Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan perilaku konsumen terdiri dari
aktifitas-aktifitas yang melibatkan orang-orang sewaktu sedang menyeleksi,
mempertimbangkan, membeli dan menggunakan produk-produk dan jasa-jasa,
sedemikian rupa sehingga hal tersebut dapat memberikan kepuasan bagi mereka
sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka.
Minat beli setiap seseorang dapat ditingkatkan dengan memperhatikan
beberapa faktor, antara lain faktor psikis yang merupakan faktor pendorong yang
berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri yaitu motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan sikap, selain itu faktor sosial yang merupakan proses
dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh keluarga, status sosial, dan kelompok
acuan, kemudian pemberdayaan bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, promosi dan juga distribusi. Perilaku konsumen pasca pembelian sangat
penting bagi suatu perusahaan. Dengan demikian perilaku konsumen dapat
mempengaruhi orang atau pihak lain dengan ucapan-ucapan mereka tentang suatu
produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Bagi semua perusahaan, baik yang menjual produk maupun jasa, perilaku
konsumen pasca pembelian, akan menentukan minat konsumen apakah mereka
akan membeli lagi produk/jasa perusahaan yang ditawarkan tersebut. Ada
kemungkinan konsumen tidak akan membeli produk/jasa perusahaan yang
ditawarkan lagi setelah mereka merasakan ketidaksesuaian kualitas produk/jasa
yang didapatkan dengan keinginan atau apa yang digambarkan sebelumnya.
Di sini penulis akan membahas tentang Departemen Marketing, terutama
Departemen Marketing bagian Medical Check Up RS Krakatau Medika
dikarenakan adanya penurunan kunjungan pasien MCU non KS pada tahun 2017.
Berikut data kunjungan pasien medical check up non Krakatau Steel (KS)
selama 5 tahun pada Tabel 1.1.
2
Tabel 1.1 Daftar Kunjungan Pasien Medical Check Up non Krakatau Steel
Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon Banten Dari Tahun 2014 s/d 2018
No Tahun Jumlah Kunjungan
Pasien
1. 2014 1967
2. 2015 4844
2. 2016 5075
3. 2017 4710
5. 2018 5046
Sumber : RSKM (2019)
Berdasarkan hasil data dari Tabel 1.1 terjadi peningkatan kunjungan pasien
MCU non KS pada tahun 2014 sampai tahun 2016, tetapi pada tahun 2017 terjadi
penurunan. Walaupun pada tahun 2018 terjadi peningkatan kunjungan pasien
MCU non KS, tetapi Rumah Sakit Krakatau Medika tetap harus waspada dan
terus melakukan evaluasi agar tidak lagi terjadi penurunan jumlah kunjungan
pasien non KS. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah
karena kurang optimalnya kinerja Marketing, khususnya Departemen Marketing
bagian Medical Check Up RS Krakatau Medika.
3
1.4 Manfaat Residensi
1. Sebagai sarana dan media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan literature untuk menambah wacana baru bagi dunia
akademis.
2. Sebagai sarana untuk memperoleh informasi untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja departemen marketing.
4
BAB II
ISI
Pengertian Pemasaran
Kotler dan Armstrong (2001:6), mengemukakan definisi pemasaran sebagai
berikut: “Marketing as social and managerial process whereby individuals and
groups obtain what they need and want through creating and exchanging products
and value with others.”
Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana setiap individu atau
kelompok bisa mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui kegiatan
menghasilkan dan melakukan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.
Kinnear dan Krenler (2003:6), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut:
“Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing,
promotion, and distribution of ideas, goods and services to create exchanges that
satisfy individual and organizational objectives.”
5
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan keputusan
sebuah konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide-
ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat
memuaskan tujuan individu atau tujuan organisasi.
Dari kedua definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial (perencanaan dan pelaksanaan)
dalam konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide-
ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan setiap komponen yang terkait dalam
kegiatan bisnis perusahaan (baik individu maupun kelompok), agar tujuan akhir
yang menguntungkan perusahaan tercapai.
6
atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleg konsumen atau
pengguna industrial.
4. Promotion / Promosi
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:105), pemasaran modern tidak
hanya memerlukan pengembangan produk yang baik, penetapan harga
yang menarik, dan membuatnya tersedia bagi konsumen sasaran, tetapi
juga harus bisa mengadakan komunikasi dengan konsumen-
konsumennya. Mengadakan komunikasi dengan konsumen tentang,
produk yang dibuat, harga yang ditetapkan, dan saluran distribusi yang
disediakan oleh perusahaan inilah yang disebut dengan promosi.
7
sesuatu hal yang relevan dengan kebutuhannya, disebut dengan pencarian
internal. Sedangkan yang dimaksud dengan pencarian eksternal adalah
ketika konsumen mencari informasi dari lingkungannya, seperti; iklan,
pengalaman kawan dekatnya, pendapat masyarakat dan lain-lain.
3. Evaluasi Alternatif
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:31), pada tahap ini,
konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
Pencarian internal dan eksternal yang diperoleh konsumen kemudian
dievaluasi, hingga ke arah yang sesuai dengan harapan konsumen dalam
memuaskan kebutuhannya. Setelah itu konsumen menyempitkan pilihan
hingga ke alternatif yang akan dipilih.
4. Pembelian
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:32) pada tahap pembelian,
konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat
diterima bila perlu. Evaluasi yang telah dilakukan membawa konsumen
untuk melakukan pembelian. Jika ia mengalami kegagalan untuk
melakukan pembelian produk/jasa yang diinginkannya (alternatif yang
dipilih), konsumen melakukan pembelian ke alternatif lain atau
alternative pengganti yang masih dapat diterima.
5. Hasil
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:32), pada tahap ini,
konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi
kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
Setelah mengkonsumsi alternatif yang dipilih, konsumen kembali
melakukan evaluasi terhadap barang/jasa yang dikonsumsinya. Jika kinerja
barang/jasa yang digunakannya telah sesuai dengan harapannya, maka konsumen
tersebut akan merasa puas. Begitu pula sebaliknya, jika kinerja barang/jasa yang
digunakannya tidak sesuai dengan harapannya, maka konsumen tersebut akan
merasa tidak puas. Pada tahap ini, kita bisa melihat Keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: pendirian orang lain, risiko, tindakan
pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan.
8
Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-
macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman
mengenai begaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus,
pemasar mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-
jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan
melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang
dilakukan tersebut adalah:
1. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang
tertentu.
2. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan
dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak.
3. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak,
apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya.
4. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian
sesungguhnya.
5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang
dibeli.(http://digilib.itb.ca.id/peminatan-manajemen-pemasaran.htm).
Adapun langkah-langkah konsumen dalam melakukan proses pengambilan
keputusan pembelian, yaitu:
9
informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan
rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori
produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran
yang memicu minat konsumen.
2. Pencarian Informasi
Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
tergerak untuk mencari info tambahan, konsumen mungkin sekedar
mengingatkan perhatian atau mungkin pula menari info secara aktif.
3. Pengevaluasian Alternatif
Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan info
untuk mengevaluasi berbagai produk alternatif di dalam serangkaian
pilihan.
4. Keputusan Pembelian
Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk.
5. Perilaku setelah Pembelian
Tahap proses keputusan pembelian konsumen melakukan tindakan lebih
lanjut setelah pembelian berdasarkan pada keputusan ketidakpuasan
mereka.
10
Penekanan yang primer dalam orientasi ini adalah riset konsumen,
pengembangan produk, promosi, dan seluruh bauran pemasaran lain yang sama
pentingnya. (Encyclopedia Of Professional Management Volume 1, 211)
Orientasi konsumen ini sangatlah erat kaitannya dengan pemahaman tentang
perilaku konsumen. Dalam menjalani aktivitas bisnis, mengetahui dinamika
perilaku konsumen merupakan tugas yang sangat penting, apalagi dalam kondisi
perkembangan teknologi yang sangat pesat. Dalam menghadapi masalah-masalah
yang berkaitan dengan perilaku konsumen para manajer harus memandang
perilaku konsumen dengan sudut pandang yang lebih dinamis, karena perilaku
konsumen akan berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Para manajer harus
mampu mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi pada konsumennya,
dengan demikian para manajer tersebut dapat dengan cepat mengantisipasi
keinginan konsumen. Jika keinginan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan,
maka keuntungan akan berada pada seluruh stakeholder perusahaan tersebut.
(Encyclopedia of Professional Management Volume 1, 211).
11
konsumen sebagai berikut:
1. Membantu para manajer dalam mengambil keputusannya.
2. Memberikan pengetahuan kepada peneliti pemasaran dengan
dasar pengetahuan analisis konsumen.
3. Membantu legislator dan regulator dalam menciptakan hukum
dan peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan
barang dan jasa.
4. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian
yang lebih baik.
12
bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada
konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun strategi yang pemasaran yang
berhasil. Menurut Sutisna, menggambarkan model perilaku konsumen seperti
gambar dibawah ini:
13
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh:
a. Budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau
kesukuan).
b. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik
konsumen).
c. Grup tatap muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi).
d. Faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli
seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya
dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen, yaitu:
a. Barang,
b. Harga,
c. Periklanan dan
d. Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan
keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi
kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Penelitian
pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai
kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik produk, dan sikap terhadap
pilihan produk. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan
kepada konsumen.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian
masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama
evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan
informasi mungkin berubah, evaluasi produk, dan pemilihan produk. Pengalaman
konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli
produk yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran.
Pemasar akan mengikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data
penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang
14
mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari
produk pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran
diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap produk
dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini
mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran
kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001;196), bahwa perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor budaya, faktor sosial,
faktor pribadi dan faktor psikologis.
15
menghasilkan acuan-acuan perilaku sosial yang unik. Kebudayaan
adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.Menurut Lamb dan Daniel
(2001;202) budaya merupakan karakter yang penting dari suatu
sosial yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya.
Dengan kata lain, kebudayaan mencakup kesemuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan, ini merupakan faktor penentu yang sangat dasar dari
perilaku konsumen.
b. Subkebudayaan.
Subkebudayaan adalah setiap kebudayaan yang mengandung
subkebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang-orang yang
mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan
situasi kehidupan yang sama. Subkebudayaan meliputi
kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
Subkebudayaan disini dapat diartikan sebagai sistem nilai yang
fungsinya adalah mendorong dan membimbing masyarakatnya
menjawab tantangan yang mereka hadapi sepanjang masa. Sistem
nilai tersebut merupakan ciri identitas sebuah kelompok masyarakat
budaya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif
permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya memiliki nilai,
kepentingan dan perilaku yang serupa. Ukuran atau kriteria biasanya
dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat
ke dalam kelas-kelas tertentu ialah, kekayaan, kekuasaan,
kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Menurut Mangkunegara
(2002:47) kelas sosial dapat dikategorikan sebagai berikut, yaitu:
i. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan
membeli barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang
16
berkualitas dan lengkap, konservatif dalam, konsumsinya,
barang-barang yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi
warisan bagi keluarganya.
ii. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang
untuk menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan
jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup memadai, dan
cenderung membeli barang yang mahal dengan sistem kredit.
iii. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang
dengan mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada
umumnya membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari,
memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral atau
penjualan dengan harga promosi.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial antara
lain:
a. Kelompok Acuan
Perilaku konsumen umumnya di pengaruhi oleh individu yang
lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukan
sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari
individu tersebut misal keluarga, teman dan tetangga. Sedangkan
kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai
interaksi yang lebih formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok
sekunder meliputi kelompok keagamaan, serikat buruh dan asosiasi
profesional. Menurut Kelompok acuan berfunsi sebagai titik
banding/referensi langsung (tatap muka) atau tidak langsung yang
membentuk sikap maupun perilaku seseorang. Kelompok acuan
mempengaruhi seseorang dalam tiga hal, yaitu menghadapkan
seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru, perilaku dan konsep
pribadi seseorang, dan menciptakan tekanan untuk mematuhi apa
yang mungkin mempengaruhi pilihan produk seseorang.
b. Keluarga
Menurut Mangkunegara (2002:49), keluarga dapat didefinisikan
17
sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat
mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan
membeli. Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam
pengambilankeputusan pembelian terhadap individu, keluarga
mempunyai peran yang sangat penting, dimana setiap anggota
keluarga saling mempengaruhi. Peranan setiap anggota dalam
membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang
dibelinya. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan
yang berbeda. Keluarga, ini akan membentuk sebuah referensi yang
sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Peran suami dan
istri dalam penelitian sangat bervariasi sesuai kategori produk / jasa
yang dibeli. Dalam mengalisis perilaku konsumen, faktor keluarga
dapat berperan sebagai berikut, yaitu:
i. Siapa pengambil inisiatif, yaitu siapa yang mempunyai
inisiatif membeli, tetapi tidak melakukan proses pembelian.
ii. Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi
keputusan membeli.
iii. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa yang
menentukan keputusan apa yang dibeli, bagaimana cara
membelinya, kapan dan dimana tempat membeli.
iv. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa di antara
keluarga yang akan melakukan proses pembelian
v. Pemakai, yaitu siapa yang akan menggunakan produk yang
dibeli.
c. Peran dan Status
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti
perjalanan setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam
kelompok tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi individu
tersebut dalam perilaku pembelian. Peran dan status, ini akan
menentukan posisi seseorang dalam suatu kelompok. Setiap peranan
membawa status yang mencerminkan harga diri menurut masyarakat
sekitarnya. Disamping itu orang cenderung memilih produk yang
18
mengkomunikasikan peran dalam masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Dalam perilaku pembelian faktor pribadi juga mempengaruhi
seorang individu. Faktor tersebut terdiri dari:
a. Umur dan Tahap Siklus Hidup
Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan. Dengan
berjalanan usia maka juga terjadi perubahan pola konsumsi untuk
masing-masing usia. Umur dan tahapan dalam siklus hidup, ini akan
menentukan selera seseorang terhadap produk/jasa.
b. Pekerjaan
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam perilaku
konsumsinya, misalnya seorang pekerja kasar maka cenderung akan
membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan pekerja kantoran
akan cenderung untuk membeli stelan kemeja atau jas.
c. Situasi Ekonomi
Dalam perilaku pembelian sedikit banyak juga dipengaruhi oleh
situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka biasanya
akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.
Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan
hartanya, kemampuan untuk meminjam.
d. Gaya Hidup
Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda, memiliki
kecenderungan yang berbeda pula dalam perilaku pembeliannya.
Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga, situasi, pekerjaan, hobi
dan masih banyak lagi lainnya. Gaya hidup adalah pola kehidupan
seseorang seperti yang diperlihatkannya dalam kegiatan, minat, dan
pendapat-pendapatnya.
Gaya hidup ini menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang
berinteraksi dengan lingkungan, disamping itu juga dapat
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang, misalnya
kepribadian. Riset gaya hidup mengukur perbuatan-perbuatan orang
19
dalam hubungannya dengan, yaitu kegiatan, minat, pendapat mereka,
dan ciri demografis dasar tertentu.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Kepribadiaan
adalah karateristik psikologis unik seseorang yang menghasilkan
tanggapan-tanggapan yang relatif konsisten dan menetap terhadap
lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, ketaatan,
kemampuan bersosialisasi, daya tahan, dan kemampuan beradaptasi.
4. Faktor Psikologis
Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi
juga oleh faktor psikologis yaitu:
a. Motivasi
Motivasi individu merupakan faktor yang terpenting dalam memulai
dan mengatur kegiatan-kegiatannya. Kegiatan yang serasi dengan
motif-motif seseorang adalah menyenangkan dan mendatangkan
kepuasan sedang kegiatan lain dapat saja menjengkelkan atau
menimbulkan frustasi. Seorang individu dalam kehidupan
bermasyarakat juga memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya,
motivasi sendiri juga dapat mempengaruhi seeorang individu dalam
melakukan pembelian. Motivasi ini pula yang membangun seseorang
untuk melakukan perilaku pembelian. Motivasi adalah suatu
kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang
mencari keputusan atas kebutuhannya.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran
yang berarti mengenai dunia. Orang yang sudah mempunyai
motivasi untuk bertindak akan dipengaruhi persepsinya pada situasi
dan kondisi yang sedang dihadapi.
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang muncul
20
dari pengalaman. Dalam melakukan tindakan seorang individu tidak
lepas dari pembelajaran, perubahan perilaku individu dalam
pembelian juga dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran
dari pembelian sebelumnya. Menurut Lamb dan Daniel (2001:231)
pembelajaran (learning) adalah proses penciptaan perubahan perilaku
melalui pengalaman dan latihan.
d. Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan/keyakinan ini akan membentuk citra produk dan
produk, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut.
Sedangkan sikap akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku
yang relatif konsisten terhadap objek-objek yang sama.
Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriftif seseorang mengenai
sesuatu. Sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan, dan
kecenderungan seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.
Seorang pemasar biasanya memperhatikan keyakinan konsumennya
akan produknya, seringkali seorang pemasar harus merubah
iklannya untuk membentuk keyakinan seorang individu dalam
pemilihan suatu produk. Dalam hubungannya dengan perilaku
konsumen, keyakinan dan sikap sangat berpengaruh dalam
menentukan suatu produk, produk, dan pelayanan. Keyakinan dan
sikap konsumen terhadap suatu merekatau produk dapat diubah
melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang
efektif lepada konsumen. Dengan demikian konsumen dapat
membeli produk atau produk baru, atau produk yang ada pada toko
itu sendiri.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
1. Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap
konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. mereka
akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk
apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah
dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar
dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama
21
untuk beberapa produk yang lain;
2. Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor
psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat
diamati secara langsung;
3. Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian
dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas,
seperti kebudayaan, kelas-kelas social dan sebagainya.
(http//www.azuar.tripod.com)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan
individu yang langsung terlibat dalam usaha untuk mendapatkan, menggunakan
dan mengkonsumsi barang dana jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut.
22
2.4 Struktur Marketing RSKM
23
2.5 Uraian Pekerjaan Marketing RSKM
24
10 Komunikasi Tim yg Memastikan komunikasi tim yang efektif di unit kerja yang berada
Efektif di bawah tanggung jawabnya agar pemutakhiran informasi pasar /
pelanggan dapat dengan cepat direspon dengan menyusun
strategi pemasaran yang efektif
11 Penyusunan Databa- Mengkoordinir dan melaksanakan penyusunan Databse
se Pelanggan Pelanggan; meliputi data data : Nama Perusahaan; Jumlah
Karayawan; Budget; Jumlah Peserta Asuransi, BPJS Kesehatan,
dll.
10 Penyusunan Laporan Menyusun laporan aktifitas operasional PKRS dan Pemasaran;
meliputi kegiatan Pemasaran untuk Pelanggan Corporate, KSG,
BPJS dan Umum, dan Customer Relation Information, serta
kegiatan lainnnya.
11 Penilaian Kinerja Memberikan arahan, petunjuk, bimbingan dan motivasi serta
Karyawan melaksanakan penilaian karyawan yang menjadi bawahan
langsung maupun tidak langsung, untuk memastikan penilaian
dilakukan secara objektif serta memberikan coaching & conseling
terhadap hasil penilaian tersebut diatas.
12 Pengembangan Mengembangkan dan melakukan kajian untuk otomasi proses
aplikasi /otomasi penyelenggaraan dan administrasi operasional di unit kerjanya
proses. melalui Aplikasi Sistem Informasi.
13 Manajemen Risiko Mengimplementasikan manajemen risiko; meliputi identifikasi
risiko; penilaian potensi keparahan risiko; rencana respon
terhadap risiko, serta pemilihan alternatif mitigasi terhadap risiko.
14 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan. Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
25
5 Mediator Pelanggan Membantu menjembatani komunikasi antara perusahaan
pelanggan Corporate KS dan Group dengan unit/bidang/komite
bila terjadi permasalahan dalam pelaksanaan prosedur pelayanan.
6 Koordinasi dengan Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan, perusahaan pelanggan
RS Rujukan Corporate KS dan Group, dokter, provider lain dalam
penyelesaian masalah yang berhubungan dengan prosedur
pelayanan.
7 Akomodasi Keluhan Menampung, menanggapi keluhan/masukan pelanggan serta
menyelesaikan sesuai kemam-puan dan kewenangan yang
berlaku.
8 Penyusunan Laporan Membuat laporan evaluasi data perusahaan pelanggan Corporate
KS dan Group dan permasalahan dalam pelayanan secara berkala
setiap bulan atau insidentil
9 Pengembangan Mengembangkan dan melakukan kajian untuk otomasi proses
aplikasi /otomasi penyelenggaraan dan administrasi operasional di unit kerjanya
proses. melalui Aplikasi Sistem Informasi.
10 Manajemen Resiko Melaksanakan manajemen resiko; meliputi identifikasi resiko;
penilaian potensi keparahan resiko; rencana respon terhadap
resiko, serta pemilihan alternatif mitigasi terhadap resiko.
11 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan. Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
26
6 Koordinasi dengan Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan, perusahaan pelanggan
RS Rujukan Corporate Non KSG dokter,provider lain dalam penyelesaian
masalah yang berhubungan dengan prosedur pelayanan.
7 Akomodasi Keluhan Menampung, menanggapi keluhan/masukan pelanggan serta
menyelesaikan sesuai kemampuan dan kewenangan yang berlaku.
8 Penyusunan Laporan Membuat laporan evaluasi data perusahaan pelanggan Corporate
Non KSG dan permasalahan dalam pelayanan secara berkala
setiap bulan atau insidentil
9 Pengembangan Mengembangkan dan melakukan kajian untuk otomasi proses
aplikasi /otomasi penyelenggaraan dan administrasi operasional di unit kerjanya
proses. melalui Aplikasi Sistem Informasi.
10 Manajemen Resiko Melaksanakan manajemen resiko; meliputi identifikasi resiko;
penilaian potensi keparahan resiko; rencana respon terhadap
resiko, serta pemilihan alternatif mitigasi terhadap resiko.
11 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan. Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
27
8 Penyusunan Laporan Membuat laporan evaluasi data perusahaan pelanggan Asuransi
dan permasalahan dalam pelayanan secara berkala setiap bulan
atau insidentil
9 Pengembangan Mengembangkan dan melakukan kajian untuk otomasi proses
aplikasi /otomasi penyelenggaraan dan administrasi operasional di unit kerjanya
proses. melalui Aplikasi Sistem Informasi.
10 Manajemen Resiko Melaksanakan manajemen resiko; meliputi identifikasi resiko;
penilaian potensi keparahan resiko; rencana respon terhadap
resiko, serta pemilihan alternatif mitigasi terhadap resiko.
11 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan. Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
28
9 Penyusunan Laporan Membuat laporan evaluasi data perusahaan pelanggan BPJS, dan
pelanggan umum dan permasalahan dalam pelayanan secara
berkala setiap bulan atau insidentil
10 Pengembangan Mengembangkan dan melakukan kajian untuk otomasi proses
aplikasi /otomasi penyelenggaraan dan administrasi operasional di unit kerjanya
proses. melalui Aplikasi Sistem Informasi.
11 Manajemen Risiko Melaksanakan manajemen risiko; meliputi identifikasi risiko;
penilaian potensi keparahan risiko; rencana respon terhadap
risiko, serta pemilihan alternatif mitigasi terhadap risiko.
12 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan. Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
29
9 Pengembangan Mengembangkan dan melakukan kajian untuk otomasi proses
aplikasi /otomasi penyelenggaraan dan administrasi operasional di unit kerjanya
proses. melalui Aplikasi Sistem Informasi.
10 Manajemen Risiko Melaksanakan manajemen risiko; meliputi identifikasi risiko;
penilaian potensi keparahan resiko; rencana respon terhadap
risiko, serta pemilihan alternatif mitigasi terhadap risiko.
11 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan. Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
30
8 Program 5R & Melaksanakan Program 5R dan Continuous Improve-ment; untuk
Continuous memastikan bahwa aktifitas di unit selalu meningkatkan kualitas dan
Improvement kinerjanya.
9 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
sesuai aturan berlaku untuk menghasilkan kualitas, efisiensi biaya, tepat waktu dan
keamanan kerja sesuai dengan standar yang ditentukan.
2 Pelayanan Informasi Menyiapkan data dan informasi sesuai yang dibutuhkan pasien /
keluarga/ perusahaan pelanggan korporasi /asuransi meliputi :
fasilitas & pelayanan, jadwal praktek dokter, tarif, kapasitas
kamar, keberadaan kamar kosong, keberadaan pasien yang
dirawat, nomor telpon eksternal dan internal dll.
3 Konfirmasi Jaminan Menyiapkan informasi untuk membantu Hubungan Pelanggan
Rawat Inap & Rawat Korporasi dalam mengkonfirmasikan kepastian jaminan pasien
Jalan rawat inap dan atau pasien dengan rencana tindakan medis
tertentu jika diperlukan
4 Mediator antara Unit Membantu menjembatani unit pelayanan dan perusahaan
Pelayanan dengan pelanggan apabila timbul masalah pada pelaksanaan prosedur
Pelanggan pelayanan pasien jaminan perusahaan pelanggan korporasi atau
asuransi pada waktu diluar jam kerja.
5 Koordinasi RS Menyiapkan data perihal rumah sakit rujukan, dokter, dan
Rujukan provider lain dalam penyelesaian masalah yang berhubungan
dengan prosedur pelayanan pada waktu diluar jam kerja.
6 Penyelesaian Keluhan Menampung dan menanggapi masukan/keluhan pelanggan dan
berupaya melakukan koordinasi dengan pihak terkait sesuai
prosedur yang berlaku.
7 Penyusunan Laporan Menyusun laporan tentang aktifitas PKRS dan realisasi pelayanan
informasi dan admisi, termasuk permasalahan yang dihadapi dan
tindaklanjutnya secara berkala setiap bulan atau insidentil
berdasarkan Quality System Perusahaan..
8 Penyusunan Menyusun Sistem Informasi dan Database yang memuat tentang
Database Informasi informasi yang dibutuhkan pelanggan; meliputi a.l. : jadwal
pelayanan dokter rawat jalan, fasilitas & pelayanan, jadwal
praktek dokter, tarif, kapasitas kamar, keberadaan kamar kosong,
keberadaan pasien yang dirawat, nomor telpon eksternal dan
internal.
9 Program 5R & Con Melaksanakan Program 5R dan Continuous Improve-ment; untuk
tinuous Improvement memastikan bahwa aktifitas di unit selalu meningkatkan kualitas
dan kinerjanya.
10 Pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas sesuai SMKM (System Manajemen Krakatau
sesuai aturan Medika) untuk menghasilkan kualitas kerja dan memenuhi standar
yang ditetapkan, dan memenuhi norma K3LH yang berlaku (mis
SMKM dan K3LH).
31
2.6 Pembagian Area Kerja
32
2.7 Alur Penawaran MCU
33
BAB III
MASALAH
ENVIRONMENT MAN
tenaga
marketing
kurang
saingan
semakin
banyak
KURANG
OPTIMALNYA
KINERJA
MARKETING
MCU
kurang alat
Good Corporate transportasi
Governance
METHOD MACHINE
34
masih dipelajari oleh pihak departemen SDM, mengapa?
• Karena perampingan struktur organisasi, mengapa?
• Untuk efisiensi biaya operasional
35
• Karena melanggar asas ketiga dari GCG, yaitu Responsibility yang
berisi bahwa perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen/good citizenship
1. Tenaga Marketing 5 3 4 12 I
kurang
2. Saingan semakin 4 4 3 11 II
banyak
3. Kurang alat 5 3 2 10 III
transportasi
4. Good Corporate 1 3 1 5 IV
Governance
Skala USG berdasarkan skala likert ditentukan dengan nilai 1-5.
5 = Sangat Besar 4 = Besar 3 = Sedang
2 = Kecil 1 = Sangat Kecil
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu yang prioritas untuk segera
dilakukan perbaikan, dalam hal ini adalah kurangnya Tenaga Marketing. Yang
diikuti oleh semakin banyaknya saingan MCU yang melakukan penetrasi ke
wilayah Cilegon, dan kurangnya alat transportasi, serta penggunaan prinsip Good
Corporate Governance.
36
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Hasil FGD dengan bagian Marketing dan SDM pada tanggal 14 maret 2019
menghasilkan beberapa solusi yaitu:
37
Skor 1: sangat tidak efektif/ sangat tidak murah/ sangat tidak mudah/ sangat tidak
mampu.
Skor 2: tidak efektif/ tidak murah/ tidak mudah/ tidak mampu.
Skor 3: cukup efektif/ cukup murah/ cukup mudah/ cukup mampu.
Skor 4: efektif/ murah/ mudah/ mampu.
Skor 5: sangat efektif/ sangat murah/ sangat mudah/ sangat mampu.
Alternatif solusi yang mempunyai nilai total tertinggi adalah proaktif dalam
menawarkan pelayanan MCU. Hal ini sangat penting karena dengan adanya
kinerja marketing yang proaktif dapat meminimalisir hilangnya pelanggan setia
layanan MCU RS Krakatau Medika, dan sekaligus dapat menjaring pelanggan-
pelanggan baru layanan MCU RS Krakatau Medika. Solusi pertama ini sebaiknya
segera dilaksanakan oleh Departemen Marketing RS Krakatau Medika, khususnya
Departemen Marketing bagian MCU.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Residensi ini dilaksanakan untuk mengetahui factor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja Marketing, dan juga untuk mengetahui alternatif
solusi terhadap akar masalah yang ditemukan.
Dari hasil dan analisis data serta pembahasan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut ini :
1. Factor-faktor utama yang berpengaruh terhadap penurunan kunjungan
ulang mcu non-ks yaitu kurangnya tenaga marketing. Yang diikuti oleh
semakin banyaknya saingan MCU yang melakukan penetrasi ke wilayah
Cilegon, dan kurangnya alat transportasi, serta penggunaan prinsip Good
Corporate Governance.
5.2 Saran
Saran yang direkomendasikan berdasarkan hasil residensi ini adalah sebagai
berikut:
1. Senantiasa terus proaktif dalam menawarkan pelayanan MCU
39
2. Menambahkan promo atau diskon lainnya
40
DAFTAR PUSTAKA
41