2017 / 2018 1. Ibu Negara Afganistan Kagumi Peran Perempuan di Indonesia
Ibu Negara Afganisan Rula Ghani menyampaikan kekagumannya terhadap
kontribusi organisasi perempuan Indonesia pada penguatan kapasitas sesama perempuan.Tak hanya itu, kemampuan perempuan menjadi perdorong perdamaian juga membuat Ghani merasa kagum. Kekaguman atas kemajuan perempuan Indonesia tersebut disampaikan Ghani kepada presiden Joko Widodo dalam kunjungan kehormatannya di Istana Bogor.Dalam kunjungan yang berlangsung mulai pukul 17.00 itu, Ghani dan Presiden Jokowi berdiskusi terkait peran perempuan Indonesia, pemberdayaan perempuan, serta kemampuan perempuan mendorong perdamaian. “Beliau juga mengatakan ingin kembali lagi ke Indonesiauntuk memperdalam hal- hal yang lebh teknis sampai ke level desa,” kata Menteri Luar Negeri LP Marsudi yang mendampingi Presiden saat menemui Ghani selama 45 menit.
Sambut baik
Presiden menyambut baik kehadiran Ghani serta menceritakan betapa
beragamnya Indonesia.Namun, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa menjaga Indonesia tetap satu. “Presiden mengundang Ibu Negara Afghanistan untuk datang lagi jika masih ada hal-hal yang ingin dipelajari.Sebab,kunjungan Ibu Negara Afghanistan kali ini hanya berlangsung selama dua hari” ujar Retno. Ghani istri Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, memulai kunjungan pada Senin lalu dengar hadir dalam simposium “Peran Ibu dan Ulama Perempuan sebagai Pencipta dan Penggerak perdamaian dalam Keluarga dan Masyarakat” di Jakarta Selain itu,dia menemui banyak aktivis perempuan Indonesia. Kalangan yang ditemuinya sangat beragam, mulai dari kelompok perempuan di parlemen, kelompok lembaga swadaya masyarakat, hingga para pemimpin berbagai agama di Indonesia. Ghani sangat tertarik dengan pemberdayaan perempuan Indonesia secara ekonomi serta kehidupan pesantren Indonesia. Oleh karena itu,dia berharap bisa mengunjungi pesantren-pesantren pada kedatangan pada kedatangan yang akan datang untuk melihat banyak hal secara detail. Kunjungan Ibu Negara Afghanistan ini menyusul kunjungan kenegaraan Presiden Asharaf Ghani ke Indonesia pada April lalu. Dua pekan lalu, Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan juga datang kr Jakarta.
Mendorong perdamaian
Dalam kunjungan-kunjungan tersebut, Afghanistan mempelajari cara Indonesia
menjaga persatuan dan perdamaian di wilayah yang dihuni ratusan suku bangsa dan beragam agama. Kerja sama dengan organisasi massa Islam dan Majelis Ulama Indonesia juga dijalin. “Atas pemerintah Afghanistan , Indonesia berkomitmen tinggi untuk mendorong perdamaian. Hal ini,antara lain,dilakukan dengan berbagai pengalamanbagaimana indonesia menangani komflik’’ kata retno Saat ini, indonesia sudah memilik indonesia islamic center di kabul,ibu kota afghanistan,selain itu,indonesia juga mulai membangun klinik kesehatan di negara tersebut. 2. Indonesia Peringatkan Amerika Serikat
Pemerinta Indonesia Peringatkan Amerika Serikat terkait kemungkinan Presiden
AS Donal Trump mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Masudi kepada Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan yang dipanggil guna maenyampaikan konfirmasi rencana pengakuan itu. Menlu Retno, Selasa (5/12), di Bogor, mengatakan, ia telah memanggil Donovan sehari sebelumnya untuk mengonfirmasi berita rekognisi Jerusalem sebagai ibukota Israel olegh Presiden Trump.Sejauh ini, lanjut Retno, Dubes AS mengatakan belum ada keputusan final dari Presiden Trump soal tersebut Dalam pertemuan, Retno mengatakan, jika pengakuan itu terjadi, proses perdamaian Palestina-Israel akan berada dalam bahaya.Perdamaian dan stalibitas Timur Tengah juga terancam “Posisi Indonesia sangat konsisten dalam hal ini,” kata Retno. Ia menambahkan, negara negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sudah menyelenggarakan pertemuan khusus antara para wakil tetap negara negara tetap anggota, Senin lalu, untuk menyikapi isu itu.Kementrian Luar Negeri Indonesia, Selasa, juga menggelar semiar tetang Palestina bertajuk “Empowering the people, strengtheing the natiaon”. Dalam seminar itu ditegaskan kembali bantuan teknis dan sikap Indonesia bersama negara negara Timur Tengah dan negara Muslim lain dalam isu Palestina. Pekan lalu, sejumlah pejabat AS mengucapkan, Trump mungkin bakal mengumumkan pengakuan Jerusalem sebagai ibukota Israel, Rabu ini. GARIS MERAH
Tidak hanya di Indonesia, peringatan kepada Washington juga disampaikan
banyak pemimpin negara, termasuk sekutu AS.Dalam pernyataan resminya, Selasa, Kementrian Luar Negeri Arab Saudi berharap AS tidak mewujudkan pengakuan itu.Pengakuan tersebut akan berdampak serius dan memprovokasi seluruh Muslim.”Pemerintah AS akan bertanggung jawab pada dampak negatif atas langkah itu.Kerajaan berharap AS tidak melakukan tindakan yang berdampak pada kemampuan AS untuk mencapai pendamaian, di Palestina,” tulis kemlu Saudi. Perancis, sekutu AS di Eropa, juga menyatakan khawatir atas rencana AS. Presiden Turki RecepTayyip Erdogan mengancap bakal memutus hubungan diplomatik dengan Israel jika AS berkas dengan pengakuan itu. “Bapak Trump, Jerusalem adalah garis merah Muslim” kata Erdogan dalam sidang partainya, AKP, di arlemen “Jika (pengakuan itu) tetap dijalankan, hal itu akan merusak hubungan Turki dengan Israel.” Sekertaris Jendral Liga Arab Ahmed Abaoul Gheit mengatakan, pengakuan AS terhadao Jerusalem sebagai ibu kota Israel akan berakibat pada berakhirnya peran AS sebagai mediator perdamaian Palestina-Israel. 3.