ABSTRAK
Pendahuluan: Salah satu hal yang penting dalam pengobatan tuberkulosis anak adalah keberadaan
orangtua sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) beserta peran dan tugasnya, maka menjadi penting
bahwa seorang PMO memiliki self-efficacy yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran self-efficacy ibu dengan anak yang sedang menjalani pengobatan tuberkulosis di poliklinik
spesialis anak RSUD Cibabat Cimahi.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
teknik purposive sampling melibatkan 84 ibu sebagai responden. Data penelitian dikumpulkan
menggunakan kuisioner tertutup berdasarkan teori self-efficacy milik Albert Bandura.Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan sebagian responden memiliki self-efficacy rendah (53,6%) dan sebagian
responden yang lain berada pada kategori tinggi (46,4%). Hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah saran
untuk rumah sakit untuk menciptakan program yang sesuai dengan pendekatan psikososial, dan bagi
perawat dapat dijadikan masukkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan
holistik dengan melakukan proses keperawatan yang tepat mulai dari pengkajian hingga intervensi.
ABSTRACT
Gambaran Self-Efficacy Ibu Dengan Anak Yang Sedang Menjalani Pengobatan Tuberkulosis 21
di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi
Nabilah, Ai Mardhiyah, Efri Widianti
sekitarnya yang terinfeksi (Schub dan paduan rifampisin, isoniazid (INH) dan
March, 2013). Sekitar 50-60% anak kecil pirazinamid. Pada fase intensif diberikan
WHO mencatat dalam Global rifampisin, INH dan pirazinamid,
Tuberculosis Report bahwa Indonesia sedangkan fase lanjutan hanya diberikan
menempati posisi ke-4 sebagai negara rifampisin dan INH (Depkes RI, 2008).
dengan jumlah penderita TB terbanyak Pasien dengan TB harus melakukan
setelah India, China, dan Afrika pengobatan secara teratur, termasuk anak
Selatan.WHO menyebutkan hingga tahun yang menderita penyakit ini. Menurut Arif
2012, jumlah kasus TB di Indonesia telah Muttaqin (2008), Pengobatan yang tidak
mencapai 246.864 penderita dengan teratur, pengobatan antituberkulosis yang
prevalensi mencapai 297 (144-506), tidak atau kurang tepat, maupun
insidensi hingga 185 (153-220), dan pengobatan yang terputus dapat
mortalitas sekitar 27 (14-28) dari 100.000 mengakibatkan resistensi bakteri terhadap
populasi (WHO, 2013). Berdasarkan Profil obat. Pada anak, tentu saja pemegang
Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012, peranan penting pada kepatuhan minum
terdapat sekitar 62.225 penderita TB paru obat TB adalah orangtua.
dengan 122 jumlah kematian di dalamnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Sementara di kota cimahi dalam profil pada perawat poliklinik spesialis anak
kesehatan yang sama, angka kejadian TB Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
mencapai 218 per 100.000 penduduk dan Cibabat Cimahi, ditemukan bahwa seluruh
menempati peringkat ke-4 tertinggi setelah penderita TB anak yang menjalani
kota Sukabumi, Cirebon, dan Bandung pengobatan di tempat tersebut didampingi
(Depkes RI, 2012). oleh orangtua terutama ibu. Ibu dengan
Sementara pada anak, Hingga tahun anak penderita TB ini berperan sebagai
2013 tercatat 530.000 anak terinfeksi TB, Pengawas Minum Obat (PMO) bagi putra-
dan sekitar 74.000 diantaranya meninggal putrinya.
karena penyakit infeksi yang sama (WHO, Keberadaan PMO menurut Jasmer
2013). Bahkan pada anak-anak di negara (2004) dalam penelitiannya memiliki
berkembang, TB berkontribusi sekitar 2-5% peranan penting dalam kepatuhan minum
risiko infeksi tahunan dan 8-20% kematian obat penderita TB. Penelitian ini
pada anak (Singh dkk., 2011). membandingkan penderita TB yang
Salah satu perbedaan antara TB anak memiliki PMO dengan penderita TB tanpa
dan dewasa adalah pengobatan yang PMO atau lebih dikenal dengan self-
dilakukan.Pada orang dewasa, prinsip dasar administered therapy (SAT). Hasil
terapi TB adalah minimal 3 macam obat penelitian pada 372 orang penderita TB di
dan diberikan dalam waktu relatif lama (6- San Fransisco ini menyebutkan bahwa
12 bulan).Pengobatan TB dibagi dalam 2 pasien dengan PMO (149 orang) memiliki
fase yaitu fase intensif (2 bulan pertama) angka kesembuhan lebih tinggi hingga
dan sisanya sebagai fase 97,8% dibandingkan penderita TB yang
lanjutan.Pemberian paduan obat ini menjalani SAT (223 orang) dengan angka
ditujukan untuk mencegah terjadinya kesembuhan 88,6%.
resistensi obat dan untuk membunuh kuman PMO adalah salah satu dari 5 komponen
intraseluler dan ekstra seluler.Sedangkan penting program WHO yang di canangkan
pemberian obat jangka panjang selain untuk pada tahun 1993 yaitu Directly Observed
membunuh kuman juga untuk mengurangi Treatment Short course (DOTS) (Freiden,
kemungkinan terjadinya kekambuhan.Obat 2007). Menurut Perhimpunan Dokter Paru
Anti Tuberkulosis (OAT) pada anak Indonesia (PDPI) (2007), PMO adalah
diberikan setiap hari, bukan 2 atau 3 kali orang yang mengawasi secara langsung
seminggu.Hal ini bertujuan mengurangi terhadap penderita tuberkulosis paru pada
ketidakaturan minum obat yang lebih sering saat minum obat setiap harinya dengan
terjadi jika obat tidak diminum setiap hari. menggunakan panduan obat jangka pendek.
Saat ini paduan obat yang baku untuk PDPI mengungkapkan peranan penting
sebagian besar kasus TB anak adalah yang harus dijalankan seorang PMO,
Gambaran Self-Efficacy Ibu Dengan Anak Yang Sedang Menjalani Pengobatan Tuberkulosis 23
di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi
Nabilah, Ai Mardhiyah, Efri Widianti
orang tua dengan anak TB pun harus anak dalam rentang 1-5 tahun sebanyak 72
memiliki self-efficacy yang baik. Maka responden (85,71%). Responden umumnya
berdasarkan penilitian ini dan pemaparan tidak bekerja (88,1%) dengan pendidikan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terakhir SMA (41,7%), dan telah menjalani
penting bagi orang tua baik ayah maupun pengobatan TB fase lanjutan (72,62%).
ibu yang memiliki anak dengan penyakit Selain itu dapat diketahui pula self-efficacy
kronis seperti TB untuk memiliki self- ibu berdasarkan karakteristiknya.Self-
efficacy yang baik selama masa pengobatan efficacy ibu berada dalam kategori
putra-putrinya. rendahpada usia ibu dengan rentang 26-35
tahun (38%), ibu yang tidak bekerja
METODE (51,2%), pendidikan terakhir tingkat SD
Penelitian ini dilakukan di RSUD (19%) usia anak dengan rentang usia 1-5
Cibabat Cimahi dengan metode penelitian tahun (41,5%), dan lama pengobatan pada
deskriptif kuantitatif yangmelibatkan 84 ibu fase lanjutan (46,4%)
sebagai responden. Data penelitian Penelitian ini menunjukkan bahwa
dikumpulkan menggunakan kuisioner sebagian besar ibu dengan anak yang
tertutup berdasarkan teori self-efficacy sedang menjalani pengobatan TB (45
milik Albert Bandura.Kuisioner diberikan responden) memiliki self-efficacy yang
pada sampel atau responden penelitian rendah (53,6%). Sementara sebagian ibu
untuk diisi berdasarkan kondisi reponden yang lain memiliki self-efficacy yang tinggi
saat itu.Sampel dalam penelitian ini diambil (46,4%).
dengan menggunakan teknikpurposive Selain itu berdasarkan penelitian ini,
samplingdengan kriteria responden ibu dapat diketahui pulabahwa sebagian besar
yang tinggal serumah dengan anak yang ibu dengan anak yang sedang menjalani
sedang menjalani pengobatan tuberkulosis. pengobatan TB memiliki self-efficacy yang
Variabel dalam penelitian ini adalah rendah pada dimensi strength (54,8%) dan
self-efficacy pada ibu dengan anak yang dimensi generality (54,8%). Sedangkan
sedang menjalani pengobatan TB di RSUD dalam dimensi magnitude diketahui
Cibabat Cimahi menggunakan konsep self- sebagian besar ibu memiliki self-efficacy
efficacy Bandura (1997) dengan yang tinggi (51,2%).
subvariabel, Magnitude, Strength, dan
Generality.
HASIL
Setelah proses analisis dilakukan,
didapatkan bahwa responden terbanyak
berada pada rentang umur 26-35 yaitu
sebanyak 61 responden (72,62%) dan usia
Self-Efficacy
Karakteristik Responden f %
Tinggi % Rendah %
Usia Ibu 17-25 16 19,05 6 7,1 6 7,1
26-35 61 72,62 31 37 32 38
36-45 7 8,33 2 2,3 4 4,8
Pekerjaan Tidak bekerja 74 88,1 31 36,9 43 51,2
Bekerja 10 11,9 8 9,5 2 2,4
Pendidikan terakhir SD 26 31 10 11,9 16 19
SMP 20 23,8 7 8,3 11 13,1
SMA 35 41,7 18 21,4 14 16,7
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Self-Efficacy pada Ibu Dengan Anak yang Sedang Menjalani
Pengobatan TB Di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi (N=84)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Self-Efficacy Ibu Dengan Anak yang Sedang Menjalani
Pengobatan TB Di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi
Berdasarkan Dimensi Magnitude, Strength, dan Generality (n=84)
Gambaran Self-Efficacy Ibu Dengan Anak Yang Sedang Menjalani Pengobatan Tuberkulosis 25
di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi
Nabilah, Ai Mardhiyah, Efri Widianti
berarti, tidak ada perbedaan yang begitu terutama dalam pelaksanaan perawatan oleh
jelas berdasarkan lama tidaknya pengobatan orangtua (Yuliana, 2007). Rahajoe (2008)
anak. Hasil ini tidak sejalan dengan apa juga menjelaskan bahwa pengobatan TB
yang dipaparkan Bandura (1997) bahwa anak tidak terlepas dari peran serta,
semakin lama individu bekerja atau dukungan, dan motivasi dari orang tua yang
menjalankan tugas yang dibebankan bertindak sebagai PMO khususnya ibu. Ibu
padanya maka semakin tinggi self-efficacy harus mengerti mengenai pentingnya
yang dimiliki. Selain karakteristik usia ibu, memberikan obat secara teratur dalam
pendidikan terakhir ibu, dan lama jangka waktu yang cukup lama,
pengobatan anak, hasil penelitian ini juga pengawasan terhadap jadwal pemberian
menunjukkan bahwa responden umumnya obat, dan keyakinan bahwa obat harus
tidak bekerja (88,1%) dan memiliki anak diminum dengan benar yang nantinya akan
dengan rentang usia 1-5 tahun (85,71%) menunjang keberhasilan pengobatan TB
memiliki self-efficacy yang rendah dengan paru pada anak. Lalu Murwani dan Yuliana
presentasi 51,2% pada ibu yang tidak (2007) memaparkan bahwa ada hubungan
bekerja dan 41,5% pada ibu dengan anak 1- yang sangat erat antara pola perawatan anak
5 tahun. dengan TB oleh seorang ibu dengan proses
penyembuhannya. Artinya, semakin baik
2. Gambaran Self-Efficacy pada Ibu pola perawatan yang diberikan ibu pada
Dengan Anak yang Sedang Menjalani anak maka semakin baik pula proses
Pengobatan TB Di Poliklinik Spesialis penyembuhannya.
Anak RSUD Cibabat Cimahi Melihat betapa pentingnya keberadaan
PMO adalah salah satu dari 5 orang tua sebagai PMO dengan tugas dan
komponen penting program WHO yang di pengaruhnya terhadap pengobatan
canangkan pada tahun 1993 yaitu Directly TB.Maka, menjadi penting bahwa seorang
Observed Treatment Short course (DOTS) PMO memiliki self-efficacy yang baik.Self-
(Freiden, 2007). Menurut Perhimpunan efficacy merupakan bagian dari teori Social
Dokter Paru Indonesia (PDPI) (2007), PMO Cognitive Theory yang dikemukakan oleh
adalah orang yang mengawasi secara Albert Bandura.Bandura (1997) sendiri
langsung terhadap penderita tuberkulosis mendefinisikan self-efficacy sebagai
paru pada saat minum obat setiap harinya kepercayaan seseorang atas kemampuan
dengan menggunakan panduan obat jangka dirinya menyelesaikan suatu tugas atau
pendek. PDPI mengungkapkan peranan pekerjaan. Maka, penelitian ini akan
penting yang harus dijalankan seorang mebahas gambaran self-efficacy ibu dengan
PMO, diantaranya: (1) bersedia mendapat anak yang sedang menjalani pengobatan TB
penjelasan dari poliklinik, (2) melakukan di poliklinik khusus anakA RSUD Cibabat
pengawasan terhadap pasien dalam hal Cimahi.
minum obat, (3) mengingatkan pasien Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai bahwa bahwa sebagian besar ibu dengan
jadwal yang telah ditentukan, (4) anak yang sedang menjalani pengobatan TB
memberikan dorongan agar penderita memiliki self-efficacy yang rendah (53,6%).
berobat teratur hingga selesai, (5) Sementara sebagian ibu yang lain memiliki
mengenali gejala ringan obat dan self-efficacy yang tinggi (46,4%). Hasil ini
menasihati pasien agar tetap mau menelan ditunjang pula dengan hasil pengukuran
obat, (6) merujuk penderita bila efek self-efficacy ibu berdasarkan dimensinya,
samping semakin berat, (7) memberikan yaitu magnitude, strength, dan generality.
penyuluhan kepada anggota keluarga Berdasarkan hasil penelitian yang sama,
penderita yang memiliki gejala suspek TB diketahui bahwa sebagian besar ibu dengan
untuk segera memeriksakan diri kepada anak yang sedang menjalani pengobatan TB
petugas kesehatan. memiliki self-efficacy yang rendah pada
Pada TB pada anak, dukungan dari dimensi strength (54,8%) dan dimensi
keluarga jelas sangat memengaruhi proses generality (54,8%). Sedangkan dalam
pengobatan TB yang sedang mereka jalani dimensi magnitude diketahui sebagian
Gambaran Self-Efficacy Ibu Dengan Anak Yang Sedang Menjalani Pengobatan Tuberkulosis 27
di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi
Nabilah, Ai Mardhiyah, Efri Widianti
mampu membujuk anak ketika bosan untuk tugas hingga dalam serangkaian tugas atau
ke rumah sakit (57,1%). Selain itu, sebagian situasi sulit dan bervariasi. Generality
kecil responden menyatakan merupakan perasaan kemampuan yang
ketidaksetujuannya pada beberapa ditunjukkan individu pada konteks tugas
pernyataan negatif seperti ibu terkadang yang berbeda-beda, baik itu melalui tingkah
merasa tidak yakin anak bisa sembuh total laku, kognitif, dan afektifnya. Melihat hasil
(44%), ibu tidak dapat mengawasi dan penelitian, diketahui bahwa sebagian kecil
memberikan obat pada anak ketika sedang responden memperlihatkan
lelah (49%), dan membebaskan anaknya ketidakyakinannya dalam menjalankan
bermain hingga mengalami kelelahan tugas sebagai PMO, yaitu mampu
(64,3%). Dengan sebagian besar responden melakukan banyak hal yang berkaitan
yang menyatakan hal postif terhadap dengan pekerjaan rumah tangga (37,9%)
pernyataan-pernyataan dalam dimensi dan mampu mengatasi rasa cemas selama
magnitude, maka hal ini sebanding dengan pengobatan anak (36,4%). Faktor inilah
hasil penelitian yang menyatakan self- yang menyebabkan self-efficacy ibu dengan
efficacy ibu berada dalam kategori tinggi anak yang sedang menjalani pengobatan TB
dalam dimensi ini (51,2%) berada pada kategori rendah (54,8%).
Dimensi Strength dapat dilihat
darisejauh mana kekuatan self-efficacy Simpulan dan Saran
seseorang dalam menyelesaikan tugas yang
ia punya, yang dapat dilihat dari kekuatan 1. Simpulan
usaha yang dilakukan individu tersebut. Hal Berdasarkan hasil penelitian sebagian
ini terutama pada kegigihan individu dalam besar responden memiliki self-efficacy yang
mengerjakan tugasnya ketika menghadapi rendah (53,6%). Hal ini didukung oleh hasil
kesulitan atau hambatan.Penilaian dari penelitian pada 3 dimensi self-efficacy.
aspek ini dapat dilihat melalui besarnya Pada dimensi strength dan generality, self-
usaha yang dilakukan individu dalam efficacy ibu berada pada kategori rendah
menjalankan tugasnya, bagaimana (keduanya berada pada presentase 54,8%).
peningkatan usaha ketika menghadapi Sementara pada dimensi magnitude, self-
kegagalan atau kesulitan, dan bagaimana efficacy ibu berada pada kategori tinggi
individu melaksanakan alternatif usaha (51,2%).
yang dapat membuatnya mencapai Self-efficacy yang rendah dapat
keberhasilan ketika menghadapi kegagalan menyebabkan kecemasan dan stress yang
atau kesulitan atau hambatan.(Bandura, berpengaruh pada manajemen pengobatan
1997). Dari hasil penelitian diketahui anak. Namun, hal ini dapat diatasi dengan
bahwa sebagian kecil responden mengoptimalkan sumber-sumber self-
memperlihatkan ketidakyakinannya dalam efficacy seperti vicarious experience dan
menjalankan tugas sebagai PMO, yaitu verbal persuasion serta memperbaiki proses
menaikkan berat badan anak (35,6%), yang mempengaruhinya yaitu proses
menyatakan terkadang bosan untuk kontrol kognitif dan afektif.
rutin dan mengambil obat (22,7), dan
memberikan motivasi kepada anak agar 2. Saran
sembuh yang seharusnya dimiliki oleh Hasil penelitian ini dapat digunakan
PMO (25%). Dengan hasil inilah, self- sebagai masukan bagi RSUD Cibabat
efficacy ibu dengan anak yang menjalani Cimahi untuk menciptakan program
pengobatan TB berada pada kategori rendah pendidikan kesehatan meliputi informasi
(54,8%). tentang penyakit anak, pengobatan,
Menurut Bandura (1997), dimensi perkembangan prognosis penyakit anak,
generality adalah sejauh mana individu perawatan anak, perilaku anak, respon
yakin akan kemampuannya dalam berbagai emosional dan peran orang tua ketika anak
situasi tugas, mulai dari dalam melakukan sedang sakit. Pendidikan kesehatan ini
suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau diberikan pada ibu dengan anak yang
situasi tertentu yang tidak pernah dilakukan sedang menjalani pengobatan TB oleh
Gambaran Self-Efficacy Ibu Dengan Anak Yang Sedang Menjalani Pengobatan Tuberkulosis 29
di Poliklinik Spesialis Anak RSUD Cibabat Cimahi
Nabilah, Ai Mardhiyah, Efri Widianti
Pemantau Minum Obat (PMO) Gangguan Sistem Pernafasan.
Terhadap Kepatuhan Minum Obat Jakarta: Salemba Medika.
Penderita TB Paru Di Kecamatan Streisand, Randi et al. 2005. Pediatric
Medan Teladan Kota Medan Tahun Parenting Stress Among Parents of
2013. Jurnal Kesehatan Children with Type 1 Diabetes: The
Masyarakat. Vol. 2.No. 1. Role of Self-Efficacy,
Ngastiyah. 2003. Perawatan Anak Sakit. Responsibility, and Fear.Jornal of
Jakarta: EGC Pediatric Psychology.Vol. 30.No.6.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.2006. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Pedoman Diagnosis dan Administrasi Edisi Revisi 2003.
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Bandung: CV Alfabeta
Indonesia. Jakarta: PDPI. Vijayasekaran, D. 2010. Treatment of
Rahadjoe, N. Boediman dkk. 1994. Children Tuberculosis.Indian
Perkembangan dan Masalah Journal Pediatric.Vol. 78.No.4.
Pulmonology Anak Saat ini. Widjanarko, Bagoes dkk.2006. Analisis
Jakarta: FKUI. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ratnasari, Nita Yunianti. 2012. Hubungan Praktik Pengawas Minum Obat
Dukungan Sosial Dengan Kualitas (PMO) Dalam Pengawasan
Hidup Penderita Tuberkulosis Paru Penderita Tuberkulosis Paru Di
(TB Paru) Di Balai Pengobatan Kota Semarang.Jurnal Promosi
Penyakit Paru (BP4) Yogyakarta Kesehatan Indonesia.Vol. 1.No. 1.
Unit Minggiran.Jurnal World Health Organization. 2013. Global
Tuberkulosis Indonesia.Vol. 8. Tuberculosis Report. Genewa:
Schub dan March. 2013. Tuberculosis in WHO Press.
Children and Adolesecnt. Cinahl Yuliana, Yomah. 2007. Hubungan Pola
Information System. Perawatan Pada Anak
Singh, Meenu.,et al. 2010. Latent Tuberkulosis Paru Primer Dengan
Tuberculosis in Children: Lama Penyembuhan Pada Anak
Diagnosis and Management. Indian Usia 1-6 Tahun Di Desa Cibuntu
Journal Pediatric.Vol. 78.No. 4. Cibitung Bekasi 2007. Jurnal
Somantri, Irman. 2007. Asuhan Kesehatan Surya Medika
Keperawatan pada Pasien dengan Yogyakarta.