SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Oleh :
Eva Suryani Damamain
2010 – 83 - 042
Pembimbing
dr. Ritha Tahitu, M.Kes
KATA PENGANTAR
4
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
kasih dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan judul “Surveilans Epidemiologi” dengan baik.
Penulis
DAFTAR ISI
5
HALAMAN JUDUL …………… i
KATA PENGANTAR .................... ii
DAFTAR ISI …………… iii
Pendahuluan …………… 1
Surveilans Epidemiologi …………… 4
Definisi Surveilans dan Epidemiologi …………… 4
Definisi Surveilans Epidemiologi …………… 5
Tujuan Surveilans ................... 8
Jenis – Jenis Surveilans …………… 10
Manfaat Surveilans Epidemiologi …………… 15
Langkah – Langkah Surveilans Epidemiologi …………… 16
Ruang Lingkupp Surveilans Epidemiologi …………… 19
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini …………… 23
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon …………… 25
Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Yang Dapat …………… 27
BAB I
PENDAHULUAN
6
Dalam disiplin Ilmu Epidemiologi, dikenal sebuah metode Surveilans
informasi dari kejadian penyakit secara teratur dan terus menerus untuk
interpretasi data secara terus menerus serta penyebaran informasi pada unit yang
tentang sesuatu. Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan atau
kerja, dan beberapa factor resiko pada individu, keluarga, masyarakat dan
menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan gizi dan lain – lain. Bahkan baru
7
Istilah Surveilans sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam
pengumpulan data dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB), hal inilah yang
padahal sistem ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan.1,2
penyelidikan kejadian luar biasa saja tetapi kegunaan dari surveilans epidemiologi
lebih dari itu misalnya untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan,
untuk meramalkan terjadinya wabah dan masih banyak lagi manfaat dari
surveilans epidemiologi.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1 SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk diambil tindakan. Oleh karena
pengolahan data. Sehingga dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
dan tak terduga pada suatu wilayah tertentu. Agar wabah tidak meluas
9
metode dalam menganalisis secara sistematik keadaan dan keberadaan suatu
penyakit dalam upaya untuk mengatasi dan menanggulangi secara cepat dan
menteri.5
interpretasi data yang outcome-specific secara sistematik dan terus menerus yang
sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health). Ada
10
evaluation of public health practice, closely integrated with the timly
11
Menurut nur Nasry Noor (1997), Surveilans epidemiologi adalah
penanggulangannya.
arti yang diberikan adalah suatu masam observasi terhadap seseorang atau
12
konsolidasi dan evaluasi laporan morbiditas dan mortalitas juga dara –
Karena itu sifat dari masalah kesehata masyarakat menentukan desain dan
umpan balik.7
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan factor resiko dapat dideteksi dini dan
13
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit untuk mendeteksi
dini outbreak
populasi
kesehatan
14
7. Mengidentifikasi faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian
suatu penyakit
tindakan penanggulangan
keterpaduan satu sama lain, untuk itu ditetapkan sebuah atribut ata
a. Surveilans Individu
yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang sehat
tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode
15
digunakan kembali ketika timbul AIDS 1980an dan SARS. Dikenal dua
b. Surveilans Penyakit
laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus
berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak terpelihara dengan baik
16
program surveilans penyakit vertikal yang berlangsung paralel antara satu
inefisiensi.7
c. Surveilans Sindromik
gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka
pasien berdasarkan definisi kasus sederhana (demam dan batuk atau sakit
kunjungan menurut kelompok umur dan jenis kelamin, dan jumlah total
17
kasus yang teramati. Surveilans tersebut berguna untuk memonitor aneka
outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang
e. Surveilans terpadu
18
untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans
penyakitpenyakit tertentu.7
services);
yang berbeda.
19
negara-negara berkembang dan negara maju di dunia makin serupa dan
pada skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul kembali (re-
3. Identifikasi faktor resiko dan penyebab lainnya, seperti vector yang dapat
20
4. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
epidemiologi
1. Perencanaan Surveilans
21
pengumpulan data, teknik analisis dan mekanisme penyebarluasan
informasi.
2. Pengumpulan data
bersumber dari rumah sakit, puskesmas dan lain – lain, maupun aktif yang
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam
program (software).
4. Analisis Data
22
Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans epidemiologi
dan lain – lain untuk megetahui situasi, estimasi dan prediksi penyakit.
5. Penyebarluasan informasi
bawah. Dalam rangka kerjasama lintas sektoral instansi instansi lain yang
6. Umpan Balik
Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat
kepada unit kesehatan yang melakukan laporan dengan tujuan agar yang
23
7. Investigasi penyakit
kesehatan yang terjadi dalam hal ini adalah penyakit. Setelah melakukan
terjadi kejadian luar biasa (KLB) yang perlu mengambil tindakan atau
sebaliknya.
8. Tindakan Penanggulangan
24
Merupakan analisis terus – menerus dan sistematis terhadap penyakit
penyakit menular.
AFP
Penyakit DBD.DCC
Malaria
Penyakit filariasis
Penyakit tuberculosis
Penyakit Kusta
Penyakit HIV/AIDS
(termasuk SARS).
25
Merupakan analisis terus – menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
Diabetes mellitus
Neoplasma
Gangguan mental
Vector penyakit
26
Rumah sakit dan sarana yayasan kesehatan, termasuk infeksi
nasokomial.
kesehatan tertentu.
Gizi lebih
Penyalagunahan NAPZA
matra.
27
Kesehatan haji
Biasa (KLB)
bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah yang dapat menjurus kepada
terjadinya wabah.12
2010: 13
dalam jam, hari atau minggu berturut –turut menurut jenis penyakitnya
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut
jenis penyakitnya
28
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 bulan menunjukan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata per bulan dalam
tahun sebelumnya
menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata – rata
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam Kurun
periode menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode
29
Tabel 1: Kejadian Luar Biasa Campak Tahun 2014 di Provinsi Maluku14
setiap minggu terhadap seluruh laporan penyakit yang telah dientri dalam
30
tersebut. Apabila Laboratorium Propinsi tidak memiliki kemampuan
ana lisa data diprogram seperti Epi Info atau Epi Data untuk menghasilkan
Tes hipotesis
31
2.1.9 Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
1. Tetanus Neonatorum
masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir
yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat
lain dan tidak diketahui. Menurut alat yang digunakan untuk pemotongan
32
diketahui. Menurut status imunisasi sebanyak 32 kasus (60%) terjadi pada
2. Campak
besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD.
rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 12.943 kasus. Jumlah kasus
Rate (IR) campak pada tahun 2015 sebesar 3,20 per 100.000 penduduk,
penduduk. Kondisi di atas dengan catatan data tahun 2015 dari 7 provinsi
belum tersedia.
IR campak tertinggi.
33
Gambar 2: Incidence Rate (IR) Campak Per 100.000 Penduduk Menurut PProvinsi di
Indonesia Tahun 20154
pada kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok umur 1-4 tahun dengan
rata-rata umur tunggal, kasus campak pada bayi <1 tahun merupakan
Gambar 3: Proporsi Kasus Campak Per 100.000 Penduduk Menurut Kelompok Umur di
Indonesia Tahun 20154
34
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus
KLB campak yang terjadi sebanyak 68 KLB dengan jumlah kasus sebanyak
831 kasus, menurun dibandingkan tahun 2013 dengan 173 KLB dan jumlah
kasus sebanyak 2.104 kasus. Frekuensi KLB campak tertinggi terjadi di Papua
10 KLB dan Sumatera Barat 8 KLB. Tidak ada kasus yang meninggal pada
3. Difteri
difteri pada tahun 2015 sebanyak 252 kasus dengan jumlah kasus
Sumatera Barat dengan 110 kasus dan Jawa Timur sebanyak 67 kasus.
dibandingkan tahun 2014 yang hanya sejumlah 9 kasus. Untuk itu telah
35
tahun 2014 (396 kasus) dan 2013 (610 kasus). Dari seluruh kasus difteri,
Gambar 4: Proporsi Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur di Indonesia Tahun 20154
umur 5-9 tahun dan 1-4 tahun. Kelompok umur ≥ 14 tahun memiliki
meskipun proporsinya besar, jika dihitung per umur tunggal, kelompok ini
Polio ditandai dengan gejala awal demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku
di leher, serta sakit di tungkai dan lengan. Pada 1 dari 200 infeksi
36
otot pernafasan. Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas
South East Asia Region (SEARO) pada tanggal 27 Maret 2014. Saat
ini tinggal 2 negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan yang masih endemik
lumpu layuh akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun, yang merupakan
polio liar. Surveilans AFP juga penting untuk dokumentasi tidak adanya
virus polio liar untuk sertifikasi bebas polio. Non polio AFP adalah kasus
lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan
menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000 populasi anak usia
<15 tahun. Pada tahun 2015, secara nasional non polio AFP rate sebesar
37
Gambar 5: Non Polio AFP Rate Per 100.000 Anak <15 Tahun di Indonesia tahun 20154
polio AFP rate ≥2 per 100.000 penduduk kurang dari 15 tahun pada tahun
2015, 17 provinsi masih <2 dan 1 provinsi yaitu Papua Barat belum
persyaratan yaitu diambil ≤14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen
provinsi (58,8%) telah mencapai standar spesimen adekuat pada tahun 2015,
13 provinsi belum mencapai standar dan 1 provinsi yaitu Papua Barat belum
menyampaikan laporan.
38
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
39
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan data kesehatan
kesehatan
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini
DAFTAR PUSTAKA
40
2. Erme MA, Quade TC. Epidemiologic Surveillance. AKK. 1013; 2(2)
Banjarbaru; 2015
Press,Inc; 2001
10. Mandl KD, Overhage M, Wagner MM, Lober WB, Sebastiani P, Mostaharii F,
the early experience. J Am Med Inform Assoc. 2004; 11: 141 – 150
41
11. Masrochah S. Sistem informasi surveilans epidemiologi sebagai pendukung
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) penyakit di dinas kesehatan kota
kesehatan nomor 1501 tahun 2010 tentang jenis penyakit tertentu yang dapat
Jakarta; 2010
14. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Profil dinas kesehatan Provinsi Maluku
42