Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEDOMAN
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan khusus
2. Tujuan umum
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/
2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/
2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
6. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/
2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
8. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
9. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1999.
10. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
11. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
12. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
14. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
15. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
16. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
17. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
18. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
19. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari
pendidikan kedokteran sebagai dokter umum serta lulus dalam kredential .
b. Tenaga medis yang ada di klinik gigi adalah tenaga medis yang bersertifikat dan
berkompeten sebagai dokter gigi.
2. Tenaga Perawat
3. Tenaga bidan
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi KB, KIA dan ANC harus
di dukung oleh tenaga bidan yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan
yang mendukung dalam pelayanan .
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Meja kasir
Ruang antara
Rak Penyimpanan Obat
Wastafel
B. STANDAR FASILITAS
Terdapat lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika yang dilengkapi
kunci ganda dan kunci hanya dikendalikan oleh bidan penanggung jawab obat
dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Lemari penyimpanan khusus narkotika dan
psikotropika dipersyaratkan agar tidak dapat dipindahkan.
Kelengkapan alat dalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit terdiri dari :
1. Registrasi
Meja computer
Komputer
Kursi
Alat tulis ( balpoint,spidol warna,staples,lem )
2. Meja kerja
Meja kerja
Kursi
Alat peracik obat
3. Klinik umum
Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Komputer
Tensimeter
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PENGADAAN
Narkotika dan psikotropik untuk kebutuhan Rumah Sakit diperoleh dari
permintaan melalui LPLPO kepada Dinas Kesehatan. Bukti pengadaan ditelusuri
melalui SBBK Obat Psikotropik dan Narkotik.
C. PENYERAHAN
a. Penyerahan Narkotika dan Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh dan Tenaga
Teknis Kefarmasian dibawah pengawasan Apoteker berdasarkan resep dokter.
b. Penyerahan Narkotika dan psikotropika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan untuk
menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan memberikan Narkotika dan
psikotropika melalui suntikan atau melalui oral.
c. Resep yang berisi obat Narkotika harus digaris bawahi dengan warna merahdan
untuk obat Psikotropika digaris bawahi warna biru sebagai penanda khusus.
d. Pasien yang menerima obat Narkotika dan psikotropika harus ditanyakan
nomor telepon dan alamat lengkap.
D. PEMANTAUAN
Pemantauan terhadap obat-obatan Narkotika dan psikotropika yang dilakukan
meliputi pemantauan stok harian, pasien yang mendapatkan stok harian,
pasien yang mendapatkan resep Narkotika dan Psikotropika berulang kali dan
masa kadaluarsa obat.
E. PEMUSNAHAN
Obat narkotika dan psikotropika yang telah kadaluarsa tidak dimusnahkan di
Rumah Sakit, namum dikembalikan ke Dinas Kesehatan setempat dengan dilampiri
Berita Acara Pengembalian.
F. Lingkup Kegiatan
Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai S, O, A dan P serta terdokumentasikan dengan
baik.
1. Pasien Umum
Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menunggu, petugas mengantar
berkas pendaftaran ke bagian rekam medic. Bagian rekam medic akan mencari
berkas pasien, petugas registrasi akan memasukan data ke komputer rawat jalan
untuk ke pelayanan dokter atau ruang pemeriksaa yang di tuju. Pasien akan
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pendahuluan yang terdiri dari timbang
badan, ukur suhu tubuh, tensimeter pasien siap untuk diperiksa dokter sesuai
antrian. Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter selanjutnya pasien
mendapat resep ataupun advis dari dokter. Kemudian pasien menunggu didepan
ruang farmasi untuk menerima obat.
BAB V
LOGISTIK
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Tujuan
1) Mencegah terjadinya resiko ancaman keselamatan akibat resiko kerja dalam
pelayanan kefarmasian.
2) Mencegah terjadinya kerugian personel dan material akibat kecelakaan kerja.
3) Pembinaan personel berkaitan pelaksanaan Universal Precaution
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Tujuan
1) Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandar.
2) Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan
pasien
3) Meningkatkan efisiensi pelayanan.
4) Meningkatkan mutu obat .
a. Jenis Evaluasi
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis program evaluasi :
1) Prospektif : program dijalankan sebelum pelayanan dilaksanakan. Contoh:
pembuatan standar, perijinan.
2) Konkuren : program dijalankan bersamaan dengan pelayanan dilaksanakan.
Contoh : memantau kegiatan konseling apoteker, peracikan resep oleh Asisten
Apoteker
3) Retrospektif : program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan
dilaksanakan. Contoh : survei konsumen, laporan mutasi barang.
b. Metoda Evaluasi
1) Audit (pengawasan) : Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah
sesuai standar
2) Review (penilaian) terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan
sumber daya, penulisan resep.
3) Survei : untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angket atau
wawancara langsung.
4) Observasi : Terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan obat.
c. Bagian Farmasi menyelenggarakan rapat teratur untuk membicarakan masalah-
masalah pelayanan farmasi maupun lainnya. Hasil pertemuan tersebut dicatat
pada buku notulen.
B. PENGENDALIAN MUTU
Merupakan kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadap bekal
kesehatan untuk menjamin mutu, mencegah kehilangan, kadaluarsa, rusak dan
mencegah ditarik dari peredaran serta keamanannya sesuai dengan Kesehatan,
Keselamatan Kerja Rumah Sakit (SOP) yang meliputi :