Disusun oleh:
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/
kasus yang diambil).
Survey Mawas Diris (SMD) di Desa Banjarsari Kecamatan
Windusari Kabupaten Magelang yang sudah penulis lakukan di minggu
ke-3 stase Ilmu Ksesehatan Masyarakat ini menunjukkan beberapa
masalah yang masih ditemukan di masyarakat. Salah satu masalah
terbesarnya adalah perilaku masyarakat yang masih membuang sampah
sembarangan. Pembuangan sampah masih banyak dilakukan di kebun
warga, sawah, dan sungai. Masyarakat menuturkan bahwa kebiasaan ini
dilakukan karena memang masih belum ada tempat pembuangan sampah
resmi di wilayah tempat tinggalnya. Hampir seluruh masyarakat juga
melakukan pembakaran sampah plastik karena tidak adanya tempat
pembuangan sampah ini. Sampah plastik biasanya digunakan untuk
1
bahan bakar tungku atau dibakar di halaman rumah secara kolektif ketika
sampah sudah mulai bertumpuk.
2
3. Refleksi dari aspek hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah dengan jelas menyatakan larangan kepada
setiap orang yang membuang sampah tidak pada tempat yang sudah
disediakan. Selain itu UU ini juga melarang pembakaran sampah yang
tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2017
Tentang Pengelolaan Sampah mengatur beberapa poin yang berkaitan
dengan kasus di Desa Banjarsari ini. Pada pasal 10 menjelaskan
beberapa kewajiban masyarakat diantaranya adalah untuk memelihara
dan menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada
tempatnya, pewadahan sampah untuk memudahkan proses
pengumpulan, pemindahan dan pengangkutannya, pengumpulan
sampah dari sumber ke TPS, memeilhara sampah sesuai sifatnya, serta
memelihara dan menyediakan sarana persampahan di lingkungannya
masing-masing.
Perda Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2017 juga
menjelaskan beberapa larangan bagi masyarakat terkait pengelolaan
sampah. Pasal 16 berbunyi “Setiap orang dilarang: a. memasukkan
sampah ke daerah kecuali untuk kepetingan pengelolaan sampah secara
regional; b. melakukan kegiatan impor sampah; c. mencampur sampah
dengan limbah berbahaya dan beracun; d. mengelola sampah yang
menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan; e.
membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan; f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan
terbuka di tempat pemrosesan akhir; dan/atau g. membakar sampah
yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.”
Kemudian, pada Pasal 17 dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang
sudah disebutkan pada pasal sebelumnya yaitu “Membuang sampah
tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf e, meliputi: a. membuang sampah ke
3
sungai, saluran air hujan, saluran air limbah dan saluran pengairan; b.
membuang sampah di jalan, taman kota atau tempat-tempat umum; dan
c. mengotori jalan akibat kegiatan pengangkutan barang atau material,
mencuci kendaraan dan pemberian makanan kuda atau sejenisnya.
Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf g,
meliputi: a. membakar sampah di tempat yang menimbulkan bahaya
kebakaran; dan b. membakar sampah yang mengganggu lingkungan.”
Selanjutnya pada pasal 73 dijelaskan sanksi yang akan diterima
oleh setiap orang yang secara hukum terbukti melanggar ketentuan-
ketentuan yang sudah diatur dalam Pasal 17. Pelanggaran tersebut
diancam dengan pidana kurungan maksimal 3 (tiga) bulan dan/atau
denda maksimal Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Berdasarkan berbagai peraturan tersebut sudah seharusnya
masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Selain dapat
mencemari lingkungan juga dapat diancam dengan berbagai sanki
tersebut.
4
berbuat kerusakan dibumi.sesungguhnya, allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan”.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan manusia untuk memelihara
diri dan lingkungannya adalah dengan menjaga kebersihan, salah
satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. Kebersihan
merupakan syarat terwujudnya kesehatan. Sebaliknya, kotor tidak saja
merusak keindahan tetapi juga menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit (Noelaka, 2008).
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 183 yang
terjemahannya “Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan
mengurangi hak-haknya dan janganlah kamu membuat kerusakan
dibumi”. Dari firman Allah tersebut dapat disimpulkan bahwa membuat
kerusakan di muka bumi adalah dilarang. Hal tersebut juga berlaku untuk
membuang sampah bukan pada tempatnya karena dapat menimbulkan
kerusakan di bumi.
Dalam salah satu hadis sahih riwayat Muslim, Rasulullah SAW
bersabda “Kebersihan sebagian dari pada iman”. Dalam hadis lain yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda ”Sesungguhnya
Allah Ta’ala adalah baik dan mencitai kebaikan, bersih dan mencinta
kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai
kedermawan. Maka bersikanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu
menyerupai orang yahudi”
Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis tersebut diatas sudah cukup
menjelaskan bahwa Islam selalu mengajarkan agar manusia menjaga
kebersihan, menjaga alam, dan tidak membuat kerusakan di muka bumi
ini.
5
Umpan balik dari pembimbing
6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim.
Hardiatmi, S. 2011. Pendukung Keberhasilan Pengelolaan Sampah Kota. Innofarm:
Jurnal Inovasi Pertanian, 10(1): 50-66.
Kartiadi. 2009. ”Giatkan Buang Sampah Pada Tempatnya”,
(http://bandarsampah.blogdetik. com).
Noelaka, A. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang. 2017. Peraturan Daerah Kabupaten
Magelang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Sampah. Magelang:
Lembaran Daerah Kabupaten Magelang.
Suyono & Budiman. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kontek Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: EGC.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.