Anda di halaman 1dari 14

B.

1
LAPORAN
MENGORGANISASIKAN PEKERJAAN

1. Mengidentifikasi Potensi dan Masalah


2. Merencanakan Pekerjaan
3. Mengkoordinasikan Pekerjaan

Oleh :
Arka Dwija Priyantono
NIRM. 07.1.2.15.1864

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
KETERANGAN KODE BARANG BUKTI

Laporan :B
Mengorganisasikan Pekerjaan :1
Elemen Kompetensi
- Mengidentifikasi Potensi dan Masalah :1
- Merencanakan Pekerjaan :2
- Mengkoordinasikan Pekerjaan :3

B.1.1 : Laporan Unit Kompetensi Mengorganisasikan Pekerjaan Pada Elemen Kompetensi


Mengidentifikasi Potensi dan Masalah
B.1.2 : Laporan Unit Kompetensi Mengorganisasikan Pekerjaan Pada Elemen Kompetensi
Merencanakan Pekerjaan
B.1.3 : Laporan Unit Kompetensi Mengorganisasikan Pekerjaan Pada Elemen Kompetensi
Mengkoordinasikan Pekerjaan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pelaksanaan budidaya tanaman organik, salah satunya adalah
dilakukan melalui manajemen seluruh anggota pelaku utama. Seluruh komponen yang ada
di lingkungan budidaya tanaman organik harus ikut berpastisipasi dalam rangka
meningkatkan efektivitas pelaksanaan usaha budidaya tanaman organik secara lebih
terperinci dan terstruktur. Dengan demikian, dibutuhkan salah satu bentuk upaya yang
mendukung bagaimana tujuan dapat tercapai.
Para pelaku utama, sarana dan prasarana, serta seluruh komponen yang diperlukan
dapat diorganisasikan kedalam satu kesatuan utuh dan terpadu. Tanpa adanya sistem
pengorganisasian yang tepat, maka seluruh pekerjaan yang telah direncanakan tidak dapat
berjalan dengan maksimal. Proses pengorganisasian pekerjaan tentu membutuhkan
dukungan dan aturan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam hal ini,
terdapat salah satu orang yang dijadikan sebagai pemimpin dalam pelaksanaan seluruh
kegiatan yang akan dilakukan. Biasanya, penunjukan kepemimpinan ini nantinya
didasarkan pada kemampuan dan kompetensi dari masing-masing orang. Sementara itu,
seluruh anggota yang lain harus tetap mendukung setiap kegiatan pekerjaan budidaya
organik dengan naik dan tepat pada waktunya.
Perlu diketahui juga bahwa dalam proses pengorganisasian pekerjaan perlu
dilakukan melalui hasil identifikasi potensi dan masalah. Potensi-potensi yang ada harus
terus dikembangkan, sedangkan permasalahan-permasalahan pun harus digali untuk dapat
dicarikan alternatif solusi pemecahan masalahnya. Dengan melihat pada potensi yang ada
serta dengan mempertimbangkan pada permasalahan dan keadaan sosial masyarakat,
maka pengorganisasian terhadap pekerjaan budidaya organik tanaman akan dapat
memberikan manfaat besar bagi keberlangsungannya.
Selain itu, perencanaan dalam ilmu manajemen pekerjaan juga dianggap sebagai
salah satu hal yang haru dipertimbangkan. Tanpa adanya perencanaan, pekerjaan yang
dilakukan tentu tidak memiliki arah, tujuan, dan target yang jelas. Sehingga, pekerjaan
tidak dapat memberikan feedback bagi para pelaku nya. Pengorganisasian yang tidak
diimbangi dengan adanya koordinasi per masing-masing pihak juga dapat membuat
kesalahan persepsi hingga akhirnya menimbulkan permasalahan baru dalam setiap
pekerjaan yang dilakukan, khususnya pekerjaan bidang organik tanaman.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan pengorganisasian pekerjaan dalam bidang budiaya organik
tanaman adalah untuk meningkatkan peran dan kinerja para pelaku utama dalam
melaksanakan budidaya organik tanaman, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas
hasil produksi serta berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan pengorganisasian pekerjaan ini adalah pada tanggal 09
Maret 2017 pada saat pelaksanaan UPSUS di Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan.
2.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam pelaksanaan pengorganisasian pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi kelompok tani yang memiliki usahatani bidang organik.
2. Menggali data dan informasi melalui wawancara terstruktur dengan anggota kelompok
tani melalui metode PRA (Participatory Rural Appraisal).
3. Menyusun matriks potensi dan permasalahan.
4. Menganalisis pekerjaan dengan teknik SWOT.
5. Menyusun rencana pekerjaan.
6. Mengkoordinasikan pekerjaan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengidentifikasi Potensi dan Masalah


Adapun matiks potensi dan permasalahan dalam mengorganisasikan pekerjaan
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Matriks Potensi dan Permasalahan
No Potensi Masalah Keterangan
1. Peluang pasar produk Petani enggan melakukan - Produk-produk
organik yang masih usaha budidaya organik organik merupakan
sangat terbuka luas tanaman karena dianggap produk untuk kalangan
kurang menguntungkan menengah ke atas
2. Kelompok Tani yang Kurangnya pengaturan kinerja Pembentukan strukur
aktif kelompok secara terstruktur organisasi kelompok
sesuai dengan peran
dan fungsinya masing-
masing
3. Pelaksanaan Kurangnya tenaga penyuluh Memilih penyuluh
penyuluhan dan (satu penyuluh memegang 5-4 swadaya yang diangkat
pendampingan secara wilayah pendampingan) dari petani yang
berkala dianggap memiliki
peran penting di dalam
kelompok
4. Trend perkembangan Tingkat adopsi inovasi Peningkatan kapasitas
teknologi yang teknologi yang masih sangat petani dengan
semakin modern dan kurang memberikan
canggih percontohan tentang
teknologi budidaya
organik tanaman yang
menguntungkan
5. Sumber air bersih dari Kurangnya pemanfaatan Pengelolaan air irigasi
Sungai Ngrowo yang sumber air secara bijaksana ke lahan-lahan
cukup melimpah pertanian organik yang
dijaga kebersihannya
6. Jagung sebagai Belum adanya teknologi Kurangnya minat
komoditas unggulan budidaya organik tanaman masyarakat yang dalam
wilayah yang memiliki pada komoditas jagung konsumsi produk
prospek tinggi untuk spesifik lokalita jagung organik
dikembangkan
7. Ketersediaan limbah- Belum adanya pengelolaan Pengelolaan limbah-
limbah organik yang terhadap linbah organik limbah pertanian
cukup melimpah menjadi produk-
produk penunjang
budidaya tanaman,
seperti pupuk organik
maupun pestisida
organik
8. Keuntungan yang Petani belum mampu Penghitungan analisa
dihasilkan dari melakukan analisa usahatani usahatani, mulai dari
budidaya tanaman secara terperinci biaya pengeluaran
organik sangat tinggi maupun biaya
pemasukan yang
dihitung dalam satu
waktu tertentu, misal:
satu musim tanam
9. Tuntutan akan Pola kehidupan sosial Melakukan
produk-produk masyarakat yang masih pendampingan sampai
pertanian sehat dan bersifat kedaerahan dengan sertifikasi
aman konsumsi terhadap produk
organik konsumsi
Matriks peringkat masalah
Skor
Jumlah Pering
No Jenis Masalah Mende Penye-
Gawat Skor -kat
-sak baran
1. Tingkat pengetahuan SDM 3 3 3 9 1
2. Manajemen Kelompok 3 3 3 9 1
3. Kelembagaan Penyuluhan 3 3 3 9 1
4. Organisasi Kelompoktani 3 3 3 9 1
5. Tingkat adopsi teknologi 3 3 3 9 1
6. Pengairan 2 2 1 5 5
7. Limbah-limbah organik 3 3 3 9 1
8. Analisa usahatani 3 2 2 7 3
9. Kehidupan sosial masyarakat 2 1 1 4 6

Keterangan :
Gawat :3
Agak gawat :2
Tidak gawat :1
Mendesak :3
Agak mendesak :2
Tidak mendesak :1
Penyebaran tinggi :3
Penyebaran sedang : 2
Penyebaran rendah : 1
Masalah yang akan ditindaklanjuti adalah 6 masalah prioritas.
3.2 Merencanakan Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan, perlu dilakukan kegiatan analisis pekerjaan apa
yang akan menjadi tujuan dalam output pencapaiannya pekerjaan. Teknik analisis
pekerjaan dilakukan dengan menggunakan analisa SWOT, yaitu dengan melihat Strength
(Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), serta Threats (Ancaman) pada
suatu wilayah sebelum pekerjaan dapat direncanakan.
Adapun matriks analisa SWOT adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Matriks Analisa SWOT
Masalah Strenght Weakness Opportunity Threat
Tingkat Kualifikasi Kurangnya Semakin Arus globalisasi
pengetahuan pendidikan peran generasi mudahnya yang semakin
SDM SDM yang penerus dalam peningkatan tinggi tanpa
tinggi pengembangan kapasitas SDM diimbangi oleh
pertanian melalui filter yang baik
perkembangan
teknologi
Manajemen Keberadaan Kurangnya Pengembangan Semakin
kelompok kelompok kemampuan potensi berkembangnya
yang sudah kelompok kelompok kelompok-
aktif dalam dalam unggulan kelompok aktif
melaksanakan membuat berprestasi di bawah
setiap manajemen naungan
kegiatan kelompok pemerintah dan
usahatani lembaga-
organik lembaga
penunjang
swasta lainnya
Kelembagaan Tersedianya Banyaknya Peningkatan Regenerasi
Penyuluhan BPP aktif tenaga kerja kualifikasi penyuluh dan
sebagai penyuluh yang penyuluh pendamping
tempat berada pada berdasarkan yang kurang
konsultasi dan kategori tua kompetensinya berkompeten
fasilitator para
petani
Organisasi Keinginan dan Pembagian Penyediaan Pengalih
Kelompoktani kebutuhan struktur sarana dan fungsian tugas
petani dalam organisasi prasarana dari organisasi
berorganisasi yang kurang produksi kelompok yang
melalui jelas secara lebih langsung di
sebuah mudah melalui bawah naungan
kelompok kelompok lembaga-
lembaga
penunjang
swasta
Tingkat Perkembangan Rendahnya Modernisasi Produk-produk
Adopsi teknologi pada kapasitas SDM terhadap impor yang
Teknologi suatu wilayah pertanian teknologi semakin marak
yang berjalan budidaya berkembang di
cepat organik pasaran lokal
Limbah- Ketersediaan Minimnya Pemasaran Persaingan
Limbah sarana dan tingkat terhadap yang semakin
Organik prasarana pengetahuan produk- tinggi terhadap
yang memadai petani produk produk-produk
organik yang kimia
melimpah, baik
produk input
maupun
output nya
Tabel 3. Matriks Strategi SWOT
Analisis Strenght Weakness
SWOT
Opportunity 1. Sinergitas antara petani 4. Regenerasi petani dengan
dan penyuluh dalam melibatkan peran aktif
pengelolaan tanaman para pemuda tani agar ikut
organik secara serta dalam kegiatan
berkomitmen dan kelompok tani.
bertanggungjawab. 5. Pemanfaatan IT dalam
2. Pengelolaan manajemen bidang pemasaran produk-
usahatani secara lebih baik produk organik melalui
berdasarkan prinsip POAC proses sertifikasi agar
(Planning, Organizing, produk memiliki daya
Actuating, dan Controlling) saing
3. Mengadopsi setiap 6. Peningkatan kualitas
teknologi yang masuk kelompok melalui
untuk dapat meningkatkan pendidikan dan pelatihan
kualitas dan kuantitas hasil serta pelaksanaan evaluasi
budidaya organik tanaman secara berkala
Threats 7. Optimalisasi peran SDM 8. Melakukan kerja sama
unggul dalam dengan lembaga-lembaga
pengembangan potensi penunjang lainnya dalam
komoditas unggulan proses budidaya tanaman
spesifik lokalita organik sampai dengan
pemasarannya

Setelah diketahui bagaimana kondisi suatu wilayah terhadap pengelolaan budidaya


organik tanaman yang didasarkan pada analisis SWOT, selanjutnya adalah merencanakan
pekerajaan apa yang kiranya tepat dilaksanakan dan akan dapat dipertanggungjawabkan
kedepannya.
Adapun matriks analisis pekerjaan sebagai dasar dalam perencanaan pekerjaan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Matriks Analisis Pekerjaan
Alat dan Sumber
No Kegiatan Tujuan Sasaran Metode
Bahan Dana
1. Pembentukan Mengorganisir Pemuda Pertemuan LCD, Desa
kelompok- pemuda tani Tani mic, alat
kelompok untuk dapat tulis
penggerak meningkatkan
pertanian keberlanjutan
organik yang pertanian
berasal dari organik yang
para pemuda semakin trend
tani sebagai pada era
pelaku kedepan
utamanya
2 Sosialisasi Meningkatkan Kelomp Pertemuan LCD, mic Desa
pelaksanaan posisi tawar ok Tani
budidaya produk-produk
organik pertanian
tanaman daerah
sebagai
komoditas
unggulan
spesifik lokalita
3 Melaksanakan Meningkatkan Petani Pertemuan Bahan Swadaya
penyuluhan pengetahuan dan dan praktik praktik,
pengelolaan petani tentang pemuda LCD, mic
tanaman teknik produksi
organik sayuran
organik
4 Penyuluhan Petani dapat Petani, Pertemuan Bahan Swadaya
teknik panen, memasarkan pemuda dan praktik praktik,
penanganan produk dan pkk LCD, mic
pasca panen, sayuran
dan organik dengan
pengemasan harga yang
yang baik lebih tinggi
5 Penguatan Agar tidak Kelomp Musyawara Papan Desa
kelembagaan terjadi ok tani, h dan MoU tulis,
petani untuk perselisihan perangk spidol,
mengatur hal- antara petani at desa mic
hal terkait organik dan dan
pelaksanaan nonorganik pemuda
pertanian desa
organik
6 Pembinaan Agar petani Kelomp Pertemuan LCD, mic Desa
petani dan yang tertarik ok tani
pemuda terus menerapkan dan
dilaksanakan pertanian pemuda
guna organik desa
meningkatkan bertambah
kapasitas terutama dari
petani golongan anak
muda

3.3 Mengkoordinasikan Pekerjaan


Kegiatan mengkoordinasikan pekerjaan dimaksudkan untuk saling memberikan
informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu, sehhingga dapat tercapai
keberhasilan pekerjaan sesuai dengan tolak ukur tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun kegiatan mengkoordinasikan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkomunikasikan tahapan pekerjaan dengan seluruh petani atau anggota kelompok
tani sasaran serta penyuluh pendamping.
2. Mengidentifikasi mitra kerja yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasinya atau sesuai
dengan kebutuhan.
3. Mengembangkan jejaring kerja sesuai kesepakatan seluruh anggota kelompok.
4. Melakukan sosialisasi membangun jejaring kerja kepada pihak yang akan dijadikan
sebagai pihak mitra

Peserta Assessment
Nama Chusnul Marfuah
Tanda tangan/
Tanggal

Catatan Pembimbing
Nama Moch. Saikhu, SP, M.Agr.
Tanda tangan/
Tanggal
C.1

Anda mungkin juga menyukai