Anda di halaman 1dari 8

VI.

FUNGSI NON LINEAR


A. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat dua. Mengingat pangkat dua dalam persamaan kuadrat sesungguhnya dapat terletak pada baik
variable x maupun variable y, bahkan pada suku xy(jika ada) maka bentuk yang lebih umum untuk
suatu persamaan kuadrat ialah:

1 Lingkaran
Bentuk Umum persamaan lingkaran ialah : ax2 + by2 + cx + dy + e = 0
Jika i dan j masing-masing adalah jarak pusat lingkaran terhadap sumbu vertikal y dan sumbu
horizontal x, sedangkan r adalah jari-jari lingkaran, maka persamaan baku lingkaran menjadi : ( x – i )2
+ ( y – j )2 = r2 , dengan

2 Ellips

Bentuk baku rumus ellips

3 Hiperbola
Jika sumbu lintang sejajar sumbu x

Jika sumbu lintang sejajar sumbu y

4 Parabola
Bentuk umum persamaan parabola adalah :
y = ax2 + bx + c, jika sumbu simetri sejajar sumbu vertical
atau
x = ay2 +by +c, jika sumbu simetri sejajar sumbu horisontal
B. FUNGSI KUBIK

Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak - tidaknya mempunyai sebuah titik belok (inflextion point),
yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau cembung menjadi cekung. Selain
titik belok, sebuah fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim (maksimum atau
minimum) atau titik dua ekstrim (maksimum atau minimum). Ada tidaknya titik ekstrim dalam suatu
fungsi kubik tergantung pada besarnya nilai-nilai b, c, dan d di dalam persamaannya. Dengan
demikian terdapat beberapa kemungkinan mengenai bentuk kurva suatu fungsi kubik. Fungsi-fungsi
kubik hanya mempunyai titik belok, tanpa titik ekstrim.

C. Fungsi Eksponensial

Untuk mempelajari fungsi eksponensial, pertama kita harus mendefinisikan apa yang dimaksud
dengan bentuk eksponensial ax dengan x adalah sebarang bilangan real. Dalam pembahasan ini kita
sudah tahu definisi ax untuk a > 0 dan x adalah bilangan rasional, yaitu

Akan tetapi bagaimana jika x adalah bilangan irasional? Berapakah nilai dari 5√3 atau 2π? Untuk
mendefinisikan ax ketika x adalah bilangan irasional, kita dekati x dengan menggunakan bilangan
rasional.

Misalkan, karena

merupakan bilangan irasional, kita dapat mendekati a√3 dengan barisan pangkat bilangan rasional
berikut:

Secara intuitif, kita dapat melihat bahwa pangkat rasional dari a akan mendekat dan terus mendekat ke
a√3. Dapat ditunjukkan dengan menggunakan matematika lanjut bahwa terdapat tepat satu bilangan
yang didekati oleh barisan tersebut. Kita definisikan a√3 sebagai bilangan ini.

Misalkan, dengan menggunakan kalkulator, kita dapat menghitung


Semakin banyak desimal yang kita gunakan untuk menentukan √3 dalam perhitungan, maka kita akan
mendapatkan pendekatan yang semakin baik.

Definisi Fungsi Eksponensial

Fungsi eksponensial f dengan basis a dinotasikan dengan

di mana a > 0, a ≠ 1, dan x merupakan sebarang bilangan real.

Kita menganggap bahwa a ≠ 1 karena fungsi f(x) = 1x = 1 merupakan fungsi konstan. Berikut ini
beberapa contoh fungsi eksponensial:

D. Fungsi Logaritma

Bentuk eksponen atau perpangkatan dapat kita tulis dalam bentuk logaritma. Secara umum dapat
ditulis sebagai berikut :

Jika ab = c dengan a > 0 dan a ≠ 1 maka alog c = b dalam hal ini a disebut basis atau pokok logaritma
dan c merupakan bilangan yang dilogaritmakan. Logaritma memuliki sifat-sifat sebagai berikut :
Bentuk umum dari fungsi logaritma yaitu Jika ay = x dengan a ≥0 dan a ≠ 1 maka y =alog x

mempunyai sifat-sifat :

1. semua x > 0 terdefinisi


2. jika x mendekati no maka nilai y besar sekali dan positif
3. untuk x=1 maka y=o
4. untuk x > 1 maka y negatif sehingga jika nilai x semakin besar maka nilai y semakin kecil.

E. Penerapan Dalam Ekonomi

1. Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar


Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier.
Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat berupa potongan lingkaran, potongan
elips, potongan hiperbola maupun potongan parabola. Cara menganalisis keseimbangan pasar untuk
permintaan dan penawaran yang non linier sama seperti halnya dalam kasus yang linier.
Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, pada perpotongan kurva permintaan dan
kurva penawaran.
Keseimbangan Pasar:
Qd = Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama seperti pada kondisi
linier. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin
oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang
tercipta di pasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan
jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya subsidi menyebabkan harga keseimbangan
menjadi lebih rendah dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.

2 Fungsi Biaya
Selain pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula
pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marjinal (marginal cost). Biaya rata-rata adalah
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau keluaran, merupakan hasil bagi
biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marjinal ialah biaya tambahan
yang dikeluarkan untuk menghsilkan satu unit tambahan produk
Biaya tetap : FC = k
Biaya variable : VC = f(Q) = vQ
Biaya total : C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
Biaya tetap rata-rata :

Biaya variable rata-rata:


Biaya rata-rata:

Biaya marjinal:

Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya berupa fungsi kuadrat parabolic dan fungsi kubik.
Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat sebagai berikut:

Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik

Andaikan C = aQ2 – bQ + c maka dan


Maka

1. Biaya total merupakan fungsi kubik

Andaikan C = aQ3 – bQ2 + cQ + d, maka


dan FC=D

Maka

3.Fungsi Penerimaan
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non linear pada umumnya berupa sebuah
persamaan parabola terbuka ke bawah.
Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang , juga merupakan hasilkali jumlah barang
dengan harga barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam konsep penerimaanpun
dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata (average revenue, AR) ialah
penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasilbagi penerimaan total terhadap jumlah
barang. Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari
setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.

Penerimaan total R = Q x P = f (Q)


Penerimaan rata-rata
AR = R/Q
Penerimaan marjinal

MR =

4 Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok


Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh
keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan
antara kurva R dan kurva C.
Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab penerimaan total sama
dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area disebelah kiri Q1 dan sebelah kanan Q4 mencerminkan
keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari pengeluaran total, R < C. Sedangkan area
diantara Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari
pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan tingkat produksi yang memberikan
penerimaan total maksimum. Besar kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih
positif antara R dan C. Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.

Anda mungkin juga menyukai