Anda di halaman 1dari 37

TUGAS BESAR

STRUKTUR BETON LANJUT

Dikerjakan Oleh:

Achmad Nurhajirin
16.51.017793

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2018
TUGAS BESAR LAPANGAN TERBANG
Dosen Pengasuh : M. Khomeini, ST. MT.
Nama Mahasiswa : Achmad Nurhajirin
NIM : 16.51.017793
Data Frekuensi Angin :
Arah/kec 0-3 4-6 7 - 10 11 - 16 17 - 21 > 22 JUMLAH
CALM 4500 4500
N 110 90 - - - 200
NE 120 80 90 90 65 445
E 130 65 110 80 65 450
SE 145 65 100 4 70 384
S 140 50 110 5 70 375
SW 145 84 135 6 70 440
W 140 60 110 8 - 318
NW 90 - 125 - - 215
∑ 4500 1020 494 780 193 340 7327

Data Frekuensi Angin :


T1 (˚C) 28 28 28 29 29
T2 (˚C) 25 29 29 40 45
Elevasi 125 m Slope 5% CBR Sub Base 10%

CBR Tanah Dasar (Titik) :


1 2 3 4 5
11 13 15 17 15

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018


1.200.000 1.275.000 1.280.000 1.300.000 1.320.000 1.360.000 1.400.000

Rencana Pesawat : B.737 – 200 Pesawat yang beroperasi : MD 80


B.737–300 B.707–300 Tahun Rencana : 2029
1. Rencana Frekuensi Penerbangan sesuai tahun rencana
2. Buat Schedule penerbangan dari dan ke lapangan terbang rencana anda
3. Rencanakan arah dan Panjang Runway, taxiway, terminal area, fleksibel pavemen.
4. Gambar terminal building untuk kebutuhan pada tahun rencana
5. Gambar Layout Lapangan Terbang dan detailnya
a. Data-data lain yang belum termasuk dalam tugas ini ditentukan oleh dosen pengasuh
b. Gambar Layout dan detail menggunakan kertas A3.
Dosen Pengampu :

M. Khomeini, ST. MT
KATA PENGANTAR

‫ﺍﻟﺭ ِﺣﻳﻡ‬ ‫ِﺑ ْﺳ ِﻡ ﱠ ِ ﱠ‬


‫ﺍﻟﺭ ْﺣ َﻣ ِﻥ ﱠ‬
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Pengasih lagi Maha Penyayang,
karena atas karunia-Nya lah Penyusunan Tugas Besar Lapangan Terbang dapat diselesaikan.

Tugas Besar ini bertujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami apa yang telah dipelajari
dalam perkuliahan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat
dan membantu dalam penyusunan Tugas Besar ini.

Tidak lepas dari semua itu, Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu penyusun menerima saran dan kritik dari
pembaca.

Akhir kata penyusun berharap agar Tugas Besar ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palangka Raya, April 2019

Penyusun
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebuah bandar udara melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai kebutuhan yang berbeda,
bahkan kadang-kadang berlawanan, seperti kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan
(pintu – pintu) antar Land Sida dan Air Side, sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak
mungkin pintu terbuka dari Land Side ke Air Side agar pelayanan berjalan lancar. Berdasarkan pengaturan
sistem, bandar udara dibagi menjadi dua :
1. Land Side (sisi darat)
2. Air Side (sisi udara)
`
1.2 Perkiraan dan Permintaan
Rancangan induk bandar udara, dikembangkan berdasarkan kepada perkiraan dan permintaan (forecast and
demand), yang dibagi dalam:
1. Perkiraan Jangka Pendek (± 5 Tahun)
2. Perkiraan Jangka Menengah (± 10 Tahun)
3. Perkiraan Jangka Panjang (± 30 Tahun)
Dari data penumpang sebuah bandar udara dalam jumlah ribuan diperoleh data sebagai berikut :

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018


1.500.000 1.520.000 1.600.000 1.700.000 1.750.000 1.775.000 1.800.000

Tahun x y x2 y2 xy
2012 1 1.500.000 1 2.250.000.000.000 1.500.000
2013 2 1.520.000 4 2.310.400.000.000 3.040.000
2014 3 1.600.000 9 2.560.000.000.000 4.800.000
2015 4 1.700.000 16 2.890.000.000.000 6.800.000
2016 5 1.750.000 25 3.062.500.000.000 8.750.000
2017 6 1.775.000 36 3.150.625.000.000 10.650.000
2018 7 1.800.000 49 3.240.000.000.000 12.600.000
∑ 28 11.645.000 140 19.463.525.000.000 48.140.000

Catatan:

y= Data Penumnpang
n= Banyak Data

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 1


16.51.017793
(Σy) Σx - (Σx) (Σxy)
a=
n . Σx - Σx

1.630.300.000 - 1.347.920.000
a=
980 - 784

282.380.000
a= = 1.440.714
196

n . (Σxy) - (Σx) (Σy)


b=
n . Σx - Σx

336.980.000 - 326.060.000
b=
980 - 784

10.920.000
b= = 55.714
196

n . (Σxy) - (Σx) (Σy)


r=
n . Σx − Σx n . Σx − Σx

336.980.000 - 326.060.000
r=
840 - 116.781.150.000.000

10.920.000
r= = 1,010
10.806.533

Jadi nilai r = 1.010

Persamaan regrasi linier y = a + b x dari perhitungan a dan b diperoleh sehingga terbentuk


persamaan regrasi linier yaitu:
y = 1.440.714+ ( 55.714. x )
y = 1.440.714+ ( 55.714. 17 )
y= 2.387.857 orang

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 2


16.51.017793
Dengan cara yang sama untuk mendapatkan nilai pada tabel regrasi linier dibawah ini:
Tingkat
Tahun x Data Penumpang Regrasi Linier
Pertumbuhan
2012 1 1.500.000 1.496.428,57 -
2013 2 1.520.000 1.552.142,86 1,33%
2014 3 1.600.000 1.607.857,14 5,26%
2015 4 1.700.000 1.663.571,43 6,25%
2016 5 1.750.000 1.719.285,71 2,94%
2017 6 1.775.000 1.775.000,00 1,43%
2018 7 1.800.000 1.830.714,29 1,41%
2019 8 - 1.886.428,57 -
2020 9 - 1.942.142,86 -
2021 10 - 1.997.857,14 -
2022 11 - 2.053.571,43 -
2023 12 - 2.109.285,71 -
2024 13 - 2.165.000,00 -
2025 14 - 2.220.714,29 -
2026 15 - 2.276.428,57 -
2027 16 - 2.332.142,86 -
2028 17 - 2.387.857,14 -
2029 18 - 2.443.571,43 -
Catatatan:
1.520.000  1.496.429
Tingkat Pertumbuhan   100%  1.58%
1.496.429
C1 + C2 + C3 + C4 + C5 + C6 + C7
Pertumbuhan rata – rata 
n

0 + 1.333 + 5.263 + 6.250 + 2.941 + 1.429 +1.408


Pertumbuhan rata – rata   2.661%
7

Rencana pesawat terbang pada tahun 2026


Pesawat terbang pada tahun 2029 dalam perencanaan bandara pada tahun 2016 yang telah
diketahui sebanyak 1.681.071 orang.
2.387.857
Jumlah penumpang tiap tahun/hari   6.542Orang
365

6.542
Jumlah penumpang tiap berangkat/hari   3.271Orang
2

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 3


16.51.017793
Jumlah trip yang direncanakanpadatahun2026 berdasarkanjumlahpenumpangtahun 2029 yang
akan datang.
Jenis pesawat yang beroperasi sekarang adalah:
1. A - 300 dengan muatan penumpang maksimum = 345 orang
2. B .747 SP dengan muatan penumpang maksimum = 364 orang
3. DC – 10 – 10 dengan muatan penumpang maksimum = 399 orang
Jumlah trip yang berlaku pada saat sesuai dengan jumlah penumpang yang ada adalah :
Jenis Pesawat Maks. Penumpang Jumlah Trip TOTAL
A.300 345 3 1035
B.747 SP 364 3 1092
DC - 10 - 10 399 3 1197
Ʃ 1108 9 3324

JadwalPenerbangan Per-Hari
Jenis Pesawat Kota Tujuan Keberangkatan Kedatangan
A.300 PKY - CGK 05.00 WIB 06.30 WIB
B.747 SP PKY - SUB 07.20 WIB 08.50 WIB
A.300 PKY - JOG 09.10 WIB 09.40 WIB
DC - 10 - 10 PKY - SUB 10.15 WIB 11.10 WIB
B.747 SP PKY - CGK 12.40 WIB 13.40 WIB
DC - 10 - 10 PKY - SOC 16.20 WIB 17.10 WIB
B.747 SP PKY - CBN 18.20 WIB 18.40 WIB

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 4


16.51.017793
BAB II

Perencanaan Geometrik Area Pendaratan

2.1 Analisa Angin

Dalam perencanaan lapangan terbang analisa angin adalah dasar bagi perencanaan lapangan
terbang dan sebagai pedoman dalam menentukan arah lapangan terbang.

Peraturan umum untuk pelabuhan udara menyebutkan bahwa landasan (true bearing) harus
searah dengan arah angin dominan dengan lokasi lokasi landasan yang akan dibangun, agar
gerakan pesawat pada saat take off dan landing dapat bergerak bebas dan aman. Menurut
International civil aviation administration (FAA) penentuan arah Runway (R/W) harus dibuat
berdasarkan arah yang wind coverage dan sedemikian rupa hingga pesawat dapat take off dan
landing minimal 95% atau lebih dari data tabel frekuensi arah an gin yang ada, dapat ditentukan
analisa angin.

TAHUN BULAN TANGGAL JAM KECEPATAN ANGIN ARAH MATA ANGIN


2019 1 1 1 2 135 SE
2019 1 2 2 6 0 N
2019 1 3 3 5 225 SW
2019 1 4 4 2 45 NE
2019 1 5 5 18 135 SE
2019 1 6 6 4 180 S
2019 1 7 7 34 0 N
2019 1 8 8 20 180 S
2019 1 9 9 15 180 S
2019 1 10 10 8 225 SE
2019 1 11 11 15 0 N
2019 1 12 12 19 0 N
2019 1 13 13 17 315 NW
2019 1 14 14 24 180 S
2019 1 15 15 25 180 S
2019 1 16 16 4 0 N
2019 1 17 17 18 45 NE
2019 1 18 18 23 90 E
2019 1 19 19 35 0 N
2019 1 20 20 30 180 S
2019 1 21 21 7 0 N
2019 1 22 22 22 45 NE
2019 1 23 23 17 270 W
2019 1 24 1 19 180 S
2019 1 25 2 19 0 N
2019 1 26 3 25 0 N
2019 1 27 4 23 180 S
2019 1 28 5 15 135 SE
2019 1 29 6 33 180 S
2019 1 30 7 24 90 E
2019 1 31 8 23 0 N

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 5


16.51.017793
2.1.1 Lebar jalur control angin

Penentuan lebar jalur control angin dengan mempertimbangkanketentuan sebagai berikut :

 Type A denganpanjanglandasanpacu ≥ 1500 m = 20 knot


 Type B denganpanjanglandasanpacu1200 – 1500 = 13 knot
 Type C denganpanjanglandasanpacu ≤ 1200 m = 10 knot
Type pesawat yang beroperasi adalah

 B-747SP denganpanjanglandasanpacu = 8000 ft = 2438,4 m


 A – 300 denganpanjanglandasanpacu = 6500 ft = 1981,2 m
 DC-10-10 denganpanjanglandasanpacu = 9000 ft = 2743,2 m
Catatan 1 ft = 0,3048 m

Berarti pesawat B747SP ; A – 300 ; DC-10-10 , merupakan pesawat type A.

a. Untuk pesawat tipe A.


Panjang landas pacu ≥ 1500 m

 Jenis pesawat : B747SP ; A – 300 ; DC-10-10


 Nilai maksimum permissible cross wind componen = 20 knots
 Lebar jalur kontrol angin = 2 x cross wind = 2x20 = 40 knot
b. Untuk pesawat type B
Panjang landas pacu 1200 – 1500 m

 Jenis pesawat : -
 Nilai maksimum permissible cross wind componen =13 knot
 Lebar jalur kontrol angin = 2x13 = 26 knot

c. Untuk Pesawat type C


Panjang landas pacu ≤ 1200 m

 Jenis pesawat = -
 Nilai maximum permissible crosswind compoment = 10 knot
 Lebar jalur kontrol angin = 2x10 = 20 knot

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 6


16.51.017793
. Dengan cara input data mengunakan aplikasi wrplot maka didapatkan grafik winrose sebagai
berikut:

Data presentase angin di atas kemudian di gunakan untuk menentukan arah runway ( )
dengan mempertimbangkan tipe pesawat yang akan menggunakan airport dengan menganggap
bahwa komponen cross wind bertiup dua arah.

Lebar kontrol angin untuk masing-masing kelas pesawat adalah dua kali nilai maksimum
permisible cross wind componentnya.

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 7


16.51.017793
2.2 Runway

2.2.1 Panjang Runway

Dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan operasi pesawat terbang bisa
dikaitkan dengan rancangan bandar udara, maka ada sejumlah faktor daramatika yang harus
diketahui perencana dengan baik, faktor-faktor tersebut adalah atmosfer standar, ketinggian
tekanan ( presurhlisude ) , keperawatan pesawat terbang, angin silang ( croos wind ).Jalur dengan
arah terbang, namun faktor terpenting dalam menentukan panjang runway, ketinggian area
bandara dan permukaan laut dan permukaan landasan.

Panjang runway biasanya di gunakan pula oleh jenis pesawat akan memakai landasan dari
tabel characteristic of parincipal transport air oraft, panjang runway masing masing jenis
pesawat.

 B – 737 – 400 = 5.600 ft = 2590,67 m


 A – 300 = 6.500 ft = 1981,2 m
 B – 747SP = 8.000 ft = 2438,4 m
 DC – 10 -10 = 9.000 ft = 2743,2 m
Dan dari data di tentukan :

 Elevasi = 140 m
 Slope = 2 %
Temperatur

T1 (°C) 28 30 26 27 24
T2 (°C) 30 30 30 30 30

a. Koreksi terhadap elevasi


Menurut ICAO, setiap kenaikan 1000 ft (300 m) dari permukaan air laut, perpanjang
runway di koreksi 7 %. Rumus umumnya adalah :

E
L1 = L0 (1  0, 07  )
300

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 8


16.51.017793
Dimana :

L1 = Panjang runway koreksi

L0 = Basic runway length (m)

E = Elevasi (m)

Maka, nilai runway koreksi terhadap elevasi adalah

DC – 10 – 10 ( pesawat dengan runway terpanjang )

140
L1 = 2743,2 (1  0, 07  ) = 2832,8112 m
300

b. Koreksi terhadap temperature


T1 adalah temperatur rata rata dan temperatur udara rata rata dalam bulan terporos,
sedangkan T 2 adalah temperatut rata rata dan temperatur udara maksimum dalam bulan
bulan terporos.

Tabel data temperatur udara

Tahun ke T1 (°C) T2 (°C)


1 28 30
2 30 30
3 26 30
4 27 30
5 24 30
n=5 ∑ = 135 ∑= 150

 T1 135
T1=   27 ᵒC
n 5

 T2 150
T2=   30 ᵒC
n 5

(T2-T1) (30  27)


Rata – rata efektif = T1+  27  28 ᵒC
3 3

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 9


16.51.017793
Menurut ICAO, untuk setiap kenaikan 1 °C maka panjang runway harus dikoreksi
sebesar 1 %, dengan rumus umum :

L2 = L1 ( 1 + 0.01 (T – T0 )

Dimana :

L2 = Panjang runway dengan koreksi temperature

L1 = Panjang runway dengan koreksi elevasi

T = Temperatur rata rata

T0 = Temperatur efektif = 15 °C ~ ( 15 – 0,0065 n )

Maka nilai runway dengan koreksi terhadap temperature adalah :

L2 = 2832,8112 [ 1 + 0,01 ( 28 – (15 – 0,0065 . 140 )]

= 3226,85 m

c. Koreksi terhadap slope


Untuk setiap kenaikan kontur sebanyak 1 %, maka panjang runway dikoreksi
sebesar 10 % dengan rumus umumnya adalah :

Slope
L3 = L2 (1  0,1 )
0, 01

Dimana :

L3 = Panjang runway setelah koreksi terhadap slope

L2 = Panjang runway pada koreksi terhadap temperature

Maka panjang runway setelah koreksi teradap slope,adalah :

0,02
L3 = 3226,85 (1  0,1 ) = 3872,22 m ≈ 3872 m
0, 01

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 10


16.51.017793
Dari hasil koreksi ketiga faktor tersebut, maka diperoleh panjang runway yang akan di
bangun yaitu sepanjang 3872 m atau 12703,41 ft ( 1 ft = 0,3048 m)

Kelas
Panjang Runway
Bandara
A > 2100 m
B 1500 m - 2100 m
C 900 m - 1500 m
D 750 m - 900 m
E 600 m - 750 m
Karena, panjang runway 3872 m, maka bandara yang akan dibangun termasuk dalam kelas A.

2.2.2 Meghitung koreksi ARFL (landasan pacu minimum)

Koreksi ARFL (Aeroplane Reference Field Leght) adalah koreksi untuk landasan pacu
minimum yang dibutuhkan untuk lepas landas.

Data-data yang ada, diketahui :

 Panjang landasan pacu standar (DC – 10 – 10) = 2743,2 m


 Elevasi (h) = 140 m
 Temperatur rata – rata efektif = 28 °C
 Slope =2%

a. Terhadap koreksi elevasi


h
Fe = 1  0, 07 
300
Dimana :
Fe = Faktor koreksi elevasi
h = aeroplane elevasi (m)
maka :
140
Fe = 1  0, 07  = 1,0326 m
300

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 11


16.51.017793
b. Koreksi terhadap temperature
Ft = 1 + 0,01 [T – (15 – 0,0065 . h)]
Dimana :
Ft = Faktor koreksi temperature
T = Aerodrome reference temperature

Maka :
Ft = 1 + 0,01 [28 – (15 – 0,0065 . 140)]
= 1,1391 m
c. Koreksi terhadap slope
Fs = 1 + 0,1 . S
Dimana :
Fs = Faktor koreksi slope
S = Slope

Maka :
Fs = 1 + 0,1 . 2
= 1,2 m

L0 3872, 22
Maka pajang ARFL =  = 2743,3727 m ≈ 2743 m.
Fe×Fs×Ft (1,0326×1,2×1,1391)

2.2.3 Lebar Runway

Lebar safety area pada yang runway yang disyaratkan FAA adalah 500 ft (150 m). Dalam
tabel 4.6 (standar landasan ) tergantung lebar perkerasan struktural runway sesuai dengan
keadaan bandara (Ir. Heru Basuki, Merancang dan merencanakan lapangan terbang, 91).
Untuk kategori lapangan terbang dengan pesawat DC – 10 – 10, maka lebar. Perkerasan
struturalnya adalah 150 m (500 ft).

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 12


16.51.017793
Dari tabel 4.6 di ambil

 Lebar perkerasan = 175 ft = 53,34 m ≈ 53 m


 Lebar pacu landasan = 30 ft = 9,144 m ≈ 9 m
 Lebar area keamanan = 700 ft = 213,36 m ≈ 213 m
Dalam perencanaan runway perlu direncanakan blast pad dan safety. Blast pad
permukaan yang berlandasan dengan ujung landasan, bsa dengan perkerasan kaku dengan
rumput. Untuk pesawat transport dibutuhkan Blast pad 200 ft (60 m ) dan untuk pesawat
berdasarkan lebar dibutukan panjang Blast pad = 400 ft (120 m) [Ir. Heru Basuki,
merancang dan merencanakan lapangan terbang, 181.

2.3 Taxiway

Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan pesawat dari landasan pacu kebangunan utama
terminal, dan sebaliknya atau dari landasan pacu ke hanggar pemeliharaan.

Kecepatan pesawat yang sudah masuk atau keluar taxiway menuju landasan pacu tidak
sebesar kecepatan pesawat pada landas pacu, maka persyaratan kemiringan memanjang kurva
vertical dan jarak pandang diperoleh sekelas pada landasan. Begitu pula dengan kecepatannya
yang lebih rendah maka lebar taxiway lebih kecil dari landasannya.

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 13


16.51.017793
Lebar taxiway tergantung pada ukuran lebar sayap (swing span) dari pesawat terbesar,
seperti yang tercantum dalam tabel 4.8 (Merancang dan merencanakan lapangan terbang Ir.
Heru Basuki hal 192).

Lebar taxiway dan lebar tatal taxiway tidak boleh kurang dari yang di gunakan pada tabel
tersebut untuk pesawat B ― 747SP, dapat dilihat pada tabel 1.4 (Ir. Heru Basuki, merencanakan
lapangan terbang, 4.1) dengan kode huruf “ E “, sesuai tabel aerodrome refrence code dan lebar
sayap atau wing spam yaitu sebesar 58,85 m.

a. Lebar Taxiway (pesawat B ― 747SP, kode huruf E)


ICAO telah menetapkan lebar untuk taxiway kode huruf E (tabel 4.8, Ir. Heru Basuki, 192)
sbb:
Lebar taxiway = 23 m = 75 ft
Lebar total taxiway = 44 m = 145 ft
b. Kemiringan dan jarak pandang (pesawat B ― 747SP, kode huruf E)
Taxiway (tabel 4.9, Ir. Heru Basuki, 193) sebagai berikut:
Kemiringan memanjang maksimum = 1,5 %
Kemiringan melintang maksimum = 1,5 %
Kemiringan daerah aman = 2,5 % keasta, 5% kebawah
Jarak pandang minmum = 300 m dari 3 m keatas.

2.3.1 Exit Taxiway

Exit Taxiway berfungsi untuk menekan sekecil mungkn waktuk penggunaan Runway
ketika pesawat mendarat. Apabila lalulintas rencana pada puncang kurang 26 gerakan
(mendarat atau lepas landas), exit taxiway mempunyai sudut siku cukup memadahi tetapi,
untuk kecepatan tinggi atau kecepatan keluar, exit taxiway mempunyai sudut antara 30 –
45 dengan kecepatan ideal antara 30 mil perjam sampai 60 mil/jam.

Pesawat B ― 747SP termasuk dalam kode huruf E, maka digunakan exit taxiway
kecepatan tinggi. Alasan memilih high speed taxiway pada perencanaan ini adalah

1. kemudahan bagi sebagian besar konfigurasi roda pendaratan pesawat untuk membuat
belokan

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 14


16.51.017793
2. sisa perkerasan yang lapangan didapatkan antara sisi luar roda pendaratan dengan
tepi perkerasan taxiway
3. Muara yang diperluas dari exit taxiway memberikan kemungkinan beberapa variasi
sumbuh belokan ke taxiway bla pesawat tidak memadai belokannya dari titik yang
ditandai pada landasan
4. Konfigurasi kemungkinan pesawat belok saat kecepatan tinggi yaitu 50 knot (93
km/jam).

2.3.2 Menentukan Letak Exit Taxiway

Lokasih exit taxiway ditentukan oleh titik selisih pesawat pada waktu mendarat pada
landasan perlakuan pesawat waktu mendarat jarak. Jarak dar threshold sampai lokasi
taxiway dengan rumus

SE = jarak touch down + D

Dimana : Jarak touch down pesawat B ― 747SP = 450 m (1500 ft)

D = Jarak dari touch down ketika titik awal kurve exit taxiway = 1500 m (5000 ft)

(Pesawat B― 747SP termasuk pesawat grup III, Ir. Heru Basuki, hal 200-204)

Jadi :

SE = 450 x 1500 = 1950 m

Jarak ini harus ditambah 3% per 300 m(1000 ft) setiap kenaikan dari muka air laut.

Dan sekitar 1% setiap kenaikan 5,6° C (10° F)dari kondisi standart 15°C = 590F dan
10% untuk kenaikan 1% slope.

a. Koreksi terhadap elevasi


Setiap kenaikan 300 m dari muka air laut, jarak di tambah 3%.
L1= L0 (1 + 3/100.140/300)
= 1950 (1 + 3/100.140/300)
= 1977,3 m.

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 15


16.51.017793
b. Koreksi terhadap temperature
Setiap kenaikan 5,60C dari keadaan standart (150C = 590F)
Jarak harus ditambah 1%.
 (Teff-Tstandart) 
L2=L11+0.01 
 5, 6C 

 (28-15) 
L2=1977,3 1+0.01 =2023,20 m
 5, 6C 
c. Koreksi terhadap slope
Untuk kenaikan 1% dikoreksi 10%.
 2% 
L3=L2 1+0.1 
 1% 

 2% 
L3=2023.20 1+0.1 
 1% 
L3=2427,84=2428 m
Jadi jarak dari threshold kelokasi exit taxiway adalah 2428 m.

2.3.3 Menentukan dimensi exit taxiway

Rumus Perhitungan :

V3
L1=
45,5  C×R 2

180×L1
1 
π×R1
V2
R2=
125  F

 2    1

π  R2  A 2
L2=
180

V2
SD=
2,55  d

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 16


16.51.017793
L exit Taxiway

Telah ditentukan bahwa (meracang dan merencanakan lapangan terbang, Ir. Heru Basuki,
hal. 195)

 Kecepatan yang ideal adalah antara 30 ml/jam – 60 ml/jam, diambil 60 ml/jam (1


ml = 1,6 km) maka :
V = 60 x 1,6 = 96 km/jam
 Dari V = 96 km/jam didapat nila R1 = 540 ( 1800 ft)
(tabel 4.10, Ir. Heru Basuki, hal. 195)
 D = 176 m (tabel 4. 16, Ir. Heru Basuki, hal 218)
  = 30o - 45o, diambil  = 45o
 Koefisien gesek (f) dambil 0,13
 C = 1,3 ft = 0,39 m
 d = 1 m/det²
 L R/W = 53 m
 L T/W = 23 m
Perhitungan :

V2 962
 R2= = = 567,1325 m .
125  F 125  0.13
V3 963
 L1= = = 87, 9121 m.
45,5  C×R 2 45,5  0,39×567,1325
180×L1 180×87,9121
 1    9,3278  919 ' 40,8"
π×R1 π×540
  2    1 = 45  919 ' 40,8"  3540 '19, 2"
π  R2   2 3,14  567,1325  3540 '19, 2"
 L2= L2= = 353,097 m
180 180
V2 962
 SD= = = 361,412 m
2,55  d 2,55  5,1

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 17


16.51.017793
 R T 
D  L W +L W  176  53+23 
 L exit taxiway =  =   =200,11 m (Lebar exit
Sin   2SinΔ  Sin 45  2.Sin45 
 
T/W kecepatan tinggi).

2.3.4 Jari-jari taxiway

Rumus :

0, 388  W 2
R
T
 S
2

Dimana :

S = Jarak antara titik tengah roda pendaratan utama dengan tepi perkerasan.

= ½ wheel track + SK

= ½ wheel track + 2,5 m

T = Lebar taxiway = 23 m

W = wheel base

Dari tabel characteristic of principal transport antara ft, didapat untuk pesawat B―
747SP.

 Wheel base = 20,434 m


 Wheel track = 10,976 m

S = ½ x 10,976 + 2,5 = 7,988 m


0, 388  20,434 2
R = 46,13 ~ 46 m
 28 
   7,988
 2 

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 18


16.51.017793
2.3.4 Fillet

Pada persilangan antara taxiway dan landasan apron dengan taxiway, perlu
tambahan luas agar gerak pesawat masih mempunyai wheel dearance yang disyaratnkan,
tambahan luas ini disebut fillet. Dalam menentukan jari-jari fillet digunakan rumus :

 0,388  W 2 
R  R  S
 R 

Dimana :

R2 = Jari-jari Fillet

R = Jari-jari taxiway

W = Wheel base

S = 7,988 m

Maka :

 0,388  20,4342 
R2  46   7,988  = 34,490 m ~ 34 m
 46 

0,388  W 2
R  1 T
R 2

Dengan, T = 23 m, maka :

T/2 = 23/2 = 11,5 m

0,388  W 2
Maka, R  1 T
R 2

0,388  20,4342
 R  11,5
46

11,5 ≤ 11,5

Dengan demikian tidak perlu diadakan pelebaran taxiway dan jari-jari fillet sebesar 34 m.
ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 19
16.51.017793
2.4. Holding bay

Lapangan terbang yang lalu lintas nya padat, sangat diperlukan adanya holding bay.
Dengan disediakannya holding bay maka pesawat dari apron dapat keujung landasan dengan
cepat dan memungkinkan sebuah pesawat lain untuk menyelip masuk keujung landasan tanpa
harus menunggu pesawat di depannya yang sedang mempersiapkan persiapan teknis. Ukuran
yang diperlukan untuk sebuah holding bay tergantung :

a. Jumlah dan posisi pesawat yang akan dilayani ditentukan oleh frekuensi pemakainya.
b. Tipe-tipe pesawat yang akan dipakai.
c. Cara-cara (kelakuan) pesawat yang masuk dan meninggalkan holding bay.

Pada umumnya, kebebasan ujung pesawat (wing trip clearance) antara pesawat yang
sedang parkir dan pesawat yang sedang berjalan melewatinya tidak boleh kurang dari 15(50
ft) apabila pesawat bergerak tipe turbo jet dan bila tipe pesawat yang bergerak adalah tipe
propeller adalah boleh kurang dari 10 m (33 ft).

ACHMAD NURHAJIRIN LAPANGAN TERBANG 20


16.51.017793
BAB III
Perencanaan Terminal Area

Kunci lapangan terbang yang disenangi adalah tersedianya jarak taxiway yang pendek dari area
terminal menuju landasan untuk start take off dan memperpendek sedapat mungkin jarak taxiway ke
apron dari pesawat yang mendarat.

3.1. Perencanaan apron


Apron merupakan bagian dari lapangan terbang yang disediakan untuk memuat dan
merurunkan penumpang serta barang, pengisian bahan bakar, parkir pesawat dan pengecekan
mesin pesawat untuk pengoperasian selanjutnya.
Dimensi angin dipengaruhi oleh :
1. Jumlah gate position
2. Konfigurasi parkir pesawat
3. Cara pesawat keluar masuk apron
4. Karakteristik pesawat termasuk tempat naik dan turun.

3.1.1. Gate position


Dalam menentukan gate position yang diperlukan dipengaruhi oleh :
1. Kapasitas pesawat perjam
2. Jenis pesawat dan presentase pesawat jenisnya
3. Lamanya penggunaan gate position oleh pesawat
4. Presentase pesawat yang tiba dan berangkat.

V×T
Jumlah Gate Position E=
U

Dimana :
G = Jumlah gate position
V = Volume rencana pesawat yang tiba berangkat perjam
T = Rata – rata gate occupancy time
U = Utilization factor (factor penggunaan)

Untuk roda pada gate occupancy time ( T ) pada setiap kelas pesawat dibagi perjam = 60menit
( 1 jam ).
Pesawat kelas
A = 60 menit D dan E = 20 menit
B = 45 menit
C = 30 menit

Untuk kapasitas pesawat perjam ( V ) dibagi penjumlahan setiap jenis pesawat yang diliputi :
1. Pesawat A – 300 dengan jumlah pesawat, 3 pesawat perjam
2. Pesawat B – 747SP dengan jumlah pesawat,3 pesawat perjam
3. Pesawat DC – 10 – 10 dengan jumlah pesawat, 3 pesawat perjam

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 21


16.51.017793
a. Pesawat A – 300
3  60
G1= 2 60 =3 buah
0, 5
b. Pesawat B – 747SP
3  60
G2= 2 60 =3 buah
0, 5
c. Pesawat DC – 10 – 10
3  60
G3= 2 60 =3 buah
0, 5
Jadi, jumlah gate position untuk semua jenis pesawat

G = 3 + 3 + 3 = 9 buah

3.1.2. Turning Radius


Turning radius masing-masinh pesawat adalah r = ½ (swingpan + wheel track) + forward
roll dengan forward roll = 10 ft = 3,048 m
a. Pesawat A – 300
 Wingspan = 44,83 m
 Wheel track = 9,6 m
Maka, r = ½ (44,83 + 9,6) + 3,048 = 30,263 m ≈ 30 m
Luas gate = πr 2  π  30, 2632  2877, 225m 2

b. Pesawat B – 747SP
 Wingspan = 58,85 m
 Wheel track = 10,98 m
Maka, r = ½ (58,85 + 10,98) + 3,048 = 37,963 m ≈ 38 m
Luas gate = πr 2  π  37, 9632  4525,335m 2

c. Pesawat DC – 10 – 10
 Wingspan = 47,35 m
 Wheel track = 10,67 m
Maka, r = ½ (47,35 + 10,67 ) + 3,048 = 32,058 m ≈ 32 m
Luas gate = πr 2  π  32, 0582  3227, 0026m 2

3.1.3. Luas Apron


a. Panjang Apron
Rumusnya P = G.W + (G-1) C + 2 Pb
Dimana :
P = Panjang Apron (m)
E = Gate Position (Luas)
C = Wing Tip clearance (diambil 10 m)
W = Wing Span (m)
Pb = Panjang Beban Pesawat (m)
ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 22
16.51.017793
Dalam hal ini panjang apron di perhitungkan menurut jenis pesawat, jadi panjang apron
perjenis pesawat di tambahkan

1. Pesawat A – 300
G = 3 buah
W = 44,83 m
Pb = 53,62 m
Maka, Pb = 3.44,83 + (3-1).10 + 2.53,62 = 271,73 m

2. Pesawat B – 747SP
G = 3 buah
W = 58,85 m
Pb = 53,67 m
Maka, Pb = 3.58,85 + (3-1).10 + 2.53,67 = 313,89 m

3. Pesawat DC – 10 – 10
G = 3 buah
W = 47,35 m
Pb = 55,55 m
Maka, Pb = 3.47,35 + (3-1).10 + 2.55,55 = 283,15 m
Jadi, panjang apron Ptotal = P1 + P2 + P3 = 868,77 m

b. Lebar Apron
Rumus = L = 2.Pb + 3.C

Untuk lebar Apron diperhitungkan dari panjang badan pesawat yang paling panjang, yaitu:
55,55 m dan wing trip clearance (o) = 7,5 (Tabel 4.13 hal 213)
Sehingga.
L = 2.(55,55 + 3.7,5)
= 156,1 m

Jadi, di bangun Apron dengan luas = Panjang Apron x Lebar Apron


= 868,77 x 156,1
= 135614,997 m2

3.2 Perencanaan Hanggar


Hanggar pemeliharaan direncanakan 9 buah pesawat, dalam hal ini dipakai ukuran dari
pesawat
B – 747SP
Luasnya adalah sebesar = 9.(Wing span x panjang beban pesawat)
= 9. (58,85 x 53,67)
= 28426,316 m2

Ruang gerak dan peralatan reparasi diambil 100 m2, sehingga luas total hangar luas total
hangar adalah 28426,316+ 100 = 28526,316 m2

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 23


16.51.017793
3.3 Passenger Terminal
Luasnya diperhitungkan terhadap ruang gerak dan sirkulasi dari penumpang, yaitu :
Untuk pesawat dengan jenis masing-masing dapat diperkirakan jumlah penumpang pesawat dalam
jam.
a. Pesawat A – 300
Jumlah pesawat 3 buah
Jumlah penumpan 345 orang/pesawat
345 x 3 buah pesawat = 1.035 orang

b. Pesawat B – 747SP
Jumlah pesawat 3 buah
Jumlah penumpan 364 orang/pesawat
364 x 3 buah pesawat = 1.092 orang

c. Pesawat DC – 10 – 10
Jumlah pesawat 3 buah
Jumlah penumpan 399 orang/pesawat
399 x 3 buah pesawat = 1.197 orang

Jadi, jumlah total penumpang 1.035 + 1.092 + 1.197 = 3.324 orang.


Jika setiap penumpang membawa 2 orang pengantar dengan ruang gerak antara 1 – 3 m² (diambil
2 m²) maka luas passenger terminal adalah = (3.324 penumpang + 2 pengantar x 3.324) x 2 m²
= 19944 m².

3.4 Parking Area


Untuk menentukan parking area, luasnya berdasarkan banyaknya penumpang yang dating dan
berangkat. Banyak perpenumpang pada jam sibuk 3.324 orang dan banyak pengantar (2 pengantar
penumpang) adalah 6.648 orang.
Jumlah total = 3.324 + 6.648 = 9.972 orang
Misalkan tiap mobil memuat 3 orang, sehingga jumlah mobil 9.972/3 = 3.324 buah
Jumlah mobil = Jumlah mobil penumpang x jumlah mobil pengantar.
Jadi, jumlah mobil seluruhnya = 2 x 3.324 = 6.648 buah
Ukuran pemakaian ruang parkir yang terminal untuk sebuah mobil termasuk bagian samping
adalah 2 x 3 = 6 m²
Jadi, luas area parkir = 6 x 6.648 = 39.888 m² ruang gerak dari pada mobil diambil sama
dengan luas parkir mobil.
Jadi, 2 x 39.888 = 79.776 m²

3.5 Perencanaan Terminal Building


Terminal building berfungsi untuk melayani segala keperluan penumpang yang akan
berangkat dan tiba, termasuk barangnya. Untuk memenuhi segala yang mengangkut kebutuhan
penumpang tersebut, di dalam terminal building harus di sesuaikan fasiltas antara lain :
a. Fasilitas untuk operasi berdasarkan penerbangan
 Ruang pembokaran
 Tempat penermaan bagasi (bagasi dalam)
 Tempat untuk memperoses keberangkatan penumpang (counter)
 Loket informasi
ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 24
16.51.017793
 Ruang telekomonikasi
 Ruang petugas keamanan

b. Fasilitas untuk kantor pemerintah


 Kantor Bea dan Cukai
 Kantor pos
 Kantor pengamatan cuaca
 Kantor kesehatan
 Kantor imigrasi

c. Fasilitas untuk kenyamanan penumpang


 Pertokoan
 Restoran
 Ruang VIP
 Ruang tunggu
 Telepon umum
 Asuransi
 Bank
 Tempat penitipan barang
 DLL

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 25


16.51.017793
BAB IV

Perencanaan Perkerasan Struktural

Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan dan daya dukung
yang belainan perkerasan berfungsi sebagai tumpuan rata rata pesawat, permukaan yang rata mengasilkan
jalan pesawat yang comport, dari fungsinya maka harus dijamin bahwa tiap tiap lapisan dari atas kebawah
cukup kekerasan dan ketebalannya sehingga mengalami “Distess” (perubahan karna tidak mampu
menahan beban).

Perkerasan flexsible adalah perkerasan yang dibuat dari campuran aspal dan agregat, di gelar di
atas suatu permukaan material cement neaked mutu tinggi. Perkerasan flexsible terdiri dari perkerasan
yang berupa lapisan lapisan surpance coarse, base coarse, dan subbase coarse. Semuanya di gelar di atas
tanah asli tang dipadatkan yang di sebut sub grade, lapisan sub grade bias terletak di atas timbunan atau
galian.

Perkerasan kaku/rigid terdiri dari slab slab beton tebal 20 cm – 60 cm di gelar di atas lapisan yang
telah di padatkan, di tunjang oleh lapisan tanah asli dan dipadatkan (sub grade), yang pada kondisi
kondisi tertentu kadang kadang sub base yang di perlukan.

4.1 Rencana jumlah pesawat setelah tahun 2029

Dari data perkiraan jumlah penumpang yang berangkat pada tahun 2029 adalah 3271 orang/hari.
Jadi, jumlah trip (rute perjalanan) perhari setelah tahun 2029 adalah Sbb :

Jenis Pesawat Maks. Penumpang Jumlah Trip TOTAL


A.300 345 2 690
B.747 SP 364 3 1092
DC - 10 - 10 399 3 1197
B.737 - 400 150 2 300
Ʃ 1258 10 3279

CBR Tanah Dasar

1 2 3 4 5
14 17,2 14,5 12,1 18

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 26


16.51.017793
Perhitungan Nilai CBR

a. Perhitungan Analisis
75.8
Titik (n) CBR (xi) (xi - x)
2 CBR rata-rata (x)   15.16
5
1 14 1,3456
2 17,2 4,1616 ( xi  x) 2
3 14,5 0,4356 Standar Derisiasi (SD) 
n 1
4 12,1 9,3636
5 18 8,0656 23.38
Ʃ 75,80 23,37  = 2.42
4
Maka nilai yang diwakili

= x – SD

= 15,16 – 2,42

= 12,74 %

b. Perhitunga secara grafis

CBR F F/Ʃf F/Ʃf x 100%Komulatif


14 1 0,20 20,00 20%
17,2 1 0,20 20,00 40%
14,5 1 0,20 20,00 60%
12,1 1 0,20 20,00 80%
18 1 0,20 20,00 100%
Ʃf 5

Untuk menentukan CBR yang mewakili diambil confidence 95% (komulatif)

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 27


16.51.017793
18
17
16
15
14
13.40
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0% 20% 40% 60% 80% 100%

Jadwal Penerbangan Perhari

Jenis Pesawat Kota Tujuan Keberangkatan


A.300 PKY - CGK 05.00 WIB
B.747 SP PKY - SUB 07.20 WIB
A.300 PKY - JOG 09.10 WIB
DC - 10 - 10 PKY - SUB 10.15 WIB
B.747 SP PKY - CGK 12.40 WIB
B.737 - 400 PKY - SUB 14.35 WIB
DC - 10 - 10 PKY - SOC 16.20 WIB
DC - 10 - 10 PKY - MLG 17.40 WIB
B.747 SP PKY - CBN 18.20 WIB
B.737 - 400 PKY - SUB 18.55 WIB

Forecast Annual Departure

A – 300 = 2 x 365 = 730

B – 747SP = 3 x 365 = 1095

DC – 10 – 10 = 3 x 365 = 1095

B – 737 – 400 = 2 x 365 = 730

4.2 Perencanaan perkerasan flexible

Daftar pesawat yang diperkirakan harus dilayani oleh bandara yang akan di rencanakan.

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 28


16.51.017793
Forest Annual
Tipe Pesawat Tipe Roda MTOW (Lbs)
Departure
A – 300 730 Duel Wheel 302000
B - 747SP 1095 Dual tandem 650000
DC - 10 – 10 1095 Dual tandem 439000
B - 737 – 400 730 Duel Wheel 140000

Dari grafik tersebut diperoleh CBR 13,4 Harga CBR ini masuk dalam klasifikasi F2, dengan grup
tanah E-4 (tabel 6-5 dan tabel 6-4, Ir. Heru Basuki hal 293 dan 291).

Tabel lapisan perkerasan pada masing masing jenis pesawat berdasarkan klasifikasi sub grade F2.

A – 300, tebal lapisan perkerasan = 18 inci

B – 747SP, tebal lapisan perkerasan = 18 inci

DC – 10 – 10, tebal lapisan perkerasan = 15 inci

B – 737 – 400, tebal lapisan perkerasan = 16 inci

(berdsarkan gambar 6-10 dan 6-11. Halaman 297 dan 298).

Maka, pesawat rencana berdasarkan data tanah dasar adalah pesawat A - 300.

Perhitungan wheel Load (W2)

Wheel load di hitung dengan menganggap 95 % di tumpu oleh pendaratan utama.

1
A – 300, W2   302000  0.95 =35862 lbs
8

1
B – 747 SP, W2   650000  0.95 =154375 lbs
4

1
DC -10 -10, W2   439000  0.95 =104262 lbs
4

1
B – 737-400, W2   140000  0.95 =33250 lbs
4

Berdasarkan perhitungan wheel load (W2) maka diperoleh pesawat rencana B – 747SP

Berat wheel load rencana (W2), diambil dari nilai W2 terbesar yaitu 154375 lbs

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 29


16.51.017793
Dual gear diperature dihitung dengan mengkonversikan tipe roda pesawat ke roda pesawat rencana yaitu
dual wheel factor konversinya. Gradien tabel 6-6 ir.heru basuki hal 295, maka dual gear diperoleh (R2),
didapat :

Equivalen annual diperature terhadap pesawat rencana (R1) dihitung dengan rumus :
1/ 2
W 2 
Log R1 = Log R2  W 1 
 

Tabel Hasil Perhitungan

Wheel load Equivalent


Dual gear Wheel lbs
dari pesawat annual
departure R2 W2
rencana W1 departure
730 35862 154375 24
1095 154375 154375 1095
1095 104262 154375 315
730 33250 154375 21
∑ = 1455

1. Dari Grafik 6 – 19 Pesawat Rencana B – 747SP M Tow = 650000 lbs Sub Grade CBR = 13,4

Didapat total tebal perkerasan 16 inci

2. Tebal subbase dengan grafik yang sama CBR = 13,4 terbaca tabelnya 16 inci, maka tebal subbase

= 16 – 13,4 = 2,6

3. Tebal Surface 4 inci untuk daerah kritis Tebal base coarse = 4 – 2,6 = 1,4
4. Check terhadap tebal minimum base coarse dengan grafik 6 – 24 CBR 13,4 minimum base coarse 7,9
inci, diperoleh tebal base coarse 13,4 inci karena > 7,9 inci.

Kesimpulan

Area Kritis Area Tak Kritis Area pinggir


Lapisan
in cm in cm in cm
Surface Coarse 4 10,16 3,6 9,144 3,2 8,128
Base Coarse 7,9 20,666 7,11 18,059 6,32 16,053
Subbase 2,6 6,604 2,34 5,944 2,08 5,283

Area tak kritis = 0,9 x Area Kritis

Area pinggir = 0,8 x Area Kritis

1 inci = 2,54 cm

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 30


16.51.017793
BAB V
KESIMPULAN

A. Forecasting jumlah penumpang dan jumlah pesawat


 Jumlah perkiraan penumpang tahun 2029adalah penumpang dengan tingkat
pertumbuhan dari tahun 2010 – 2029sebesar2,661 %
 Perkiraan jumlah pesawat pada tahun 2026

Jadwal penerbangan perhari


Jenis Pesawat Kota Tujuan Keberangkatan Kedatangan
A.300 PKY - CGK 05.00 WIB 06.30 WIB
B.747 SP PKY - SUB 07.20 WIB 08.50 WIB
A.300 PKY - JOG 09.10 WIB 09.40 WIB
DC - 10 - 10 PKY - SUB 10.15 WIB 11.10 WIB
B.747 SP PKY - CGK 12.40 WIB 13.40 WIB
DC - 10 - 10 PKY - SOC 16.20 WIB 17.10 WIB
B.747 SP PKY - CBN 18.20 WIB 18.40 WIB

B. Perencanaan Geometrik Areal pendaratan

 Arah dalam perencanaan runway dipilih arah N - S

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 31


16.51.017793
 Panjang Runway menurut ICAO adalah 3872 m dan bandara termasuk kelas A, dan
panjang runway berdasarkan koreksi ARFL adalah 2743 m
 Lebar Runway
 Lebar perkerasan = 53 m
 Lebar pacu landasan = 9 m
 Lebar Area keamanaan = 213 m
 Taxi way
 Lebar Taxi way = 23 m
 Lebar total Taxi way = 38 m
 Kemiringan memanjang maksimum = 1,5%
 Kemiringan melintang maksimum = 1,5%
 Kemirngan daerah aman = 2,5% keatas, 5% kebawah
 Jarak pandang minimum = 300 m dari 3 m ke atas
 Exit Taxi way
 Lebar Exit Taxi way adalah 200,11 m
 Panjang lengkung peralihan adalah 87,9121 m
 Panjang lengkung utama adalah 353,097 m
 Jari-jari lengkung peralihan adalah 540 m
 Jari-jari lengkung utama adalah 567,1 m
 Jarak luas Exit Taxi way adalah 361,412 m
 ∆ 1 = 9°19’40,8” ; ∆ 2 = 35°40’19,2” ; ∆ = 45°;D = 176
 Jari-jari fillet adalah 11,4 m
C. Perencanaan terminal Area
 Jumlah gate position untuk semua jenis pesawat adalah 9 buah, A – 300= 3 buah
B-747SP = 3 buah, DC-10-10 = 3 buah.
 Turning radius
 A-300 dengan r = 30,263 m dan luas gate =
 B-747SP dengan r = 37,963 m dan luas gate =
 DC-10-10 dengan r = 32,058 m dan luas gate =
 Luas Apron
 Panjang Apron adalah 868,77 m
 Lebar Apron adalah 156,1 m
 Luas Apron adalah 135614,997 m2
 Hanggar
 Luas hanggar adalah 28426,316 m²
 Luas total hangar adalah 28526,316 m²
 Luas passenger terminal adalah 19944 m²
 Luas parking Area adalah 39.888 m²

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 32


16.51.017793
D. Perencanaan perkerasan struktur
Perkerasan Flexsibel

Area Kritis Area Tak Kritis Area pinggir


Lapisan
in Cm in cm in cm
Surface Coarse 4 10,16 3,6 9,144 3,2 8,128
Base Coarse 7,9 20,666 7,11 18,059 6,32 16,053
Subbase 2,6 6,604 2,34 5,944 2,08 5,283

ACHMAD NURHAJIRIRN LAPANGAN TERBANG 33


16.51.017793

Anda mungkin juga menyukai