Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENINGKATAN PEMANTAUAN MINUM OBAT PADA PASIEN ODGJ


(ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TEMPIRAI

Oleh:
DINA ANGGRIANI,A.Md.Kep
NIP. 199407102019022001

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II


Pemerintah Kota Palembang
Angkatan V
NDH: 013

PEMERINTAH PROVINSI SUMATRA SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN IV
BEKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan judul “Peningkatan
Pemantauan Minum Obat Pada Pasien ODGJ Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tempirai” yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan dan pelatihan dasar (Latsar) CPNS Pemerintah
Kota Palembang tahun 2019.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusun laporan
aktualisasi ini, khususnya kepada:
1. H. Hazairin, SKM, M.Kes selaku kepala puskesmas sekaligus mentor
dalam penyusunan laporan aktualisasi ini
2. Ibu Mery Fanada, S.Pd, SKM, M.Kes. selaku coach dalam
penyusunan laporan aktualisasi ini
3. Ibu Suhaila,SE, M.Si selaku narasumber dalam penyusunan laporan
aktualisasi ini
4. Bapak dan Ibu widyaiswara yang telah memberikan materi dengan
tulus dan semangat selama pendidikan dan pelatihan
5. Orang tua, dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan terbaik
6. Teman-teman seperjuangan di latsar golongan II angkatan IV di Balai
Diklat Penerbangan Palembang.
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun selalu
penulis harapkan agar laporan rancangan aktualisasi ini jauh lebih baik.
Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
semua pihak yang berkepentingan.
Palembang, Juni 2019
Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................... vi
DAFTAR BAGAN......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat................................................... 2
C. Ruang Lingkup........................................................... 3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)............... 4
A. Deskripsi Organisasi........................................................ 4
1. Profil Organisasi................................................... 4
2. Visi, Misi, Motto, dan Nilai-Nilai Organisasi......... 8
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik.................................... 9
C. Analisis Isu...................................................................... 12
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih...................... 14
E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS.......................................... 15
F. Matrik Rancangan............................................................ 35
G. Jadwal Kegiatan.............................................................. 64
Daftar Pustaka........................................................................... 65
Biodata....................................................................................... 66

3
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bobot Penetapan Krieteria Kualitas Isu AKPK......... 12

2. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK.................... 13

3. Matrik rancangan aktualisasi..................................... 35

4. Jadwal kegiatan aktualisasi....................................... 64

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gedung Puskesmas Tujuh Ulu Palembang.................... 4

2. Peta Wilayah Puskesmas Tujuh Ulu Palembang............ 6

5
DAFTAR BAGAN

Gambar Halaman

Struktur Organisasi Puskesmas Tujuh Ulu.................... 5

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparartur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Kondisi ideal tata perilaku ASN diatur dengan detail dalam UU
ASN No.5 th.2014 pasal 3 yaitu bertingkah laku sesuai nilai dasar,
berkode etik, komitmen, integritas, tanggung jawab pada pelayan public,
berkompeten dan professional dalam bertugas. Dengan demikian UU ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam
mencetak PNS. Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat
Undang-Undang tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan I dan II.
Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di
tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta
mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan,
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
professional.Nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) merupakan nilai-nilai dasar profesi PNS
yang perlu diterapkan dan dimaknai dalam setiap kegiatan yang dilakukan
PNS sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) nya.
Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana Kebijakan Publik, 2)
Pelayan Publik, 3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Pegawai ASN
melakukan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan Publik yang professional dan berkualitas
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Pelayanan publik yang

1
dilakukan ASN, dalam hal ini di bidang kesehatan sering mendapat
sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang
memuaskan. Seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif maupun rehabilitative. Pembangunan kesehatan
merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam rancangan Aktualisasi ini, Penulis mengangkat Judul untuk
rancangan aktualisasi ini yaitu Optimalisasi Pelaporan Hasil Penimbangan
Setiap Bulan di Posyandu Puskesmas Tujuh Ulu Palembang, sehingga
diharapkan dengan isu yang diangkat ini mampu menciptakan
pengoptimalan kegiatan pelaporan dan keakuratan data hasil kegiatan
penimbangan.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Adapun tujuan dari Latihan Dasar CPNS yaitu :
a) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pelatihan
Dasar ASN 2019 Kota Palembang
b) Untuk mengidetifikasi Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN dalam
NKRI dalam aktualisasi (Habituasi)
c) Untuk menerapkan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI
dalam lingkungan kerja di instansi kerja
d) Implementasi nilai – nilai ASN dalam lingkungan kerja
e) Mengoptimalkan pelaporan hasil penimbangan setiap bulan di
Posyandu Puskesmas Tujuh Ulu

2. Manfaat :
a. Manfaat bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS

2
1) Mampu mewujudkan fungsi ASN sebagai Pelayan Publik
yang memberikan Pelayanan yang profesional dan
berkualitas.

2) Mampu menerapkan Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS (Nilai –


Nilai ANEKA) dalam melaksanakan tugas dan jabatannya.

3) Mampu menerapkan Kedudukan dan Peran PNS dalam


NKRI dalam melaksanakan tugas dan jabatannya.

b. Manfaat bagi Puskesmas Tujuh Ulu

1) Menambah wawasan untuk Pegawai Puskesmas Tujuh Ulu

2) Memperbaiki sistem pelaporan hasil penimbangan setiap


bulan di Puskesmas Tujuh Ulu.

C. Ruang Lingkup
Aktualisasi peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara dilakukan di
Puskesmas Tujuh Ulu Palembang. Adapun ruang lingkup
pembahasan laporan aktualisasi ini mencakup Puskesmas Tujuh
Ulu Palembang. Habituasi ini akan dilakukan pada tanggal 14 Juni
2019 sampai dengan 17 Juli 2019. Ruang lingkup rancangan
aktualisasi meliputi Optimalisasi pelaporan hasil penimbangan
setiap bulan di Posyandu Puskesmas Tujuh Ulu berkaitan dengan
nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Puskesmas Tujuh Ulu berdiri sejak tahun 1981 dengan nama Balai
Pengobatan Tujuh Ulu dimana tanahnya merupakan tanah hibah dari
masyarakat, Pada tahun 2003 bangunan Puskesmas direnovasi dan pada
tahun 2014 direnovasi menjadi gedung berlantai dua dengan dana APBD
Pemerintah Kota Palembang. Tahun 2011 Puskesmas Tujuh Ulu menjadi
Puskesmas BLUD bertahap setelah diajukan menjadi Puskesmas BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah) pada tahun 2013 menjadi Puskesmas
BLUD penuh melalui penetapan Keputusan Walikota Palembang Nomor
546 tahun 2014.
Pada tahun 2017, terjadi pemekaran Wilayah Kecamatan di Kota
Palembang sehingga menyebabkan perusahaan wilayah kerja bagi
Puskesmas Tujuh Ulu yang sebelumnya memiliki 2 Kelurahan ( Kelurahan
Tujuh Ulu dan Kelurahan 9-10 Ulu) sebagai wilayah kerja, sejak tanggal
13 November 2017 melalui surat Keputusan Walikota Palembang Nomor
489/KPTS/DINKES/2017 Tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota
Palembang Nomor 332/ KPTS / DINKES / 2017 tentang izin operasional
Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Palembang, Puskesmas Tujuh Ulu
hanya memiliki Kelurahan Tujuh Ulu sebagai wilayah kerja.

4
Gambar 1. Gedung Puskesmas Tujuh Ulu Palembangagan

5
Bagan 1.STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TUJUH ULU PALEMBANG

dr. Rustina
KASUBAG TATA USAHA

Evi Marlira, S.K.M

Sistem Informasi KEPEGAWAIA RUMAH TANGGA Keuangan


Puskesmas

. Rahmawati, SKM Evi Marlira, SKM Sholeha


Wardiah, AMAK dan
Susila p.
Su
PENANGGUNG JAWAB UKM
UKP,KEFARMASIAN,UNIT LABORATORIUM
Tuti Susanti, SKM PENANGGUNG JAWAB JEJARING PELAYANAN PUSKESMAS
dr.Riana Reftria JARINGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

UKM ESSENSIAL UKM KEPERAWATAN dr. Irentara


UKM PERKEMBANGAN Pelayanan Pemeriksaan Umum
KESEHATAN MASYARAKAT
Pelayanan Kesehatan Gigi
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan Promosi Kesehahatan
PERKESMAS Pelayanan Kesehatan Tradisional
termasuk UKS Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
Komplementer PUSKESMAS KELILING

Pelayanan Kesehatan Lingkungan Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan Kesehatan jiwa Masyarakat

Pelayanan Gizi yang bersifat UKP


Pelayanan Gizi Yang Bersifat UKM Pelayanan Kesehatan Olahraga dan
Rujukan
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Pencegahan dan Pelayanan Kesehatan Indera
Pengendalian Penyakit Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Kesehatan Lansia

Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan PTM

6
1.2 Letak Geografis
Secara administrasi pemerintahan, luas wilayah kerja
Puskesmas Tujuh Ulu adalah 66 ha, dengan 8 RW dan 61 RT. Adapun
batas wilayah Puskesmas Tujuh Ulu adalah sebagai berikut:
 Utara : Kelurahan 9-10 Ulu
 Selatan : Kelurahan 5 Ulu
 Timur : Kelurahan 8 Ulu Laut
 Barat : Sungai Musi

Gambar 2. Peta Wilayah Puskesmas Tujuh Ulu

1.3 Keadaan Demografi


Berdasarkan hasil pendataan dari Kelurahan dan Kecamatan ,
jumlah penduduk diwilayah Puskesmas Tujuh Ulu pada tahun 2017
berjumlah 18.312 jiwa.
Berdasarkan keadaan sosial ekonominya antara lain:
1. Pendidikan, sebagian besar penduduk diwilayah kecamatan Tujuh
Ulu dengan pendidikan mulai dari tamat SD sampai dengan
pasca sarjana (S2).
2. Mata pencaharian penduduk diwilayah Kerja Puskesmas Tujuh Ulu
yaitu diantaranya Petani, Buruh, Pedagang, Pegawai Negeri.
3. Agama, sebagian besar penduduk yang berada diwilayah kerja
Puskesmas Tujuh Ulu merupakan pemeluk agama Islam.

7
1.4 Upaya Kesehatan Yang Dilakukan Di Puskesmas
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas
Tujuh Ulu memenuhi kebutuhan tersebut melalui Pelayanan
Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Perorangan :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Jenis
pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. UKM Essensial, meliputi :
- Pelayanan Promosi Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan Lingkungan
- Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
- Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

2. UKM Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif, dan atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan pada wilayah kerja Kelurahan
Tujuh Ulu dan potensi Sumber daya yang tersedia di Puskesmas
Tujuh Ulu, maka UKM pengembangan Puskesmas Tujuh Ulu
- Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
- Pelayanan kesehatan lansia

b. Penyelanggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) suatu


kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan

8
kesehatan perseorangan. UKP dilaksanakan dalam bentuk rawat
jalan, tindakan gawat darurat, home care.
Kegiatan UKP terdiri dari:
1. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Pelayanan Gigi dan Mulut
4. Pelayanan KIA-KB
5. Pelayanan Tindakan
6. Pelayanan Pemeriksaan Lansia
7. Pelayanan Dots
8. Pelayanan Laboratorium
9. Pelayanan Farmasi
10. Pelayanan Promkes (Gizi dan Sanitasi) dan Imunisasi

2 Visi, Misi, Motto dan Nilai-Nilai Organisasi


2.1. Visi
Terwujudnya Puskesmas Tujuh Ulu sebagai Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat yang BARI dan Prima di Kecamatan
Seberang Ulu SatuI kota Palembang.
2.1. Misi
Adapun Misi Rumah Puskesmas Tujuh Ulu adalah sebagai
berikut :
 Meningkatkan kemitraan pada semua pihak
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
pemberdayaan masyarakat
 Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang
bermutu prima
 Menetapkan standar pelayanan kesehatan

2.3. Motto Organisasi


SEHATI MELAYANI.

9
2.4. Nilai-Nilai Organisasi
T : Tulus
U : Unggul
J : Jujur
U : Universal
H : Harmonis
dalam
U : Upayakan
L : Layanan kesehatan prima
U : Untuk masyarakat yang berkeadilan

B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik di Puskesmas Tujuh Ulu


Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
masalah yg dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas
desus.Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat,
yaitu kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi
Mata Pelatihan), mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat dari
sebuah pilihan kebijakan/program/tahapan kegiatan.

Berdasarkan hasil pengamatan studi lapangan, situasi problematik


yang terjadi Pelayanan Gizi di UKM dan UKP di Puskesmas dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Belum optimalnya kegiatan konsultasi gizi untuk pasien prolanis di
Puskesmas Tujuh Ulu Palembang.

10
Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan
Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang
optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Aktifitas dalam Prolanis meliputi aktifitas konsultasi medis/edukasi,
Home Visit, Reminder, aktifitas klub dan pemantauan status
kesehatan.
Salah satu aktifitas dalam Prolanis yaitu konsultasi. Namun,
kegiatan konsultasi gizi untuk pasien Prolanis belum dilakukan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan konsultasi gizi untuk memberi
pengetahuan dan saran tentang pola makan agar dapat menjaga
kondisi kesehatan pasien prolanis.

2. Kurang optimalnya pelaporan hasil penimbangan setiap bulan di


posyandu Puskesmas Tujuh Ulu.
Pengumpulan data dapat bermula pada tingkat paling bawah yaitu
di posyandu pemantauan pertumbuhan. Kegiatan ini juga berperan
dalam menunjang upaya perbaikan gizi. Penimbangan menjadi
salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan balita yang perlu
dilakukan setiap bulan. Hasil penimbangan yang tercatat baik di
buku KIA ataupun buku register posyandu menjadi salah satu
sumber data yang digunakan dalam sistem pencatatan dan
pelaporan puskesmas dari posyandu.
Pelaporan hasil penimbangan di posyandu belum terorganisir.
Kurangnya kesabaran dan ketelitian petugas posyandu juga
menjadi penyebab ketidaklengkapan pengisian data pemantau
status gizi balita. ketidaklengkapan sering terjadi pada kolom
identitas, tanggal lahir, tinggi badan, nama orang tua, alamat.
Dampak ketidaklengkapan pengisian adalah petugas akan

11
kesulitan atau bisa saja salah dalam mengidentifikasi pasien sesuai
dengan nama balita, tanggal waktu lahir, berat badan waktu lahir,
nama orang tua, alamat dan juga tidak dapat memantau secara
optimal pertumbuhan balita. Oleh karena itu, diperlukan pelaporan
yang teroorganisir dengan baik.

3. Rendahnya kepatuhan ibu balita gizi kurang untuk memberikan


biskuit PMT di Puskesmas Tujuh Ulu.
Biskuit PMT merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam
bentuk biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit
PMT merupakan makanan tambahan yang diberikan untuk
menambah asupan khusus untuk balita gizi kurang untuk
menambah Berat Badan. Namun, sering sekali ditemui banyak ibu
balita gizi kurang tidak memberikan biskuit tersebut kepada balita
dengan berbagai alasan. Sehingga berat badan balita gizi kurang
tidak naik.

4. Rendahnya kesadaran ibu hamil KEK untuk menghabiskan biskuit


PMT di Puskesmas Tujuh Ulu.
program penanganan KEK pada ibu hamil yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi pada ibu hamil. Peningkatan status gizi
ibu hamil KEK sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin didalam kandungan. Peningkatan status gizi
ini melalui pemberian biskuit PMT. Namun, masih banyak
ditemukan ibu hamil KEK yang tidak menghabiskan biskuit PMT
yang telah diberikan sehingga status gizi ibu hamil KEK tidak terjadi
peningkatan.

5. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya ASI Ekslusif


di Puskesmas Tujuh Ulu.

12
ASI Ekslusif merupakan salah satu indikator pencapaian gizi.
Namun faktor yang menyebabkan ibu-ibu tidak memberikan ASI
Ekslusif dikarenakan berbagai faktor anatara lain ibu – ibu
beralasan ASI Tak Cukup, Ibu Harus Bekerja, Takut Bentuk
Payudara Berubah, Bayi Tetap Tumbuh Sehat walaupun tidak
diberikan ASI, dan Susu Formula Lebih Praktis, hal ini terjadi
dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu yang kurang terhadap
pentingnya pemberian ASI Ekslusif untuk bayi.

C. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas
isu.Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu
tertinggi.Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu
actual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis
kriteria isu dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan).
Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)
1. Aktual, yaitu benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan, yaitu isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik, yaitu isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan, yaitu masuk akal, realisitis, relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK
ANALISIS KRITERIA ISU DENGAN ALAT ANALISIS AKPK
NO ISU A K P K JML PERINGKAT

13
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya
kegiatan konsultasi gizi
1. 2 2 2 2 8 V
untuk pasien prolanis di
Puskesmas Tujuh Ulu
Kurang optimalnya
pelaporan hasil
2. penimbangan setiap 3 5 4 4 16 I
bulan di posyandu
Puskesmas Tujuh Ulu
Rendahnya kepatuhan
ibu balita gizi kurang
3. untuk memberikan 2 4 5 3 14 II
biskuit PMT di
Puskesmas Tujuh Ulu
Rendahnya kesadaran
ibu hamil KEK untuk
4. menghabiskan biskuit 3 4 3 3 13 III
PMT di Puskesmas
Tujuh Ulu
Kurangnya pengetahuan
ibu hamil tentang
5. 3 3 3 3 12 IV
pentingnya ASI Ekslusif
di Puskesmas Tujuh Ulu.
Tabel 2. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut kemudian


diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Kurang optimalnya kegiatan pelaporan hasil penimbangan setiap
bulan di posyandu Puskesmas Tujuh Ulu.
2. Rendahnya kepatuhan ibu balita gizi kurang untuk memberikan
biskuit PMT di Puskesmas Tujuh Ulu.
3. Rendahnya kesadaran ibu hamil KEK untuk menghabiskan
biskuit PMT di Puskesmas Tujuh Ulu.
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK
dan kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu ditemukan core issue

14
terpilih yaitu Kurang optimalnya kegiatan pelaporan hasil penimbangan
setiap bulan di Puskesmas Tujuh Ulu.
Data yang akurat adalah data yang sama dengan keadaan
sebenarnya dan sesuai dengan definisi operasional dari masing-masing
variabel yang telah ditetapkan dalam batasan operasional laporan sistem
pencatatan dan pelaporan.
Pengumpulan data dapat bermula pada tingkat paling bawah yaitu
di posyandu pemantauan pertumbuhan. Kegiatan ini juga berperan dalam
menunjang upaya perbaikan gizi. Penimbangan menjadi salah satucara
untuk mengetahui pertumbuhan balita yang perlu dilakukan setiap bulan.
Hasil penimbangan yang dicatat di buku KIA menjadi salah satu sumber
data yang digunakan dalam sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas
dari posyandu. Pelapoan hasil penimbangan di posyandu belum
terorganisir. Kurangnya kesabaran dan ketelitian petugas posyandu juga
menjadi penyebab ketidaklengkapan pengisian data pemantau status gizi
balita. ketidaklengkapan sering terjadi pada kolom identitas, tanggal lahir,
tinggi badan, nama orang tua, alamat. Dampak ketidaklengkapan
pengisian adalah petugas akan kesulitan atau bisa saja salah dalam
mengidentifikasi pasien sesuai dengan nama balita, tanggal waktu lahir,
berat badan waktu lahir, nama orang tua, alamat dan juga tidak dapat
memantau secara optimal pertumbuhan balita.
Peran kader yang begitu penting di posyandu dapat membantu
peningkatan kualitas data. Informasi yang dihasilkan harus memiliki
kualitas yang baik agar dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan
di masyarakat dan dapat memantau pertumbuhan balita.
Puskesmas Tujuh Ulu Palembang merupakan salah satu
puskesmas di Kota Palembang. Dalam mencapai visi misinya didukung
oleh keakuratan data dalam pelaporan sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang prima.
Maka dipandang perlu dan penting dengan melakukan sosialisasi
optimalisasi pelaporan hasil penimbangan di posyandu setiap bulan,

15
beberapa sarana juga diperlukan saat sosialisasi, sebagai implementasi
Whole Of Government (WOG). Kelengkapan sarana dan prasarana yang
diperlukan seperti :
1. Tempat sosialisasi
2. Daftar hadir
3. Format pelaporan Hasil Penimbangan

E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Pelatihan Dasar
berdasarkan Perka LAN No.21 Tahun 2016 bertujuan agar peserta
Pelatihan Dasar mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta kerterkaitan dengan maateri Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, Whole Of Government (WOG).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responbilitas. Namun pada
dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertical
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas kejujuran, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

16
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :


a) Kepemimpinan
b) Transparansi
c) Integritas
d) Tanggung Jawab
e) Keadilan
f) Kepercayaan
g) Keseimbangan
h) Kejelasan
i) Konsistensi

Aspek – aspek Akuntabilitas


1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
Pemberi kewenanganbertanggungjawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, danmengalokasikan sumber daya sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Di lain sisi sisi, individu / kelompok /
institusi bertanggungjawab untuk memenuhi semua kewajibannya.

17
Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang bertanggungjawab antara kedua belah pihak.

2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-


oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yangbertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam
konteks ini, setiap individu / kelompok / institusi dituntut untuk
bertanggungjawab dalam menjalankan tugasdan kewajibannya,
serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi
untuk mencapai hasil yang maksimal.

3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability


requiers reporting)

Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan


memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu /kelompok
/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan
proses yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk
akuntabilitassetiap individu berwujud suatu laporan yang
didasarkan pada kontrak kerja,sedangkan untuk institusi adalah
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah).

3. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi


Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggungj
awab, dan tanggungjawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupapenghargaan atau sanksi.

4. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves


performance)

Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja


PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

18
Akuntabilitas dimaknai sebagai sebuahhubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan sejak
awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta
pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses
evaluasi dan berfokus pada peningkatan kinerja.

Pentingnya Akuntabilitas
Pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada
pemborosan sumber daya dan memberikan citra PNS berkinerja
buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu merubah citranya menjadi
pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas
untuk membentuk sikap, dan perilaku PNS dengan mengedepankan
kepentingan publik dan berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki
tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)

2) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan


(peran konstitusional)

3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu
menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara, dengan
mempertahankan dan mewujudkan suatu konsep identitas milik bersama
dari sekelompok manusia yang memiliki tujuan, visi, cita-cita yang sama
demi mewujudkan kepentingan nasional, serta juga dapat diartikan
sebagai rasa yang ingin mempertahankan negaranya baik itu sisi luar
maupun dalam.

19
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nilai-nilai
yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015). Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila.

Nilai-nilai dasar nasionalisme dapat diketahui dari Pancasila. Nilai-nilai


tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuaidengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasarkemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anta


ra pemelukagama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap TuhanYang Maha Esa.

3. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan

20
kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan


Yang Maha Esa kepada orang lain.

5. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajibansetiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.

7. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

8. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

9. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

10. Berani membela kebenaran dan keadilan.

11. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

12. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama


dengan bangsalain.

13. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan


keselamatanbangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadidan golongan.

14. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

15. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk ke


pentinganbersama.

16. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai


sebagai hasil musyawarah.

21
17. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.

18. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat


bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah, baik/buruk atau
pantas tidak panas yang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan
pelayan publik etika public adlah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik buruk, benar salah prilaku tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan public dalam rangka menajalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015).Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN


yakni sebagai berikut:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

22
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan,
dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan
netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015).Ketiga
dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik
yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat
kalangan bawah yang tidak beruntung.Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan
diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari
penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan
menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.

Sedangkan Nilai – Nilai Dasar Etika Publik sebagaimana tercantum dalam


UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ialah

23
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara


Kesatuan RepublikIndonesia 1945.

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program


pemerintah.

9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,


tepat, akurat,berdayaguna, berhasil guna, dan santun.

10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis


sebagai perangkatsistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua
mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat member kepuasan kepada
stakeholder.

24
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Untuk mewujudkan system pelayanan public yang bermutu harus
memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk
melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan.
Inovasi kemudian muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015:11)
menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat
evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan
persaingan.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
 Efektif
 Efisien
 Inovasi
 Mutu

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa


mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan
melampaui harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015) memperkenalkan lima pilar

25
dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi,
pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan
ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan
bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini
masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
Adapun Nilai – Nilai Dasar yang terkandung dalam Komitmen Mutu
adalah sebagai berikut
1. Tepat waktu

2. Sesuai SOP

3. Akurasi

4. Kerja sama

5. Cepat dan tepat

6. Tanggap

7. Evaluasi

8. Cermat

9. Melakukan yang terbaik

10. Profesional

11. Menerima pembaharuan

12. Tidak mempersulit kondisi

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan

26
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktuyang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus maupun pegawai
negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya merka yang dekat dengan dirinya, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada mereka.
Indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu sebagai berikut :
 Jujur
 Peduli
 Mandiri
 Disiplin
 Tanggung Jawab
 Kerja Keras
 Sederhana
 Berani
 Adil
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di
muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu
kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi
benteng kuat untuk antikorupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik
akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan
proses atau usaha terbaik danmendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.

6. Manajemen ASN

27
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan public;
2. Pelayan public; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:


1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik

28
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar


Pegawai ASN:
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
5. melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7. menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;

29
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

7. Whole Of Government (WOG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini
pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia
dalam level-level tertentu.

a. Penguatan koordinasi antar lembaga

Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-


lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.

30
Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah
mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah
yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang
rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

b. Membentuk lembaga koordinasi khusus


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah
satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.

c. Membentuk gugus tugas


Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam
proses koordinasi tadi.

d. Koalisi sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan
Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial
antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi
sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang
suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.

8. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan


umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan

31
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
(Lembaga Administrasi Negara: 1998).

Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa:


Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain
dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan
menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa (Pengembangan
Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).

Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam


penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Siklus pelayanan itu sendiri menurut A. Imanto, 2002, adalah “Sebuah


rangkaian peristiwa yang dilalui pelanggan sewaktu menikmati atau
menerima layanan yang diberikan Dikatakan bahwa siklus layanan
dimulai pada saat konsumen mengadakan kontak pertama kali
dengan service delivery system dan dilanjutkan dengan kontak-kontak
berikutnya sampai dengan selesai jasa tersebut diberikan”.

A. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip


pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:

1. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang

32
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya

2. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah


sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan
akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga
harus diberi akses yang sebesar- besarnya untuk mempertanyakan
dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak puas
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;

3. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah


wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan
publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,
dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen;

4. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh


pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara
dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas,
agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan
sejenisnya;

5. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana


masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar
fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang
dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah
dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk

33
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi;

6. Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu


mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan
strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga
kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

7. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah


harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut.

8. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan


menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena
itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara
vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme
pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.

34
9. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan
oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang
penting adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang
dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat.

F. Matrik Rancangan
Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Puskesmas Tujuh Ulu Palembang
:
Identifikasi 1. Belum optimalnya kegiatan konsultasi
Isu : gizi untuk pasien prolanis di
Puskesmas Tujuh Ulu
2. Kurang optimalnya pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan di Posyandu
Puskesmas Tujuh Ulu.
3. Rendahnya kepatuhan ibu balita gizi
kurang untuk memberikan biskuit PMT
di Puskesmas Tujuh Ulu.
4. Rendahnya kesadaran ibu hamil KEK
untuk menghabiskan biskuit PMT di
Puskesmas Tujuh Ulu.
5. Kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya ASI Ekslusif di
Puskesmas Tujuh Ulu.
Isu yang Kurang optimalnya pelaporan hasil
diangkat : penimbangan setiap bulan di Posyandu
Puskesmas Tujuh Ulu

35
Kurang optimalnya pelaporan hasil penimbangan setiap bulan di
Posyandu Puskesmas Tujuh Ulu Palembang.Gagasan pemecahan Isu:
1. Melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas selaku mentor.
2. Mencari referensi tentang pelaporan hasil penimbangan setiap
bulan .
3. Membuat Alur pelaporan hasil penimbangan setiap bulan
4. Sosialisasi pelaporan hasil penimbangan setiap bulan.
5. Pengisian bersama cara pencatatan dan pelaporan hasil
penimbangan
6. Pemasangan banner alur pelaporan hasil penimbangan di
posyandu dan penempelan alur pelaporan hasil penimbangan di
meja petugas
7. Implementasi pelaporan hasil penimbangan setiap bulan.
8. Evaluasi penerapan pelaporan hasil penimbangan.

36
Tabel 3. Matrik Rancangan

Kontribusi Kegiatan Kontribusi


Keterkaitan substansi Pencapaian Visi dan Misi Pencapaian
NO Kegiatan Tahapan Output Mata Pelatihan Organisasi Penguatan Nilai-
Nilai Organisasi
1. Melakukan Adapun Tahapan 1.Surat  Akuntabilitas ; Dalam kegiatan Nilai-nilai yang
koordinasi Kegiatan: persetujuan Dalam Kegiatan melakukan koordinasi ada dalam
dengan mentor. 1. Mengahadap kepala dari mentor melakukan koordinasi dengan mentor di organisasi ini
puskesmas untuk 2.Kartu dengan mentor dikaitkan Puskesmas Tujuh Ulu yaitu:
berkoordinasi bimbingan dengan Nilai ANEKA dikaitkan dengan T: Tulus
mengenai dimulainya pada mentor terdapat Nilai Pencapaian Visi dan Misi U: Unggul
aktualisasi 3.Foto saat Akuntabilitas yaitu Organisasi yaitu adanya J: Jujur
2. Melakukan konsultasi melakukan kejelasan dalam bentuk koordinasi yang U: Universal
dengan kepala bimbingan melaksanakan wewenang baik untuk pelaksaan H: Harmonis
puskesmas dan tanggung jawab, kegiatan demi Dalam
3. Meminta persetujuan sehingga saya bisa menyelenggarakan U: Upayakan
kepada kepala memulai pelaksanaan pelayanan kesehatan L: Layanan
puskesmas untuk aktualisasi. dasar yang BARI dan kesehatan prima
tahapan dan jadwal Prima. U: Untuk
pelaksanaan.  Nasionalisme : masyarakat
Dalam Kegiatan yang
melakukan koordinasi berkeadilan
dengan mentor dikaitkan
dengan Nilai ANEKA Dalam kegiatan
terdapat Nilai ini yang
Nasionalisme yaitu wujud dikaitkan
pelaksanaan sila keempat dengan
musyawarah mufakat Pencapaian
bahwa dalam Penguatan Nilai
– Nilai

37
pelaksanaan aktualisasi Organisasi yaitu
dibutuhkan bimbingan dan berkoordinasi
arahan dari atasan. secara
harmonis.
 Etika Publik : Dalam kegiatan
Dalam Kegiatan melakukan
melakukan koordinasi koordinasi
dengan mentor dikaitkan dengan mentor
dengan Nilai ANEKA sebagai
terdapat Nilai Etika Publik perwujudan
yaitu menghargai koordinasi yang
komunikasi, konsultasi, baik antara ASN
dan kerjasama antara dengan atasan
pegawai dengan atasan untuk
dalam pelaksanaan menciptakan
aktualisasi. hubungan
kerjasama yang
 Komitmen Mutu: harmonis
Dalam Kegiatan
melakukan koordinasi
dengan mentor dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat Nilai Komitmen
Mutu sebagai wujud
perencanaan program
kerja jangka panjang yang
berbasis mutu yaitu untuk
menghasilkan data yang
akurat sebagai sumber
informasi.

38
 Anti Korupsi:
Dalam Kegiatan
melakukan koordinasi
dengan mentor
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat Nilai anti
korupsi yaitu nilai
tanggung jawabnya,
sebagai ASN kita harus
melaporkan kegiatan
kepada atasan kita,
sebagai bentuk tanggung
jawab kita kepada atasan.

 Manajemen ASN :
Dalam kegiatan
melakukan koordinasi
dengan mentor dikaitkan
dengan Manajemen ASN
yaitu melaksanakan tugas
dan fungsi secara
profesional,bertanggung
jawab serta berintegritas
kepada atasan

 Pelayanan Publik :
Dalam kegiatan
melakukan koordinasi
dengan mentor dikaitkan
dengan Pelayanan publik

39
yaitu untuk terwujudnya
penyelenggaraan
pelayanan publik
(Puskesmas) yang
transparan untuk
masyarakat

 Whole Of
Government
(Wog):
Dalam Kegiatan
melakukan koordinasi
mentor dikaitkan
dengan Whole Of
Government yaitu
melakukan koordinasi
mengenai pelaksanaan
aktualisasi dengan
mentor.

2. Mencari 1. Mencari refrensi yang 1. Referensi  Akuntabilitas; Dalam kegiatan mencari Dalam kegiatan
referensi dapat menunjang PMK tentang Dalam Kegiatan mencari referensi tentang mencari refrensi
tentang kegiatan pelaporan kegiatan referensi tentang pelapoan hasil tentang
pelaporan hasil hasil penimbangan penimbangan pelaporan hasil penimbangan di pelaporan
penimbangan 2. Referensi tata penimbangan setiap bulan Puskesmas Tujuh Ulu kegiatan hasil
2. Mencari refrensi tata cara pengisian dikaitkan dengan Nilai dikaitkan dengan penimbangan
cara pengisian format laporan hasil ANEKA terdapat nilai Pencapaian Visi dan Misi yang dikaitkan
pelaporan hasil penimbangan akuntabilitas yaitu sebagai Organisasi adalah dengan
penimbangan (kohort) ASN harus memiliki adanya kerja sama yang Pencapaian
3. Format kejelasan dalam baik demi tercapainya Penguatan Nilai
laporan hasil melaksanakan wewenang tujuan untuk memberikan – Nilai

40
3. Mencari format penimbangan dan tanggung jawab. pelayanan yang bermutu Organisasi yaitu
pelaporan hasil (kohort) prima. bentuk
penimbangan 4. Foto kegiatan  Nasionalisme : tanggung jawab
Dalam Kegiatan Mencari dalam
referensi tentang memberikan
pelaporan hasil informasi yang
penimbangan setiap bulan yang
dikaitkan dengan Nilai sebenarnya
ANEKA terdapat nilai dalam
nasionalisme sila keempat mengupayakan
merupakan wujud layanan
pelaksanaan musyawarah kesehatan prima
mufakat dalam untuk
pelaksaaan demokrasi masyarakat
dengan meminta
bimbingan dengan
mentor.

 Etika Publik:
Dalam Kegiatan Mencari
referensi tentang
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai etika
publik yaitu saling
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan
kerjasama.

41
 Komitmen Mutu:
Dalam Kegiatan Mencari
referensi tentang
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai
komitmen mutu yaitu
wujud menyusun program
kerja jangka panjang yang
berbasis mutu untuk
memberikan layanan
informasi kepada publik
secara tepat dan akurat

 Anti Korupsi:
Dalam Kegiatan Mencari
referensi tentang
pelaporan kegiatan hasil
penimbangan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai anti korupsi
yaitu bertanggung jawab
terhadap keakuratan
informasi yang akan
menjadi bahan sosialisasi

 Manajemen ASN :
Dalam Kegiatan Mencari
referensi tentang

42
pelaporan kegiatan hasil
penimbangan dikaitkan
dengan manajemen ASN
yaitu melaksanakan tugas
dan fungsi yang
bertanggung jawab.

 Pelayanan Publik
Dalam kegiatan mencari
referensi tentang
pelaporan hasil
penimbangan dikaitkan
dengan Pelayanan publik
yaitu untuk menciptakan
penyelenggaraan
pelayanan publik
(Puskesmas) yang
partisipatif.

 Whole Of
Government
(WOG):
Dalam kegiatan mencari
referensi tentang
pelaporan hasil
penimbangan dikaitkan
dengan Whole Of
Government (WOG) yaitu
untuk meningkatkan
koodinasi antar petugas
dalam memberikan

43
pelayanan.

3. Membuat alur 1. Mempersiapkan alat 1. Alur  Akuntabilitas ; Dalam kegiatan mencari Membuat alur
pelaporan hasil yang diperlukan (alat pelaporan Dalam kegiatan referensi tentang pelaporan hasil
penimbangan tulis, flashdisk dan hasil Membuat alur pelaporan pelaporan hasil penimbangan di
setiap bulan komputer). penimbangan hasil penimbangan di penimbangan di posyandu dan
2. Membuat alur di posyandu posyandu dan didalam Puskesmas Tujuh Ulu didalam gedung
pelaporan hasil 2. Alur gedung dikaitkan dengan dikaitkan dengan yang dikaitkan
penimbangan di pelaporan Nilai ANEKA terdapat nilai Pencapaian Visi dan Misi dengan
posyandu hasil akuntabilitas yaitu Organisasi adalah wujud Pencapaian
3. Membuat alur penimbangan Memberikan kejelasan nyata dalam Penguatan Nilai
pelaporan didalam didalam alur pelaporan hasil meningkatkan pelayanan – Nilai
gedung gedung penimbangan serta yang bermutu prima Organisasi yaitu
4. Mencetak alur 3. Foto menjamin keefektifan dan adanya sebagai
pelaporan hasil Kegiatan efisiensi informasi. perwujudan
penimbangan untuk
 Nasionalisme : memberikan
Dalam Membuat alur layanan yang
pelaporan hasil unggul dan
penimbangan di posyandu tulus.
dan didalam gedung
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai
nasionalisme yaitu
adanya kerjasama dalam
menyelesaikan tahapan
aktualisasi .

 Etika Publik :

44
Dalam Membuat alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan didalam gedung
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai etika
publik yaitu untuk
memberikan layanan
kepada publik secara
berdaya guna dan
berhasil guna serta
menghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama
dalam pelaksanaan
aktualisasi

 Komitmen Mutu:
Dalam kegiatan
Membuat alur pelaporan
hasil penimbangan di
posyandu dan didalam
gedung dikaitkan dengan
Nilai ANEKA terdapat nilai
komitmen mutu yaitu
memberikan untuk
memberikan layanan yang
efektif, efisien, inovatif
dan berorientasi pada
mutu serta menjamin
publik mendapatkan
informasi yang mereka

45
butuhkan .

 Anti Korupsi :
Dalam kegiatan
Membuat alur pelaporan
hasil penimbangan di
posyandu dan didalam
gedung dikaitkan dengan
Nilai ANEKA terdapat nilai
anti korupsi yaitu
bertanggung jawab
terhadap keakuratan
informasi yang akan
diberikan.

 Manajemen ASN :
dalam kegiatan membuat
alur pelapoan hasil
penimbangan dikaitkan
dengan manajemen ASN
yaitu melaksanakan tugas
dan fungsi secara
profesional, bertanggung
jawab, serta integritas
dalam menyampaikan ide

 Pelayanan Publik :
Dalam Membuat alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu

46
dan didalam gedung
dikaitkan dengan
pelayanan publik yaitu
efektif dan efisien
upelayanan publik harus
mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya.

 Whole Of
Government
(WOG) :
Dalam membuat alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan didalam gedung
dikaitkan dengan whole
of Government yaitu untuk
menciptakan koordinasi
lintas program di
Puskesmas dapat
berjalan dengan baik

4. Sosialisasi A. Persiapan A. Persiapan  Akuntabilitas; Dalam Sosialisasi Sosialisasi


pelaporan hasil 1. Menentukan peserta 1. Daftar nama Dalam Sosialisasi kegiatan pelaporan hasil pelaporan hasil
penimbangan lintas program terkait peserta pelaporan hasil penimbangan setiap penimbangan
setiap bulan. untuk sosialisasi sosialisasi penimbangan setiap bulan bulan di Puskesmas setiap bulan
2. Berkoordinasi 2. Surat dikaitkan dengan Nilai Tujuh Ulu dikaitkan yang dikaitkan
dengan Kasubag TU Undangan ANEKA terdapat nilai dengan Pencapaian Visi dengan
untuk menentukan Sosialisasi akuntabilitas yaitu untuk dan Misi Organisasi Pencapaian
jadwal sosislisasi 3. Alur bertanggungjawab dalam adalah adanya Penguatan Nilai

47
3. Membuat kuesioner pelaporan menjalankan tugas dan persamaan peran dalam – Nilai
pelaporan hasil hasil kewajibannya, untuk pelaksanaan pelaporan Organisasi yaitu
penimbangan penimbangan selalu bertindak dan hasil kegiatan mewujudkan
4. Memperbanyak alur diperrbanyak berupaya untuk penimbangan untuk sikap jujur dan
pelaporan hasil 4. Kuesioner memberikan kontribusi menjaga kemitraan harmonis dalam
penimbangan pre-test dan untuk mencapai hasil dengan semua pihak meningkatkan
post-test yang maksimal. serta meningkatkan kerjasama
B. Pelaksanaan diperbanyak kualitas sumber daya kepada semua
1. Membagikan pre – 5. Foto  Nasionalisme : manusia dan petugas
test pelaporan hasil Kegiatan Dalam Sosialisasi pemberdayaan puskesmas 7
penimbangan pelaporan hasil masyarakat. Ulu.
2. Sosialisasi alur B. Pelaksanaan penimbangan setiap bulan
a. Pelaporan di 1. Daftar hadir dikaitkan dengan Nilai
posyandu 2. Rekapitulasi ANEKA terdapat nilai
b. Pelaporan didalam hasil pre-test nasionalisme (sila
gedung dan post test keempat) yaitu
3. Sosialisasi cara 3. Foto melaksanakan kebijakan
pencatatan dan Kegiatan yang telah disepakati.
pelaporan hasil
penimbangan sesuai  Etika Publik :
alur pelaporan Dalam Sosialisasi
4. Diskusi dan tanya pelaporan hasil
jawab penimbangan setiap bulan
5. Membagikan post dikaitkan dengan Nilai
test pelaporan hasil ANEKA terdapat nilai etika
penimbangan publik yaitu menjalankan
tugas secara profesional
dan tidak berpihak.
 Komitmen Mutu:
Dalam Sosialisasi

48
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai
komitmen mutu yaitu
mengembangkan budaya
kerja yang berorientasi
mutu, bukan sekedar
melaksanakan tugas rutin
dan sebagai formalitas
menggugurkan kewajiban.

 Anti Korupsi :
Dalam Sosialisasi
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat anti
korupsi yaitu
bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugas

 Manajemen ASN :
Dalam Sosialisasi
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
diakitkan dengan
Manajemen ASN yaitu
berkaitan dengan
melaksanakan tugasnya
dengan jujur,

49
bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi

 Pelayanan Publik :
Dalam Sosialisasi
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
dikaitkan dengan
Pelayanan Publik yaitu
untuk memberikan
pelayanan publik untuk
masyarakat yang efektif
dan efisien

 Whole Of
Government
(WOG):
Dalam Sosialisasi
pelaporan hasil
penimbangan setiap bulan
dikaitkan dengan Whole
Of Government (WOG)
yaitu untuk meningkatkan
koordinasi antar petugas
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di
masyarakat
5. Latihan 1. Membagikan format 1. Format  Akuntabilitas Dalam kegiatan latihan Dalam latihan
bersama cara hasil penimbangan Latihan Dalam latihan bersama bersama cara bersama cara
pencatatan dan (kohort) mini kepada Pelaporan cara pencatatan dan pencatatan dan pencatatan dan
pelaporan hasil petugas hasil pelaporan hasil pelaporan hasil pelaporan hasil

50
penimbangan 2. Menjelaskan tata Penimbanga penimbangan yang baik penimbangan yang baik penimbangan
yang baik dan cara pengisian format n Setiap dan benar dikaitkan dan benar yang dikaitkan yang baik dan
benar hasil penimbangan Bulan dengan Nilai ANEKA dengan Pencapaian Visi benar yang
(kohort) mini kepada 2. Foto terdapat nilai akuntabilitas Misi Organisasi yaitu dikaitkan
petugas Kegiatan yaitu untuk untuk meningkatkan dengan
bertanggungjawab dalam kualitas sumber daya Pencapaian
menjalankan tugas dan manusia dan Nilai-nilai
kewajibannya, untuk pemberdayaan Organisasi yaitu
selalu bertindak dan masyarakat. mewujudkan
berupaya untuk sikap jujur dan
memberikan kontribusi harmonis dalam
untuk mencapai hasil meningkatkan
yang maksimal. kerjasama
kepada semua
 Nasionalisme petugas
Dalam latihan bersama Puskesmas
cara pencatatan dan Tujuh Ulu.
pelaporan hasil
penimbangan yang baik
dan benar dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai
nasionalisme (sila
keempat) yaitu
melaksanakan kebijakan
yang telah disepakati
 Etika Publik
Dalam latihan bersama
cara pencatatan dan
pelaporan hasil
penimbangan yang baik

51
dan benar dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai etika publik
yaitu menjalankan tugas
secara profesional dan
tidak berpihak.

 Komitmen Mutu
Dalam latihan bersama
cara pencatatan dan
pelaporan hasil
penimbangan yang baik
dan benar dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai komitmen
mutu yaitu
mengembangkan budaya
kerja yang berorientasi
mutu, bukan sekedar
melaksanakan tugas rutin
dan sebagai formalitas
menggugurkan kewajiban.

 Anti Korupsi
Dalam latihan bersama
cara pencatatan dan
pelaporan hasil
penimbangan yang baik
dan benar dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti korupsi yaitu

52
bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugas

 Manajemen ASN
yaitu dalam latihan
bersama cara pencatatan
dan pelaporan hasil
penimbangan yang baik
dan benar diakitkan
dengan Manajemen ASN
yaitu berkaitan dengan
melaksanakan tugasnya
dengan jujur,
bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi

 Pelayanan Publik,
Dalam latihan bersama
cara pencatatan dan
pelaporan hasil
penimbangan yang baik
dan benar dikaitkan
dengan Pelayanan Publik
yaitu untuk memberikan
pelayanan publik untuk
masyarakat yang efektif
dan efisien.

 Whole Of
Government

53
(WOG)
Dalam latihan bersama
cara pencatatan dan
pelaporan hasil
penimbangan yang baik
dan benar dikaitkan
dengan Whole Of
Government (WOG) yaitu
untuk meningkatkan
koordinasi antar petugas
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di
masyarakat.

6 Pemasangan 1. Berkoordinasi 1.tanda serah  Akuntabilitas; Dalam kegiatan Dalam kegiatan


banner alur dengan kepala terima alur Dalam kegiatan Pemasangan banner alur Pemasangan
pelaporan hasil puskesmas untuk dengan petugas Pemasangan banner alur pelaporan hasil banner alur
penimbangan di pemasangan alur di posyandu pelaporan hasil penimbangan di pelaporan hasil
posyandu dan meja petugas 2. tanda serah penimbangan di posyandu posyandu dan penimbangan di
penempelan 2. Berkoordinasi terima alur dan penempelan alur penempelan alur posyandu dan
alur pelaporan dengan Penanggung dengan pelaporan hasil pelaporan hasil penempelan
hasil jawab UKM untuk posyandu penimbangan di meja penimbangan di meja alur pelaporan
penimbangan di pemasangan alur di 2. Foto kegiatan petugas dikaitkan dengan petugas yang dikaitkan hasil
meja petugas posyandu Nilai ANEKA terdapat dengan Pencapaian Visi penimbangan di
3. Membagikan alur akuntabilitas yaitu Misi Organisasi yaitu meja petugas
pelaporan hasil Kepercayaan, untuk meningkatkan yang dikaitkan
penimbangan kepada membangun kepercayaan kualitas sumber daya dengan
petugas posyandu pimpinan dan rekan manusia dan Pencapaian
4. Memasang banner terhadap apa yang telah pemberdayaan Nilai-nilai
alur pelaporan hasil dikerjakan masyarakat. Organisasi yaitu
penimbangan setiap  Nasionalisme : mewujudkan

54
bulan di Posyandu Dalam kegiatan sikap tulus,
Pemasangan banner alur harmonis dalam
pelaporan hasil mengupayakan
penimbangan di posyandu pemberian
dan penempelan alur layanan yang
pelaporan hasil bermutu prima
penimbangan di meja untuk
petugas dikaitkan dengan masyarakat di
Nilai ANEKA terdapat Puskesmas
nasionalisme yaitu Tujuh Ulu.
Integritas dengan
mewujudkan apa yang
telah direncanakan

 Etika Publik :
Dalam kegiatan
Pemasangan banner alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan penempelan alur
pelaporan hasil
penimbangan di meja
petugas dikaitkan dengan
Nilai ANEKA terdapat
etika publik yaitu
Menjalankan tugas secara
profesional

 Komitmen Mutu:
Dalam kegiatan
Pemasangan banner alur

55
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan penempelan alur
pelaporan hasil
penimbangan di meja
petugas dikaitkan dengan
Nilai ANEKA terdapat
komitmen mutu yaitu
Efektif, efisien, dan
berorientasi mutu

 Anti Korupsi :
Dalam kegiatan
Pemasangan banner alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan penempelan alur
pelaporan hasil
penimbangan di meja
petugas dikaitkan dengan
Nilai ANEKA terdapat anti
korupsi yaitu Tanggung
jawab dan kerja keras

 Manajemen ASN :
Dalam kegiatan
Pemasangan banner alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan penempelan alur
pelaporan hasil

56
penimbangan di meja
petugas dikaitkan dengan
Nilai ANEKA terdapat
manajemen ASN yaitu
efektif dan efisien
pelayanan publik harus
mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya.

 Pelayanan Publik :
Dalam kegiatan
Pemasangan banner alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan penempelan alur
pelaporan hasil
penimbangan di meja
petugas dikaitkan dengan
Pelayanan Publik untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan untuk
masyarakat.

 Whole Of
Government (WOG)
Dalam kegiatan
Pemasangan banner alur
pelaporan hasil
penimbangan di posyandu
dan penempelan alur

57
pelaporan hasil
penimbangan di meja
petugas dikaitkan dengan
Whole Of Government
(WOG) sebagai
perwujudan dari bentuk
koordinator lintas sektor.

7. Implementasi 1. Pengisian format 1.Format hasil  Akuntabilitas; Dalam implementasi Dalam kegiatan
pelaporan hasil hasil penimbangan penimbangan Dalam kegiatan kegiatan pelaporan hasil implementasi
penimbangan setiap bulan oleh terisi Implementasi pelaporan penimbangan di kegiatan
setiap bulan petugas posyandu 2. Foto Kegiatan hasil penimbangan yang posyandu setiap bulan pelaporan hasil
2. Melakukan konsultasi akan dilakukan dikaitkan yang dikaitkan dengan penimbangan di
dengan mentor dengan Nilai ANEKA Pencapaian Visi Misi posyandu setiap
menganai hasil terdapat akuntabilitas Organisasi yaitu adanya bulan yang
pelaksanaan yaitu hubungan yang untuk meningkatkan dikaitkan
kegiatan bertanggung jawab antara koordinasi yang baik dengan
kedua belah pihak. untuk pelaksanan Pencapaian
kegiatan untuk Nilai-nilai
menciptakan pelayanan Organisasi yaitu
 Nasionalisme : kesehatan dasar yang mewujudkan
Dalam kegiatan BARI dan Prima sikap jujur dan
Implementasi pelaporan harmonis dalam
hasil penimbangan yang meningkatkan
akan dilakukan dikaitkan kerjasama
dengan Nilai ANEKA kepada semua
terdapat nilai petugas
nasionalisme yaitu dalam Puskesmas
proses konsultasi juga Tujuh Ulu.
memerlukan kerja sama
dan komunikasi yang baik

58
agar tidak ada kesalahan.

 Etika Publik:
Dalam kegiatan
Implementasi pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai etika publik
yaitu menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama.

 Komitmen Mutu:
Dalam kegiatan
Implementasi kegiatan
pelaporan hasil
penimbangan yang akan
dilakukan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai komitmen
mutu yaitu membangun
kerjasama kolegial yang
dilandasi kepercayaan
dan kejujuran.

 Anti Korupsi:
Dalam kegiatan
Implementasi pelaporan
hasil penimbangan yang

59
akan dilakukan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti korupsi yaitu
Jujur dalam
menyampaikan informasi

 Manajemen ASN :
dalam kegiatan
Implementasi pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan diakitkan
dengan Manajemen ASN
yaitu berkaitan dengan
melaksanakan tugasnya
dengan jujur,
bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi

 Pelayanan Publik :
dalam kegiatan
Implementasi pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan pelayanan publik
yaitu dalam memberikan
pelayanan publik harus
transparan dalam
memberikan informasi
kesehatan.

60
 Whole Of
Government
(WOG):
Dalam kegiatan
Implementasi pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Whole Of
Government (Wog) yaitu
bentuk koordinasi dalam
upaya kolaboratif guna
menyampaikan informasi
yang akurat.

8. Evaluasi 1. Membuat format 1.Format  Akuntabilitas : Dalam kegiatan evaluasi Dalam kegiatan
penerapan checklist pelaporan Checklist Dalam kegiatan Evaluasi penerapan pelaporan evaluasi
pelaporan hasil hasil penimbangan Pelaporan penerapan pelaporan hasil penimbangan di penerapan
kegiatan 2. Memperbanyak Hasil hasil penimbangan yang posyandu setiap bulan pelaporan hasil
penimbangan checklist pelaporan Penimbangan akan dilakukan dikaitkan yang dikaitkan dengan penimbangan di
hasil penimbangan 2.Rekapitulasi dengan Nilai ANEKA Pencapaian Visi Misi posyandu setiap
3. Melakukan Checklist terdapat anti akuntabilitas Organisasi yaitu bulan yang
pengamatan pelaporan dengan tujuan untuk mewujudkan petugas dikaitkan
terhadap petugas hasil memperbaiki kinerja PNS yang professional dan dengan
yang akan ke penimbangan sebagai sebuah tidak mengabaikan tugas Pencapaian
posyandu 3.Foto Kegiatan hubungan dan proses pokok dan fungsi Nilai-nilai
4. Melakukan pengisian yang direncanakan untuk sebagai petugas gizi. Organisasi yaitu
format checklist mencapai tujuan yang menjalankan
pelaporan hasil telah ditetapkan sejak fungsi
penimbangan awal. pengawasan
5. Membuat rekapitulasi secara efektif
hasil dari format untuk mengawal

61
6. Melaporkan dengan  Nasionalisme : keterlaksanaan
mentor tentang hasil Dalam kegiatan Evaluasi program kerja
aktualisasi penerapan pelaporan untuk upayakan
hasil penimbangan yang layanan yang
akan dilakukan dikaitkan bermutu prima.
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti nasionalisme
yaitu bentuk Implementasi
kebijakan.

 Etika Publik :
Dalam kegiatan evaluasi
penerapan pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti etika publik
yaitu mengutamakan
pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
pegawai.

 Komitmen Mutu:
Dalam kegiatan evaluasi
penerapan pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti komitmen
mutu menjalankan fungsi

62
pengawasan secara
efektif untuk mengawal
keterlaksanaan program
kerja.

 Anti Korupsi :
Dalam kegiatan evaluasi
penerapan pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti korupsi
sebagai perwujudan sikap
bertanggung jawab atas
kinerja yang telah
dilakukan.

 Manajemen ASN :
Dalam kegiatan Evaluasi
penerapan pelaporan
hasil kegiatan
penimbangan dikaitkan
dengan Manajemen ASN
yaitu berkaitan dengan
melaksanakan tugasnya
dengan jujur,
bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi

63
 Pelayanan Publik :
Dalam kegiatan evaluasi
penerapan pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Pelayanan Publik
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan untuk
masyarakat.

 Whole Of
Government (WOG)
Dalam kegiatan evaluasi
penerapan pelaporan
hasil penimbangan yang
akan dilakukan dikaitkan
dengan Whole Of
Government (WOG)
sebagai perwujudan dari
bentuk koordinator lintas
sektor.

64
65
66
DAFTAR PUSTAKA

Kumorotomo, Wahyudi. Dkk. 2015. MODUL PELATIHAN DASAR CALON


PNS ETIKA PUBLIK. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

Suwarno, Yogi. Sejati, Tri Atmojo. 2017. MODUL PELATIHAN DASAR


CALON PNS WHOLE OF GOVERNMENT. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara

67
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. MODUL PELATIHAN
DASAR CALON PNS ANTI KORUPSI. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara

Purwanto, Erwan Agus. Dkk. 2017. MODUL PELATIHAN DASAR CALON


PNS PELAYANAN PUBLIK. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

Kusumasari, Bevaola. Dkk. 2015. MODUL PELATIHAN DASAR CALON


PNS AKUNTABILITAS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

Fatimah, Elly. Irawati, Erna. 2017. MODUL PELATIHAN DASAR CALON


PNS MANAJEMEN ASN. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

Yuniarsih, Tjutju. Taufiq, Muhammad. 2015. MODUL PELATIHAN DASAR


CALON PNS KOMITMEN MUTU. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

Putriani, Yeni Eka. 2011. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KETERAMPILAN KADER POSYANDU DALAM
MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN PADA KARTU
MENUJU SEHAT (KMS). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember

BIODATA

NAMA : SARI RACHMA, A.Md.Gz


TEMPAT & TGL LAHIR : PALEMBANG, 09 MARET 1993
NIP : 199303092019022004
UNIT KERJA : PUSKESMAS TUJUH ULU PALEMBANG
AGAMA : ISLAM
NOMOR HP : 085788537899
EMAIL : Sari_rachma93@yahoo.co.id
PENDIDIKAN TERAKHIR : DIII GIZI

68
ALAMAT : JL KH AZHARI NO 711 RT 017 RW 004
KELURAHAN 14 ULU KECAMATAN
SEBERANG ULU II PALEMBANG 30264

PENDIDIKAN FORMAL
1. SD NEGERI 128 PALEMBANG : 1999 - 2005
2. SMP NEGERI 16 PALEMBANG : 2005 - 2008
3. SMA NEGERI 08 PALEMBANG : 2008 – 2011
4. POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG : 2011 - 2014

69

Anda mungkin juga menyukai