Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah pertumbuhan ekonomi Islam pada masa awal Islam


Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa
jahiliyyah. Julukan seperti ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral
masyarakat Arab khususnya Arab pedalaman. Mereka berada dalam lingkungan
miskin pengetahuan. Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan tersebut
mengakibatkan mereka sesat jalan dan tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan.
Suasana semacam itu terus berlangsung hingga datang Islam di tengah-tengah
mereka. Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama sekali
tidak memiliki peradaban. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai
bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Perdagangan adalah unsur penting
dalam perekonomian masyarakat arab pra-Islam. Karena letak geografisnya yang
sangat strategis maka ia menjadi tempat persinggahan para kafilah dagang yang
datang dan pergi menuju pusat perniagaan.
Sebagai pusat perdagangan, pada masa jahiliyah transaksi riba merata di
Semenanjung Arab. Bisa jadi mereka terpengaruh orang-orang Yahudi yang
menghalalkan transaksi riba. Islam datang menghapuskan transaksi riba, karena riba
hanya merusak tatanan perekonomian. Sejak Islam datang, nilai-nilai keadilan dan
persamaan mulai dimasukkan dalam perekonomian masyarakat Arab. Misalnya
dalam hal perdagangan, Islam mengayakannya dengan semangat keadilan, kejujuran
dan kesamaan. Kalangan kaya tidak diperbolehkan monopoli perekonomian dan
budak yang miskin.1
B. Sistem ekonomi dan kebijakan fiskal pada masa Rasul
1. Sistem ekonomi pada masa Rasulullah
Kehidupan Rasulullah dan masyarakat muslim dimasa beliau adalah teladan
yang paling baik implementasi Islam, termasuk dalam bidang ekonomi. Pada
periode Mekkah masyarakat muslim belum sempat membangun perekonomian,
sebab masa itu penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan diri dari
1
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010,
h, 61.
intimidasi orang-orang Quraisy. Barulah pada periode Madinah, Rasulullah
memimpin sendiri membangun masyarakat Madinah sehingga menjadi
masyarakat sejahtera dan beradab. Meskipun perekonomian pada masa beliau
relatif masih sederhana, tetapi beliau telah menunjukkan prinsip-prinsip yang
mendasar bagi pengelolaan ekonomi.2
Karakter umum pada perekonomian pada masa ini adalah komitmennya
yang tinggi terhadap etika dan norma, serta perhatiannya yang besar terhadap
keadilan dan etis dalam bingkai syariah Islam, sementara sumber daya ekonomi
tidak boleh menumpuk pada segelintir orang melainkan harus beredar bagi
kesejahteraan pada seluruh umat. Pasar menduduki peranan penting sebagai
mekanisme ekonomi, tetapi pemerintahan dan masyarakat juga bertindak aktif
dalam mewujudkan kesejahteraan dan menegakkan keadilan.3
Rasulullah SAW mengubah sistem ekonomi dan keuangan negara sesuai
dengan ketentuan Al-Quran. Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi yang dijelaskan
Al-Quran adalah sebagai berikut:
a. Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh alam
semesta
b. Manusia hanyalah khalifah Allah SWT di muka bumi, bukan pemilik yang
sebenarnya
c. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizin Allah SWT. Oleh
karena itu, manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas sebagian
kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung
d. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun
e. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba, haru dihilangkan.
f. Menerapkan sistem warisan sebagai media re-distribusi kekayaan
g. Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk orang-orang miskin4
2. Kebijakan fiskal pada masa Rasulullah
Rasulullah SAW mereformasi bidang ekonomi dengan berbagai macam
kebijakan beliau. Rasulullah SAW melakukan upaya-upaya yang terkenal dengan

2
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h, 39.
3
Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik, Bandung: Pustaka Setia, 2015, h, 37.
4
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Depok: Gramata Publishing, 2010, h, 32.
kebijakan fiskal beliau sebagai pemimpin di Madinah yaitu dengan meletakkan
dasar-dasar ekonomi.5 Diantara kebijakan tersebut adalah:6
a. Memfungsikan Baitul Mal
Baitul Mal dibentuk Rasulullah SAW sebagai tempat pengumpulan dana atau
pusat pengumpulan kekayaan negara Islam yang digunakan untuk pengeluaran
tertentu. Fungsi dari Baitul Mal adalah sebagai mediasi kebijakan fiskal
Rasulullah SAW dari pendapatan negara Islam hingga penyalurannya.
b. Pendapatan nasional dan partisipasi kerja
Salah satu kebijakan Rasulullah SAW dalam pengaturan perekonomian yaitu
peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja dengan mempekerjakan kaum
Muhajirin dan Anshor. Upaya tersebut tentu saja menimbulkan mekanisme
distribusi pendapatan dan kekayaan sehingga meningkatkan permintaan
agregat terhadap output yang akan diproduksi.
c. Kebijakan pajak
Kebijakan pajak adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah muslim
berdasarkan atas jenis dan jumlahnya.
d. Kebijakan fiskal berimbang
Untuk kasus ini pada masa Rasulullah SAW hanya mengalami sekali defisit
neraca anggaran belanja yaitu setelah terjadinya Fathul Makkah, namun
kemudian kembali membaik setelah perang Hunain.
e. Kebijakan fiskal khusus
Kebijakan ini dikenakan dari sektor voulentair (sukerela) dengan cara
meminta bantuan muslim kaya. Jalan yang ditempuh yaitu dengan
memberikan pinjaman kepada orang-orang tertentu yang baru masuk Islam
serta menerapkan kebijakan insentif.
f. Kebijakan pemasukan dari muslim
1) Zakat
Zakat adalah salah satu dari dasar ketetapan Islam yang menjadi sumber
utama pendapatan di dalam suatu pemerintahan Islam pada periode klasik.

5
Rasiam, “Kebijakan Fiskal dalam Islam (Solusi Bagi Ketimpangan dan Ketidakadilan Distribusi)”,
Jurnal Khatulistiwa, Journal Of Islamic Studies, Vol. 4, No. 1, 2014. https://jurnaliainpontianak.or.id
6
Fahrur Ulum, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Analisis Pemikiran Tokoh dari Masa Rasulullah
SAW Hingga Masa Kontemporer, Surabaya: Buku Perkuliahan S-1.
http://digilib.uinsby.ac.id/20227/1/Sejarah%20pemikiran%20ekonomi%20Islam.pdf
Peraturan mengenai pengeluaran zakat muncul pada tahun ke sembilan
hijriyah ketika dasar Islam telah kokoh.
2) Ushr
Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua kepada semua
pedagang dimana pembayarannya hanya sekali dalam satu tahun dan
hanya berlaku terhadap barang yang nilainya lebih dari 200 dirham.
Kebijakan Rasulullah adalah dengan menghapuskan semua bea impor
dengan tujuan agar perdagangan lancar dan arus ekonomi dalam
perdagangan cepat mengalir sehingga perekonomian di negara yang
beliau pimpin menjadi lancar.
3) Wakaf
Wakaf adalah harta benda yang didedikasikan kepada umat Islam yang
disebabkan karena Allah SWT dan pendapatannya akan didepositokan di
Baitul Mal.
4) Amwal Fadhla
Amwal fadhla berasal dari harta benda kaum muslimin yang meninggal
tanpa ahli waris atau berasal dari barang-barang seorang muslim yang
meniggalkan negerinya.
5) Nawaib
Nawaib yaitu pajak yang jumlahnya cukup besar yang dibebankan kepada
kaum muslimin yang kaya dalam rangka menutupi pengeluaran negara
selama masa darurat dan ini pernah terjadi pada masa perang tabuk.
6) Zakat fitrah
Zakat fitrah diwajibkan bagi kaum muslimin dalam satu tahun sekali
sebagai pembersih harta yang mereka miliki.
7) Khumus
Khumus adalah karun atau temuan. Khumus sudah berlaku pada periode
sebelum Islam.
8) Kafarat
Kafarat adalah benda atas kesalahan yang dilakukan seorang muslim pada
acara keagamaan seperti berburu di musim haji. Kafarat juga bisa terjadi
pada orang-orang muslim yang tidak sanggup melaksanakan kewajiban
seperti seorang yang sedang hamil dan tidak memungkinkan jika
melaksanakan puasa maka dikenai kafarat sebagai penggantinya.
g. Kebijakan pemasukan dari nonmuslim
1) Jizyah
Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh orang nonmuslim khususnya
ahli kitab sebagai jaminan perlindungan jiwa, properti, ibadah, bebas dari
nilai-nilai dan tidak wajib militer.
2) Kharaj
Kharaj adalah pajak tanah yang dipungut dari kaum nonmuslim ketika
Kahibar ditaklukkan. Tanahnya diambil alih oleh orang muslim dan
pemilik lamanya menawarkan untuk mengolah tanah tersebut sebagai
pengganti sewa tanah dan bersedia memberikan sebagian hasil produksi
kepada negara.
3) Ushr (bea impor)
Rasulullah berinisiatif mempercepat peningkatan perdagangan, walaupun
menjadi beban pendapatan negara. Ia menghapuskan semua bea masuk
dan dalam banyak perjanjian dengan berbagai suku menjelaskan hal
tersebut.
h. Kebijakan pengeluaran pemerintahan Islam
Pada zaman Rasulullah SAW pengeluaran negara antara lain diarahkan untuk
penyebaran Islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu
pengetahuan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang dan
penjaga keamanan, serta penyediaan layanan kesejahteraan sosial.
1) Penyebaran Islam
Penyebaran Islam dipersiapkan sesuai dengan aturan dan etika yang
sesuai dengan fiqih. Dampak ekonomi penyebaran Islam adalah
meningkatkan AD (aggregate demand) sekaligus AS (aggregate supply).
2) Pendidikan dan kebudayaan
Kebijakan ini mendapat perhatian utama hingga berlanjut pada masa
pemerintahan berikutnya dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.
3) Pengembangan ilmu pengetahuan
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat terjadi
pada waktu meletusnya perang Haibar. Saat itu diciptakan alat perang
berupa pelempar batu dan benteng yang bisa bergerak.
4) Pembangunan infrastruktur
Pada zaman Rasulullah dibangun infrastruktur berupa sumur umum, pos,
jalan raya dan pasar.
5) Penyediaan layanan kesejahteraan sosial
Subsidi negara untuk para fuqaha dan masakin diberikan dalam jumlah
besar, disamping itu mereka dijamin oleh pemerintah selama satu tahun
agar tidak berkekurangan.
C. Sistem ekonomi dan kebijakan pada masa Khulafaurrasyidin
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-635 M)
Abu Bakar dilahirkan dua setengah tahun setelah tahun gajah atau lima
puluh setengah tahun sebelum dimulainya hijrah. Abu Bakar termasuk suku
Quraisy dari bani Taim dan silsilah keturunannya sama dengan Rasulullah SAW
dari garis ke-7.7
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah
Islam yang pertama. Abu Bakar merupakan pemimpin agama sekaligus kepala
Negara kaum muslimin. Masa pemerintahannya hanya berlangsung selama dua
tahun, Abu Bakar banyak menghadapi persoalan negeri yang berasal dari
kelompok yang murtad, nabi palsu, dan pembangkangan zakat.8 Pada akhirnya
perang terhadap kemurtadan ini berakhir dan kemenangan berada di tangan
Khalifah Abu Bakar. Pemikiran ekonomi yang paling penting dari peristiwa
perang ini adalah Abu Bakar telah mampu membuat prinsip penting dalam
perpajakan Islam, yakni menegakkan zakat sebagai sumber pendapatan negara.9
Khalifah Abu Bakar melakukan bermacam kebijakan ekonomi seperti yang
telah dilakukan Rasulullah. Ia sangat teliti dalam penghitungan zakat. Hasil
pengumpulan zakat tersebut dijadikan sebagai pendapatan negara dan disimpan

7
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017,
h, 63.
8
Listiawati, Pertumbuhan dan Pendidikan Ekonomi Islam Analisis Kesejarahan, Jakarta:
KENCANA, 2016, h, 85.
9
Yadi Janwari, Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Rasulullah Hingga Masa Kontemporer,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016, h, 47-48.
dalam Baitul Mal. Prinsip yang diterapkan Abu Bakar dalam pendistribusian harta
Baitul Mal adalah kesamarataan, yakni memberikan jumlah yang sama kepada
semua sahabat Rasulullah SAW dan tidak membeda-bedakan antara sahabat yang
terlebih dahulu memeluk Islam dengan sahabat yang kemudian, antara hamba
dengan orang merdeka dan antara pria dengan wanita. Selama masa pemerintahan
Abu Bakar, harta Baitul Mal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu yang
lama karena harta Baitul Mal langsung didistribusikan kepada seluruh kaum
muslim, bahkan ketika Abu Bakar wafat, dalam perbendaharaan negara hanya
ditemukan satu dirham.10 Apabila pendapatan meningkat, seluruh kaum muslimin
mendapat manfaat yang sama dan tidak ada seorangpun yang dibiarkan dalam
kemiskinan.11
2. Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
Umar bin Khattab lahir di Makkah tahun 40 sebelum Hijriah. Silsilahnya
berkaitan dengan garis keturunan Rasulullah SAW pada generasi kedelapan. Ia
salah satu dari tujuh belas orang Mekkah yang terpelajar ketika kenabian
dianugerahkan kepada Muhammad al-Amin, Umar masuk Islam diusianya yang
ke 27 tahun.12
Masa kepemimpinan Umar bin Khattab berlangsung selama sepuluh tahun,
selama masa itu Umar bin Khattab banyak melakukan ekspansi hingga wilayah
Islam meliputi Jazirah Arab, sebagian wilayah kekuasaan Romawi dan seluruh
wilayah kerajaan Persia, termasuk Irak.13
Setelah melakukan musyawarah dengan para pemuka sahabat, Khalifah
Umar bin Khattab memutuskan untuk tidak menghabiskan seluruh harta baitul
maal sekaligus, tetapi dikeluarkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan yang
ada, bahkan disediakan dana cadangan. Baitul maal secara tidak langsung
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan fiskal negara Islam, dan Khalifah
merupakan pihak yang berkuasa penuh terhadap harta baitul maal.14

10
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016,
h, 57.
11
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 90.
12
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 68.
13
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,...h, 58.
14
Ibid, h. 59-60.
Selama sepuluh tahun masa kepemimpinan, banyak kemajuan yang dialami
umat Islam, dapat dikatakan pemerintahan Umar merupakan abad keemasan
dalam sejarah Islam.15 Prinsip yang diterapkan Khalifah Umar bin Khattab dalam
mendistribusikan harta baitul maal adalah prinsip keutamaan. Ia berpendapat
bahwa kesulitan yang dihadapi umat Islam hendaknya diperhitungkan dalam
menentukan bagian seseorang dari harta negara dan karenanya keadilan
menghendaki usaha seseorang serta tenaga yang telah dicurahkan dalam
memperjuangkan Islam harus dipertahankan dan dibalas dengan sebaik-baiknya.16
Namun setelah itu Khalifah Umar menyadari bahwa cara yang dipakainya tersebut
keliru, karena berdampak negatif terhadap strata sosial dan kehidupan masyarakat.
Khalifah Umar pun bertekad akan mengubah kebijakannya tersebut. Akan tetapi,
sebelum rencana tersebut direalisasikan, Khalifah Umar tewas terbunuh.17
3. Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Utsman bin Affan lahir di Mekkah. Ustman bin Affan termasuk dalam
keluarga besar Umayyah dari suku Quraisy dan silsilah pertaliannya dengan
Rasulullah SAW ialah pada generasi kelima.
Umar bin Khattab membentuk sebuah tim yang terdiri dari enam orang
sahabat untuk menentukan calon penggantinya, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Thalhah, Zubair bin-alAwwam, Sa’ad bin Abi Waqqas dan
Abdurrahman bin Auf. Setelah Umar bin Khattab wafat, tim yang beranggotakan
enam orang sahabat ini melakukan musyawarah dan berhasil menunjuk Utsman
bin Affan sebagai Khalifah Islam ketiga setelah melalui persaingan yang ketat
dengan Ali bin Abi Thalib.18
Selama kepemimpinannya, Utsman bin Affan tidak melakukan inovasi
dalam bidang ekonomi, kebijakan perekonomian yang diterapkannya hanya
meneruskan dari kebijakan-kebijakan dari Khalifah pendahulunya. Dalam
pendistribusian harta baitul maal, Khalifah Utsman bin Affan menerapkan prinsip
keutamaan seperti halnya Umar bin Khattab. Ia juga menerapkan kebijakan
berupa membagi-bagikan tanah negara kepada individu untuk reklamasi dan

15
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 69.
16
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,...h, 64.
17
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 93.
18
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,...h, 78.
kontribusi kepada baitul mal. Dari kebijakannya ini, negara memperoleh
pendapatan sebesar 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham jika dibandingkan
pada masa Umar bin Khattab yang tidak membagi-bagikan tanah tersebut.19
Utsman bin Affan membawa banyak keberhasilan dalam masa awal
pemerintahannya, namun dalam masa enam tahun terkahir kepemimpinannya
justru membawa banyak kekecewaan bagi kaum muslimin, sebaliknya justru
banyak terjadi pejabat yang korup. Pada masa akhir pemerintahan ini banyak
diwarnai kekacauan politik yang berkahir dengan kematian khalifah itu sendiri.20
4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Ali bin Abi Thalib yang kunniyat-nya adalah Abul Hasan, dilahirkan pada
tahun gajah ke-13. Ali merupakan keponakan Rasulullah SAW dan dari suku Bani
Hasyim, yang dipercaya menjaga tempat suci Ka’bah. Ali menikah dengan putri
Rasulullah Fatimah Az-Zahra dan dikaruniai dua putra, Hasan dan Husein.21
Setelah diangkat menjadi Khalifah Islam keempat oleh segenap kaum
muslimin, Ali bin Abi Thalib mengambil beberapa tindakan secara langsung,
seperti memberhentikan para pejabat yang korup, membuka kembali lahan
perkebunan yang sebelumnya telah diberikan kepada orang-orang kesayangan
Utsman, dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan Umar bin Khattab.22
Ali berkuasa selama lima tahun. Sejak awal dia selalu mendapatkan
perlawanan dari kelompok yang bermusuhan dengannya, pemberontakan kaum
Khawarij dan peperangan berkepanjangan dengan Muawiyah yang
memproklamirkan dirinya sebagai penguasa yang independen di daerah Syiria dan
Mesir.23
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengambil langkah penting pada masa
pemerintahannya yaitu pencetakan mata uang koin atas nama nagara Islam. Hal
ini menunjukan bahwa pada masa pemerintahan tersebut, kaum mulimin telah
menguasai teknologi peleburan besi dan percetakan koin. Namun, uang yang
dicetak oleh kaum muslimin itu tidak dapat beredar dengan luas karena

19
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 96.
20
Listiawati, Pertumbuhan dan Pendidikan Ekonomi Islam Analisis Kesejarahan, h, 106.
21
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 99.
22
Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,...h, 82.
23
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 99.
pemerintahan Ali bin Abi Thalib berjalan sangat singkat seiring dengan
terbunuhnya sang Khalifah pada tahun keenam pemerintahannya.24
D. Sistem ekonomi dan kebijakan fiskal abad pertengahan
1. Al-Ghazali (451-505 H/1055/1111M)
Beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad ath-
Thusi asy-Syafii al-Ghazali, lebih terkenal dengan Imam al-Ghazali atau Hujjah
al-Islam Beliau dilahirkan pada tanggal 14 Jumadil Akhir 50 H/18 Desember
1058 di Thus yang pada waktu itu termasuk wilayah Khurasan, Persia atau Iran
pada saat ini.
Al-Ghazali dikenal memiliki pemikiran yang luas dalam berbagai bidang.
Bahasaan nya tentang ekonomi dapat ditemukan dalam karya monumental nya
ihya ‘ulum al-Din. Dalam pandangan al-Ghazali, kegiatan ekonomi merupaka
amal kebajikan yang dianjurkan dalam islam. Kegiatan ekonomi harus ditujukan
mencapai maslahah untuk memperkuat sifat kebijaksanaa, kesederhanaa, dan
keteguhan hati manusia. Lebih jauh al-Ghazali membagi manusia kedalam 3
kategori, yaitu: pertama, orang yang kegiatan hidupnya sedemikian rupa sehingga
melupak tujua-tujuan akhirat, golongan ini akan celaka, kedua, orang yang sangat
mementingkan tujuan akhirat dari pada tujuan duniawi, golongan ini akan
beruntung, ketiga, golongan pertengahan/kebanyakan orang, yaitu mereka yang
kegiatan duniawi nya sejalan dengan tujuan-tujuan akhirat.
Bagi al-Ghazali pasar merupakan bagian dari “keteraturan alami”. Dalam
al-Ihya, ia menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar. Ia mengibaratkan
uang sebagai cermin. Cermin tidak punya warna namun dapat merefleksikan
semua warna. Jadi, uang tidak punya harga namun dapat merefleksikan semua
harga. Uang bukan komoditas sehingga tidak dapat diperjual belikan.
Memperjualbelikan uang ibarat memenjarakan uang, sebab hal ini dapat akan
mengurangi jumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar. Uang dapat saja tidak
terbuat dari emas atau perak, misalnya uang kertas, tetapi pemerintah wjib
menyatakannya sebagai alat pembayaran yang resmi. Ia menyatakan bahwa
pemalsuan uang (maghsyusy) sangat berbahaya karna dampaknya berantai,
bahkan lebih berbahaya dari pada pencurian uang.

24
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,....h, 98.
Al-Ghazali juga banya menyoroti kegiatan-kegiatan bisnis yang dilarang
atau diperbolehkan dalam pandangan Islam. Riba merupakan praktik
penyalahgunaan fungsi uang dan berbahaya, sebagaimana juga penimbunan
bahan-bahan pokok untuk kepentingan individual. Ia juga menganggap bahwa
korupsi dan penindasan merupakn faktor yang dapat menyebabkan penurunan
ekonomi, karnanya pemerintah harus memberantasnya. Pemerintah tidak
diperbolehkan memungut pajak melebihi ketentuan syariat, kecuali jika sangat
terpaksa.25
2. Ibn Taimiyah (661-728 H/1263-1328 M)
Nama lengkapnya adalah Taqi al-din Ahmad bin Abd. Al-Halim bin Abd.
Salam bin Taimiyah. Ia lahir di Harran 22 Januari 1263 M (10 Rabbiual Awal 661
H). Ayah nya Abdal-Halim, paman nya Fakhruddin dan kakenya Maduddin
merupakan ulama besar dari mahzab Hambali. Ibnu Taimiyah adalah seorang
fuqaha mempunyai pemikiran dalam berbgai bidang ilmu yang luas, termasuk
dalam bidang ekonomi. Pemikiran nya yang revolusioner yakni gerakan tajdid
(pembaharu) dan ijtihadnya dalam bidang muamalah, membuat namanya terkenal
di seluruh dunia.
Fokus perhatian Ibnu Taimiyah terletak pada masyarakat, fondasi moral dan
bagaimana mereka harus membawakan diri nya sesuai dengan syariah. Ia juga
mendiskusikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku ekonomi
individu dalam kontek hidup bermasyarakat, seperti akad dan upaya menaatinya,
arga yang wajar dan adil, pengawasan pasar, keuangan Negara dan peranan
Negara dalam pemenuhan kebutuhan hidup rakyatnya. Dan transaksi ekonomi
focus perhatian ibnu Taimiyah tertuju pada keadilan yang hanya dapat terwujud
jika semua akad berdasarkan kepada kesediaan menyepakati dari semua pihak.
Agar lebih bermakna kesepakatan ini harus didasarkan kepada informasi yang
memadai.
Pandangan Ibnu Taimiyah tentang kebijakan pubik juga meliputi
pembahasan tentang pengaturan uang, peraturan tentang timbangan dan ukuran,
pengawasan harga serta pertimbangan pengenaan pajak yang tinggi dalam
keadaan darurat. Secara umum, pandang-pandangan ekonomi Ibnu Taimiyah

25
Ibid, h,163
cenderung bersifat normatif. Namun demikian terdapat beberapa wawasan
ekonominya yang dapat di katagorikan sebagai pandangan ekonomi positif.26
3. Ibnu Khaldun (732-808 H/1322-1404 M)
Ibnu khaldun di lahirkan di Tunisia pada awal bulan Ramadhan 732 H/ 27
Mei 1332 M. Ia mempunyai nama lengkap Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibn
Khadun. Waliudin adalah gelar yang diberikan kepadanya sewaktu ia menjabat
sebagai qadhi di mesir. Ibnu Khaldun merupakan ekonom Muslim yang terkenal
karna sedemikian cemerlang dan luas bahasan nya tentang ekonomi. Ia menulis
buku muqadimah. Dalam bukunya muqadimah ibnu Khaldun memberikan
bahasan yang luas terhadap teori nilai, pembagian kerja dan perdagangan
internasional, hokum permintaan dan penawaran, konsumsi, produksi, uang,
siklus perdagangan, keuangan publik, dan beberapa bahasan makroekonomi
lainnya.
Secara umum Ibnu Khaldun sangat menekankan pentingnya suatu sistem
pasar yang bebas. Ia menentang intervensi Negara terhadap masalah ekonomi dan
percaya akan efisiensi sitem pasar bebas. Ia juga telah membahas tahap
pertumbuhan dan penurunan perekonomian dimana dapat saja berbeda antara satu
Negara dengan Negara lain nya.
Analisis Ibnu Khaldun dalam teori perdagang Internasional dan hubunngan
harga Internasional juga sangat cemerlang, ia menghubungkan perbedaan tingkat
harga antar Negara dengan ketersediaan faktor-faktor produksi sebagaimana
dalam teori perdagangan Internasional modern. Pandangan Ibnu Khaldun
dilengkapi dengan analisis tentang pertukaran di antara Negara miskin dengan
kaya, hasrat untuk eksport impor, dampak struktur perekonomian terhadap
pembangunan dan pentingnya kekayaan intelektual bagi proses pertumbuhan.
Dalam pandangan Ibnu Khaldun emas dan perak memiliki fungsi penting
dalam perekonomian, sebagaimana ia nyatakan “Tuhan telah menciptakan dua
logam mulia, emas dan perak, yang dapat digunakan untuk mengukur nilai dari
berbagai komoditas. Logam-logam ini juga biasa digunakan oleh manusia untuk
alat menyimpan kekayaan atau benda berharga. Meskipun manusia kadang

26
Ibid, h, 206.
menyimpan benda-benda lain, tetapi biasanya juga dimaksudkan untuk
memperoleh emas atau perak”.
Ibnu Khaldun menekankan pentingnya ide-ide baru dalam praktek industry
dan kerajinan, serta menganggap bahwa ekspansi pasar merupakan masalah
krusial dalam hal ini. Dalam hal penawaran tenaga kerja ia berpendapat bahwa
jika tingkat upah berada diatas titik tertentu maka penawaran tenaga kerja justru
akan menurun, sebagaimana dikenal sebagai backward sloping supply curve
dalam teori ekonomi modern, sedangkan pembahasannya tentang siklus
perdagangan telah jauh mendahului teori Hicks.27

4. Kebangkitan studi ekonomi Islam


Kajian ekonomi Islam mulai memasuki dunia akademis dan kalangan
pemerintahan pada abad ke-20, pada era pemikiran Islam ini banyak usaha-usaha
yang telah dilakukan ekonom muslim, seperti pembahasan tentang riba, monopoli
harga, bank, asuransi, kebebasan ekonomi, campur tangan pemerintah dalam
aktivitas ekonomi, solidaritas, jaminan sosial dan lain-lain. Pada perbankan, banyak
negara yang sudah memiliki bank-bank Islam sebagai perantara keuangan yang
mengklaim menawarkan alternatif bebas bunga dan dengan demikian lebih unggul
secara moral daripada perbankan konvensional.28
Dikalangan akademisi, mulai memasukkan kajian ekonomi Islam sebagai
materi perkuliahan terendiri di perguruan tinggi. Sebagai pelopor pertama gebrakan
ini adalah Universitas Al-Azhar, memasukkan ekonomi Islam sebagai materi
perkuliahan yang independen di Fakultas Perniagaan dan Fakultas Syariah tahun
1961.
Di Indonesia, kajian ekonomi Islam mulai mencuat ke permukaan yang
sebenarnya sudah muncul pada tahun 1937 yang dirintis oleh KH. Mas Mansur,
ketua pengurus besar Muhammadiyah periode 1937-1944 ini telah melahirkan
pendapatnya dalam majalah Majelis Tabligh “Siaran”, beliau berpendapat, bahwa
bunga bank sama dengn riba. Adapun penggunaan jasa bank konvensional sebagai
hal yang terpaksa dilakukan karena umat Islam belum mempunyai bank yang bebas

27
Ibid, h, 225.
Timue Kuran, “Islamic Economic and The Islamic Subeconomy”, Journal of Economic
28

Perspectives, Vol.9, No. 4, 1995.


dari unsur riba. Sedangkan pada masing-masing bank syariah memiliki Dewan
Pengawas Syariah sendiri terdiri dari para ahli hukum Islam terkemuka yang
menghakimi kompatibilitas produk dengan ajaran Islam. Dari tulisan itu sebetulnya
tersirat adanya keinginan untuk mengaplikasikan sistem ekonomi Islam di dunia
perbankan dengan mendirikan bank yang bebas bunga. Namun, keinginan itu hanya
sebatas wacana karena belum tersahuti.
Keinginan itu mulai tersahuti dengan diangkatnya Lokakarya Bunga Bank
dan Perbankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 19 sampai 22 Agustus
1990 di Cisarua Bogoor. Hasil lokakarya itu dikuatkan dengan Musyawarah Nasional
Majelis Ulama Indonesia IV di Jakarta tanggal 22 Agustus 1990 yang
mengamanatkan MUI pusat untuk mengupayakan berdirinya sebuah bank yang
beroperasi berdasarkan syariat Islam. Akhirnya, diresmikanlah Bank Muamalat
Indoensia pada tanggal 1 mei 1992 yang merupakan tanda dimulainya dan
terwujudnya ekonomi Islam di Indonesia. Sekarang di Indoensia kajian tentang
ekonomi Islam telah memasuki dunia perguruan tinggi. Ia menjadi materi
perkuliahan tersendiri di berbagai perguruan tinggi Islam maupun umum. Bahkan
sudah banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan ekonomi Islam.29

29
Nabilla Savhira, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Artikel Ekonomi. http://academia.edu

Anda mungkin juga menyukai