Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Rencana Umum
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang
dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin
dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping
itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan
beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara
garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama
adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua
adalah perancangan dan pemasangan permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah
perencanaan untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik
harus diawali dengan perencanaan yang baik pula.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan
pertimbangan yakni :

 Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan


volume ruang muat besar.
 Pengaturan sistem yang seoptimal mungkin agar mempermudah dalam
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil
dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja
yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan
keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan
mempertimbangkan mengenai berat konstruksi dan harga mesin.
 Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan
dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan


ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada
(pembanding).

Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:

1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang
dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type
mesin dan dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk
minyak, ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan
standar akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

1.2 Principal Particular


Nama Kapal = KM ANTASENA 811

Type Kapal = Tanker

Lpp = 142 m

Lwl = 144 m

B = 22 m

H = 13 m

T =9m

Cb = 0,725672

Kecepatan Dinas = 14 knots = 7.202216 m/s

Rute Pelayaran = Surabaya - Ambon

Radius Pelayaran = 980 mil laut

Waktu Pelayaran = 2 hari 22 jam

1.3 Load Lines


Load Line merupakan istilah formal yang diberikan untuk menandai bagian
dari midship kapal pada kedua sisi dari kapal tersebut untuk menunjukkan batas
sarat kapal ketika kapal bermuatan. Pembatasan sarat ini didapat dengan
pengukuran dari dek kedap cuaca (normalnya dek freeboard) sampai pada tanda
garis muat midship. Jarak ini disebut juga dengan “Freeboard” (lambung timbul)
pada kapal.
a. Draft
Draft Kapal adalah suatu seri angka – angka yang diterangkan atau
dilekatkan (bisa dilas/welding atau hanya dicat saja) di lambung kaoal
sebelah kanan dan kiri pada bagian depan atau haluan, dibagian tengah
atau midship dan bagian belakang atau buritan, dimana angka – angka
tersebut menunjukkan kedalaman bagian kapal yang masuk ke dalam air
laut atau sungai.
b. Free Board
Perhitungan Free Board
1. Menentukan Panjang Kapal (L) yaitu 96% LWL pada 85% H.
85% H = 13 m x 85%
= 11.05 m
Setelah didapatkan hasil 85% H, buat garis pada Midship dari base line
tarik vertical setinggi 11.05 m.

Buat garis horizontal/LWL pada 85% H tadi, kemudian ukur


panjangnya.

Dari hasil pengukuran didapatkan panjang LWL 147.2660 m.


Dari hasil tersebut dapat dihitung yaitu 96% LWL.
96% LWL = 147.2660 m x 96%
= 141.3754 m

2. Menentukan Freeboard berdasarkan ICLL


Dalam menentukan Freeboard, pertama kita harus tau type kapal,
karena berbeda type maka berbeda juga table yang akan digunakan
dalam pembacaan Freeboard. Kapal yang akan dihitung kali ini adalah
kapal General Cargo dan bertipe B.
Pada Tabel type B, didapatkan data sebagai berikut :

141 186
141.3754 x
142 191

Maka dilakukan perhitumhan interpolasi, dan didapatkan hasil sebagai


berikut :
Pada kapal dengan panjang (L) 141.3754 m, panjang freeboard nya
adalah sebesar 187.877 mm
BAB II
PEMILIHAN ENGINE
2.1 Perhitungan Tahanan
2.1.1 Metode Harvald
a) Menghitung Volume
 = Lwl x B x T x Cb
= 144 x 22 x 9 x 0.725672
= 20690.34866 m3
b) Menghitung Displacement
∆ = Lwl x B x T x Cb x 
= 144 x 22 x 9 x 0.725672 x 1.025
= 21207.60738 ton
c) Menghitung Luas Permukaan Basah (S)
S = 1,025 x Lpp x (Cb x B + 1,7 x T)
= 1.025 x 142 x (0.725672 x 22 + 1.7 x 9)
= 4550.58803 m2
d) Menentukan Bilangan Froude Number (Fn)
𝑉𝑠
Fn =
√𝑥𝑔
8.745548
=
√1.025𝑥9.81

= 0.191624217
e) Menghitung Bilangan Reynold
(𝑉𝑠 𝑥 𝐿𝑤𝑙)
Rn = 𝑣
8.745548×144
=
0.000001188

= 878914494.9
f) Mencari Koefisien Tahanan Gesek (Cf)
0.075
Cf = (𝑙𝑜𝑔 𝑅𝑛−2)2
0.075
= (𝑙𝑜𝑔
1067253315−2)2

= 0.001555423
g) Menentukan Harga Cr (Koefisien Tahanan Sisa) Dari Diagram
φ = 0.736307
L
1 = 5.245334906
∇3
Fn = 0.191624217
L L
Maka didapat dari interpolasi 1 = 5.0 dan 1 = 5.5 nilai 103CR =
∇3 ∇3

0.901866
 Koreksi menurut Rasio B/T
B/T = 2.444444444
10 CR = 0.901866 + 0.16(2.44444444 – 2.5)
3

103CR = 0.892977149
CR = 0.000892977

 Penyimpangan LCB

%LCB = 80%

LCB = %LCB x Ldisp

= 0.535586432

103CR = 103CR + (10-3CR/LCB) x LCBkapal

103CR = 1.095561951
CR = 0.001095562

 Anggota badan kapal

a. Bos Baling-baling

CR = (1+5%)CR

= 0.00115034
b. Braket dan Poros Baling-baling

CR = (1+8%)CR

= 0.001242367
h) Menghitung Tahanan Tambahan
CA = 0.00035
i) Koefisien Tahanan Udara dan Kemudi
CAAir= 0.00007
CASteer= 0.00004
j) Menghitung Tahanan Total Kapal
CT = Cf+CA+CAA+CAS
= 0.003257979
RT = 0.5 x 𝜌 air laut x Vs2 x S x CT
= 394.1321925 kN
RT DINAS = (1+15%)RT
= 453.2520214 kN
k) Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
a. EHP
EHP = RT dinas x Vs
= 453.2520214 x 7.202216
= 3264.41896 kW
b. Wake friction
w = 0,5Cb – 0,05
= 0.3128358
c. Thrust deduction factor
t = k x w (digunakan k = 0.9)
= 0.28155222

d. Speed Advance (Va)


Va = (1-w) x Vs
= 4.949104996 m/s
l) Menghitung Efisiensi Propulsif
a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηRR)
ηRR = 1.05
b. Efisiensi Propulsi (ηP)
ηP = 0.55
c. Efisiensi Lambung (ηH)
ηH = 1.045525625
d. Koefisien Propulsif (Pc)
Pc = ηRR x ηP x ηH
= 0.603791049
m) Menghitung DHP
DHP = EHP/Pc
= 5406.537522 kW
n) Menghitung THP
THP = EHP/ ηH
= 3122.275419 kW
o) Menghitung SHP
SHP = DHP/0.98
= 5516.875023 kW
p) Menghitung BHP
a. BHPscr
BHPscr = SHP/0.98
= 5629.464309 kW
b. BHPmcr
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 6622.899187 kW
= 8881.452577 HP

2.1.2 Metode Holtrop


a) Menghitung Volume
 = Lwl x B x T x Cb
= 144 x 22 x 9 x 0.725672
= 20690.34866 m3
b) Menghitung Displacement
∆ = Lwl x B x T x Cb x 
= 144 x 22 x 9 x 0.725672 x 1.025
= 21207.60738 ton
c) Menghitung Frictional Resistance berdasarkan rumus ITTC (RF)
CM = Coefficient Midship
CB = Coefficient Block
CWP = Coefficient Water Plane ( didapat dari AWL Sarat Kapal /
(LWL x B) )
ABT = Area of Bulbous Bow (jika tidak ada, maka = 0)
a. Menghitung LR
0.06𝐶𝑝𝐿𝐶𝐵
LR = Lwl(1 - Cp + 4𝐶𝑝−1
)

= 51.22246733
b. Menentukan nilai CSTERN sesuai dengan nilai yang ditentukan pada
tabel
CSTERN Bentuk Afterbody
-25 Barge shaped form
-10 V-shaped sections
0 Normal shape of afterbody
10 U-shaped sections with Hogner stern
*dipilih CSTERN = 0
c. Menghitung nilai C14
C14 = 1 + 0.011CSTERN
=1
d. Menghitung nilai (1+K1)
(1+K1) = 0.93 + 0.487118C14 x (B/Lwl)1.06806 x(T/Lwl)0.46106
x(Lwl/LR)0.121563
x(L3/𝛻)0.36486 x(1-Cp)-0.604247
= 1.213932177
e. Menghitung nilai S
S = L(2T+B)x √CM x (0.453 + 0.4425CB - 0.2862CM -
0.003467B/T + 0.3696CWP) + 2.38ABT/CB
= 4872.140769 m2
f. Menghitung nilai Rn
Rn = Vs x LWL / 𝜈
= 878914494.9
g. Menghitung nilai CF
CF = 0.075/ (log Rn-2)2
= 0.001555423
h. Menghitung RF berdasarkan rumus ITTC
RF(1+K1) = 0.5 x 𝜌 x Vs2 x CF x (1+K1) x S
= 244.5619678 kN
d) Menghitung Tahanan Tambahan (RAPP)
C1 (untuk faktor tipe kapal)
1.0 = untuk kapal umum
1.7 = untuk tug dan trawler
0.9 = untuk kapal bulk carrier dan tanker dengan ∆ > 50 ribu ton
C2 (untuk faktor tipe rudder)
1.0 = untuk kapal umum
0.9 = semi space rudder
0.8 = double rudder
0.7 = high lift rudder
C3 (untuk faktor profil rudder)
1.0 = untuk NACA-profil dan plat rudder
0.8 = untuk hollow profil
C4 (untuk rudder arrangement)
1.0 = untuk rudder in the propeller jet
1.5 = untuk rudder outside the propeller jet
1+K2 Rudder = 1.5
Bossing =2
Sapp DBOSS = 0.12 x T
= 1.08 m
SBOSS = 1.5 x 𝜋 x D2
= 5.496530507 m2
SKEMUDI = C1 C2C3C4 x (1.75xLxT/100)
= 22.68 m2

𝛴SAPP = SBOSS + SKEMUDI


= 28.17653051 m2
Tipe
SAPP 1+K2 SAPP(1+K2)
Appendage
Rudder 22.68 1.5 34.02
Bossing 5.4965305 2 10.993061
𝛴 28.17653051 3.5 45.013061

a. Menghitung nilai (1+K2)eq


(1+K2)eq = 𝛴(1+K2)SAPP/𝛴SAPP
= 1.59753739
b. Menghitung nilai RAPP
RAPP = 0.5 x 𝜌 x Vs2 x CF x (1+K2)eq x SAPP
= 1.861286452 kN
e) Menghitung Tahanan Gelombang (RW)
a. Menghitung nilai C7
C7 = B/Lwl
= 0.152777778
b. Menghitung nilai iE
iE = 1 + 89 exp{-(L/B)0.80856x(1-CWP)0.30484x(1-CP-
0.0225LCB)0.6367 x(LR/B)0.34574x(100𝛻/L3)0.16302}
= 39.60430085
c. Menghitung nilai C1
C1 = 2223105C73.78613 x(T/B)1.07961 x(90-iE)-1.37566
= 3.138397691

d. Menghitung nilai C3
C3 = 0.56ABT1.5 / { BxTx(0.31(√ABT)+T-hB)}
=0
e. Menghitung nilai C2
C2 = exp(-1.89(√C3))
=1
f. Menghitung nilai C5
C5 = 1 - 0.8AT / (BxTxCM)
=1

g. Menghitung nilai 𝜆
𝜆 = 1.446Cp - 0.03L/B
= 0.868336575
h. Konstanta d
d = -0.9
i. Menghitung nilai C16
C16 = 8.07981Cp - 13.8673CP2 + 6.984388Cp3
= 1.219170979
j. Menghitung nilai m1
m1 = 0.0140407(L/T) - 1.75254(𝛻1/3/L) - 4.79323(B/L) - C16
= -2.06093284
k. Menghitung nilai C15
L3/𝛻 < 512
C15 = -1.6939
l. Menghitung nilai m2
m2 = C15Cp2 exp(-0.1Fn-2)
= -0.060295034
m. Menghitung Tahanan Gelombang Rw-A0.4
Rw-A0.4 = C1.C2.C5...exp{m1.Fn^d+m2.cos(.Fn^-2)}
= 7.268365597 kN
f) Menghitung Tahanan Tambahan Tekanan Bulbous Bow dekat
permukaan air (RB)
a. Menghitung nilai PB
PB = 0.56√ABT / ( T - 1.5HB )
=0
b. Menghitung nilai Fni
Fni = V / √(g(T - HB - 0.25√ABT ) + 0.15V2)
= 0.617113509
c. Menghitung nilai RB
RB = 0.11 exp(-3PB-2) Fni3 ABT1.5 ρ g / (1+ Fni2)
= 0 kN
*hasil nol dikarenakan kapal tidak mempunyai bulbous bow

g) Menghitung Tahanan Tambahan karena Imersi Transom (RTR)


a. Menghitung nilai FnT
FnT = Vs / √(2 g AT / (B + B CWP))
=-
*tidak dihitung karena transom kapal tetap berada diatas sarat
kapal
b. Menghitung nilai C6
C6 =0
*tidak dihitung karena transom kapal tetap berada diatas sarat
kapal
c. Menghitung nilai RTR
RTR = 0.5ρV2ATC6
= 0 kN
*tidak dihitung karena transom kapal tetap berada diatas sarat
kapal
h) Menghitung Korelasi Tahanan Model Kapal (RA)
a. Menghitung nilai C4
T/L = 0.0625
C4 = 0.04
b. Menghitung nilai CA
CA = 0.006(L + 100)-0.16 - 0.00205 + 0.003(√(L/7.5))CB4C2(0.04
- C4)
= 0.000439825
c. Menghitung RA
RA = 0.5 x ρ x Vs2 x S x CA
= 56.9673744 kN
i) Menghitung Tahanan Total Kapal (RT)
RT = RF(1+K1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA
= 310.6589942 kN
Lalu ditambahkan safety margin untuk rute pelayaran seperti dibawah.
Rute Atlantik Utara (ke timur)  15-20% (summer-winter)
Rute Atlantik Utara (ke barat)  20-30% (summer-winter)
Rute Pasifik  15-30%
Rute Atlantik Selatan dan Australia  12-18%
Rute Asia Timur  15-20%
RT DINAS = (1 + 15%)RT (karena jarak pelayaran dalam negeri
perairannya cukup tenang)
= 357.2578434 kN
j) Menghitung perkiraan diameter propeller
DMAKS = < 2/3 T
=6m
k) Menghitung wake friction (w)
a. Menghitung nilai C8
B/T = 2.444444444
C8 = BxS / (LxDxT)
C8 = 13.78434888
b. Menghitung nilai C9
C9 = C8 = 13.78434888
c. Menghitung nilai C11
T/D = 1.5
C11 = 1.5
d. Menghitung nilai C19
C19 = 0.12997/(0.95 - CB) - 0.11056/(0.95 – Cp)
C19 = 0.071532939
e. Menghitung nilai C20
C20 = 1+0.015CSTERN
=1
f. Menghitung nilai Cp1
Cp1 = 1.45Cp - 0.315 - 0.0225LCB
= 0.661482279
g. Menghitung nilai CV
CV = (1+K)CF + CA
= 0.002328003
h. Menghitung nilai w
w = C9C20CVL/T x (0.050776 + 0.93405C11CV/(1-Cp1)) +
0.27951C20 x(√(B/(L(1-Cp1))) + C19C20 (single screw)
w = 0.3095CB + 10CVCB – (0.23D/√(BxT)) (twin screw)
karena kapal berjenis single screw, maka
w = 0.290325062
l) Menghitung thrust deduction factor (t)
t = 0.25014(B/L)0.2896 x ((√(BxT))/D)0.2646 / (1-Cp+0.0225LCB)0.01762
+ 0.0015CSTERN (single screw)
t = 0.325CB – 0.1885D/√(BxT) (twin screw)
karena kapal berjenis single screw, maka
t = 0.148810843
m) Menghitung Koefisien Propulsif (Pc)
a. Efisiensi Relatif Rotatif (𝜂 RR)
𝜂 RR=1,0-1,07 (single screw)
𝜂 RR≈0,98 (twin screw)
karena kapal berjenis single screw, maka
𝜂 RR = 1.05
b. Efisiensi Propulsi (𝜂 P)
Umumnya, efisiensi yang dicari adalah 45-70% (Dalam dunia kerja,
jarang sekali digunakan efisiensi 70%, hanya sampai 60%)
𝜂 P = 0.55
c. Efisiensi Lambung/Hull (𝜂 H)
1−𝑡
𝜂H = 1−𝑤

= 1.199407097
d. Koefisien Propulsif (Pc)
Pc = 𝜂 RR x 𝜂 P x 𝜂 H
= 0.692657598
n) Menghitung Effective Horse Power (EHP)
EHP = RT DINAS (kN) x Vs (m/s)
= 2573.048156 kW
= 3450.51382 HP (1 kW = 1.34102 HP)
o) Menghitung Delivery Horse Power (DHP)
DHP = EHP/Pc
= 3714.747606 kW
= 4981.55774 HP
p) Menghitung Thrust Horse Power (THP)
THP = EHP/ 𝜂 H
= 2145.266743 kW
q) Menghitung Shaft Horse Power (SHP)
SHP = EHP/(𝜂 S𝜂 P𝜂 H𝜂 RR)
= 3790.558782 kW
= 5083.222183 HP
r) Menghitung Brake Horse Power (BHP)
a. BHPscr
BHPscr = SHP/𝜂 G
= 3867.917125 kW
b. BHPmcr
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 4550.490735 kW
= 6102.307543 HP

2.2 Pemilihan Engine


Pemilihan Motor induk bisa dilakukan dengan melihat katalog dari Marine
Engine, dan digunakan katalog mesin MAN.
Gambar 3.1 Pemilihan engine dari BHPmcr kapal.
Dari perhitungan daya pada metode Holtrop didapatkan
Daya BHPmcr senilai 8440.942303 kW. Dapat dilihat pada range RPM
720-750 dengan Engine Type L32/44CR V32/44CR.

Gambar 3.2 Type Main Engine


Dari range tersebut, dapat kita tentukan Maine Engine yang
kan dipilih. Berdasarkan daya yang didapatkan, maka dipilih Maine Engine
dengan type 8L32/44CR, dengan Bore 320 mm, Stroke 440 mm, dengan
RPM 750, dan dengan daya 4800 kW.

Gambar 3.2 Dimesions of Maine Engine

Berikut adalah spesifikasi detail tentang Maine Engine yang dipilih :


Merk = MAN
Type = 8L32/44CR
Cycle = Four-Stroke
Power Max = 4800 kW
Cylinder =8
Bore = 320
Stroke = 440
Dimension
Length = 7454 mm
Length’= 6407 mm
Width = 2359 mm
Height = 4369 mm
Dry Mass = 49.5 ton
Speed = 750 r/min
Mep = 27.1 bar
SFOC = 177 g/kWh
SLOC = 0.5 g/kWh
Output/Cylinder = 600 kW/Cyl
BAB III
SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL
2.1 Penentuan Jumlah ABK
Jumlah ABK merupakan fungsi terkait dari pelayanan terhadap
system – system yang berada di dalam kapal. Penentuan jumlah ditentukan
oleh pemilik kapal dan badan – badan terkait dengan pembuatan kapal.
Tingkat otomatisasi sebuah kapal juga akan sangat berpengaruh pada
jumlah ABKnya.

Jumlah ABK yang direncanakan harus kurang dari atau sama dengan hasil dari
persamaan berikut :

Zc = Cst x [Cdk (L.B.H/1000)1/6 + Ceng (BHP/1000)1/3 + Cadet]

Dimana:

Zc = jumlah crew

Cst = Coeffecient for steward department (1,2 – 1,33), diambil Cst= 1,3

Cdk = Coeffecient for deck department (11,5 – 14,5), diambil Cdk = 11,5

Ceng = Coeffecient for engine department (8,5 – 11), diambil Ceng = 9

Cadet = 1

Maka:

Zc = Cst x [Cdk ((L.B.H)/10^6)1/6 + Ceng (BHP/1000)1/3 + Cadet]

= 1,2 x [11,5 ((144 x 22 x 13)/10^6)1/6 + 8.5(6436,9 /1000)1/3 + 1]

= 28 orang

2.2 Susunan ABK


Master :

Captain ( Nahkoda ) : 1 orang

Deck Departement

Perwira :

1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang


2. 2nd Officer ( Mualim II ) : 1 orang

3. Radio Operator : 1 orang

Bintara :

1. Quarter Master ( Juru Mudi ) : 3 orang

2. Boatswain( Kepala Kelasi ) : 2 orang

3. Seaman : 3 orang

4. Cadet : 1 orang

Engine Departement

Perwira :

1. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang

2. 2nd Engineer : 1 orang

3. 3rd Engineer : 1 orang

Bintara :

1. Electrician : 3 orang

2. Oiler : 3 orang

3. Pumpman : 3 orang

Service Department

Perwira :

Chief Cook : 1 orang

Bintara :

1. Assisten Cook : 2 orang

Jumlah : : 28 orang
2.3 Tugas ABK
Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak
seperti pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian
peralatan keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi,
labuh dan sandar, bongkar – muat dan penanganan muatan dikapal.

 Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando,
mengambil keputusan dan penangung jawab secara umum.

 Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd )


Merupakan kedudukan dibawah master. Pada kondisi master tidak aktif
(istirahat, sakit dan sebagainya), menjadi pemegang komando dengan
pertanggungjawaban kepada master. Juga melakukan fungsi mengatur
anak buah kapal di departementnya serta melakukan pekerjaan administrasi
di kapal.

 Radio Operator

Radio operator / Markonis bertugas sebagai operator radio/komunikasi serta


bertanggung jawab menjaga keselamatan kapal dari marabahaya baik itu yg
di timbulkan dari alam seperti badai, ada kapal tenggelam, dll.

 Quartermaster
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah
kapal yang ditentukan.

 Boatswain
Kepala seaman yang bertugas mengawasi kerja dari seaman sekaligus
bertanggung jawab dalam pengoperasian peralatan yang ada di main deck.

 Seaman
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan
mesin geladak, penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan
muatan di kapal dan pengoperasian serta perawatan peralatan
keselamatan.
Engineering Departement

 Chief Engineer
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau
master. Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya
besrta segala isinya.

 2nd Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggung jawab terhadap
operasional kamar mesin.

 3rd Engineer
Mempunyai kedudukan di atas mekanik. Bertanggung jawab terhadap
semua mesin pompa.
 Elektrician
Bertanggung jawab atas semua mesin yang menggunakan tenaga listrik dan
seluruh tenaga cadangan.
 Oiler
Bertugas menangani system pelumasan terhadap mesin di kapal. Sebagai
tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada engineer dalam
pengoperasian, perawatan system permesinan kapal (kamar mesin).
 Pumpman
Adalah juru pompa, khusus untuk kapal tanker.

Service Departement
 Chief Cook
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan
untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda
(master).

 Assistent Cook
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak
buah kapal dan menyajikannya ke pantry.
BAB IV

PERHITUNGAN LWT, DWT DAN PAYLOAD

4.1 Perhitungan Berat Kapal Kosong (LWT)

LWT adalah berat baja kapal dan machinery atau bobot mati kapal hasil
dari perhitungan pada saat kapal kosong.

LWT = Ws + Wm + Wagg + Wo

Dimana :

Ws = Berat struktur kapal (ton)


Wm = Berat permesinan kapal (ton)
Wagg = Berat electrical kapal (ton)
Wo = Berat perlengkapan (ton)
4.1.1 Berat struktur kapal (ton)

K = 0.032
E = 6000
Cb = 0.725672
Ws = K x E^1.36 (1+0.5(Cb – 0.70))

Ws = 4456 ton

4.1.2 Berat permesinan kapal (ton)

BHPmcr = 4800 kW

Wm = 0.72 (BHPmcr)^0.78

Wm = 535 ton

4.1.3 Berat electrical kapal (ton)

PB = BHPmcr

Wagg = 0.001 x PB x (15 + 0.014PB)

Wagg = 302 ton


4.1.4 Berat perlengkapan (ton)

Co = 0.3 (tanker)
Lpp = 142 m
B = 22 m
Wo = Co x L x B

Wo = 937 ton

4.1.5 Total LWT

LWT = Ws + Wm + Wagg + Wo

LWT = 6231 ton

4.2 Perhitungan DWT (Dead Weight)/Consumable

DWT / Dead Weight Tonnage adalah perbedaan antara displacement


suatu kapal dengan massa kapal kosong. Atau berat dari semua barang / benda
yang bisa dipindahkan.
4.2.1 Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)

SFOC = 177 g/kwh


BHP = 4800 kW
Jumlah M/E = 1 unit
Endurance = 3000 nM
Vs = 14 knot
SG = 0.86 ton/m3

Wfo = BHPme x SFOC x S/Vs

Wfo = 4800 x 177 x 3000/14

= 182.06 ton x SG

= 211.69 m3

4.2.2 Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)

SFOC = 188.3 g/kwh


BHP = 852 kW
Jumlah D/G = 2 unit
Endurance = 3000 nM
Vs = 14 knot
SG = 0.86 ton/m3

Wfb = BHP x SFOC x S/Vs

Wfb = (852 x 2) x 188.3 x 3000/14

= 68.76 ton x SG

= 79.95 m3

4.2.3 Berat Minyak Pelumas (Wlo)

SLOC M/E = 0.5 g/kwh


BHP M/E = 4800 kW
Jumlah M/E = 1 unit
SLOC D/G = 0.4 g/kwh
BHP D/G = 852 kW
Jumlah D/G = 2 unit
Endurance = 3000 nM
Vs = 14 knot
SG = 0.89 ton/m3

Wlo = (BHPme x SLOCme x S/Vs) + (BHPdg x SLOCdg x S/Vs

Wlo = (4800 x 0.5 x 3000/14) + ((852x2) x 0.4 x 3000/14)

Wlo = 0.66 ton x SG

Wlo = 0.74 m3

4.2.4 Berat Air Tawar (Wfw)

Cuci = 80 ~ 200 liter/orang hari (90 liter)


mandi = 60 ~ 90 liter/orang hari (60 liter)
Minum = 10 ~ 20 liter/orang hari (10 liter)
Kebutuhan = 160 liter
Jumlah ABK = 28 orang
Endurance = 3000 nM
Vs = 14 knots
SG = 1 ton/m3

Wfw = Kebutuhan x Jumlah ABK x S / Vs

Wfw = 160 x 28 x 3000/14

Wfw = 951617.4815 liter / 1000

Wfw = 951.6 m3 x SG

Wfw = 951.6 ton

4.2.5 Berat Bahan Makanan (Wp)

[3 ~ 4 kg/orang hari] diambil 4 kg/orang hari


Kebutuhan = 4 kg/orang hari
Jumlah ABK = 28 orang
Endurance = 3000 nM
Vs = 14 knots

Wp = Kebutuhan x Jumlah ABK x S/Vs

Wp = 4 x 28 x 3000/14

Wp = 23790.43704 kg

Wp = 23.8 ton

4.2.6 Berat Crew dan Barang Bawaan (Wce)

Kebutuhan = 110 kg/orang

Jumlah ABK = 28 orang

Wce = Kebutuhan x Jumlah ABK

Wce = 110 x 28

Wce = 3053.106086 kg

Wce = 3.05 ton

4.2.7 Total DWT

DWT = Wfo + Wfb + Wlo + Wfw + Wp + Wce

DWT = 1229.93 ton (belum muatan)

4.3 Perhitungan Payload

Displacement = 21207.60738 ton


LWT = 6231 ton
DWT = 1229.93 ton
Total Payload = Displacement – (DWT + LWT)

= 13746.67247 ton

Anda mungkin juga menyukai