor saja tapi, karena adanya lembaga penegakan hukum dalam
konteks pembangunan korupsi yang bekerja dengan dukungan pemerintah pun.
Cuplikan Debat Capres:
(Prabowo: “Saya yakin dan percaya, Pak Jokowi Pancasilais. Saya yakin dan percaya, Pak
Jokowi Patriot. Saya yakin dan percaya, Pak Jokowi nasionalis, karena itu waktu
Pak Jokowi dilantik saya datang ke Pak Jokowi Saya memberi hormat, tapi saya
juga ingin bertanya, apakah Pak Jokowi paham dan mengerti di antara pendukung
Pak Jokowi, ada yang melontarkan tuduhan-tuduhan yang tidak tepat kepada saya,
seolah-olah Saya membela Khilafah, seolah-olah saya akan melarang tahlilan, dan
sebagainya, ini sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Ibu saya seorang Nasrani,
saya lahir dari rahimnya seorang nasrani. Jadi, saya dari umur 18 tahun,
pertaruhkan nyawa saya untuk membela Pancasila, nyawa saya, saya Petarukan
untuk republik ini. Bagaimana Kok saya dituduh akan merubah Pancasila? Sungguh
Kejam itu”.
Jokowi : “Saya juga percaya kok Pak Prabowo itu pancasilais. Saya juga percaya Pak
Prabowo itu nasionalis, saya percaya. Saya juga percaya Pak Prabowo itu Patriot
percaya, Pak percaya. Tapi masalah tuduh menuduh saya kan juga banyak dituduh
Pak. Empat setengah tahun ini saya juga dituduh, pak Jokowi itu PKI, ada yang
menuduh seperti itu, saya juga biasa-biasa saja, enggak pernah saya jawab.
Marilah kita bersama-sama membumikan Pancasila, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kita ini pemimpin-pemimpin bisa memberikan contoh-contoh yang baik.
Ke depan diperlukan pemerintahan Dilan, digital melayani karena, karena yang
namanya pelayanan bukan hanya melayani tapi kecepatan itu sangat diperlukan”.
Prabowo : “Kita boleh punya Informatika boleh punya sistem yang hebat boleh punya kartu
banyak sekali. Indah, seolah-olah modern, seolah-olah efisien, seolah-olah cepat.
Untuk apa cepat? Kalau Tetap cepatnya adalah kekayaan kita mengalir ke luar
negeri. Saya lebih baik pakai teknologi lama, tapi kekayaan Indonesia tidak keluar
dari Indonesia”.
Najwa : Yak! mulai panas saudara-saudara. Hahahahh dan untuk teman-teman yang bocoran
nih, tadi waktu Pak Prabowo dan pak Jokowi saling jawab, dan di sini juga juga
saling jawab. Jadi, tapi kan belum ada yang lihat tuh, jadi sekarang kita fokus, perlu
diulangi lagi jawabnya, Bang Adian, apa kesan anda terhadap Pak Jokowi dan
terhadap Pak Prabowo?
Adian : kalau menurut saya, kalau memang ada yang melemparkan fitnah itu kita punya
mekanisme hukum loh! Adukan saja, proses saja, jangan cuma bicara di depan media
begini, sama seperti waktu jurkamnas mereka, bilang dianiaya, itu jurkamnas BPN
kan Ratna Sarumpaet itu kan?
Arief : udah dipecat.
Adian : bukan, waktu dia bicara, waktu dia bicara kan masih dalam status jurukamnas.
Makanya dibela habis-habisan waktu itu. Nah itu Langsung saja gitu loh ada proses
hukum, jadi jangan membuat opini yang kemudian seolah-olah langkah hukum ini
tidak dilakukan. Tapi bicara saja, bicara saja, jangan begitu.
Najwa : Bang, Mas Arief tuh kemudian dijawab Pak Jokowi.
Arief :ya Pak Joko Widodo jujur kepada Prabowo kalau Prabowo itu adalah seorang yang
pancasilais, patriotic, dan nasionalis, dan juga menggambarkan seorang yang
memiliki perilaku Pancasila, menghormati, satria. Ketika dia kalah di 2014…
Adian : oh itu kebiasaan kalah bukan menghormati…
Arief : bukan, bukan kebiasaan, tidak seperti misalnya, ketua umumnya Mas Adian, ibu
Megawati sampai kalau kata orang Jawa meneng-menengan karo Pak SPY, diem-
dieman sama Pak SBY, ya, itulah artinya, bahwa Prabowo itu seorang yang
Gentlemen, seorang yang…
Adian : Jokowi atau…
Arief : lho! Bukan dong, Prabowo kan mau menunjukkan bahwa jiwa Pancasila dan
Jokowi Prabowo itu…
Adian : Prabowo tandingannya dengan Pak Jokowi gitu lho…
Arief : lho begini, Prabowo itu seorang…
Adian : Jokowi bagaimana?
Arief : Pancasilais, lho begini,
Adian : menurut saya begini… begini
Arief : makanya, makanya Joko Widodo itu,
Adian : Prabowo, jangan menghina orang, gitu kan, Ok! Kalau begitu jangan bilang
tampang Boyolali gitu lho! Itu artinya ngga konsisten antara ucapan dengan
ucapakan berikutnya.
Arief : begini lho, ucapan tampang Boyolali itu hanya diksi.
Adian : yaa…
Arief : hanya sebuah apa namanya? Candaan.
Adian : hanya sebuah penghinaan?
Arief : Candaan bukan sebuah penghinaan. Candaan, candaan artinya Joko Widodo jujur
mengatakan bahwa benar, Prabowo itu Pancasilais. Kenapa dia Pancasilais? Wong
itu keluarganya aja Pancasilais, ada yang Kristen, ada yang Kejawen, ada yang Islam.
Najwa : siapa yang kejawen?
Arief : ada.
Adian : siapa?
Arief : kakaknya.
Najwa : hmmm… kakaknya Pak Prabowo?
Arief : kakaknya Pak Pabowo itu lebih menganut kejawen. Artinya, keluarga dia keluarga
Pancasilais.
Najwa : OK yang jelas…
Arief : Nah kemaren, tim nya si Joko Widodo itu Pak Hendro Priyono bikin Pancasila
lawan Khilafah, apa ada Khilafah? Nggak ada. Semua Pancasila dan itu sudah
dikatakan oleh Pak Joko Widodo kan tadi. Nah, kalau mengenai Pak Joko Widodo
dikatakan PKI tidak mau menjawab, kan juga dia udah pernah jawab dia bantah kan.
Sama saya juga pernah dituduh cucunya PKI bersama Prabowo gambarnya viral ke
mana-mana kan nggak apa-apa.
Najwa : Ok, Bang Adian…
Adian : Seorang calon pemimpin tugasnya adalah memberikan keyakinan kepercayaan diri
semangat dan sebagainya terhadap rakyatnya. Jangan pernah menghina tampang
orang lain. Ingat! Tampang itu bukan pilihan kita, dia pemberian, kita tidak pernah
diberi kesempatan tuk meminta pada siapapun bertampang Seperti apa. Jadi, Stop!
Jangan lagi bilang tampang Boyolali! 1, terus ke-2, Berikan semangat pada rakyat
kita, jangan pernah menghina profesi orang lain serendah apapun itu, tugas
pemimpin adalah membangun semangat dan memberikan optimisme jangan penuh
kata-katanya ada penghinaan- penghinaan terhadap sesama bangsanya sendiri.
Pernah juga bilang wartawan tidak boleh masuk mall, jangan, jangan stop! Nah, ini,
ini kemudian tidak bagus disampaikan oleh seorang calon presiden. Kenapa? Dia
menyakiti banyak orang, kalau dia bilang stop menghina, yang harus berhenti
pertama kali ya dirinya sendiri. Nah, itulah yang kemudian saya bilang, setiap orang
akan diuji, Bagaimanapun juga…..
Arief : dan..
Adian : bagaimanapun juga waktu akan, belum… bagaimanapun juga waktu akan menjadi
penguji setia dari masing-masing kita.
Najwa : Ok!
Adian : Yang dia katakan jangan menghina dia sangkal sendiri di kemudian hari. Dia bilang
jangan korupsi keluarganya itu akarnya korupsi di Indonesia.
Najwa : Ok!
Najwa : tambah malam tambah panas! dan Percayalah kalau saya bilang lebih panas di sini
dibandingkan yang di sana. Tapi, tadi tuh udah panas, jadi apa yang terjadi tadi ya?
Siapa, siapa, siapa yang mau duluan? Mas Arief? Bang Adian?
Arief : satu ajah dulu.
Najwa : ok. Apa yang terjadi, Bang Adian?
Adian : dua hal yang berbeda ya, kalau kita liat orientasi prabowo itu belanja alat
pertahanan, orientasi Jokowi membangun industri alat pertahanan, ini dua hal yang
berbeda. Karena, kemudian kalau kita bicara tentang anggaran, Prabowo harus tahu
bahwa anggaran alat pertahanan itu diputuskan oleh DPR.
Najwa ; 107 triliun tadi kata Pak Jokowi, kemudian nomor 2 setelah kementrian PU.
Adian : Betul, tapi itu diputuskan oleh DPR, sementara pengajuan itu 215 triliun, artinya
bahwa gerindra ikut memutuskan Kenapa besarnya segini? PKS ikut memutuskan,
panitia ikut memutuskan. Jangan dong kemudian partai memutuskan di DPR, lalu
calon presidennya ngomel-ngomel, ini terlalu kecil dan sebagainya.
Najwa : menurut anda tadi, Prabowo itu ngomel-ngomel?
Adian : yang terakhir itu tadi ngomong jelas bener itu ngomel-ngomel.
Najwa : marah itu?
Adian : menurut saya dia marah. Ini besok akan rame ini soal ini, kedua yang dia katakan
Saya saya lebih TNI dari TNI.
Najwa : Saya lebih TNI….
Adian : bahkan menurut saya paling besar Jenderal Sudirman sekalipun, tidak akan
ngomong begitu. Itu nggak pantas gitu lho. Artinya ada yang lebih TNI dari TNI.
Najwa : Ok!
Adian : Artinya, dia lebih daripada institusi TNI nya sendiri gitu lho. Bahaya itu..
Najwa : Ok! Bagaimana Mas Arief berbahaya itu pernyataan itu, ‘Saya lebih TNI dari TNI’?
Arief : ngga dong. Itu kan untuk memastikan kalau TNI itu hari ini memang pertahanannya
sangat lemah,
Najwa : apa kira-kira maksud dari Pak Prabowo? Anda kan oang dekat Pak Prabowo.
Arief : artinya kan begini, jiwa saya ini TNI,
Najwa : lebih dari TNI itu apa?
Arief : lebih dari TNI itu institusinya, artinya kalau ..
Adian : TNI kalah sama dia gitu?
Arief : bukan TNI kalah sama dia, itu dalam hal jiwa, dalam hal pengabdian ya artinyadia
lebih mengabdi, mengabdinya itu lebih gitu loh, artinya ya jiwa dia benar-nbenar
TNI.
Adian : lalu TNI apa?
Arief : dia jiwanya TNI, TNI kan institusi,
Adian : bukan gini loh, maksudnya gini loh..
Arief : bukan gini lho…
Adian : Saya adalah TNI,
Arief : loh…?! Kita membicarakan atau apa?
Adian : bukan, saya adalah TNI..
Arief : kita bicara…
Adian : dan Saya adalah orang Indonesia, itu hubungannya berbeda.
Arief : saya lebih Indonesia dari Indonesia, itu sama.
Adian : lalu?
Arief : Saya lebih Indonesia daripada Indonesia. Artinya Indonesia pangkat dua. Pada
banyak tingkah kan, takut Adian ngga pinter matematika, yak an.
Najwa : OK! OK! Jadi itu bukan menyindir Pak Prabowo?
Arief : bukan, bukan. Dia menelaskan kalau dia itu lebih mengerti dari Joko Widodo
tentang pertahanan dan keamanan. kalau selama ini Joko Widodo itu sebenarnya
hanya dibohongi.
Najwa : OK!
Arief : dibohongi oleh menteri menterinya yang berhubungan dengan pertahanan dan
keamanan.
Najwa : Bagaimana Bang Adian?
Arief : bagaimana? Contoh misalnya dikatakan, semua radar di Indonesia tahu yang bisa
masuk ke dalam, wah kalau begitu narkoba bisa banyak di sini. Penyelundupan gak
banyak di sini, gitu kan? pengambilan ikan ikan banyak..
Adian : ini pertanyaannya, bahwa dalam konteks pertahanan,
Arief : lho! Pertahanan tadi kan dia bilang udah ada 11 radar.
Adian : gini lho, Rif,
Arief : semua yang masuk ke sini, bisa tahu,,,,,
Najwa : OK!
Arief : lah bagaimana? orang penyelundupan makin banyak,
Adian : harus bisa dibedakan antara pertahanan dan keamanan.
Arief : lho?! Pertahanan ini,,,
Adian : gini, gini, gini
Arief : Saya tahu apa itu petahanan?
Adian : lu emang tau lebih…
Arief : saya tau apa itu pertahanan apa itu keamanan?
Adian : dengan masalah itu..
Arief : coba bayangkan kemanan…
Adian : tapi kalau dalam bahasa…
Arief : lho?! tapi kalau konteks cara kemanana…
Adian : sebentar …
Arief : (cemberut)
Adian : tapi dalam konteks tadi,,,,,,,
Najwa : OK!
Adian : kita bicara tentang pertahanan, sekarang saya mau tanya,
Arief : pertahanan itu,,,,
Adian : kemudian..
Arief : pertahanan TNI itu bukan hanya untuk keamanan.
Najwa : OK!
Adian : waduh?!
Arief : keamanan itu bukan hanya perang, ya. Bukan hanya perang diserang perang, bukan.
Seperti narkoba masuk itu pertahanan kita lemah, itu akan diditek sama radarnya, ada
kapal masuk,,,
Adian : kemanan kita… pertahanan, ini konsep
Arief : pertahanan dan keamanan.
Adian ; bukan fungsi militer menjadi fungsi keamanan.
Arief : lho?!
Adian : ini salah, ini orde baru
Arief : beda, keamanan di dalam negeri, pertahanan ada kapal asing masuk harus tau.
Adian : bukan, jangan dicampurin…
Arief : gimana?! Katanya. Katanya punya radar.
Adian : radar itu dalam konteks, prinsip pertahanan.
Arief : siapa yang mengontrol laut? Polisi atau tentara?
Adian : dalam konteks, sebentar sebentar
Arief : siapa yang ngontrol laut? Kalau ada kapal langsung masuk, siapa yang harus tau?
Adian : dua-duanya dong.
Arie : lho? Salah. Ngga ngerti ini artinya. Ada teritorialnya.
Adian : ada polisi….
Arief : polisi menindak hukumnya, tapi tentara menahan, kan pertahanan.
Adian : dalam konteks keamanan berbeda dengan pertahanan. kalau kemudian ada pasukan
lain masuk tentara melakukan penindakan,
Arief : itu salah.
Adian : lho kok salah?!
Arief ; pertahanan kan saya bilang tadi,
Najwa : baik, baik.
Arief : sekarang kalau ada narkoba masuk di sini..
Najwa : ok baik, Mas Adian Bang Arief, saya mau di sini, supaya lebih soalnya kalau ngga
tadi, kembali ke tadi topic debat yang tadi, bahwa dikatakan,
Adian : iya..
Najwa : lho kok langsung iya bang Adian? Belom selesai pertanyaan saya, tadi kana da
pertanyaan, kemudian ditanggapi oleh Pak Prabowo, bahwa Pak Jokowi diberikan
informasi yang keliru atau tidak lengkap tidak tahu salahnya siapa?
Arief : iya.
Najwa : anda tau tidak salahnya siapa itu?
Arief : ya Prabowo kan otang yang…
Adian : Prabowo ajah gatau gimana dia.
Arief : lho?! Bukan. Prabowo kan orang yang tidak mau menyalahkan orang lain.
Najwa : tapi kan..
Adian : kamu menganggap kamu lebih Prabowo daripada Prabowo?
Arief : lho?! tidak.
Adian : Prabowo ajah gatau.
Arief : jawabannya ngawur.
Adian : prabowo ajah bilang gatau, kok lu bisa tau?
Arief : saya Cuma menyampaikan, saya tidak bilang, ‘tau’.
Adian : berupaya menjawab, berarti beupaya untuk tau.
Arief : saya mengatakan tadi kan,
Najwa : karena, kenapa saya tanyakan itu, karena tadi sempat dua kali kalau tidak salah, Pak
Prabowo mengatakan, ‘saya tidak mau menyalahkan’ begitu.
Arief : saya tidak mau menyalahkan, karena saya tidak mau menyalahkan siapa, karena dia
tidak tau.
Najwa : Mas Arif juga tidak mau menyalahkan?
Arif : ya karena saya tidak tau. Apakah karena,Ya gatau karena saya ngga mau
menyalahkan orang lain.
Najwa : OK! Kita kembali menyaksikan debat Prabowo Jokowi, sebelum nanti ke debat
Adian Arif.
(Jokowi: Korupsi kita di tahun 98 itu negara kita itu terkorup di Asia. indeks persepsi korupsi
kita saat itu adalah 20 saya ingat betul. KPK mengatakan 20, 2014 angka kita
menjadi lebih baik menjadi 34, dan sekarang ini indeks persepsi kita 38, artinya,
artinya ada perbaikan-perbaikan terus, tidak mungkin kita pengen instan, kembali
jadi bersih engga. Tapi sistem saya percaya sistem lah yang akan memperbaiki
Negara ini.
Prabowo: saya kuatir mungin bapak tidak paham di bawah ini banyak ada kepala desa
dimasukkin penjara, dipanggil, dikasih pengarahan, aparat yang memberi petunjuk
yang memberi pengarahan, ini bagaimana? Dengan sitim sebaik apapun kalau
memang will untuk jalankan demokrasi tidak dijalankan, menjalankan pemerintahan
saya kuatir distrash ini).
Najwa : tadi Pak Prabowo di sini mengatakan bahwa yang tidak ada itu adalah political will
menghilangkan korupsi.
Adian : dengan penguatan lembaga anti korupsi itu political will. Dengan membiarkan KPK
bisa masuk ke segala Lini itu political will, nah, jangan dibandingkan zaman dulu
lembaga pemberantasan korupsi tidak pernah ada. Kalau sudah ada, lembaga
dikuatkan betul.
Arief : itu kalau novel baswedan disiram air keras , gimana tuh? Political will ngga tuh
sampai hari ini belum terungkap Novel Baswedan Siapa pelaku penyiramannya?
Adian : ngga, maksudnya penyiraman itu political will siapa?
Arief : ngga itu ada politicall will ngga untuk Joko Widodo membongkar itu semua? kan
sampai hari ini nggak tahu tahu,
Adian : proses hukumnya kan sedang berjalan,,,
Arief : lah? Sampai hari ini,
Adian : tidak terbuka selama 10 tahun…
Arief : sudah 2 tahun ngga ketahuan.
Adian : tapi jangan kemudian disimpulkan bahwa,
Arief : politicall will ngga ada, tentang korupsi itu pasti sudah tertangkap pelakunya Novel
Baswedan.
Adian : itu bukan alat ukur dong.
Arief : alat ukur dong. kedua ya, makin banyak ya bupati, DPR-RI yang ditangkapin,
Adian : itu alat ukur pemberantasan korupsi.
Arief : bukan, itu alat ukur ketidakmampuan sebuah pemerintahan menciptakan
pemerintahan yang bersih. dulu katanya reformasi mental, ko mentalnya mental jual
beli jabatan.
Adian : Artinya bahwa pemerintah tidak intervensi pada KPK, dia bisa tangkap siapapun,
pejabat sedekat apapun ama presiden kalau mau tangkap, tangkap ajah. Kalau dia
terbukti korupsi, tangkap ajah.
Arief : ya itu si sama kay SBY justru SBYlebih hebat, saudara apa? besannya ajah
dimasukkin KPK kan… nah ini
Adian : nah besannya korupsi gitu?
Arief : besannya korupsi yah padahal korupsinya tuh kena salah satu tindak korupsi oleh
dimasukkin…
Adian : nah ini…korupsi
Arief : tapi ada adek ipar, Pak Joko Widodo kan hilang kasusnya, pajak si Arif itu lho…di
KPK padahal kan..sampai hari ini hilang, ada apa? Berarti hebtan SBY kalau dalam
pemberantasan korupsi.
Adian : untuk mengukur tentang korupsi itu kita pakai indeks persepsi korupsi. Betul yang
disampaikan Pak Jokowi tadi, dulu IPK kita 20%, di angka 20.
Arief : di tahun 98.
Adian : sekarang sudah diangka 38. setiap tahun dia rata-rata naik satu, satu, satu, sekarang
jadi di angka 38. Nah, ini alat ukur kita.
Cuplikan Debat Capres:
(Prabowo: maaf Pak Jokowi kan Pak Jokowi ini sahabat saya, jadi saya ini, ini, membantu-
bantu bapak, pak. Banyak yang kasih saya keterangan yang menurut saya tidak
tepat menyesatkan. Jadi, masalah bandara masalah itu bagi kami dalam strategi
perang, itu, itu masalah digit pak bukan masalah dagang. Bukan masalah ekonomi
masalah strategik waktu kita masih miskin, GNP GDP kita mungkin terendah di
Asia. Bung Karno membuat angkatan perang yang terkuat di Asia Tenggara, bukan
untuk gagah-gagahan.
Jokowi: pelabuhan untuk angkatan laut kita, diberikan kepada asing itu tidak betul. Bandara,
designnya adalah di Madiun, yang dipake untuk menyimpan pesawat-pesawat kita di
situ kemudian kita berikan kepada asing itu yang tidak betul. Tetapi kalau airport-
airport komersial, pelabuhan-pelabuhan komersial, mengapa tidak? Dan itu juga
dikelola oleh PELINDO kok. Mayoritas masih dikelola oleh PELIDO, airport kita
juga masih dikelola oleh Angkasapura kita).
Najwa : Bang Adian mau berkomentar?
Adian : Ini berkali-kali mungklin ada tiga perempat kali Prabowo bilang, ‘Bapak tidak
salah’, ‘Bapak tidak salah’, ‘Bapak tidak salah’, dari sekian itu alau tidak salah yang
salah orang di sekeliling bapak, sepertinya memang Prabowo tidak Minat jadi calon
presiden, minatnya jadi menteri. Jadi memang dia ingin gantiin orang di
sekelilingnya, karena bilang Jokowi ini semua ngga salah kok. Yang salah di
sekelilingnya, jadi saya kelilingin ajalah gitu. Mungkin, High Call nya Presiden,
minimum call nya adalah menteri. Tapi itupun bahaya, karena bisa ditolak Jokowi.
Arief : itu kan pandangan Adi,
Adian : lah kan kita diminta pandangannya…
Arief : itu kan pandangannya orangnya Pak Joko Widodo.
Najwa : kalau pandangannya orangnya Pak Prabowo?
Arief : begini yang saya katakan ya, sebenarnya tadi itu Pak Prabowo itu masih sopan,
untuk memblejeti ketidakmampuan seorang Joko Widodo.
Adian : udah kalah masih sombong,
Arief : dia tidak salah karena, memblejeti ketidakmampuan Joko Widodo, itu sangat
terlihat.
Najwa : bagaimana Bang Adian? Ya alat ukur kita kan sederhana ya, alat ukur kita kan
selalu pada konstitusi. Ada yang dilanggar nggak di situ? Kenapa konstitusi ini
dibuat bersama-sama kalau undang-undang itu antara Presiden dan DPR? Nah, ini
saya bilang Berhentilah untuk mendua.
Arief : kalau undang-undang itu tetap bisa saya masih ingat kata-katanya Adian dlu, ketika
berdebat, undang-undang itu apapun bisa dirubah, konstitusi apapun bisa dirubah,
yang gak bisa dirubah itu Alquran sama Alkitab. Jadi, tinggal bagaimana tadi Pak
Prabowo bilang political will daripada pemerintahan….
Adian : saya belom selesai lho…
Arief : tapi kan saya ingin mengingatkan kata-kata kamu yang dulu.
Adian : lu mengambil alih bukan mengingatkan.
Arief : bukan, bukan.
Adian : kalau mengingatkan itu sedikit, lu panjang.
Arief : karena kamu mau mengtakeover pemerintahan Jokowiem ke pemerintahan.
Adian : jangan main dua kaki. Calon presidennya ngomel-ngomel, tapi tidak lihat bahwa
undang-undangnya memungkinkan itu kalau misalnya tidak setuju dorong partai
partai di DPR nya untuk melakukan revisi itu. Merubah merubah terbatas atau
merubah …
Arief : ya bagaimana orang-orang partai-partai politik yang dipegang Joko Widodo lebih
mayoritas dibanding kita.
Adian : maksudnya begini lho, Rif.
Arief : Itu kan kembali lagi kepada political seoang Joko Widodo….
Adian : persoalan berhasil atau tidak berhasil…
Arief : berarti bener kan berarti Joko Widodo ini,,,, hanya sebagai presiden yang suka
dagang.
Adian : kalau emang niat sama undang-undang itu sampaikan saja.