Abstrak
Latar Belakang: Benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan tumor jinak yang paling sering terjadi
pada pria, dan insidensnya meningkat sesuai pertambahan umur. Pembesaran kelenjar prostat
mengakibatkan terganggunya aliran urin sehingga menimbukan gangguan miksi. Sistem skoring IPSS
digunakan untuk menilai gejala pasien, menentukan pilihan terapi pasien BPH dengan gejala Lower urinary
tract symptom (LUTS) dan evaluasi terapi yang dilakukan. Sindroma metabolik merupakan gabungan dari
beberapa gangguan metabolik dan fisiologis pada satu individu, termasuk obesitas, resistensi insulin,
intoleransi glukosa, hipertensi dan dyslipidemia. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan
bahwa komponen sindroma metabolik berhubungan dengan terjadinya hiperplasia prostat dan gejala LUTS.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik observasional dengan desain cross-
sectional yang dilakukan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang pada bulan
Agustus – September tahun 2019. Sampel penelitian adalah semua penderita BPH di instalasi rawat jalan
Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil: Terdapat hubungan antara sindroma metabolik dengan volume prostat pada penderita benign
prostatic hyperplasia di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang, dengan variabel
sindroma metabolic yang bermakna adalah lingkar perut. Namun tidak terdapat hubungan antara sindroma
metabolik dengan derajat keparahan lower urinary tract symptoms pada penderita benign prostatic
hyperplasia di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang, meskipun terdapat
perbedaan rerata trigliserid antara kelompok IPSS.
Kesimpulan: Sindroma metabolik dapat dijadikan suatu diagnosa yang memiliki hubungan terhadap
terjadinya benign prostatic hyperplasia
volume prostat dilakukan dengan USG TUG. Variabel Mean ± SD Median Min – Max
Usia 63.31 ± 6.86 63.00 50.00 – 76.00
Penderita benign prostatic hyperplasia diberikan Tekanan
pengarahan cara, maksud dan tujuan penelitian Darah
Sistolik 130.18 ± 17.90 130.00 95.00 – 180.00
serta cara penelitian. Lalu dilakukan informed
Diastolik 81.43 ± 10.21 80.00 60.00 – 100.00
consent, anamnesis, pengisian IPSS, Lingkar Perut 92.17 ± 12.00 92.00 70.00 – 120.00
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan HDL 43.53 ± 20.67 38.00 16.00 – 133.00
Glukosa 102.81 ± 19.64 105.50 70.00 – 142.00
laboratorium. Kemudian dilakukan pemeriksaan
Darah
USG TUG dengan mengukur volume prostat Trigliserid 116.59 ± 33.19 115.50 74.00 – 203.00
yang dilakukan oleh radiolog. Sindroma VolumeProstat 48.94 ± 17.77 44.85 17.36 – 94.00
IPSS 29.93 ± 3.81 30.00 18.00 – 37.00
metabolik ditegakkan apabila seseorang
memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: Waist
Distribusi Subjek berdasarkan Usia terhadap
Circumference ≥90 cm pada pria; Kadar
Volume Prostate dan IPSS
Trigliserida ≥ 150 mg /dl; Kadar HDL <40 mg
Distirbusi subjek berdasarkan Usia
/dl; Tekanan darah sistolik (TDS) ≥130 mmHg;
terhadap Volume Prostate dan IPSS dapat dilihat
dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥85
pada tabel 4.2. Pada distirbusi subjek
mmHg dan /atau pengobatan farmakologis, dan
berdasarkan Usia terhadap Volume Prostate dan
Glukosa darah puasa ≥110 mg /dl.
IPSS, didapatkan bahwa rerata usia pada
kelompok volume prostate < 40 mL dan ≥ 40 mL
Hasil
adalah 66.10 ± 6.50 dan 62.04 ± 6.77, dan rerata
Penelitian ini merupakan penelitian
usia pada kelompok IPSS sedang dan berat
yang bersifat analitik observasional dengan
adalah 72.50 ± 3.53 dan 62.70 ± 6.60. Pada uji
desain cross-sectional untuk mengetahui
analisa Independent t-test, didapatkan bahwa
hubungan antara sindroma metabolik dengan
tidak terdapat perbedaan rerata usia terhadap
volume prostat dan derajat keparahan lower
kelompok volume prostate dengan nilai p =
urinary tract symptoms pada penderita benign
0.123, namun terdapat perbedaan rerata usia
prostatic hyperplasia di instalasi rawat jalan
pada kelompok IPSS dengan nilai p = 0.049
Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
pada bulan Agustus – September tahun 2019.
Didapatkan jumal total sampel sebanyak 32
subjek. Karakteristik Umum Subjek Penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.2. Distribusi Subjek berdasarkan Usia test dan Mann-Whitney, hanya didapatkan
terhadap Volume Prostate dan IPSS perbedaan rerata lingkar perut antar kelompok
Volume Prostate IPSS p_Value
Variabel prostate dengan nilai p=0.005, namun tidak
<40 mL ≥ 40 mL Sedang Berat
Usia 0.123* didapatkan perbedaan rerata untuk variabel
Mean ± 66.10 ± 62.04 ± 72.50 ± 62.70 ± 0.049** sindrom metabolik lainnya.
SD 6.50 6.77 3.53 6.60
Tabel 4.3. Distribusi Subjek berdasarkan Variabel
Median 66.50 61.50 72.50 63.00
Min – 53.00 – 50.00 – 70.00 – 50.00 –
Sindrom Metabolik terhadap Volume Prostate
Max 75.00 76.00 75.00 76.00 Volume Prostate p_Value
Variabel
Ket: Uji Independent t-test, *Uji analisis Usia dan Volume <40 mL ≥ 40 mL
Prostate, **Uji analisis Usia dan IPSS Tekanan Darah 0.679*
Sistolik
Mean ± SD 128.20 ± 13.38 131.09 ± 19.83
Distribusi Subjek berdasarkan Variabel
Median 130.00 130.00
Sindrom Metabolik terhadap Volume
Min – Max 110.00 – 95.00 – 180.00
Prostate 142.00
Distribusi Subjek berdasarkan Variabel Tekanan Darah 0.125**
5.00 dan 82.63 ± 11.76; rerata lingkar perut pada Min – Max 30.00 – 60.00 16.00 – 133.00
Glukosa Darah 0.061*
kelompok volume prostate < 40 mL dan ≥ 40 mL
Mean ± SD 93.20 ± 19.30 107.18 ± 18.59
adalah 83.70 ± 9.94 dan 96.02 ± 10.99; rerata Median 85.00 112.00
HDL pada kelompok volume prostate < 40 mL Min – Max 76.00 – 127.00 70.00 – 142.00
dan ≥ 40 mL adalah 41.20 ± 10.03 dan 44.59 ± Trigliserid 0.329**
Mean ± SD 109.90 ± 31.30 119.63 ± 34.28
24.16; rerata glukosa darah pada kelompok
Median 106.00 112.50
volume prostate < 40 mL dan ≥ 40 mL adalah
Min – Max 74.00 – 168.00 79.00 – 203.00
93.20 ± 19.30 dan 107.18 ± 18.59; rerata Ket: *Uji Independent t-test, **Uji Mann-Whitney
trigliserid pada kelompok volume prostate < 40
mL dan ≥ 40 mL adalah 109.90 ± 31.30 dan
119.63 ± 34.28. Pada uji analisa Independent t-
Distribusi Subjek berdasarkan Variabel Tabel 4.4. Distribusi Subjek berdasarkan Variabel
± 10.52; rerata lingkar perut pada kelompok Min – Max 80.00 – 86.00 60.00 – 100.00
Lingkar Perut 0.141*
IPSS sedang dan berat adalah 80.00 ± 2.82 dan
Mean ± SD 80.00 ± 2.82 92.98 ± 11.95
92.98 ± 11.95; rerata HDL pada kelompok IPSS Median 80.00 92.00
sedang dan berat adalah 37.50 ± 6.36 dan 43.93 Min – Max 78.00 – 82.00 70.00 – 120.00
± 21.28; rerata glukosa darah pada kelompok HDL 0.846**
Mean ± SD 37.50 ± 6.36 43.93 ± 21.28
IPSS sedang dan berat adalah 101.50 ± 36.06 dan
Median 37.50 38.00
102.90 ± 19.16; rerata trigliserid pada kelompok
Min – Max 33.00 – 42.00 16.00 – 133.00
IPSS sedang dan berat adalah 82.50 ± 2.12 dan Glukosa Darah 0.924*
118.86 ± 33.04. Pada uji analisa Independent t- Mean ± SD 101.50 ± 36.06 102.90 ± 19.16
adalah 128.20 ± 13.38 dan 131.09 ± 19.83; rerata Rerata lingkar perut pada kelompok
tekanan darah diastolik pada kelompok volume volume prostate < 40 mL dan ≥ 40 mL adalah
prostate < 40 mL dan ≥ 40 mL adalah 78.00 ± 83.70 ± 9.94 dan 96.02 ± 10.99. Pada uji analisa
5.00 dan 82.63 ± 11.76. Pada uji analisis Independent t-test didapatkan bahwa terdapat
Independent t-test dan Mann-Whitney perbedaan rerata lingkar perut antara kedua
didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang kelompok volume prostate dengan nilai p=0.005.
signifikan antara kedua kelompok dengan nilai Penelitian yang dilakukan oleh Lee pada tahun
p=0.679 untuk tekanan darah sistolik dan 2012 juga menemukan besarnya lingkar perut
p=0.125 untuk tekanan darah diastolik. Menurut berhubungan dengan peningkatan gejala
penelitian Hwang pada tahun 2013, BPH.9,10
mendapatkan bahwa Total IPSS (22.9 ± 7.8 vs Ada banyak hipotesis yang telah
21.2 ± 7.3, p = 0,01) dan skor gejala obstruktif disarankan untuk efek obesitas pada BPH.
(13.3 ± 5.2 vs 11.9 ± 4.7, p = 0,01) berbeda Obesitas sentral memberikan beberapa efek
signifikan antara pria dengan hipertensi dan sistemik. Obesitas akan meningkatkan tekanan
tanpa faktor risiko kardiovaskular. Tidak ada intraabdomen, yang dapat meningkatkan tekanan
perbedaan signifikan variabel antara subyek kandung kemih dan tekanan intravesik, dengan
dengan DM, merokok atau dislipidemia dan potensi untuk memperburuk dan menyebabkan
tanpa faktor risiko kardiovaskular. Dalam gejala BPH. Mekanisme lain adalah mengubah
korelasi Pearson, tekanan darah sistolik dan status endokrin. Peningkatan rasio estrogen
diastolik berhubungan dengan volume prostat (r terhadap androgen karena enzim P450 aromatase
= 0.138, p = 0.040; r = 0.163, p = 0.020), total diekspresikan oleh jaringan lemak. Oleh karena
IPSS (r = 0.139, p = 0.043; r = 0.138, p = 0.043), itu, massa jaringan adiposa akan meningkatkan
dan skor Gejala obstruktif (r = 0.168, p = 0.014; aktivitas aromatase dan konversi androgen
r = 0.143, p = 0.037), masing-masing. Hubungan menjadi estrogen (testosteron menjadi estradiol
antara hipertensi dan LUTS dapat memengaruhi dan androstenedion menjadi estron).
penatalaksanaan penyakit karena patofisiologi Peningkatan massa lemak dan aktivitas
yang berkorelasi dari entitas penyakit. aromatase mengurangi konsentrasi testosteron
Didalilkan bahwa peningkatan kadar dan memungkinkan pengendapan preferensi
katekolamin plasma berhubungan dengan jaringan adiposa perut / PPN sebagai
produksi urin atau berkurangnya kapasitas keseimbangan kalori positif yang menghasilkan
kandung kemih malam hari. Telah dilaporkan siklus obesitas hipogonadisme. Produksi
estradiol yang terus-menerus yang disebabkan dengan risiko BPH. Dalam analisis subset pada
oleh akumulasi massa lemak dapat pria dengan diabetes, mereka yang berada di
mengakibatkan penekanan gonadotropin, kuartil tertinggi (> 133 mg / dL) kolesterol LDL,
dengan pengurangan lebih lanjut pada kadar dibandingkan dengan mereka yang di kuartil
testosteron dan perkembangan keadaan terendah (<110 mg / dL), 4 kali lebih mungkin
hipogonadisme progresif sehingga untuk mengalami BPH (OR 4.00, 95% CI 1.27-
menguntungkan dalam perkembangan BPH. 12.63, p = 0,02).11
Peningkatan aktivitas saraf simpatis pada Meskipun variabel dalam penelitian ini
obesitas sentral telah diketahui mempengaruhi tidak menemukan perbedaan rerata yang
perkembangan BPH dan keparahan gejala signifikan secara statistic, namun secara
obstruktif urin. Namun, kesulitan dalam deskriptif dapat dilihat bahwa rerata tekanan
mengukur aktivitas saraf simpatik dan darah sistolik/diastolik, lingkar perut, glukosa
heterogenitas dalam mengkarakterisasi obesitas darah, trigliserid lebih tinggi pada kelompok
dapat menyebabkan kurangnya hubungan yang yang memiliki volume prostate ≥ 40 mL, namun
konklusif antara aktivitas saraf simpatis dan rerata HDL ditemukan tinggi pada kelompok
obesitas.9,10 dengan volume prostate ≥ 40 mL.
Rerata HDL pada kelompok volume Berdasarkan tabel 4.5, didapatkan
prostate < 40 mL dan ≥ 40 mL adalah 41.20 ± bahwa terdapat sebanyak 70.0% subjek yang
10.03 dan 44.59 ± 24.16; rerata glukosa darah tidak mengalami sindroma metabolik dan 30.0%
pada kelompok volume prostate < 40 mL dan ≥ subjek yang mengalami sindrom metabolik pada
40 mL adalah 93.20 ± 19.30 dan 107.18 ± 18.59; kelompok volume prostate < 40 mL, sedangkan
rerata trigliserid pada kelompok volume prostate terdapat sebanyak 22.7% subjek yang tidak
< 40 mL dan ≥ 40 mL adalah 109.90 ± 31.30 dan mengalami sindroma metabolik dan 77.3%
119.63 ± 34.28. Pada uji analisa Independent t- subjek yang mengalami sindrom metabolic pada
test dan Mann-Whitney didapatkan bahwa tidak kelompok prostate ≥ 40 mL. Pada uji analisis
terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara Fisher’s Exact didapatkan bahwa terdapat
kedua kelompok dengan p = 0.951 untuk HDL, hubungan yang signifikan antara sindroma
p = 0.061 untuk glukosa darah dan p = 0.329 metabolic terhadap volume prostat dengan nilai
untuk trigliserid. p=0.018.
Pada penelitian Parsons, mendapatkan Hasil penelitian ini sama dengan hasil
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan penelitian Hyun pada tahun 2012 yang
dari total kolesterol (p = 0.520), kolesterol HDL mendapatkan bahwa pasien dengan obesitas
(p = 0.560), trigliserida (p = 0.300), atau sentral (p < 0,0001, < 0,0001), tekanan darah
trigliserida terhadap rasio HDL (p = 0.130)
sistolik tinggi (p = 0,021, p = 0,003), tekanan SM dan meningkatkan tonus otot polos prostat,
C rendah (p = 0.012, p < 0.0001), dan gula darah adalah insulin like growth factor (IGF). IGF-1
adalah mitogen yang kuat dan meningkatkan
puasa tinggi (p = 0.0001, p < 0.0001) memiliki proliferasi sel dan menginhibisi apoptosis di
kadar PSA serum yang lebih tinggi secara banyak jaringan termasuk stroma prostat dan
signifikan dan volume prostate yang lebih besar epitel. Penggunaan IGF-1 secara sistemik pada
daripada pasien tanpa sindroma metabolik. Oleh tikus untuk jangka waktu singkat meningkatkan
karena itu, keberadaan komponen metabolisme berat prostat sampai 29%. Pasien akromegali
pada pasien ini secara signifikan terkait dengan dengan kadar hormon pertumbuhan dan IGF-1
kadar PSA serum yang lebih tinggi dan Volume yang tinggi memiliki pembesaran prostat meski
prostate yang lebih besar.5 jumlahnya rendah kadar testosterone.5-7,12
Sindroma metabolik dapat Berdasarkan tabel 4.4, didapatkan
menyebabkan pertumbuhan prostat dengan bahwa rerata tekanan darah sistolik pada
berbagai mekanisme. Hiperinsulinemia memiliki kelompok IPSS sedang dan berat adalah 129.53
efek stimulan pada sistem saraf simpatis. Ini ± 18.31 dan 140.00; rerata tekanan darah
meningkatkan asupan glukosa ke neuron diastolik pada kelompok IPSS sedang dan berat
ventromedial hipotalamus, yang mengatur adalah 83.00 ± 4.24 dan 81.33 ± 10.52; rerata
sistem saraf simpatik. Obstruksi prostat tidak lingkar perut pada kelompok IPSS sedang dan
hanya disebabkan oleh obstruksi statis yang berat adalah 80.00 ± 2.82 dan 92.98 ± 11.95;
disebabkan oleh kelenjar prostat; tonus sel otot rerata HDL pada kelompok IPSS sedang dan
polos adrenergik yang ada pada kapsul prostat berat adalah 37.50 ± 6.36 dan 43.93 ± 21.28;
dan leher kandung kemih juga memiliki peran rerata glukosa darah pada kelompok IPSS
dalam proses ini, yang disebut penyatuan sedang dan berat adalah 101.50 ± 36.06 dan
dinamis. Peningkatan aktivitas simpatis yang 102.90 ± 19.16; rerata trigliserid pada kelompok
disebabkan oleh hiperinsulinemia dapat IPSS sedang dan berat adalah 82.50 ± 2.12 dan
dikaitkan dengan patofisiologi BPH. 118.86 ± 33.04. Pada uji analisa Independent t-
Hiperinsulinemia berkontribusi terhadap aktivasi test dan Mann-Whitney didapatkan bahwa hanya
sistem saraf simpatis dan menyebabkan trigliserid yang memiliki perbedaan rerata nilai
peningkatan kadar katekolamin dalam jaringan. antara kedua kelompok dengan nilai p = 0.043,
Ini juga dapat berkontribusi pada pengembangan namun tidak didapatkan perbedaan rerata untuk
variabel sindrom metabolik lainnya. Meskipun
variabel dalam penelitian ini tidak menemukan penyimpanan masing-masing meningkat sebesar
perbedaan rerata yang signifikan secara statistic, 67% dan 72%, pada pria dengan sindrom
namun secara deskriptif dapat dilihat bahwa metabolik dibandingkan dengan mereka yang
rerata lingkar perut, glukosa darah, trigliserid tidak memiliki sindrom metabolik. Persentase
lebih tinggi pada kelompok dengan IPSS berat, pasien dengan sindrom metabolik secara
namun rerata HDL ditemukan tinggi pada signifikan (P <0,001) meningkat dengan
kelompok IPSS berat dan tekanan darah keparahan IPSS. Sebagai gambaran, 65,4%
sistolik/diastolik juga ditemukan tinggi pada pasien dengan IPSS mulai dari 20 hingga 35
kelompok dengan IPSS sedang. memiliki komponen sindrom metabolik
Berdasarkan tabel 4.6, didapatkan dibandingkan dengan hanya 45,1% pasien
bahwa terdapat sebanyak 50.0% subjek yang dengan gejala prostat ringan (IPSS mulai dari 0
tidak mengalami sindroma metabolik dan 50.0% hingga 7).7
subjek yang mengalami sindrom metabolik pada Pada analisa multivariate regresi
IPSS sedang, sedangkan terdapat sebanyak 36.7% berdasarkan variabel sindrom metabolik
subjek yang tidak mengalami sindroma terhadap volume prostate dan IPSS, didapatkan
metabolik dan 63.3% subjek yang mengalami bahwa hanya lingkar perut dengan nilai Adjusted
sindrom metabolic pada kelompok IPSS berat. R Square 0.208 yang berarti lingkar perut
Pada uji analisis Fisher’s Exact didapatkan menjadi faktor risiko sebesar 20.8% yang paling
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan signifikan terhadap volume prostate dibanding
antara sindroma metabolik terhadap kelompok variabel sindrom metabolik yang lainnya namun
IPSS dengan nilai p = 1.000. berkorelasi rendah. Pourya mendapatkan bahwa
Hal ini berbeda dengan penelitian dari analisis multivariat juga terjadi peningkatan
Pourya pada tahun 2015 yang mendapatkan risiko IPSS berat pada pasien dengan sindrom
bahwa sindrom metabolik berhubungan dengan metabolik, terlepas dari usia dan BMI:
skor total IPSS yang lebih berat. Pourya disesuaikan OR 1,56 (95% CI 1.35-1.80; p
menemukan hubungan positif yang kuat antara <0,001) pada pasien dengan IPSS 8-19, dan OR
sindrom metabolik dan keparahan LUTS untuk disesuaikan 2.35 (95% CI 1.82-3.03; p <0,001)
keseluruhan IPSS, baik skor berkemih dan pada pasien dengan IPSS 20-35.
penyimpanan, dan bahkan untuk setiap Obesitas sentral juga berkontribusi
pertanyaan individu dari IPSS (P <0,001). IPSS terhadap resistensi insulin. Jaringan adiposa
rata-rata lebih besar> 2 poin dalam kasus mengeluarkan beberapa zat (adipocytokines),
sindrom metabolik. Pria lebih sering memiliki dan zat ini dapat menginduksi resistensi insulin.
gejala LUTS sedang atau berat dalam kasus Beberapa laporan menunjukkan bahwa resistensi
sindrom metabolik. Skor berkemih dan insulin dengan hiperinsulinemia terkait dengan
pembesaran prostat. Obesitas juga meningkatkan 6. Gacci M, Vignozzi L, Sebastianelli A, Salvi M,
aktivitas aromatase, yang akan meningkatkan Giannessi C, Denunzio C, et al. Metabolic
produksi estradiol sehingga terjadi Syndrome and Lower Urinary Tract
ketidakseimbangan hormon. Hipertensi dan Symptoms: The Role of Inflammation.
dislipidemia juga dikaitkan dengan BPH/LUTS Prostate Cancer and Prostatic Disease.