Anda di halaman 1dari 12

OBJEK I

PENGENALAN ALAT, PENYIAPAN MEDIA DAN STERILISASI

I. TUJUAN
1. Mengenal dan mengetahui bentuk susunan dan sifat media.
2. Memahami syarat-syarat media yang baik.
3. Dapat membuat media sesuai dengan ketentuan.
4. Memahami cara sterilisasi media.

II. TEORI DASAR

2.1 Penggunaan alat

A. Penggunaan Autoklaf
Autoklaf dipakai untuk sterilisasi dari medium. Waktu sterilisasi
dihitung pada saat suhu dan tekanan yang diperlukan sudah tercapai. Matikan
aliran listrik ke autoklaf jika waktu sterilisasi telah selesai dan biarkan
tekanan turun sampai jarum penunjuk tekanan menunjukkan angka 0 (nol).
Keluarkan semua larutan atau medium yang sudah steril.
Jangan mempercepat pengeluaran uap untuk menurunkan tekanan,
karena dapat mengakibatkan terlepasnya sumbat kapas pada lab atau tabung
atau mencuratnya larutan hingga membasahi kapas.
B. Pengunaan Oven

Oven dipakai untuk sterilisasi alat-alat gelas yang sebelumnya sudah


dibungkus kertas koran / aluminium foil. Suhu oven dapat mencapai 200ᵒC.
Untuk sterilisasi cukup digunakan suhu 160ᵒC selama 2 jam. Sebab pada suhu
170ᵒC kertas pembungkus dan kapas mulai gosong. Peralatan gelas yang
belum kering betul setelah dicuci, jangan dibungkus dan disterilkan karena
dapat menyebabkan keretakan gelas. Pintu oven jangan dibuka sebelum
suhunya turun sampai suhu kamar. Hal ini untuk menghindari keretakan gelas
atau masuknya udara yang mengandung partikel debu.
a. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses membebaskan suatu sediaan dari semua


mikroorganisme hidup (patogen/non patogen, vegetatif/non vegetatif). Alasan
dilakukannya sterilisasi adalah mencegah transmisi penyakit, mencegah
pembusukan material oleh mikroorganisme, mencegah kompetisi nutrien
dalam media pertumbuhan.

Cara sterilisasi di bagi menjadi 4 yaitu :

1. Secara fisika
a. Sterilisasi panas.
 Panas basah : SWD, autoklaf, penggodokan, tindalisasi,
pasteurisasi.
 Panas kering : flambeer, oven.
b. Radiasi UV.
2. Irradiasi ionisasi
 Radiasi elektromagnetik.
 Radiasi partikel.
3. Reaksi penyinaran.
4. Secara kimia
a. Dengan menggunakan gas.
b. Dengan penambahan bahan-bahan kimia.
5. Sterilisasi dengan penyaring bakteri.
6. Sterilisasi dengan cara aseptik.
b. Penyiapan Media

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan


(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk
memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang
diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa organik (protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat
gerakan dari suatu gerakan mikroorgansime apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50 %.

Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7


golongan yaitu:

1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang


bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh
nutrient agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, potato
dextrosa agar (PDA) untuk menstimulasi pertumbuahn fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media) media yang ditambahkan
bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba
yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikroba. Contoh chocolate media dan yeast-extract-
poptasium nitrat agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan
berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
kimia atau regensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang
tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga
dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu
dengan bantuan bakteri, misalnya medium untuk menguji vitamin-
vitamin, antibiotika dan lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang
digunakan utuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan,
misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E.coli air
sumur.

Media biakan untuk pertumbuhan bakteri terdapat dalam bentuk


padat, semi padat dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan
agar. Setelah media biakan disiapkan, media harus disterilkan terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan untuk membiakan mikroorganisme setelah
disterilkan media biakan siap dipakai. Media biakan yang telah disterilkan
harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat
disekelilingnya. Dalam laboratorium sterilisasi medium menggunakan
autoklaf yang menggunakan uap air, pada suhu 121ᵒC selama 15 menit.

Secara kimiawi media dipilih menjadi sintetik dan nonsintetik.

a. Media sintetik, kandungan dan isi bahan yang ditambahkan diketahui


secara terperinci, sering untuk mempelajari sifat faali dan genetika
mikroba, harganya juga lebih mahal.
b. Media non sintetik, menggunakan bahan yang terdapat di alam,
bahan-bahan ini tidak diketahui kandungannya secara terperinci.
Contoh bahan yang sering digunakan dalam media non sintetik
adalah ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi dan kaldu daging. Media
non sintetik sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi
karena harganya yang murah.
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
 Corong
 Oven
 Kertas koran
 Kapas
 Kain kasa
 Erlemeyer
 Beker glass
 Autoklaf
 Pipet takar
 Timbangan analitik.
3.2 Bahan
3.2.1 Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
 Daging tanpa lemak 500 gram
 Pepton 5 gram
 Agar-agar 15 gram
 Aqua dest 1000 ml
3.2.2 Pembuatan Media Agar Kentang Dekstrosa (PDA)
 Kentang yang baik 200 gram
 Dekstrosa 10 gram
 Agar-agar 15 gram
 Aqua dest 1000 ml
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
a. Daging dibersihkan dari lemak dan dicuci.
b. Daging digodof sebanyak 1 liter, biarkan mendidih selama 25
menit.
c. Air godogan di saring, air saringannya (kaldu) disimpan
dalam lemari es selama 24 jam. Endapan dibuang, kaldu
dicairkan dan disaring lagi.
d. Larutkan pepton dan agar-agar kedalam kaldu sampai rata,
masukan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan, sumbat
dengan kapas.
e. Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit.
3.3.2 Pembuatan Media Agar Kentang Dekstrosa (PDA)
a. Kentang dicuci sampai bersih, dipotong kecil-kecil kemudian
dimasak selama 1 jam. Volume air dijaga supaya tetap
dengan menambahkan air terus menerus.
b. Air disaring, kedalamnya dimasukkan dekstrosa dan agar-
agar sampai larut dengan baik.
c. Tuangkan kedalam tabung sesuai dengan kebutuhan, sumbat
dengan kapas.
d. Sterilkan dalam autoklaf selamaa 15 menit.
3.3.3 Sterilisasi Media
a. Sebelum melakukan sterilisasi periksa terlebih dahulu
banyaknya air dalam autoklaf.
b. Masukan media yang disterilkan, kemudian tutup dengan
sekrup pengaman.
c. Nyalakan api dan biarkan katup uap/udara tetap terbuka
sehingga semua udara di dalam autoklaf diganti dengan uap,
lalu tutup katup uap/udara.
d. Pergantian udara dengan uap ini diikuti oleh peningkatan
tekanan dan suhu. Pada saat tekanan mencapai 15 lbs dan
suhu meningkat 121ᵒC. Proses sterilisasi dimulai. Waktu
yang diperlukan untuk mensterilisasi media sekitar 12-20
menit.
e. Setelah proses sterilisasi, api dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun sehingga mencapai 0. Autoklaf tidak boleh
dibuka sebelum tekanan mencapai 0 karena cairan dalam
tabung atau labu dapat tumpah keluar disebabkan penurunan
suhu yang mendadak.
f. Buka autoklaf, kemudian ambil labu atau tabung dengan
sarung tangan tahan panas. Perhatikan bahwa peralatan dan
cairan yang baru dikeluarkan dari autoklaf bersuhu tinggi
sehingga dapat menimbulkan luka bakar.
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Gambar Alat Untuk Sterilisasi
No Nama alat Gambar
1 Autoklaf

2 Oven

3 Laminar air flow (LAF)

4 Inkubator
V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan sterilisasi dan penyiapan


media untuk pertumbuhan bakteri. Kami melakukan sterilisasi menggunakan
alat-alat seperti autoklaf, oven, pemijaran langsung dan laminar air flow
(LAF). Dimana autoklaf merupakan alat elektrik yang digunakan sebagai alat
sterilisasi untuk berbagai macam alat dan bahan yang akan disterilkan. Prinsip
dari autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan
basah dibandingkan dengan keadaan kering. Panas lembab sangat efektif
meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap air
terkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak
686 kalori per gram uap air pada suhu 121ᵒC. Panas ini akan
mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada mikroorganisme
hidup dan dengan demikian mematikannya.

Oven merupakan alat yang digunakan untuk proses sterilisasi dengan


menggunakan udara panas daan kering. Dimana oven berfungsi untuk
mensterilkan berupa alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip kerja alat ini
adalah dengan menghancurkan lisis mikroba dengan menggunakan udara
panas kering. Mekanisme kerja oven yaitu adanya konduksi panas dan adanya
absorbsi oleh permukaan panas. Oven dapat mensterilkan barang-barang
dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut
didapatkan secara elektrik. Barang-barang disterilkan oleh oven antara lain
seperticawan petri, tabung reaksi, pipet, labu erlemeyer.

LAF adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptik karena
mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga menjadi
steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. LAF adalah
tempat yang digunakan untuk melakukan inokulasi mikrobiologi. Didalam
LAF ditiupkan udara yang bersih dan steril. Udara yang ditiupkan ini sudah
melalui proses penyaringan melalui filter yang sangat halus yang dinamakan
HEPA sehingga tidak terjadi kontaminasi dari udara. Pada alat ini dilengkapi
dengan lampu UV. Lampu UV ini berfungsi mematikan mikroba sumber
kontaminan yang berada pada udara, sehingga udara yang ditiupkan adalah
udara yang bersih dan steril.

Pembakar bunsen merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran


serta dapat juga digunakan sebagai alat sterilisasi mikroba. Lampu spiritus
juga mempunyai fungsi lain yaitu mengamankan praktikan pada saat
melakukan penanaman medium. Cara menggunakan bunsen ini yaitu dengan
membakar sumbu lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar.
Selain itu, alat ini juga digunakan dalam pengerjaan secara aseptik yaitu
dengan mendekatkan disekitar tempat pengerjaan mikroba untuk menghindari
terjadinya kontaminasi.

Sterilisasi alat-alat ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi


mikroba agar mikroba yang tumbuh tidak terganggu nutrisinya pada media
pertumbuhan oleh mikroba pencemar yang terdapat pada alat-alat yang di
pakai selama proses praktikum.

Selanjutnya kami melakukan pembuatan media NA dan PDA. NA dan


PDA yang digunakan mempunyai konsentrasi : NA 20 gram/1 L, PDA 39
gram/1 L. Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah
lingkungan kehidupannya harus sesuai dengan pertumbuhan mikroba agar
tidak terganggunya nutrisi oleh mikroba pencemar yang ada dalam media.
Media harus mengandung air untuk menjaga kelembapannya dan untuk
pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral,
vitamin, dan gas). Tekanan osmose harus isotonik, Ph umumnya netral tapi
ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media adalah suatu
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba terdiri atas campuran
nutrisi atau zat-zat makan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makan.
Selain untuk menumbuhkan mikroba, media juga dapat digunakan
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba.
2. Sterilisasi dilakukan agar mikroba pencemar tidak mengganggu
pertumbuhan mikroba pada media pertumbuhan.
3. Media NA biasanya digunakan untuk biakan bakteri.
4. Media PDA biasanya digunakan untuk biakan jamur.
5. Alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi yaitu : autoklaf, oven,
LAF, api bunsen.
6.2 Saran
Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dan gunakan
standar dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, ria. Dkk. 2019. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi.


Padang : STIFI PERTINTIS PADANG.

Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. UI: Jakarta.

Dwidjoseputro.D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Hadioetomo,R. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium


Mikrobiologi. Gramedia : Jakarta.

Irianto, koes. 2006. Mikrobiologi Jilid I. Yrama widya : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai