Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain


secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain,
agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah
suatu kegiatan yang sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik yang berlangsung di semua lingkungan yang saling
mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”.

Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid


dalam proses belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat
menarik untuk dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada habisnya. Oleh
karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa
diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana
dengan baik dengan memperhatikan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
baik itu menggunakan model pembelajaran langsung atau model pembelajaran
lainnya. Apa yang dikenal selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu bahwa
mengajar harus menguasai apa yang diajarkan; Teori pengajaran yang relevan; Hal-
hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar yang
diajarkan); Karakteristik siswa.

Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran


yang dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran
tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang
akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah
satu bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model
pengajaran langsung. Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi
selangkah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan tersebut penulis dapat menyimpulkan
beberapa rumusan masalah diantaranya yaitu:

1) Apa itu model pembelajaran langsung?


2) Bagaiama sintaks atau langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
langsung?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui definisi model pembelajaran langsung.


2) Mengetahui sintaks atau langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
langsung.

1.4 Manfaat

Dari adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang jelas
dan berguna bagi dosen, mahasiswa dan juga pembaca lainnya mengenai model
pembelajaran langsung atau ( Direct Instruction ), terutama tentang sintaks ataupun
langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran langsung . Manfaat yang paling
utama yaitu bagi mahasiswa untuk lebih mengetahui dan memahami serta
diharapkan nantinya bisa menerapkan model pembelajaran ini di dalam prakteknya
mengajar siswa dengan memperhatikan sintaks model pembelajaran langsung.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung ( Direct Instruction ) adalah model
pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan
perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Dalam hal ini guru berperan
sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan
berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan
sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural
(yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan
deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi).

2.2 Sintaks Pembelajaran Langsung


A. Menurut Bruce dan Weil (1996)

 Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat


menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi
terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat
berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang
relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan
atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan
mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan
materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan
selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
 Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik
berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat
berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi
dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-
contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara
demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4)
menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
 Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan
latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan
umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap
respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
 Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik
juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk
melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan
memberikan bimbingan jika diperlukan.
 Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara
mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap
pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.

B. Menurut Slavin (2003)

 Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada


siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari
dan kinerja siswa yang diharapkan.
 Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan
yang telah dikuasai siswa.
 Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
 Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya
atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
 Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan
reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik
terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika
diperlukan.
 Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan
tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang telah mereka pelajari.

C. Secara Umum dan Menurut Soeparman Kardi dan M. Nur

Sementara Menurut Soeparman Kardi dan M. Nur mengelompokkan sintaks dalam


pembelajaran langsung ke dalam 5 Fase yaitu:
Fase- Fase Perilaku Guru
Fase 1 Guru menjelaskan kompetensi dan
Menyampaikan Kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar
Tujuan Pembelajaran serta be;lakang pelajaran, pentingnya
mempersiapkan siswa pelajaran, mempersiapkan siswa untuk
belajar
Fase 2 Guru mendemonstraasikan
Mendemonstrasikan pengetahuan/ pengetahuan / keterampilan yang benar
keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi
tahap
Fase 3 Guru merencanakan dan memberikan
Membimbing Pelatihan bimbingan pelatihan awal
Fase 4 Guru mengecek apakah siswa telah
Mengecek Pemahaman dan memberi berhasil melakukan tugas dengan baik,
Umpan Balik serta memberikan umpan balik
Fase 5 Guru mempersiapkan kesempatan
Memberikan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan dengan
pelatihan lanjutan dan penerapan perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih komplek dalam
kehidupan sehari-hari
Penjelasan dari Tabel Fase dan peran guru dalam Pembelajaran Langsung di atas
adalah:
a. Fase 1 = Memberitahukan Tujuan dan menyiapkan siswa
Sebenarnya fase yang pertama dari model pengajaran langsung ini juga
dilakukan pada model-model pembelajaran yang lain, karena menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran adalah langkah
pertama yang wajib dilakukan oleh setiap guru.
Tujuan dari fase (langkah) pertama dari sintaks model pembelajaran langsung
(direct instruction) ini adalah untuk membuat perhatian siswa menjadi terpusat pada
pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga mereka selanjutnya akan memiliki
motivasi belajar yang baik dalam mengikuti pembelajaran. Ada 2 bagian dari fase
ke-1 sintaks model pembelajarang langsung ini, yaitu: (a) menyampaikan tujuan
pembelajaran; dan (b) mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran.

a. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Setiap guru wajib menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai


siswa selama atau setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan
penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dan lugas oleh guru maka siswa akan
memiliki alasan mengapa mereka harus terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Selain itu, tentu saja membantu siswa untuk tahu persis apa yang harus mereka
kuasai dari kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.
Bila siswa tahu apa yang akan mereka pelajari, maka mereka akan mencoba
membuat hubungan-hubungan materi pembelajaran itu dengan kehidupan mereka
sendiri. Dengan demikian, siswa akan berupaya untuk belajar dengan giat. Dengan
mengetahui apa yang akan dipelajari juga menolong siswa dalam menarik kembali
pengetahuan awal (bekal awal) yang telah mereka miliki dari sistem memori jangka
panjang (long-term memory), di mana nantinya bekal awal ini akan dipadukan
dengan informasi dan hasil pengamatan yang diperoleh dari presentasi dan
demonstrasi yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran.

Untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara lugas


dan jelas, guru dapat mengkomunikasikan tujuan tersebut di papan tulis,
menjelaskan tahap-tahap kegiatan belajar yang akan dilakukan, serta materi
pembelajaran yang akan dipelajari. Bahkan lebih bagus lagi apabila guru
menjelaskan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap tahap kegiatan belajar.
Melalui penjelasan guru inilah diharapkan siswa akan memiliki gambaran umum
tentang kegiatan belajar yang akan mereka ikuti, hingga tahap-tahap dan hubungan
antar tahap-tahap kegiatan belajar.

Guru dapat menulis, menempel di papan tulis, atau menyajikan slide dengan power
point singkat seperti contoh berikut:

Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat memfokuskan lensa mikroskop untuk melakukan pengamatan sel-
sel tumbuhan

Kegiatan dan Alokasi Waktu:

 Pendahuluan, preview, penyampaian tujuan pembelajaran (3 menit)

 Rasional Pembelajaran (2 menit)

 Demonstrasi oleh guru tentang cara memfokuskan lensa mikroskop dan


tanya jawab (10 menit)

 Latihan memfokuskan lensa mikroskop oleh siswa dalam kelompok


praktikum masing-masing (20 menit)

 Kesimpulan/Rangkuman (3menit)

 Tugas Rumah / PR untuk pertemuan berikutnya (2 menit)

b. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pembelajaran

Selain menyampaikan tujuan pembelajaran, hal kedua yang harus dilakukan


guru adalah menarik perhatian siswa. Guru harus memusatkan perhatian mereka
sehingga mereka siap mengikuti kegiatan pembelajaran.
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penting sebab:
1) memudahkan siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka miliki
(bekal awal) yang ada kaitannya, yang terdapat di dalam sistem memori jangka
panjang (long-term memory), dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) siswa masuk ke dalam kelas dengan berbagai macam pemikiran masing-masing.
Pikiran-pikiran ini perlu dihilangkan sehingga tidak mengganggu konsentrasi
mereka selama mengikuti kegiatan belajar nantinya.
3) membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan oleh guru.
Cara untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik sangat variatif. Setiap guru akan mempunyai beragam ide untuk
melaksanakan hal penting pada fase pertama sintaks model pembelajaran langsung
(direct instruction) ini. Makin kreatif guru, akan makin bagus cara yang
dilakukannya untuk mempersiapkan siswa.

b. Fase 2 = Presentasi dan Demonstrasi


Ada dua pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa, Pertama,
Pengetahuan Deklaratif yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa,
keberhasilannya terletak pada kemampuan guru dalam memberikan informasi
dengan jelas dan spesifik kepada siswa.
Kedua, Pengetahuan Prosedural yakni guru mendemonstrasikan suatu
konsep atau keterampilan dengan berhasil. Dalam hal ini guru perlu sepenuhnya
menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih
melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponenya. Agar guru
berhasil melaksanakan fase kedua dari sintaks model pembelajaran langsung (direct
instruction) ini, maka guru perlu menerapkan teknik-teknik presentasi dan
demonstrasi yang efektif. Fase kedua sintaks model pembelajaran langsung ini
(mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan) adalah
fase yang sangat krusial.

a. Mempresentasikan Pengetahuan dengan Jelas

Apabila guru menyajikan informasi (pengetahuan) dengan jelas, maka


dampaknya sangat besar terhadap proses pembelajaran pada siswa. Penelitian telah
banyak membuktikan hal ini. Biasanya, kemampuan memberikan presentasi atau
penyajian informasi yang jelas diperoleh bersama waktu (pengalaman). Walaupun
demikian, karena kemampuan mempresentasikan informasi atau pengetahuan
dengan jelas merupakan sebuah keterampilan, maka ini dapat dipelajari dan
dilatihkan oleh seorang guru muda (pemula) yang belum berpengalaman. Syarat
yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan presentasi atau
penyajian informasi adalah: (1) menguasai teknik / keterampilan
komunikasi dengan baik; dan (2) menguasai sepenuhnya isi materi pembelajaran
yang akan disajikan.
Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan dan
persiapan bila akan melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat digunakan agar
sukses melakukan presentasi:

1) Kejelasan tujuan dan poin-poin kunci.

Untuk mendapatkan hal ini, nyatakan tujuan presentasi dengan jelas. Buat
fokus pada sebuah titik (arah) dalam suatu waktu tertentu. Selalu berhati-hati saat
presentasi agar tidak menyimpang dari pokok pembicaraan (presentasi).

2) Presentasi dilakukan step by step (selangkah demi selangkah)

Caranya, buat presentasi dalam langkah-langkah kecil yang berurutan


secara logis. Sajikan terlebih dahulu outline (kerangka utama) bila bahan presentasi
sangat kompleks.

3) Beri contoh kongkrit yang beragam dan pengulangan

Kejelasan presentasi dapat diperoleh melalui contoh kongkrit yang


beragam, yang mudah dipahami siswa. Bila perlu lakukan pengulangan untuk poin-
poin sulit.

4) Cek pemahaman siswa

Sebelum melanjutkan presentasi pada langkah berikutnya, pastikan siswa


telah paham langkah sebelumnya. Gunakan pertanyaan agar siswa juga dapat
memantau pemahaman mereka masing-masing. Bila perlu minta siswa
mengutarakannya dalam bahasa mereka sendiri.
b. Mendemontrasikan Keterampilan

Mendemonstrasikan suatu keterampilan adalah ruh dari model


pembelajaran langsung yang berpegang pada Teori Belajar Sosial (Teori
Pemodelan Tingkah Laku). Asumsi dari teori belajar pemodelan tingkah laku
adalah, bahwasanya belajar dilakukan sesorang melalui proses mengamati orang
lain. Belajar dengan melakukan pemodelan (peniruan) akan sangat mengehmat
waktu, tenaga, biaya, bahkan menghindarkan pebelajar dari bahaya. Pebelajar tidak
perlu melakukan trial and error (coba-coba dan gagal).
Agar demonstrasi keterampilan yang dilakukan guru sukses, maka guru
perlu memperhatikan 2 hal berikut: (1) melakukan demonstrasi keterampilan
dengan benar; dan (2) berlatih sebelum melakukan demonstrasi.

1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar

Agar implementasi model pengajaran langsung (direct instruction) berhasil


dilakukan guru harus mendemonstrasikan keterampilan dengan benar (akurat).
Melakukan demonstrasi secara akurat bukan hal yang mudah. Untuk itu perlu
diperhatikan tahapan-tahapan (komponen-komponen bagian) keterampilan secara
urut dan logis. Ini dapat dilakukan dengan analisis tugas (task analyisis) saat guru
merencanakan sebuah demonstrasi keterampilan yang rumit atau kompleks.

2) berlatih sebelum melakukan demonstrasi

Latihan yang dilakukan guru untuk melakukan demonstrasi suatu


keterampilan akan membuat pelaksanaan demonstrasi sukses. Latihan harus
dilakukan oleh guru agar ia dapat yakin saat mendemonstrasikan keterampilan tidak
melakukan kesalahan. Semakin sulit dan kompleks suatu keterampilan, semakin
wajib guru melakukan latihan. Telah banyak penelitian membuktikan, siswa tidak
dapat melakukan suatu keterampilan kompleks dengan baik dikarenakan guru
kurang tepat atau kurang baik saat melakukan demonstrasi.

c. Fase 3 = menyediakan latihan terbimbing


Fase ketiga sintak model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah
membimbing pelatihan. Guru harus memberikan latihan terbimbing kepada siswa.
Pada fase ini siswa tidak sekedar berlatih saja, tetapi siswa harus berlatih di bawah
bimbingan guru. Tujuan diberikan pembimbingan adalah agar latihan yang
dilakukan siswa dapat efektif. Setidaknya ada 4 (empat) prinsip yang harus
dipegang guru saat melakukan latihan terbimbing untuk siswanya, yaitu: (a) latihan
singkat tapi utuh; (b) keterampilan harus benar-benar dikuasai; (c) hati-hati
terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan
latihan terdistribusi (distributed practice); dan (d) perhatikan tahap awal latihan.

a. Latihan Singkat Tapi Utuh

Suatu keterampilan yang baru dipelajari oleh siswa harus dilatihkan.


Keterampilan yang sulit atau kompleks perlu dilatihkan dengan cara
disederhanakan, dilakukan secara singkat, akan tetapi tetap utuh.

b. Keterampilan Harus Benar-Benar Dikuasai

Pada suatu keterampilan kompleks selalu terdapat sub keterampilan


prasyarat. Misalnya, ketika siswa belajar menggunakan mikroskop untuk
melakukan pengamatan objek-objek berukuran kecil, mereka terlebih dahulu harus
menguasai sub keterampilan bagaimana memfokuskan lensa mikroskop. Siswa
tidak akan dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop apabila lensa-lensa
mikroskop belum fokus. Sub keterampilan yang merupakan prasyarat bagi sub
keterampilan selanjutnya harus dilatihkan hingga benar-benar dikuasai oleh siswa.
Bila tidak, sia-sia saja guru melanjutkan untuk mengajarkan sub keterampilan
berikutnya.

c. Latihan Berkelanjutan (Massed Practice) Dan Latihan Terdistribusi


(Distributed Practice)

Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali
kegiatan pembelajaran, keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai sepenuhnya
oleh siswa. Karena itu diperlukan latihan berkelanjutan (massed practice) dan
latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya, keterampilan menggunakan
mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya di sepanjang
semester atau tahun pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan meningkatkan
kemahiran mereka dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan
membagi-bagi latihan ke dalam segmen-segmen. Hal ini perlu dilakukan karena
bila suatu keterampilan kompleks diajarkan dalam tempo yang lama tanpa
berselang, maka siswa akan bosan. Akibatnya latihan yang diberikan tidak lagi
efektif.

d. Tahap Awal Latihan Sangat Penting

Perhatikan kemampuan siswa melakukan suatu keterampilan pada tahap-


tahap awal. Ini sangat penting karena siswa mungkin melakukannya tanpa sadar.
Guru perlu memperbaiki (membetulkan) kesalahan ini selagi masih di tahap awal,
supaya lebih mudah terkoreksi. Analoginya, lebih mudah meluruskan batang
bambu yang masih muda dibandingkan batang bambu yang sudah tua. Sebelum
keterampilan yang keliru itu menjadi begitu terotomatisasi, maka akan lebih mudah
memperbaikinya.

Prinsip-prinsip yang digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan


pelatihan terbimbing adalah:
v Tugasi siswa melakukan latihan singkat, sederhana dan bermakna
v Berikan pelatihan sampai benar- benar menguasai konsep
v Guru harus pandai mengatur waktu selama pelatihan
v Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan

d. Fase 4 = Mengecek Pemahaman dan memberi Umpan balik


Pengecekan dan pemberian umpan balik dapat berupa pertanyaan kepada
siswa dan siswa memberi jawaban. Kemudian guru merespon kembali jawaban
siswa tersebut. Cara lain adalah dengan tes lisan maupun tertulis. Umpan balik amat
diperlukan dan dilakukan pada fase keempat penerapan model pembelajaran
langsung (direct instruction). Pelatihan tidak akan efektif tanpa umpan balik dari
siswa. Guru harus menunjukkan di bagian mana kekeliruan itu, lalu
mendemonstrasikan kembali bagaimana seharusnya keterampilan itu dilakukan.
Selain itu guru juga harus memberikan umpan balik positif, sehingga kemampuan
melakukan keterampilan yang sudah baik akan dipertahankan oleh siswa.
Pengecekan pemahaman dapat dilakukan guru dengan melontarkan pertanyaan-
pertanyaan. Siswa diminta menjawab berdasarkan bahasa dan pemahaman mereka
sendiri sehingga guru dapat mengetahui hasil presentasi pengetahuan atau
demonstrasi dan latihan-latihan yang telah dilakukan.

Agar umpan balik lebih efektif, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan,
yaitu:
v Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan
v Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik
v Konsentrasikan pada tingkah laku bukan maksud
v Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
v Berikan pujian pada hasil yang baik
v Jika umpan balik negative, tunjukkan bagaimana melakukan yang benar
v Bantu siswa memusatkan perhatian pada “proses” bukan “hasil”v Ajari siswa cara
memberikan umpan balik kepada diri sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan
kinerjanya.

e. Fase 5 = memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan (mandiri) dan


penerapannya
Latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran
pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah dan latihan mandiri
dapat digunakan untuk memperpanjang waktu belajar.
Fase terakhir (kelima) dari sintaks model pembelajaran langsung adalah memberi
kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan kepada siswa. Jenis pelatihan lanjutan
dan penerapan yang sering diberikan oleh guru adalah pelatihan mandiri dalam
bentuk penugasan rumah (PR). Melalui pelatihan lanjutan siswa dapat berlatih
secara mandiri untuk menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya. Pelatihan
lanjutan sebenarnya juga dimaksudkan sebagai perpanjangan waktu belajar di luar
pembelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas.
Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan pelatihan
lanjutan dan penerapan, yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses pembelajaran; (b)
memberi informasi kepada orang tua siswa; dan (c) memberi umpan balik terhadap
PR yang telah diberikan.
a. PR bukan lanjutan proses pembelajaran

Perlu dicatat, bahwa PR bukan kelanjutan dari sebuah proses pembelajaran


yang dilakukan di kelas. PR adalah latihan lanjutan, atau dapat juga difungsikan
sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran berikutnya.

b. Keterlibatan Orang Tua Siswa

Orang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam
PR yang diberikan oleh guru. Guru perlu memberi tahu apakah orang tua membantu
menjawabkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit ataukah hanya sekedar
memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi sehingga siswa
dapat menyelesaikan PR yang diberikan.

c. Umpan Balik Terhadap PR yang Telah Diberikan

Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah
siswa mengerjakan PR yang diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul
menelaahnya dengan baik, di mana kelebihan siswa dan di mana kekurangan
(kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya mencek apakah siswa
mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa akan sadar bahwa ia
tidak perlu serius mengerjakan PR: cukup mengerjakan (yang penting
mengerjakan) atau sekedar menuliskan sesuatu di atas kertas, dan semuanya
menjadi beres. Hasil telaah penting untuk bahan pertimbangan perencanaan
pembelajaran berikutnya agar dapat sukses.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.referensibebas.com/2016/08/pengertian-dan-sintaks-model-
pengajaran.html

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/sintaks-model-pembelajaran-
langsung.html

https://www.karyatulisku.com/2016/04/penerapan-model-pembelajaran-
langsung.html

http://mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL%20RUDY%20YULIAN
TO%204110082.pdf

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/

Anda mungkin juga menyukai