Anda di halaman 1dari 36

Ilmu Kebumian

PELAPUKAN
Disusun oleh:
Kelompok 3

Anetta Mutiara Azari (18312244019)


Risa Nurullailiyah Sujono (18312244035)
Refi Aulia Nur Rohmah (18312244037)

P.IPA Kelas D 2018


Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Pengertian pelapukan
2. Macam-macam pelapukan
3. Pengertian tanah
4. Proses pembentukan tanah (tanah sebagai hasil pelapukan)
5. Faktor pembentukan tanah
6. Tekstur tanah
7. Klasifikasi tanah
Pengertian pelapukan
Menurut Anwar dan Tjahyandari (2012:25) pelapukan dapat
didefinisikan sebagai disintegrasi dan dekomposisi fisik dan kimia
batuan dan bahan induk lainnya, yang terjadi karena mineral yang
terkandung di dalamnya berada dalam kondisi tidak stabil di bawah
kondisi suhu, tekanan dan kelembaban di lingkungan batuan tersebut
berada, menjadi bentuk yang lebih stabil pada kondisi tersebut.

Proses pelapukan merupakan awal pembentukan tanah. Dalam


pelapukan, batuan atau bahan induk yang keras akan melapuk
menjadi bahan-bahan yang lebih lunak dan lepas-lepas.
2. Macam-macam pelapukan
Berdasarkan penyebabnya pelapukan dibedakan menjadi tiga,
yaitu :

a. Pelapukan Fisika
b. Pelapukan Kimia
c. Pelapukan Biologi
a. Pelapukan Fisika /Mekanik
Pelapukan fisik adalah perubahan
batuan atau mineral menjadi bentuk
yang lebih kecil tanpa mengubah
susunan kimia dan mineraloginya.

Menurut Haryanto (2015:1), Sebab-


sebab pelapukan fisik, antara lain:

1. Adanya perbedaan suhu yang


besar. Peristiwa ini terjadi di
daerah gurun.
2. Pembekuan air di dalam pori-pori batuan.

Saat air membeku, air akan mengalami pemuaian pada


volumenya dan menimbulkan tekanan pada lapisan batuan,
sehingga batuan menjadi retak. Terjadi di daerah beriklim
sedang (Haryanto, 2015:1).
3. Mengkristalnya air garam dalam batuan.

Jika suatu air mengandung garam dan mengalami penguapan,


maka garam akan tertinggal dalam bentuk kristal. Kristal-kristal
garam ini berbentuk tajam dan dapat merusak lapisan batuan
disekitarnya. Terjadi di daerah pesisir (Haryanto, 2015:1).

4. Erosi di daerah pegunungan.


b. Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah perubahan batuan menjadi batuan yang
komposisi kimia dan atau mineraloginya berbeda dari keadaan asal.
Pelapukan kimia merupakan proses transformasi batuan atau mineral
menjadi bentuk ion-ion yang lebih stabil, di mana proses ini berjalan
lambat (Anwar dan Tjahyandari, 2012:26).

Pelapukan kimia berlangsung dalam 3 tahap, yaitu:

1) hilangnya mineral dari batuan;


2) perilaku atau perubahan mineral dalam batuan; dan
3) pembentukan bahan baru hasil pelapukan.
Proses-proses kimia yang termasuk ke dalam pelapukan kimia
a. Hidrasi dan Dehidrasi

Hidrasi dan dehidrasi adalah proses penambahan atau penghilangan


molekul air ke atau dari mineral. Hasilnya adalah mineral baru. Hidrasi
menyebabkan mineral menjadi lebih lunak dan menjadi lebih mudah
mengalami pelarutan. (Anwar dan Tjahyandari, 2012:26)
b. Oksidasi, Reduksi, dan Redoks

Oksidasi adalah proses unsur kehilangan elektron, yang menyebabkan


meningkatnya valensi positif bagi unsur tersebut Contoh

Reduksi adalah proses unsur menerima elektron, sehingga menyebabkan


meningkatnya valensi negatif unsur. Proses reduksi ini terjadi pada kondisi
tanah jenuh air atau anaerob di mana keberadaan oksigen sangat rendah.

Redoks adalah proses reduksi dan oksidasi yang berulang. Pembentukan


mineral dipengaruhi pH dan Eh (potensial redoks). Contoh: besi dan mangaan
dalam tanah (Anwar dan Tjahyandari, 2012:26).
C. Hidrolisis

Hidrolisis merupakan proses pelapukan kimia terpenting karena dapat


mengakibatkan kehancuran dan modifikasi mineral yang mudah lapuk, karena
reaksi mineral dengan H+ (dari disosiasi air). Maka, terjadi kerusakan pada
struktur kristal sehingga memudahkan pelepasan kation-kation yang tidak
tahan terhadap pelapukan. Contoh

D. Pelarutan

Proses pelarutan berperan pada bahan induk batu kapur. Pelapukan juga
terjadi pada garam sederhana seperti klorida. Proses pelarutan semakin
cepat jika terdapat CO2 terlarut dalam air. (Anwar dan Tjahyandari, 2012:26)
b. Pelapukan Biologi
Menurut Anwar dan Tjahyandari
(2012:26), pelapukan biologi disebabkan
oleh pertumbuhan akar tumbuh-tumbuhan
di celah-celah batuan. Batu-batuan yang
retak dapat dimasuki oleh akar-akar
tumbuh-tumbuhan. Akar yang masuk ke
celah-celah retakan ini akan membesar
secara perlahan dan akan memecahkan
batuan tersebut
Pengertian Tanah
Tanah adalah benda alami berdimensi tiga (lebar, panjang dan
dalam) terletak di bagian paling atas kulit bumi dan mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dari bahan di bawahnya (Arsyad,
2006).Tanah terdiri dari pecahan batu yang lapuk dan bahan
organik yang membusuk. Variasi organisme yang hidup di tanah
memastikan bahwa tanah adalah bahan dinamis yang terus
berubah (Adams dan Lambert 2006:155)
Proses pembentukan tanah
Pembentukan tanah dimulai
dari terjadinya proses pelapukan
bahan induk (batuan) membentuk
tubuh unik yang menutupi batuan
melalui serangkaian proses fisik
seperti peningkatan atau penurunan
suhu, pembekuan, pengeringan,
aliran air atau angin. Sejalan dengan
waktu juga terjadi pelapukan batuan
melalui berbagai proses: fisika,
kimia, dan biologi.
Pembentukan tanah melibatkan banyak proses, namun dapat dipilah
menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Penambahan bahan ke dalam tanah; seperti penambahan bahan


organik, endapan, berbagai unsur (C, N, dan S) dan gas (O2 dan CO2)
dari atmosfer dan dalam air hujan, dan energi dari sinar matahari.

2. Kehilangan bahan dari dalam tanah; seperti kehilangan bahan


organik (karena dekomposisi), air (karena evapotranspirasi), unsur
hara (karena pencucian, denitrifikasi), dan lapisan tanah permukaan
(karena erosi).
3. Perubahan bentuk (transformasi); seperti bahan organik kasar
menjadi humus, penghalusan ukuran partikel tanah, pembentukan
struktur, pelapukan mineral dan pembentukan mineral sekunder, dan
pembentukan konkresi (bahan kasar oksida Fe atau Mn).

4. Perpindahan dalam solum (dari lapisan atas ke lapisan bawah);


seperti pemindahan liat, humus, Al, Fe, berbagai unsur hara,
garam-garam, dan bahan tanah (oleh hewan tanah seperti rayap).
Proses yang unik membentuk tanah sebagai tubuh alam yang
terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut horizon tanah.

Horizon O : horizon organik yang terbentuk


diatas tanah mineral

Horizon A: akar-akar tumbuhan terlihat pada


lapisan ini. Lapisan ini terdiri dari humus dan
campuran partikel mineral

Horizon E: Horison E adalah horison berupa


lapisan eluviasi yang berwarna terang. Lapisan
tanah ini berpasir, serta sedikit mengandung
mineral dan tanah liat karena rembesan air
yang menembus masuk ke tanah.
Horizon B: horizon "illuvial" atau biasa disebut juga dengan horizon
pengendapan, dimana merupakan zona akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci
(perembesan air) dari horizon diatasnya. Lapisan ini hanya mengandung sedikit
lempung dan partikel mineral.

Horizon C disebut juga lapisan regolith. Lapisan ini dicirikan oleh masih adanya
fragmen (pecahan) lapukan batuan asal. Akar tanaman sulit menembus lapisan
ini, sehingga lapisan ini hanya mengandung sedikit bahan organik

Horizon R/horizon D: lapisan paling bawah dalam suatu profil tanah. Horizon R
tersusun atas batuan dasar yang keras, yang dapat dikatakan masih utuh dan
belum mengalami pelapukan (Geost, 2016:1).
Faktor Pembentukan Tanah
1. Iklim
Faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah
adalah suhu dan curah hujan (ketersediaan air). Secara umum kondisi panas
dan lembab akan mempercepat proses pembentukan tanah. Setiap kenaikan
suhu sebesar 10ºC, maka akan terjadi peningkatan kecepatan reaksi dua kali
lipat.
2. Organisme atau Jasad Hidup
Jasad hidup yang meliputi tumbuh-tumbuhan (vegetasi), hewan dan manusia
mempengaruhi proses pembentukan tanah. Tumbuh-tumbuhan
mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui penyediaan bahan
organik, menghindarkan kerusakan tanah oleh erosi, dan mempengaruhi
iklim mikro.
3. Topografi (Relief)
Topografi (relief) adalah keadaan tinggi-rendahnya permukaan tanah. Kondisi
topografi yang dapat menyebabkan suhu, kelembaban dan ketersediaan air
yang optimum bagi pembentukan tanah akan mempercepat proses
pembentukan tanah.

4. Bahan Induk
Bahan induk merupakan bahan asal pembentuk tanah. Sebagian sifat-sifat
tanah akan ditentukan oleh sifat-sifat bahan induk asalnya.

5. Waktu
Proses pembentukan tanah memerlukan waktu yang sangat panjang, sejak
dimulainya pelapukan batuan atau bahan organik. Proses ini terus berlanjut
hingga sekarang, sehingga tanah merupakan tubuh alam yang dinamik.
Tekstur tanah
Menurut Adams dan
Lambert (2006:155) Tekstur
tanah tergantung pada
ukuran butiran di tanah.
Ukuran persisnya — tanah
liat (yang terkecil), lanau,
dan pasir (terbesar)
KLASIFIKASI TANAH
Tanah secara kasar diklasifikasikan
sebagai tanah lempung, tanah
berlumpur, dan tanah berpasir.
persentase tanah liat, lanau, atau pasir
di tanah, baik secara individu maupun
dalam kombinasi, menentukan
klasifikasi (Adams dan Lambert,
2006:155)
● Berdasarkan genesis nya (proses fisika dan kimia) , jenis tanah dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a. Tanah Residual (Residual Soil)
Tanah Residual merupakan hasil pelapukan yang masih berada di
tempat asalnya. Biasanya residual soil terkena dekomposisi yang tanpa
melalui transportasi atau pengangkutan. Dekomposisi merupakan proses
pelapukan secara fisika, kimia dan biologi (Geost, 2016:1).

b. Tanah tertransportasi
Tanah Tertransportasi merupakan tanah yang terbentuk dari hasil
pelapukan batuan yang telah mengalami transportasi (pengangkutan).
Biasanya jenis tanah ini melalui tahapan berupa desintegrasi,
transportasi, dan proses redeposisi (Geost, 2016:1).
● Berdasarkan sifat lekatnya tersebut, tanah dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Tanah Kohesif : merupakan tanah yang mempunyai sifat lekatan antar
butiran-butirannya (tanah lempungan).
2. Tanah Non Kohesif : merupakan tanah yang tidak atau sedikit sekali
mempunyai lekatan antar butiran-butirannya (hampir tidak mengandung
lempung).
3. Tanah Organik : merupakan tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
bahan-bahan organik (akar tanaman, guguran daun dan ranting, jasad
organisme, dan sebagainya) (Geost, 2016:1)
● Jenis tanah berdasarkan ukuran butir
digolongkan menjadi :

1. Batu Kerikil (gravel): Golongan ini terdiri


dari pecahan-pecahan batu dengan
berbagai ukuran dan bentuk.
Butiran-butiran batu kerikil biasanya
terdiri dari pecahan batu, tetapi mungkin
terdiri dari satu macam zat mineral
tertentu (Oktaviani, 2014:8)
2. Pasir (sand): Butiran-butiran tanah yang biasa berukuran lebih kecil dari
golongan tanah batu kerikil.

3. Lanau (slit): Yaitu tanah berbutir halus yang berukuran lebih kecil dari
0,074 mm. Lanau ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu
a. Lanau anorganik: tanah berbutir halus dengan plastisitas kecil
mengandung butiran kuarsa sedimensi yang kadang di sebut tepung
batuan
b. Lanau organik: tanah agak plastis berbutir halus dengan campuran
partikel-partikel bahan organik terpisah secara halus.

4.Tanah lempung: suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan tanah yang
terdiri dari butiran yang sangat kecil dan menunjukan sifat-sifat plastis dan
kohesi.
SOAL
Soal
1. Apa pengertian dari pelapukan?
A. disintegrasi kimia batuan karena mineral yang terkandung di
dalamnya berada dalam kondisi terlalu stabil.
B. proses perusakan dan penghancuran batuan akibat pengaruh
cuaca, temperatur, air atau organisme.
C. dekomposisi fisik batuan dan bahan induk lainnya, sehingga
mineral yang terkandung di dalamnya menjadi kurang stabil.
D. proses mengerasnya bahan-bahan lunak menjadi batuan atau
bahan induk yang keras karena beberapa faktor.
2. Mengapa pelapukan fisika bisa terjadi?
A. Adanya perbedaan suhu yang besar di gurun
B. Pencairan air di dalam struktur batuan
C. Terjadi longsor di daerah pegunungan
D. A dan C benar

3. Pecahnya batuan dikarenakan oleh pertumbuhan akar yang berada


pada rekahannya termasuk pelapukan secara ....
A. fisik B. kimia
C. biologi D. matematis
4. Di dalam tanah, besi dapat berubah warna dari coklat
kekuningan hingga merah menjadi biru kelabu, atau sebaliknya.
Hal ini menunjukkan di dalam tanah terjadi reaksi ....
A. eluviasi B. redoks
C. hidrasi D. pelarutan

5. Definisi tanah adalah tubuh alam yang tersusun dari ....


A. bahan mineral B. bahan organik
C. bahan cair D. semua benar
6. Menurut Jenny (1941), lima faktor utama pembentuk tanah adalah ....
A. iklim, jasad hidup, hidrologi, bahan induk, waktu
B. iklim, jasad hidup, topografi, bahan induk, waktu
C. curah hujan, jasad hidup, topografi, batuan asal, waktu
D. curah hujan, iklim, topografi, bahan induk, waktu
7. Dibawah ini yang merupakan proses pembentukan tanah adalah ...

A. Penambahan bahan ke dalam tanah

B. Kehilangan bahan dari dalam tanah

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah


8. Tanah yang merupakan hasil pelapukan dan masih berada di
tempat asalnya disebut …

A. Tanah tertransportasi C. Tanah residu


B. Tanah organik D. Tanah kohesif

9. Lapisan ini dicirikan oleh masih adanya fragmen (pecahan)


lapukan batuan asal, akar tanaman sulit menembus lapisan ini,
sehingga lapisan ini hanya mengandung sedikit bahan organik
merupakan ciri-ciri …

A. Horizon O C. Horizon B
B. Horizon A D. Horizon C
10.Tanah yang tidak atau sedikit sekali mempunyai lekatan antar
butiran-butirannya disebut ..

A. Tanah kohesif C. Tanah organik


B. Tanah non-Kohesif D. Tanah liat
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai