7. Berat Jenis
Bromthymol blue dengan methyl vinyl ether maleic acid sodium salt akan
memberikan warna pada urin dengan BJ ≥ 0,5.
8. Keton
Natrium nitroprusid sebagai oksidator kuat dengan asam asetoasetat dan
aseton yang bersifat basa membentuk senyawa yang berwarna violet.
9. Bilirubin
Bilirubin dengan garam diazonium (2-6 diclorobenzene-diazonium
floroborat) dalam suasana asam membentuk azobilirubin yang berwarna
merah violet.
10. Glukosa
D-Glukosa oleh enzim glukosa oksidase diubah menjadi D-glukonalakton
dan H2O2. H2O2 yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen membentuk
senyawa berwarna coklat.
E. Landasan Teori
Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Sistem ini
membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urine yang
merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal yang mempertahankan susunan kimia
cairan tubuh melalui beberapa proses, yaitu:
udara. Urine menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah. Pigmen
utama pada urine adalah urokrom, sedikit urobilin dan hematofopirin (Soewolo,
2005).
Pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang dapat digunakan
untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urine. Analisis urine
dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis secara mikroskopik.
Analisis urine secara fisik meliputi pengamatan warna urine, berat jenis cairan
urine dan pH serta suhu urine itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat
meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk
analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai
dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah
analisis secara mikroskopik, sampel urine secara langsung diamati dibawah
mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam
urine tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (Basoeki,
2000).
F. Alat dan Bahan
Stripe Urin
Tissue
5
G. Prosedur Kerja
Keterangan:
BLO = Blood
7
I. Pembahasan
Urin atau air seni atau air kencing merupakan caira sisa metabolisme yang
diekskresikan oleg ginjal yang kemudian akan dikeluarkan oleh tubuh melalui
proses urinalisasi yang ditujukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh.
8
Urinalisis merupakan suatu tes laboratorium paling kuno dan paling umum
(Nurachmah dan Sudarsono, 1999) untuk mendeteksi dan mengukur berbagai
macam zat yang keluar melalui urin dengan tujuan untuk diagnostik dengan
menggunakan reagen dipstick (Nurani dan Widayati, 2017).
Pemeriksaan nitrit didapat yaitu negative yang artinya kadar nitrit di dalam
urin normal, nitrit memang seharusnya tidak harus ada didalam urin. Hasil positif
palsu karena metabolisme bakteri in vitro apabila pemeriksaan tertunda, urine
merah oleh sebab apapun atau pengaruh obat. Hasil negatif palsu terjadi karena
diet vegetarian menghasilkan nitrat dalam jumlah cukup banyak, terapi antibiotik
mengubah metabolisme bakteri, organism penginfeksi mungkin tidak mereduksi
nitrat, kadar asam askorbat tinggi, urine tidak dalam kandung kemih selama 4-6
jam, atau berat jenis urine tinggi.
J. Kesimpulan
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin untuk mendeteksi
dan mengukur berbagai macam zat yang keluar melalui urin dengan tujuan
diagnosis dengan menggunakan reagen dipstick. Adapun pemeriksaan urinalisis
ada pemeriksaan secara fisik dan kimia. Pemeriksaan fisik(makoskopis) yaitu bau,
12
dan warna. Pemeriksaan kimia yaitu terdiri dari urobilinogen, bilirubin, protein,
glukosa, badan keton, dan PH. Berdasarkan hasil yang didapat dari empat jenis
urin maka dapat diambil simpulan yaitu tiga sampel yaitu memiliki kelainan
ataupun gangguan metabolisme bilirubin yang terlihat dari warna urin dengan
warna kuning pekat atau orange. Untuk pemeriksaan protein dinyatakan terdapat
kelainan pada satu sampel yaitu sample urin 1 dengan adanya kelebihan urin yang
terdeteksi yaitu sebesar 2000 (20) +++, dan konsentrasi BJ urin dari keempat
sampel dinyatakan normal dengan nilai 1,030 yang berada pada rentan nilai
normal yaitu 1,005-1,035. Hasil pemerikasaan darah dinyatakan normal untuk
semua jenis sampel, karena tidak adanya darah yang terdeteksi pada pengujian.
Pada hasil glukosa terdapat sampel urin yang mempunyai kadar gula berlebih
yaitu pada sampel urin 1, sedangkan untuk parameter pH, nitrit, urobilinogen,
bilirubin, keton dan leukosit diyatakan dalam keadaan yang normal.