Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur Sipil Negara sebagai:
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan ketiga fungsi tersebut Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan
sumpah jabatan harus secara konsisten menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa
melanggar nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi tersebut juga tidak dpat dijalankan
dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri Aparatur Sipil Negara untuk
menerapkan nilai-nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 5 (lima) pokok nilai-nilai dasar
Aparatur sipil negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi.
Penerapan 5 (lima) Nilai Dasar ASN harus dijalankan dengan tindakan konkrit
saat Aparatur Sipil Negara tersebut menjalankan tugasnya sebagai abdi negara. Tidak
hanya dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas administrasi yang berurusan dengan
sistematika kerja suatu instansi pemerintahan, namun dalam menjalankan tugasnya
sebagai pelayan publik yang senantiasa melayani kebutuhan masyarakat ASN. Maka
dalam perkembangannya nilai dasar ASN yang terangkum kedalam ANEKA
dielaborasikan dengan peran ASN dalam NKRI yang terbagi menjadi Whole Of
Goverment, Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN.
Sejalan dengan semangat untuk menerapkan kelima nilai dasar ASN tersebut
diatas maka ditetapkannya Undang-undang aparatur Sipil Negara dan merujuk pada Pasal
63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses diklat terintegritasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi, nasionalisme dan kebangsan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di
tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan
dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas.
Dalam masa-masa menjalani habituasi selain menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikannya para calon PNS juga harus menganalisis metode penerapan
program-program yang berjalan dalam suatu pengadilan. Analisis harus didasarkan pada
nilai-nilai dasar ASN komitmen yang terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan inovasi.
Lewat ketiga indikator tersebut yaitu efektif, efisien, dan inovatif tersebut metode
penerapan program-program dapat dikelompokan kedalam beberapa golongan, yaitu
metode-metode yang sudah berjalan namun kurang berjalan maksimal dan metode yang
harus diganti dengan yang memiliki nilai guna yang lebih baik.
Namun dalam perkembangannya indikator yang digunakan dalam mengukur
metode penerapan program dalam sebuah instansi berkembang menjadi beberapa
indikator. Terdapat indikator AKPK yang mengacu kepada 4 hal yaitu Aktual,
Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan. Indikator lain adalah indikator USG ((Urgency,
Seriousness, Growth). Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat analisis USG yang
mengacu pada 3 hal yaitu Urgency, Seriousness, dan Growth.
Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa permasalahan yang
nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya suatu permasalahan untuk dilakukan
pengkajian lebih dalam melalui penulisan aktualisasi agar problematika tersebut dapat
diatasi dan program tersebut dapat berjalan dengan baik.
Rancangan aktualisasi,dapat diperoleh peserta dengan proses pembimbingan dari
coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga pelatihan) dan mentor (atasan peserta
yang ditujuk oleh pejabat pembina kepegawaian instansi peserta),sehingga peserta
mampu menyusun kertas kerja rancangan aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan
aktualisasi, menerapkan rancangan aktualisasi dan menyusun laporan aktualisasi serta
analisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan
tugas dan jabatan, mempersiapkan rencana presentasi laporan aktualisasi, melaksanakan
seminar aktualisasi, dan di penghujung pembelajaran peserta mampu melaksanakan
pekerjaan secara profesional.
Pemahaman peserta didik tentang sampah , terlebih kepada lingkungan sekolah
sangat penting untuk diketahui. Pentingnya pengetahuan tentang sampah untuk diajarkan
sejak dari dini dan dimulai dari Sekolah. Fenomena sampah di sekolah menjadi masalah
tersendiri untuk diatasi karena kepedulian siswa-siswi akan kebersihan lingkungan masih
rendah.
Fakta tersebut menjadi penting dijadikan sebagai isu dalam membuat rancangan
aktualisasi di sekolah sesuai tupoksi guru, dalam penentuan dan penetapan isu harus
dilandaskan pada informasi dan fakta yang ada. Maka dari itu peserta memilih inti isu
tentang Kurangnya Kesadaran Siswa(I) Dalam Menjaga Kebersihan Sekolah
B. Tujuan dan Sasaran
Dengan mengikuti kegiatan aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dapat membentuk nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil, yaitu :
1. Berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
2. Mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
3. Menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
4. Berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;
5. Tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya;
6. Menjaga sikap dan perilaku disiplin PNS dalam melaksanakan tugas jabatannya;
7. Memahami kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; serta
8. Mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara mengalami
sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada instansi, sehingga PNS merasakan
manfaatnya secara langsung.
C. Manfaat
1. Manfaat bagi diri pribadi, yaitu penulis dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS;
2. Manfaat bagi unit kerja, yaitu meningkatkan kinerja unit kerja yang menyangkut pada
kegiatan reses dan menjadikan kegiatan-kegiatan menjadi sebuah kebiasaan (habituasi);
3. Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai organisasi sehingga
dapat memberikan pelayanan terbaik;
4. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, di mana mereka mendapatkan hak-haknya dan
informasi yang dibutuhkan khususnya dalam kegiatan reses sehingga diperoleh pelayanan
publik yang prima dari ASN.
D. Penetapan Isu

Indikator yang digunakan dalam mengukur metode penerapan program dalam sebuah
instansi adalah indikator USG ((Urgency, Seriousness, Growth). Analisis kualiatas isu
dengan menggunakan alat analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu Urgency,
Seriousness, dan Growth. Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa
permasalahan (prioritas isu) yang nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya suatu
permasalahan untuk dilakukan pengkajian lebih dalam melalui penulisan aktualisasi agar
problematika tersebut dapat diatasi dan program tersebut dapat berjalan dengan baik. Metode
yang dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu
dengan menentukan angka skala 1-5. Isu dengan skor tertinggi akan menjadi isu utama yang
akan diangkat dalam rancangan aktualisasi

Perumusan dan Penetapan Isu

Kriteria Skor Prioritas


No Isu Aktualisasi/Masalah Pokok
U S G

1 Kurangnya Kesadaran Siswa Dalam 5 4 4 13 I


Menjaga Kebersihan Sekolah

2 3 3 3 9 III
Belum Adanya Penanganan Sampah
Secara Masif

3 Kurang Intensifnya Kegiatan Kerja 4 4 3 11 II


Bakti/Gotong Royong di Sekolah
Keterangan :
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat

Anda mungkin juga menyukai