Oleh Kelompok1 :
1. Reynaldi Satriawan W. [18081010096]
2. Ja’far Shodiq [18081010083]
3. Rega Suryatama Amaril Haq [18081010115]
4. Fahmi A. D. [18081010128]
5. M. Ainur Rofik [18081010073]
6. M Rafli Agung Subekti [18081010111]
7. Syafri Firmansyah [18081010142]
8. Hamzah Dimas Syah Reza [18081010119]
9. Airlangga Susanto [18081010107]
10. M. Rizal Waskito [18081010095]
11. Aghil Sahputro [18081010110]
12. Rifqi Raditya [18081010074]
13. Avail Walad [18081010151]
14. M. Muchtarul Hanif [18081010060]
15. M. Suriansyah [1634010076]
1. Krisis Politik
Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai
kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang
dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka
pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam
rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya.
Artinya, demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi
yang semestinya.
2. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas
pada bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah melakukan intervensi.
Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan
para penguasa dan bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan.
Bahkan, hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa. Kenyataan itu
bertentangan dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yang menyatakan
bahwa‘kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari
kekuasaan pemerintah (eksekutif).
3. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ternyata, ekonomi
Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis
ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat. Pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan
mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang
melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti: hutang
luar negeri Indonesia yang sangat
4. Krisis Sosial
Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis
sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan
terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir
pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah.
2. . Tragedi Trisakti
Soeharto mendapatkan surat dari Harmoko, mantan ketua DPR saat itu, ketika
sedang menghadiri konferensi tingkat tinggi antar-negara di Mesir pada
tanggal 20 Mei 1998. Isi surat itu adalah : "Soeharto harus mengundurkan diri dari
jabatan Presiden RI karena Jakarta tidak aman lagi". Surat ditandatangani oleh 15
orang, termasuk 14 menteri Kabinet Pembangunan VII, yang merasa telah
"meninggalkan" Soeharto.
Puncak kebencian mereka pada zaman orde baru telah meradang dalam
gelombang unjuk rasa mahasiswa yang menimbulkan Tragedi Trisakti pada
tanggal 12-20 Mei 1998. Saat itu, Soeharto Hingga akhirnya, pada tanggal 21
Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden, dan pada akhirnya
posisi Soeharto digantikan oleh Baharuddin Jusuf Habibie yang sebelumnya
adalah wakil presiden terakhir pada zaman orde baru. Gerakan mahasiswa
Indonesia 1998 memang begitu monumental, karena telah berhasil menurunkan
Soeharto dari jabatannya.
Kelebihan :