Delusi
Delusi
(GANGGUAN DELUSI)
A. Definisi
Gangguan psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
adanya halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku kacau, pembicaraan
kacau yang pada umumnya disertai tilikan yang buruk. Waham atau delusi
adalah kepercayaan yang salah, berdasarkan simpulan yang salah tentang
kenyataan eksternal, yang dipegang teguh meskipun apa yang diyakini
semua orang merupakan bukti-bukti yang jelas dan tak terbantahkan.
Delusi atau waham adalah keyakinan yang salah dan tidak realistis,
tidak sejalan dengan kenyataan, dan pada umumnya tidak diterima bagi
orang lain dari latar belakang budaya yang sama. Isi waham dapat berupa
rasa curiga hingga waham kebesaran. Hipersensitivitas dan terlampau
waspada yang lebih besar pada pikiran paranoid dapat fungsional atau
sehat jika terlihat pada tingkat yang lebih rendah di lingkungan tertentu
(Kin, 1996).
Klien gangguan waham dan gangguan psikotik singkat biasanya
memiliki fungsi premorbid yang lebih baik dari klien skizofrenia dan dapat
menunjukkan lebih sedikit stigmata penyakit kronik. Klien ini tidak
memiliki gangguan fungsi yang sama dengan klien skizofrenia. Isi waham
berkaitan dengan ansietas atau ketakutan klien. Gambaran inti gangguan
waham (paranoid) adalah terjadinya waham atau sistem waham yang
biasanya menetap, tidak memiliki dasar organik yang teridentifikasi dan
tidak disebabkan oleh skizofrenia atau gangguan mood.
B. Etiologi
Sama halnya dengan gangguan psikotik lainnya, penyebab pasti
delusi tidak diketahui dengan pasti. Para peneliti melihat adanya berbagai
1
macam faktor yang ikut andil dalam terjadinya delusi seperti genetik,
biologi, lingkungan dan juga faktor psikologi.
1. Genetik. Delusi kebanyakan terjadi pada individu dengan riwayat
keluarga yang juga mengalami delusi atau skizofrenia.
2. Biologi. Peneliti mempelahari adanya ketidaknormalan pada area
tertentu di otak yang menyebabkan berkembangnya delusi.
3. Lingkungan/psikologi. Adanya bukti yang menunjukkan delusi
dicetuskan oleh stress. Alkohol dan juga penggunaan obat terlarang
juga memberikan kontribusi terjadinya delusi.
2
D. Tanda dan Gejala
3
5. Waham Somatik. Begitu yakin bahwa ia mengalami
gangguan kesehatan, padahal nyatanya tidak setelah dibuktikan dengan
pemeriksaan.
6. Tipe campuran. Seseorang memiliki dua atau lebih gangguan waham
seperti di atas.
E. Asuhan Keperawatan
1.Diagnosa Keperawatan
4
Rasional : dengan mengetahui penyebab, maka akan mempermudah
dalam melakukan tindakan keperawatan.
3. Diskusikan, anjurkan serta arahkan klien berpikir secara realita.
Rasional : klien dapat melakukan hal-hal yang realita sesuai
dengan kenyataan.
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien terutama terhadap
perubahan isi pikir klien.
Rasional : keluarga merupakan support sistem yang baik untuk
mendukung penyembuhan klien.
b. Perubahan isi pikir : waham kebesaran berhubungan dengan menarik diri
a. Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham
kebesaran
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri
dengan kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
2. Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian
berhubungan dengan orang lain.
c. Intervensi dan rasional
1. Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga
dapat mengenali tanda-tanda menarik diri.
Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri
sehingga memudahkan perawat memberikan intervensi
selanjutnya.
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
terutama penyebab prilaku menarik diri.
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku
menarik diri dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi
tindakan yang dilakukan.
3. Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian bila tidak mau berhubungan dengan
orang lain.
5
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau
berhubungan dengan orang lain
c. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan konsep
diri, harga diri rendah.
a) Tujuan umum : klien mau berinteraksi sosial dan tidak menarik diri.
b) Tujuan khusus : dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan
digunakan dengan kriteria evaluasi, dapat
mengungkapkan kemampuan yang dimiliki.
c) Intervensi dan rasional
1. Diskusikan dan anjurkan klien untuk melakukan kegiatan sesuai
kemampuan yang masih dapat dipergunakan selama sakit.
Rasional : memberi kesempatan pada klien untuk melakukan
kegiatan sesuai kemampuan hingga klien merasa harga dirinya
meningkat.
2. Anjurkan klien meminta obat pada petugas dan dapat merasakan
manfaat.
Rasional : memastikan klien minum obat.
1) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien
(nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat
penghentian obat)
2) Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien
yang memerlukan konsultasi segera.
3) Latih cara merawat.
4) Latih keluarga perawatan lanjutan untuk pasien.