Maternitas ANC
Maternitas ANC
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu penyakit,
namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semua normal dapat tiba-tiba menjadi tidak normal.
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadj yang unik, mempunyai hak mengontrol dirinya
sendiri, memiliki kebutuhan, haralan dan keinginan yang patutu dihormati.
Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan budaya.
Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan patut dihormati.
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan yang
menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan obyektif.
Bidan yakin bahwa dalam membersihkan aauhan tetap harus mempertahankan, mendukung dan
menghargai proses fisiologis.
Bidan yakin bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, diperlukan kemitraan dengan tim
kesehatan lain dan pemberdayaan perempuan yang diberi asuhan.
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif
atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kehamilan pada ibu hamil terdiri dari :
5. Menklai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan fetoscope/pinard dan
gerakan janin dan palpasi
9. Memberi penyuluhan dan tanda tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I,
abortus imminien dan preeklampsia ringan
13. Mengidentifikasi penyimpanan kehamilan normal dan penanganannya ternasuk rujukan tepat pada :
kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan
genda aterm, kematian janin, adema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri
epigastrium karena hipertensi
14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua
15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti menh seimbang,
latihan, keamanan, dan merokok
2. Pemberdayaan
3. Otonomi
4. Jangan membahayakan
5. Tanggung jawab
D. Sejarah Asuhan Kehamilan
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi, tenaga penolong
persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807, dimasa pemerintahan Gubernur Jendral Hendrik William
Deandels, pada dukun dilatih untuk melakukan pertolongan persalinan tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama karena tidak tersedianya pelatih kebidanan.
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan pada saat itu hanya diperuntukan bagi orang-orang
belanda yang ada diindonesia. Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan dokter di Jawa Batavia,
tepatnya di rumah sakit Militer Belanda yang sekarang dikenal dengan RSPAD Gatot Subroto. Seiring
dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita
pribumk di Batavia oleh Dr. W. Bosh lulusan ini kemudian bekerja di rumah sakit dan juga masyarakat.
Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
Titik tolak konferensi kependudukan didunia di kairo tahun 1994 yang menekankan pada kesehatan
reproduksi memperluas garapan pelayanan bidan area tersebut meliputi :
2. KB
1. Untuk menfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan menegakkan hubungan
kepercayaan dengan ibu.
2. Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang anak sehat
3. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil (penyakit umum, keguguran,
pembedahan)
4. Mempersiapkan kelahiran cukup pula dengan selamat, ibu dan bayi dengan trauma minimal.
5. Mempersiapkan ibu, agar nifas berjalan normal dan dapat memberikan eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
normal.
Menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal dengan upaya bidan:
1. Memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi
normal.
2. Mengenali penyimpangan dari keadaan normal dan memberikan pelaksanaan dan pengobatan yang
diperlukan.
3. Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik emosional dan psikologis untuk menghadapi kelahiran
kemungkinan komplikasi.
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian asuhan antenatal berfokus pada:
5. Mengidentifikasi dan mendeteksi masalah-masalah lebih awal sehingga tindakan yang sesuai dapat
dilakukan serta menangani komplikasi yang mengancam jiwa.
a. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang
akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
b. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi,
sementara mereka telah memakai memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang di dapar.
c. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibj yang tergolong resiko rendah mengalami komplikasi
tetap tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko adalah bahwa setiap bumil bersiko mengalami
komplokasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
6. Beristirahat berlebihan untuk menjaga agar tidak terjadi aborsi/keguguran, kembar yang tidak
bermasalah, pre eklamasi yang tidak parah
2. Mengurangi frekuensi kunjungan antenatal ke tenaga kesehatan terlatih demi menjaga kesehatan
normal dan mendeteksi adanya komplikasi
c. Pemberian vitamin A
2. Hampir tidak mungkin untuk meramal ibu manakah yang akan menghadapi komplikasi
4. Banyak pemeriksaan rutin dalam asuhan antenatal yang tidak efektif untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
d. Praktek Antenatal yang bermaanfaat:
2. Mengadakan hubungan atas dasar kepercayaan dengan bidan serta hubungan dengan sistem
asuhan kesehatan
1. Pengertian standar
Asuhan kehamilan dan bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menginterpresikan data
mantapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan
kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janim selama periode kehamilan.
Bidang melakukan kunjungan kerumah dan berinteraksu dengan masyarakat secara berkata
untuk memberikan penyuluhan dan memotifasi ibu, suami, serta anggota keluarga lainnya agar
mendorong dan membantu ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.
Bidang melupakan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan serta kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.