PELAPUKAN
Disusun oleh:
Kelompok 3
a. Pelapukan Fisika
b. Pelapukan Kimia
c. Pelapukan Biologi
a. Pelapukan Fisika /Mekanik
Pelapukan fisik adalah perubahan
batuan atau mineral menjadi bentuk
yang lebih kecil tanpa mengubah
susunan kimia dan mineraloginya.
D. Pelarutan
Proses pelarutan berperan pada bahan induk batu kapur. Pelapukan juga
terjadi pada garam sederhana seperti klorida. Proses pelarutan semakin
cepat jika terdapat CO2 terlarut dalam air. (Anwar dan Tjahyandari, 2012:26)
b. Pelapukan Biologi
Menurut Anwar dan Tjahyandari
(2012:26), pelapukan biologi disebabkan
oleh pertumbuhan akar tumbuh-tumbuhan
di celah-celah batuan. Batu-batuan yang
retak dapat dimasuki oleh akar-akar
tumbuh-tumbuhan. Akar yang masuk ke
celah-celah retakan ini akan membesar
secara perlahan dan akan memecahkan
batuan tersebut
Pengertian Tanah
Tanah adalah benda alami berdimensi tiga (lebar, panjang dan
dalam) terletak di bagian paling atas kulit bumi dan mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dari bahan di bawahnya (Arsyad,
2006).Tanah terdiri dari pecahan batu yang lapuk dan bahan
organik yang membusuk. Variasi organisme yang hidup di tanah
memastikan bahwa tanah adalah bahan dinamis yang terus
berubah (Adams dan Lambert 2006:155)
Proses pembentukan tanah
Pembentukan tanah dimulai
dari terjadinya proses pelapukan
bahan induk (batuan) membentuk
tubuh unik yang menutupi batuan
melalui serangkaian proses fisik
seperti peningkatan atau penurunan
suhu, pembekuan, pengeringan,
aliran air atau angin. Sejalan dengan
waktu juga terjadi pelapukan batuan
melalui berbagai proses: fisika,
kimia, dan biologi.
Pembentukan tanah melibatkan banyak proses, namun dapat dipilah
menjadi 4 kategori, yaitu:
Horizon C disebut juga lapisan regolith. Lapisan ini dicirikan oleh masih adanya
fragmen (pecahan) lapukan batuan asal. Akar tanaman sulit menembus lapisan
ini, sehingga lapisan ini hanya mengandung sedikit bahan organik
Horizon R/horizon D: lapisan paling bawah dalam suatu profil tanah. Horizon R
tersusun atas batuan dasar yang keras, yang dapat dikatakan masih utuh dan
belum mengalami pelapukan (Geost, 2016:1).
Faktor Pembentukan Tanah
1. Iklim
Faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah
adalah suhu dan curah hujan (ketersediaan air). Secara umum kondisi panas
dan lembab akan mempercepat proses pembentukan tanah. Setiap kenaikan
suhu sebesar 10ºC, maka akan terjadi peningkatan kecepatan reaksi dua kali
lipat.
2. Organisme atau Jasad Hidup
Jasad hidup yang meliputi tumbuh-tumbuhan (vegetasi), hewan dan manusia
mempengaruhi proses pembentukan tanah. Tumbuh-tumbuhan
mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui penyediaan bahan
organik, menghindarkan kerusakan tanah oleh erosi, dan mempengaruhi
iklim mikro.
3. Topografi (Relief)
Topografi (relief) adalah keadaan tinggi-rendahnya permukaan tanah. Kondisi
topografi yang dapat menyebabkan suhu, kelembaban dan ketersediaan air
yang optimum bagi pembentukan tanah akan mempercepat proses
pembentukan tanah.
4. Bahan Induk
Bahan induk merupakan bahan asal pembentuk tanah. Sebagian sifat-sifat
tanah akan ditentukan oleh sifat-sifat bahan induk asalnya.
5. Waktu
Proses pembentukan tanah memerlukan waktu yang sangat panjang, sejak
dimulainya pelapukan batuan atau bahan organik. Proses ini terus berlanjut
hingga sekarang, sehingga tanah merupakan tubuh alam yang dinamik.
Tekstur tanah
Menurut Adams dan
Lambert (2006:155) Tekstur
tanah tergantung pada
ukuran butiran di tanah.
Ukuran persisnya — tanah
liat (yang terkecil), lanau,
dan pasir (terbesar)
KLASIFIKASI TANAH
Tanah secara kasar diklasifikasikan
sebagai tanah lempung, tanah
berlumpur, dan tanah berpasir.
persentase tanah liat, lanau, atau pasir
di tanah, baik secara individu maupun
dalam kombinasi, menentukan
klasifikasi (Adams dan Lambert,
2006:155)
● Berdasarkan genesis nya (proses fisika dan kimia) , jenis tanah dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a. Tanah Residual (Residual Soil)
Tanah Residual merupakan hasil pelapukan yang masih berada di
tempat asalnya. Biasanya residual soil terkena dekomposisi yang tanpa
melalui transportasi atau pengangkutan. Dekomposisi merupakan proses
pelapukan secara fisika, kimia dan biologi (Geost, 2016:1).
b. Tanah tertransportasi
Tanah Tertransportasi merupakan tanah yang terbentuk dari hasil
pelapukan batuan yang telah mengalami transportasi (pengangkutan).
Biasanya jenis tanah ini melalui tahapan berupa desintegrasi,
transportasi, dan proses redeposisi (Geost, 2016:1).
● Berdasarkan sifat lekatnya tersebut, tanah dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Tanah Kohesif : merupakan tanah yang mempunyai sifat lekatan antar
butiran-butirannya (tanah lempungan).
2. Tanah Non Kohesif : merupakan tanah yang tidak atau sedikit sekali
mempunyai lekatan antar butiran-butirannya (hampir tidak mengandung
lempung).
3. Tanah Organik : merupakan tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
bahan-bahan organik (akar tanaman, guguran daun dan ranting, jasad
organisme, dan sebagainya) (Geost, 2016:1)
● Jenis tanah berdasarkan ukuran butir
digolongkan menjadi :
3. Lanau (slit): Yaitu tanah berbutir halus yang berukuran lebih kecil dari
0,074 mm. Lanau ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu
a. Lanau anorganik: tanah berbutir halus dengan plastisitas kecil
mengandung butiran kuarsa sedimensi yang kadang di sebut tepung
batuan
b. Lanau organik: tanah agak plastis berbutir halus dengan campuran
partikel-partikel bahan organik terpisah secara halus.
4.Tanah lempung: suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan tanah yang
terdiri dari butiran yang sangat kecil dan menunjukan sifat-sifat plastis dan
kohesi.
SOAL
Soal
1. Apa pengertian dari pelapukan?
A. disintegrasi kimia batuan karena mineral yang terkandung di
dalamnya berada dalam kondisi terlalu stabil.
B. proses perusakan dan penghancuran batuan akibat pengaruh
cuaca, temperatur, air atau organisme.
C. dekomposisi fisik batuan dan bahan induk lainnya, sehingga
mineral yang terkandung di dalamnya menjadi kurang stabil.
D. proses mengerasnya bahan-bahan lunak menjadi batuan atau
bahan induk yang keras karena beberapa faktor.
2. Mengapa pelapukan fisika bisa terjadi?
A. Adanya perbedaan suhu yang besar di gurun
B. Pencairan air di dalam struktur batuan
C. Terjadi longsor di daerah pegunungan
D. A dan C benar
A. Horizon O C. Horizon B
B. Horizon A D. Horizon C
10.Tanah yang tidak atau sedikit sekali mempunyai lekatan antar
butiran-butirannya disebut ..