Estimasi Pendapatan 1
Estimasi Pendapatan 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendapatan merupakan kata kunci yang berpengaruh terhadap laporan laba -rugi dan
neraca. Pendapatan yang telah diakui akan menambah jumlah aset dan mengurangi
liabilitas. Kata “pendapatan” sendiri digunakan dalam laporan laba -rugi yang dinyatakan
sebagai pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan tidak hanya berhubungan
dengan jumlah namun juga dengan waktu. oleh karena itu pengakuan pendapatan
berpengaruh terhadap laporan keuangan.
M enurut PSAK 23, Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendapatan hanya meliputi arus mas uk bruto dari manfaat
ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk dirinya sendiri. Jumlah yang
ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan
manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan. Demikian juga dalam
hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonom i meliputi jumlah yang ditagih
atas nama prinsipal, yang tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Jum la h yang
ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan, yang merupakan pendapatan
adalah komisi yang diterima.
Pengakuan pendapatan merupakan isu yang sangat krusial dan tidak hentinya
diperbincangkan dalam dunia akuntansi. Pengakuan pendapatan berhubungan dengan
berbagai hal mulai dari keuntungan sampai kerugian yang dialami perusahaan.
Banyaknya perusahaan baik ditingkat nasional maupun tingkat internas ional mengalami
masalah yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan menimbulkan banyak
pertanyaan dan penelitian seputar pengakuan pendapatan mulai dari karakteristik
1
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pengakuan pendapatan sampai jumlah pendapatan yang diakui oleh perusahaan yang
menyebabkan kesalahan terjadi pada laporan keuangan .
Salah satu kasus kecurangan pengakuan pendapatan terjadi pada Xerox Corporation.
Pada 6 Januari 2001, The W all Street Journal menerbitkan artikel panjang tentang
analisis praktik akuntansi di Xerox Corporation. Xerox Corporation melakukan
manipulasi pada laporan keuangan tahun 1997-2000. M anipulasi dilakukan pada
pendapatan yang diperoleh dari penjualan mesin fotokopi kepada konsumen dengan
perjanjian jangka panjang. Dalam perjanjian ini, konsumen membayar dimuka untuk
pembelian mesin fotokopi Xerox dan biaya pemeliharaan selama masa perjanjian. Dalam
praktiknya, Xerox Corporation mencatat pendapatan dari pembelian mesin fotokopi dan
pendapatan biaya pemeliharaan awal pada pos pendapatan ditahun pertama. Pendapatan
dari biaya pemeliharaan lainnya dicatat pada tahun-tahun berikutnya selama masa
perjanjian berlangsung. Dari perspektif pembukuan tidak ada kesalahan yang dilakukan
oleh Xerox Corporation. Angka yang tercatat pada laporan keuangan telah sesuai dengan
pendapatan yang telah terealisasi. Pelaporan keuangan Xerox Corporation ini kemudian
diinvestigasi oleh SEC pada tahun 2002. Hasilnya Xerox Corporation terpaksa
mengklasifikasi ulang laporan keuangannya dari tahun 1997 sampai tahun 2000. Hal ini
disebabkan karena Xerox Corporation tidak mengakui pendapatan pada waktu yang
benar.
Sebagai contoh Xerox Corporation menjual mesin fotokopi dengan perjanjian jangka
panjang selama lima tahun seharga US$100 per unit. K onsumen membeli mesin fotokopi
dengan harga US$100 ditambah dengan biaya pemeliharaan US$10 per tahun. M enurut
perjanjian, konsumen harus membayar mesin fotokopi dan biaya pemeliharaan diawal
sehingga konsumen akan membayar US$150 ditahun pertama. Dalam kejadian ini Xerox
Corporation seharusnya mencatat pendapatan ditahun pertama sebesar US$110 terdiri
dari US$100 sebagai harga mesin fotokopi dan US$10 sebag ai biaya pemeliharaan mesin
fotokopi tahun pertama. Akan tetapi pendapatan US$10 diakui sebagai pendapatan pada
tahun kedua dan seterusnya sampai tahun kelima sesuai dengan perjanjian. Dengan
pencatatan ini maka pendapatan Xerox Corporation dari sebuah mesin fotokopi sebesar
US$150 termasuk biaya pemeliharan selama lima tahun. Jumlah yang dicatat Xerox
2
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Corporation tidak berbeda dengan contoh diatas. Xerox Corporation mencatat US$150
sebagai pendapatan sebuah mesin fotokopi dan biaya pemeliharaan selama lima tahun.
Bila dilihat jumlahnya pencatatan Xerox Corporation sudah benar namun SEC perbedaan
terletak pada waktu pengakuan pendapatan penj ualan mesin fotokopi tersebut. D alam
praktiknya Xerox Corporation mencatat pendapatan tahun pertama sebesar US$125
untuk satu unit mesin fotokopi dan US$5 untuk biaya pemeliharaan. Kamudian
pendapatan sebesar US$5 diakui dan dicatat pada tahun kedua dan seterusnya sampai
masa perjanjian selesai. Jum lah dari dua metode pencatatan sama yaitu sebesar US$150
namun pengakuan pendapatannya berbeda. Dengan pencatatan tersebut, Xerox
Corporation mengakui pendapatan lebih besar ditahun pertama sehingga profit tahun
pertama lebih besar dari yang seharusnya. Dengan menaikkan profit ditahun pertama
maka profit tahun-tahun berikutnya salama masa perjanjian dicatat kurang dari yang
seharusnya.
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa Xerox Corporation telah melakukan kecurangan
dalam pelaporan keuangannya. Kejadian ini diinvestigasi oleh SEC yang kemudian
berujung pada pembebanan denda kepada Xerox Corporation sebesar US$10 juta.
Setelah investigasi dilakukan SEC, Xerox Corporation kemudian mengklasifikasi ulang
laporan keuangan dari tahun 1997 sampai tahun 2000. Klasifikasi u lang menunjukkan
penurunan pendapatan sebesar US$3.000 juta dan penurunan profit sebesar US$1.500
juta diimbangi dengan penurunan ekuitas dengan jumlah yang sama. Kasus ini
menunjukkan bahwa pengakuan pendapatan harus sangat diperhatikan oleh perusahaan
terutama pada perusahaan berskala internasional karena kelalaian d alam pengakuan
pendapatan dapat berakibat kerugian bukan hanya berkurangnya pendapatan dan profit
tetapi juga berkurangnya ekuitas perusahaan.
Kasus lain seputar kecurangan pengakuan pendapatan juga terjadi di Indonesia. pada
tahun 2005, PT KAI telah mendapatkan sorotan dari public Indonesia. Perusahaan
BUM N tersebut melakukan manipulasi pada laporan keuangan. Laporan keuangan PT
KAI tahun 2003 dan sebelumnya diaudit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan namun pada
tahun 2004, pengauditan laporan keuangan dilakukan oleh BPK dan kantor akuntan
publik S. M anan. Hasil audit laporan keuangan tersebut kemudian diserahkan kepada
3
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
komisaris PT KAI sebelum diumumkan dalam rapat pemegang saham. Hekinus M anao
yang waktu itu menjabat sebagai komisaris PT K AI menolak hasil aud it laporan
keuangan yang dilakuakan oleh BPK dan akuntan publik. Penolakan tersebut bukan tanpa
alasan. Dari hasil audit ditemukan beberapa kejanggalan dalam laporan keuangan. PT
KAI dicatat meraih keuntungan sebesar Rp 6.900.000.000 pada laporan keuangan tahun
2005 namun ternyata kenyataan yang terjadi, perusahaan BUM N tersebut mengalami
kerugian sebesar Rp 63.000.000.000. Perbedaan nilai yang sangat besar terjadi karena PT
KAI mengakui pajak pihak ketiga yang tidak dibayarkan selama tiga tahun sebagai
pendapatan selama tahun 2005. Pencatatan ini tidak seharusnya terjadi karena piutang
yang tidak tertegih seharusnya tidak dapat dianggap sebagai pendapatan maupun aset.
Perbedaan persepsi mengenai pengakuan pendapatan terjadi di pihak internal PT KAI.
Ada yang berpendapat bahwa puitang belum tertagih sudah bisa diakui sebagai
pendapatan karena suatu waktu akan tertagih sebagai pendapatan. Namun beberapa pihak
berpendapatan berkebalikan bahwa puitang belum tertagih tidak seharusnya dicatat
sebagai pendapatan karena faktor-faktor yang membuatnya diakui dan dicatat sebagai
pendapatan bahkan belum dapat terpenuhi. Kasus seperti ini terjadi karena PT KAI belum
dapat menyamakan persepsi mengenai pengakuan dan pencatatan pendapatan yang sesuai
dengan aturan dan kebijakan yang telah disepakati.
4
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
keuangan yang benar. Sebaliknya apabila terjadi kecurangan dalam pendapatatan salah
satu pos saja dalam laporan keuangan, kepercayaan yang seharusnya terbangun antara
perusahaan dan pemegang saham akan hilang bersamaan dengan terungkapnya
kecurangan yang terjadi.
Pendapatan merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang berasal dari seluruh
kegiatan operasi perusahaan dan sebagai penentu laba perusahaan dalam laporan laba -
rugi. Untuk mendefinisikan pendapatan diperlukan pemahaman tentang karakteristik
yang harus dipenuhi sehingga suatu jumlah dapat benar -benar diakui sebagai pendapatan.
Pendapatan dapat diakui selama produksi untuk kontrak jangka panjang ( Accounting
Research Bulletin 45), pendapatan dapat diakui setelah produksi selesai pada bidang
pertanian dan pertambangan (Accounting Research Bulletin 43), pendapatan dapat diakui
saat kas diperoleh ketika penjualan real estate terlaksana. Pada tahun 1934, American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mengadopsi enam aturan dalam
pengakuan pendapatan. Salah satu dari aturan pengakuan pendapatan menjelaskan bahwa
pendapatan dianggap terealisasi ketika penjualan dari kegiatan bisnis dapat terlaksana
kecuali pada keadaan dari pengumpulan hasil penjualan diasumsikan tidak cukup
(Accounting Research Bulletin 43 chapter 1). Pada SFAS No.32 tahun 1979, FASB
menyatakan memulai program menambah standar dari Statement of Position (SO P) dan
Accounting Guides, memodifikasi, dan membuat agar konsisten dengan konsep dan
statemen FSAB dan menerbitkannya sebagai SFASs.
Berbagai teori telah diungkapkan untuk mengatur pengakuan pendapatan. Teori dan
prinsip yang telah ada harus dijadikan dasar bagi perusahaan dan bisnis dalam pengakuan
pendapatan. M eskipun telah cukup jelas diungkapkan tentang bagaimana pendapatan
harus diakui dan diungkapkan namun masih banyak perusahaan yang melakukan
kesalahan dalam pencatatan dan pengakuan pendapatan. Kesalahan tersebut seringkali
tidak dianggap sebagai hal yang serius karena tidak selalu mempengaruhi jumlah
pendapatan. Kesalahan pengakuan pendapatan seringkali berupa pencatatan waktu yang
tidak tepat namun apabila hal ini terus dilanjutkan maka akan berpengaruh terhadap
kesehatan perusahaan.
5
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Pengakuan pendapatan pada perusahaan terkadang tidak sesuai dengan teori yang ada.
M isalnya dalam pertambangan timah, perusahaan mengambil biji timah. Biji yang telah
ditambang tersebut sudah dipesan maka perusahaan mengakui pendapatannya setelah biji
timah diambil. Tetapi pengakuan pendapatan dengan cara seperti itu tidak dapat
diterapkan pada seluruh usaha. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana pengakuan
pendapatan yang terjadi di suatu perusahaan dan mengapa perusahaan tersebut
menggunakan dasar pengakuan pendapatan tersebu t. Penulis ingin melihat apakah
perusahaaan tersebut sudah benar dan sesuai dalam pengakuan pendapatannya sesuai
dengan teori yang ada.
Pengakuan pendapatan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam menyajikan
laporan keuangan dan pengendalian perusahaan. Pengakuan pendapatan yang telah sesuai
dengan teori dan kebijakan yang ada dapat menyajikan informasi yang menjelaskan
waktu terjadinya transaksi dan pengakuan terhadap pendapatan dari transaksi tersebut.
M eskipun teori dan kebijakan mengenai pengakuan pendapatan ini telah banyak diado psi
dan digunakan namun masih banyak perusahaan yang menyalahi aturan pengakuan
pendapatan. Kesalahan dalam pengakuan perndapatan tidak selalu mempengaruhi jumlah
pendapatan akhir namun akan berpengaruh kepada pencatatan waktu pendapatan diakui.
Informasi yang diperlukan perusahaan terkait waktu pengakuan pendapatan diperoleh
dari pencatatan tersebut. artinya apabila pencatatan pengakuan pendapatan tidak tepat
maka perusahaan tidak dapat memperoleh informasi yang tepat dan dapat menyebabkan
kesalahan fatal bagi jalannya perusahaan terutama pada perusahaan yang bergerak di
berbagai bidang seperti PT Timah Tbk. yang melakukan kegia tan operasi berupa
6
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
penambangan sampai dengan penjualan biji timah. Total pendapatan PT Timah Tbk.
sebesar Rp7.822.560.000.000,00 pada tahun 2012. Pengakuan dan pencatatan pendapatan
bagi PT Timah Tbk. jelas menjadi hal yang harus sangat diperhatikan. Kesalahan dalam
pencatatan dan pengakuan pendapatan akan sangat mempengaruhi besarnya pendapatan
per tahun. Kesalahan pengakuan pendapatan yang dilanjutkan dengan pencatatan pos
pendapatan pada laporan keuangan dapat mengakibatkan beberapa kerugian bagi
perusahaan seperti berkurangnya kepercayaan para pemegang saham apabila men getahui
perusahaan melakukan kesalahan pengakuan dan pencatatan dalma laporan keuangan,
terjadinya kesalahan pencatatan lain akibat pencatatan sebelumnya yang tidak tepat,
penurunan nilai saham karena penilaian terhadap kinerja perusahaan yang menurun, dan
lainnya. Kesalahan pengakuan dan pencatatan pendapatan dapat mengurangi pendapatan,
profit, dan tentunya ekuitas yang tertera dalam laporan keuangan. Pembenaran pada
laporan keuangan mungkin saja dilakukan namun keslahan pengakuan dan pencatatan
pendapatan ini akan mempengaruhi pandangan pihak-pihak yang bersangkutan terutama
pada pihak yang menggunakan laporan keuangan seperti pemegang saham, pihak internal
perusahaan, dan auditor. M engingat banyaknya jumlah pendapatan yang tercatat dalam
laporan keuangan PT Timah Tbk., kesalahan pengakuan dan pencatatan pendapatan pada
laporan keuangan tidak seharusnya terjadi. Untuk itu penulis tertartarik untuk meneliti
apakah pengakuan pendapatan yang dilakukan sudah sesuai dengan kebijakan yang
diterapkan dalam PT Tim ah Tbk. dan apakah kebijakan yang diterapkan sesuai dengan
kebijakan yang sudah ada.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis sampaikan maka yang menjadi pertanyaan
penelitian adalah:
7
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka penelitian ini m empunyai
tujuan untuk mengevaluasi kebijakan yang digunakan PT Timah Tbk. mengenai
pengakuan pendapatan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada PT Timah Tbk. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kebijakan yang
tepat untuk diadopsi sehubungan dengan pendapatan dan pengakuan pendapatan serta
mengevaluasi kebijakan yang sudah tepat dengan acuan kebijakan yang telah ada.
8
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori-teori yang terkait dengan komponen penting penelitian yaitu
pengertian pendapatan, pengertian pengakuan pendapatan, pernyataan mengenai
pengakuan pendapatan, criteria pengakuan pendapatan, dan jenis-jenis pengakuan
pendapatan yang berkaitan dengan critical event.
1. Pendapatan adalah hasil dari penjualan barang dan pengolahan jasa yang
diukur dari perubahan kepada konsumen, klien, atau penyewa jasa atas barang
dan jasa yang telah diberikan (Accounting Terminology Bulletin 2).
2. Pendapatan adalah jumlah kotor yang meningkat pada aset dan pengurangan
jumlah kotor pada liabilitas yang diukur sesuai dengan Generally Accepted
Accounting Principal (GAAP) yang merupakan hasil dari aktivitas penghasil
keuntungan (Accounting Principles Board statement 4)
3. Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan aset pada suatu entitas atau
penyelesaian dari liabilitas selama satu periode produksi dan penjualan
barang, pemberian jasa, atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan hasil
kegiatan operasional entitas ( Statement of Financial Accounting Concept
No.6)
4. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang
dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa
(fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa (Ikatan Akuntan Indonesia).
Pendapatan dipengaruhi oleh faktor tertentu ya itu aliran fisik dan aliran moneter. Aliran
fisik terdiri dari kejadian produksi dan penjualan hasil produksi, sedangkan objek
merupakan hasil dari produksi tersebut. aliran moneter terdiri dari nilai yang naik di
dalam perusahaan karena suatu kejadian dan objek yang merupakan nilai nominal yang
9
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
diperoleh dari penjualan hasil produksi. K eempat faktor jelas bersangkutan tetapi tidak
semua faktor dapat merepresentasikan difinisi dari pendapatan.
10
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Sedangkan Kam (1990, h.243-252) mengemukakan pendapatan baru dapat diakui jika
memenuhi syarat-syarat berikut:
11
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Untuk mengakui pendapatan diperlukan faktor yang harus terpenuhi agar suatu objek
memenuhi definisi pendapatan dan dapat diakui. Pendapatan merupakan suatu kejadian,
bukan suatu objek. Artinya pendapatan dapat didefinisikan sebagai kejadian dimana
perusahaan mengalami penambahan nilai pada pos tertentu seperti aset dan pengurangan
nilai pada liabilitas. Penambahan pendapatan ini diakui dengan melakukan pencatatan
sejumlah nilai nominal yang bertambah pada laporan keuangan.
Dalam PwC Pocket Guide (2013, h.29) disebutkan bahwa kontrak konstruksi merupakan
sebuah kontrak yang dinegosiasikan khusus untuk kontrak terhadap aset atau kombinasi
aset, termasuk kontrak pemberian layanan atau jasa secara langsung yang berhubungan
dengan konstruksi aset tersebut. pendapatan dan biaya pada kontrak konstruksi diakui
dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian. Artinya pendapatan, biaya, dan
keuntungan dapat diakui secara bertahap berdasarkan aktivitas kontrak yang telah
12
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Adapun pedoman pengakuan pendapatan telah diringkas dalam SFAC No.5 paragraf 84
yang berbunyi sebagai berikut:
a. Kriteria terbentuk atau terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk atau
barang dagangan diserahkan atau jasa diberikan kepada konsumen. Oleh
karena itu, pendapatan dari kegiatan produksi dan pemasaran serta untung dan
rugi dari penjualan aset lainnya pada umumnya diakui pada saat penjualan
(dalam arti pertukaran atau pengiriman barang).
b. Jika kontrak penjualan atau penerimaan ka s (atau keduanya) mendahului
produksi dan pengiriman, pendapatan dapat diakui pada saat terhak ( earned)
dan pengiriman (delivery).
c. Jika produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara
bertahap dengan metode presentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk
asalkan taksiran yang layak atas hasil pada saat penyelesaian dan taksiran
kemajuan produksi dapat diukur dengan cukup andal.
d. Jika jasa diberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangsung secara
menerus salama satu periode dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan
dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu.
e. Jika produk atau aset lain dapat segera terealisasi karena dapat dijual dengan
harga yang cukup pasti tanpa biaya tambahan yang berarti, pendapatan dan
beberapa untung atau rugi dapat diakui pada saat selesainya produksi atau
pada saat harga aset tersebut berubah.
f. Jika produk, jasa, atau aset lain ditukarkan dengan aset nonmoneter yang tidak
segera dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung dan rugi dapat
diakui pada saat mereka telah terhak atau pada saat transaksi telah selesai
asalkan nilai wajar nonmoneter yang terlibat dapat ditentukan dalam kisaran
yang layak.
g. Jika kolektibilitas aset yang diterima untuk produk, jasa, atau aset lain
meragukan, pendaatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.
14
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergeraak dibidang pertambangan biji
timah yaitu PT Timah Tbk. terletak di Jl. Jenderal Sudirman 51 Pangkal Pinang 33121,
Bangka, Indonesia
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara staff bagian keuangan
melalui e-m ail. Kemudian data diperoleh langsung dari PT Timah Tbk. secara
resmi dengan perantara staff keuangan. Data yang diperoleh berupa kebijakan
yang digunakan untuk pengakuan pendapatan yaitu PSAK 23 tentang
penjualan barang yang berbunyi:
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut
dipenuhi:
(a) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli;
(b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual;
(c) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
(d) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir kepada entitas terssebut; dan
(e) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.
Adapun term of delivery yang disepakati dalam PT Timah Tbk. berupa Cost,
Insurance, and Freight (CIF) yang berbunyi:
Cost, Insurance, and Freight (CIF) means that the seller delivers when the
goods pass the ship’s rail in the port of shipment. Timah must pay the
costs and freight necessary to bring the goods to the named port
16
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
destination but the risk of lost of or damage to the goods, as well as any
additional costs due to events occurring to the time of delivery, are
transferred from the seller to the buyer. Timah also has to procure marine
insurance against the buyer’s risk of loss of or damage of the goods
during carriage. (International Chamber of Commerce (ICC) – Incoterms
2000)
2. Analisis
Penulis melakukan pembahasan melalui analisis deskriptif yaitu dengan
membandingkan antara literatur dan teori pengakuan dan pengukuran
pendapatan pada perusahaan tambang menurut Standar Akuntansi Keuangan
dengan praktek ang terjadi pada PT. Timah Tbk. M enganalisis data-data yang
didapatkan dari perusahaan dengan cara membandingkan kebijakan yang
diterapkan PT Timah Tbk. berkaitan dengan pengakuan pendapatan dengan
17
Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk.
ADINE KHAIRUNISA NADYA
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. M enganalisis kebijakan dari PSAK, SFAC, dan berbagai kebijakan lainnya
yang mendukung.
2. M enganalisis kebijakan yang diterapkan di PT Timah Tbk.
3. M embandingkan analisis kebijakan yang diterapkan di PT Timah Tbk.
dengan kebijakan dari PSAK , SFAC, dan berbagai kebijakan lainnya yang
mendukung.
4. M engidentifikasi perbedaan-perbedaan yang ada dan akibat yang
dihasilkan.
18