DISUSUN OLEH :
372013007
a. Latar Belakang
Rupanya sudah sejak zaman kerajaan Cina Kuno telah membuka kerjasama
dan menjalin hubungan luar negri, salahsatunya pada Dinasti Han (206 SM- 220 SM)
yang didirikan oleh Liu-Pang. Ketika itu dibangun jalur sutra yangmana
menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, Kashmir, sampai ke jalur Romawi.1
Dinamakan jalur sutra karena terkait dengan monopoli Cina terhadap produksi sutra
yang dijaga kerahasiaan produksinya selama 3000 tahun. Kekaisaran Cina
menggunakan sutra sebagai hadiah diplomatiknya dan sebagai maskot untuk
mengekpansi perdagangan.2 Tak hanya di daerah Eurasia melalui jalur Sutra, Dinasti
Han juga bergerak di perdagangan maritim melalui “Spice Maritime Road”. Yakni
perdagangan melalui jalur laut yang notabene membawa rempah-rempah (spice),
selain itu juga sering memperdagangkan tekstil, kayu, batu mulia, logam, dupa dan
kayu. Jalur maritim ini sepanjang lebih dari 15.000 km dari pantai Barat Jepang, Laut
Cina Selatan (sekarang termasuk lautan Asia Tenggara), India, Timur Tengah, hingga
Mediterania.3 Masa itu Cina menikmati kejayaan yang begitu besar akibat adanya
ekspansi perdagangan dan hubungan luar negri melalui dua pintu yakni “Silk Road”
dan “Spice Maritime Road”.
Kemudian singkatnya, sebagai salahsatu titik balik Cina ialah pada masa
terjadinya revolusi Mao Zedong. Yangmana muncul pandangan revolusioner untuk
mengubah tatanan kaku masyarakat Cina yang sebelumnya kental akan feodalisme
menjadi marxisme ala Maoisme.4 Setelah itu, Cina berkembang dengan model
pembangunan sosialis di bawah pemerintahan Mao Zedong, dimana Cina lebih
tertutup terhadap kerjasama luar negri terutama dengan negara- negara Barat. Namun
rupanya, model pembangunan demikian menuai keluhan dan protes karena gagalnya
program lompatan jauh ke depan sehingga terjadi krisis besar di Cina.5
1
Diakses melalui, http://www.sejarah-negara.com/2014/09/10-dinasti-yang-pernah-memerintah-china.html
,pada tanggal 10 Oktober 2015, pk 19.00 WIB
2
Diakses melalui, http://en.unesco.org/silkroad/about-silk-road , pada tanggal 10 Oktober 2015, pk.19.22 WIB
3
Ibid.
4
Agung Leo, Sejarah Asia Timur 2, Surakarta: Ombak, 2006.
5
Paska Mao Zedong berkuasa, pemimpin Cina setelahnya tak lagi memegang
teguh pembangunan sosialis ala Mao dimana mengalami peralihan menjadi
modernisasi sosialisme-liberalis. Singkatnya, perdagangan antara Cina dan Barat kian
meningkat di tahun 1970an.6 Sehingga pada tahun 1978-1986 Cina mulai membuka
pintu terhadap hubungan ekonomi internasional tahap awal, salahsatunya dengan
pemberlakuan zona ekonomi khusus.7 Terus berlanjut hingga tahun- tahun selanjutnya
ditandai dengan kontrak dengan investor, membuka perdagangan dengan Amerika
Serikat, serta masuknya Cina dalam organisasi WTO (World Trade Organization)
yang diinisiasi oleh Amerika Serikat.8
b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dikemukakan dari latarbelakang yang ada,
ialah: “Apakah kepentingan Cina untuk mendirikan AIIB terlepas dari latarbelakang
normatifnya untuk bekerjasama?”
6
Shaun Breslin, China and the Global Political Economy, Great Britain:Antony Rowe Ltd, Chippenham and
Eastbourne, 2007, hal. 83
7
Ibid.
8
Ibid., hal 89
9
Diakses melalui http://www.aiibank.org/html/aboutus/AIIB/ , pada 8 Oktober 2015,pk.22.00 WIB.
II. LANDASAN TEORI
Neorealisme
Perspektif ini beragumen bahwa sistem bersifat anarkis, dan tiap negara bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan relatif (relative gain). Yakni berfokus pada
keuntungan dan kerugian yang didapat oleh aktor dibanding dengan yang didapat oleh
aktor lain dalam suatu kerjasama(John 2013).10 Neorealisme menempatkan negara
sebagai aktor bagi kerjasama internasional untuk saling beraliansi demi mendapatkan
posisi aman atau keuntungan dalam menghadapi ancaman global.
10
Jurnal John J. Measheimer,Structural Realist dalam International Relations Theory Discipline and Diversity
third edition. 2013.
III. PEMBAHASAN
a. AIIB(Asian Infrastructure Investment Bank) dan OBOR (One Belt, One Road)
11
Diakses melalui, http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm , pada tanggal 10
Oktober 2015,pk.20.00 WIB
12
Diakses melalui,http://news.xinhuanet.com/english/2015-10/09/c_134695173.htm ,pada tanggal 10
Oktober 2015,pk.20.05 WIB
Kemudian langkahnya semakin pasti dengan melakukan kunjungan- kunjungan
ke luar negri pada tahun 2013.13
Di bawah semangat interkoneksi satu sabuk satu jalur sutra, Cina juga
mengembangkan pembangunan moda transportasi demi mengintegrasikan sumber
daya, kebijakan, dan pasar. Cina merupakan negara dengan cadangan mata uang
asing terbesar di dunia serta memiliki tingkat tabungan yang tinggi, kemudian
sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia.14 Melalui konsep OBOR, Cina
menawarkan bagaimana negaranya dapat menjadi mitra dagang utama sepanjang
jalur sutra bagi stabilitas politik serta kemakmuran negara berkembang.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Diakses melalui, http://www.aiib.org/html/pagefaq/Background/ , pada tanggal 11 Oktober 2015, pk.21.00
WIB
politik bagi Cina pula untuk mengembangkan ide OBOR demi meraih
kepentingannya di Laut Cina Selatan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Cina
sebagai penginisiasi AIIB mendapat kemenangan diplomatik dalam peluncuran
konsep visi strategis jalur perdagangan dunia.
16
Diakses dari, http://indonesian.cri.cn/201/2015/03/31/1s154926.htm , pada tanggal 11 Oktober 2015,
pk.21.10 WIB
17
Editor Ensiklopedia Britannica, diambil dari http://www.britannica.com/event/Tiananmen-Square-incident,
pada 11 Oktober 2015, pk.17.00 WIB.
18
Ian Taylor, China and Africa: Engagement and compromise, New York: Routledge Taylor and Francis Group,
2006, hal.63.
negara dunia ketiga dan semangat untuk membangun negaranya masing- masing
ditambah dukungan investasi besar- besaran, tentu merupakan sasaran empuk
untuk menggalang koalisi. Secara konkretnya bisa mendapat “numerical support”
dari negara- negara tersebut di PBB ketika negaranya mulai diserang.
19
Diakses melalui, http://finansial.bisnis.com/read/20150318/9/413327/pendiriaan-aiib-uni-eropa-siap-
gabung-as-dan-jepang-pertanyakan-kredibilitas-china ,pada tanggal 11 Oktober 2015, pkl.21.15 WIB
20
Ibid.
IV. KESIMPULAN
Setelah membahas panjang lebar terkait AIIB dan Cina, dengan pertanyaan
rumusan masalah “Apakah kepentingan Cina untuk mendirikan AIIB terlepas dari
latarbelakang normatifnya untuk bekerjasama?” hal tersebut dapat terjawab dan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
3. Membuktikan diri dengan prestise politik tehadap negara- negara barat bahwa
Cina dapat menginisiasi lembaga keuangan internasional yang dapat menjadi
penyempurnaan lembaga serupa sebelumnya bentukan Amerika Serikat.
Demikianlah analisa yang dapat penulis sajikan melalui makalah singkat ini.
Apabila terdapat kekurangan dalam penyampaian penjelasan, penulis memohon maaf,
dan masih membuka kesempatan bagi direvisinya karya tulis makalah ini. Sekian.
V. REFERENSI
Buku/Jurnal
Breslin,Shaun., China and the Global Political Economy, Great Britain:Antony Rowe
Taylor, Ian., China and Africa: Engagement and compromise, New York: Routledge
Website
____________,http://www.sejarah-negara.com/2014/09/10-dinasti-yang-pernah-
memerintah-china.html
____________, http://en.unesco.org/silkroad/about-silk-road
____________, http://www.aiibank.org/html/aboutus/AIIB/
____________, http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm
____________, http://news.xinhuanet.com/english/2015-10/09/c_134695173.htm
____________, http://www.aiib.org/html/pagefaq/Background/
____________, http://indonesian.cri.cn/201/2015/03/31/1s154926.htm
incident
____________, http://finansial.bisnis.com/read/20150318/9/413327/pendiriaan-aiib-uni-
eropa-siap-gabung-as-dan-jepang-pertanyakan-kredibilitas-china
____________, http://finansial.bisnis.com/read/20150318/9/413327/pendiriaan-aiib-uni-
eropa-siap-gabung-as-dan-jepang-pertanyakan-kredibilitas-china