FRAKTUR
Penguji :
dr. M. Amar Latief, Sp. Rad
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkah
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini. Tujuan utama pembuatan
laporan kasus ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai abortus komplit
serta untuk melengkapi syarat dalam menempuh program pendidikan profesi
dokter di bagian Ilmu Radiologi. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pembimbing dr. M. Amar Latief, Sp. Rad yang telah
memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian laporan kasus ujian ini juga
untuk dukungannya baik dalam mencari referensi yang lebih baik. Selain itu
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang berada dalam
satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan selama
menjalani kepaniteraan ini. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan referat yang akan datang.
Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN
“FRAKTUR”
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1. DEFINISI
Menurut Mansjoer (2000), fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan rudapaksa. Rusaknya
kontinuitas tulang ini dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot,
kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang seperti osteoporosis. Menurut
Sjamsuhidayat (2011), fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total
maupun sebagian (Chairudin Rasjad, 1998). Fraktur dikenal dengan istilah patah
tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan, sudut,
tenaga, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap
terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak lengkap tidak
melibatkan seluruh ketebalan tulang (Sylvia, 2005).
2.3. ETIOLOGI
Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat
kecelakaan lalu lintas. Trauma-trauma lain adalah jatuh dari ketinggian,
kecelakaan kerja, cidera olah raga. Trauma bisa terjadi secara langsung dan tidak
langsung. Dikatakan langsung apabila terjadi benturan pada tulang dan
mengakibatkan fraktur di tempat itu, dan secara tidak langsung apabila titik tumpu
benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan (Rahmad, 1996).
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang. Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki daripada
orang perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan
olahraga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor. Sedangkan pada orang tua, wanita lebih sering mengalami fraktur
daripada laki-laki yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi osteoporosis
yang terkait dengan perubahan hormon pada menopause (Setyono, 2001)
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem. Fraktur terjadi jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Brunner & Suddart,
2002).
Jadi penyebab fraktur adalah:
a. Trauma tulang dikenai tekanan/ stress yang lebih besar
b. Kecelakaan kendaraan bermotor
c. Kecelakaan karena pekerjaan olahraga
d. Osteoporosis
e. Pukulan langsung
f. Gaya meremuk
g. Gerakan puntir mendadak
h. Kontraksi otot ekstrem
2. Fraktur Communited yaitu terdapat lebih dari dua fragmen fraktur yang
biasanya terpecah belah.
a. Communited <50%
b. Communited >50%
c. Butterfly <50%
d. Butterfly>50%
3. Fraktur Segmental
a. Two level
b. Three or more level
c. Longitudinal split
d. Communited
Gambar greenstick fraktur pada radius distal seorang anak. Fraktur tidak
komplit dan tidak meluas ke korteks dorsal
2. Fraktur kompresi. Fraktur ini biasanya terjadi pada orang dewasa dan
secara khas mengenai korpus vertebra atau kalkaneus. Reduksi secara
sempurna jarang terjadi dan pasien mungkin akan mengalami deformitas.
1. Derajat II :Laserasi >1 cm Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap / avulsi
Fraktur kominutif sedangKontaminasi sedang
2. Derajat III :Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit,
otot, dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III
terbagi atas :
a) Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat
laserasi luas / flap / avulsi, atau fraktur segmental / sangat kominutif yang
disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran
luka.
b) Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar
ataukontaminasi massif.
c) Luka pada pembuluh arteri / saraf perifer yang harus diperbaiki
tanpamelihat kerusakan jaringan lunak. (Mansjoer, Arif, 2000).
Fraktur ini disebabkan oleh cedera inversi atau eversi, atau kombinasi kedua
meknisme tersebut. Macam-macam fraktur dapat diklasifikasikan berdasarkan
pada jenis cedera atau jenis fraktur yang terlibat. Jenis fraktur dapat berupa fraktur
unimaleolar (maleolus medial atau lateral), fraktur bimaleolar, fraktur trimaleolar
bila tuberkulum posterior tibia distal terkena, atau fraktur kompleks bila terjadi
fraktur komunitif pada bagian distal dan fibula. Fraktur dislokasi dapat terjadi bila
sendi pergelangan kaki (ankle mortse) terganggu akibat cendera tulang dan
ligamentum.
Fraktur kalkaneus
Gambar fraktur colles pada pergelangan tangan dalam foto AP dan lateral
Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang. Fraktur radius terjadi
dikorpus distal, biasanya sekitar 2cm dari permukan artikular. Fragmen distal
bergeser ke arah dorsal dan proksimal, memperlihatkan gambaran deformitas
“garpu-makan malam”. Kemungkinan dapat disertai dengan fraktur pada proses
stiloideus ulna.
Fraktur Smith
Fraktur ini biasanya akibat terjatuh pada punggung tangan atau pukulan
keras secara langsung pada punggung tangan. Fragmen distal bergeser ke arah
ventral dengan deviasi radius tangan yang memberikan gambaran deformitas
“sekop kebun”.
Fraktur Suprakondiler
Gambar fraktur suprakondiler pada humerus distal seorang anak
Fraktur ini merupakan jenis fraktur siku yang paling sering terjadi pada
anak-anak berusia 3-10 tahun. Sebgian besar fraktur akibat terjatuh pada tangan
terentang dengan hiperekstensi siku. Fragmen distal bergeser ke posterior.
Fraktur Jones
Fraktur ini dapat mengenai basis tulang metatarsal V. Garis fraktur berjalan
secara transversal bila dibandingkan dengan pusat osifikasi, yang berjalan secara
oblik.
FRAKTUR YANG BERKAITAN DENGAN PENINGKATAN RISIKO
NEKROSIS AVASKULAR (AVN)
Tulang skafoid
Gambar fraktur skafoid dengan pergeseran yang disertai dengan fraktur pada
radius distal
Tulang ini adalah tulang karpal yang paling sering mengalami fraktur.
Kebanyakan terjadi dibagian pinggang tulang diikuti dipolus proksimal dan
tuberositas. Cedera yang berkaitan dengan tulang ini antara lain dislokasi
perilunatum dan fraktur radius. Komplikasi terjadinya penyatuan yang lambat
(delayed union) atau tidak terjadinya penyatuan (non union) meningkatkan resiko
osteonekrosis, yang sering mengenai fragmen proksimal.
Kolum femoris
FRAKTUR/DISLOKASI
Galeazzi
Gambar fraktur Galleazi pada radius dengan dislokasi sendi radioulnar distal
Fraktur ini akibat terjatuh dengan terentang dan lengan bawah dalam
keadaan pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan tangan
bagian dorsolateral. Fraktur ini merupakan fraktur sepertiga distal radius dengan
dislokasi sendi radioulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dang
angulasi ke arah dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial.
Monteggia
Fraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan bawah yang dipaksakan
saat jatuh atau pukulan secara langsung pada bagian dorsal sepertiga proksimal
lengan bawah. Fraktur ini terdiri dari fraktur ulna proksimal dengan angulasi
anterior yang disertai dengan dislokasi anterior kaput radius.
Fraktur ini merupakan fraktur yang paling sering disebabkan oleh dislokasi
karpal. Proyeksi frontal (AP) memperlihatkan fraktur skafoid dengan jelas, namun
pandangan lateral menunjukan pergeseran tulang kapitatum ke arah dorsal yang
berhubung dengan tulang lunatum, yang tetap berartikulasi dengan radius distal,
oleh karena itu, disebut dislokasi periulnar.
Fraktur Maisonneuve
Terjadi fraktur fibula proksimal yang disebabkan oleh robekan pada
membrana interoseus dan sindesmosis tibiofibularis distal. Kemungkinan juga
disertai dengan robek ligamentum deltoid atau fraktur maleolus medialis yang
menyebabkan pelebaran kompartemen sendi medial.
Fraktur Lisfranc
Gambar dislokasi fraktur lisfranc kaki
Fraktur ini biasanya terjadi sesudah jatuh dari ketinggian atau saat menuruni
tangga pesawat terbang. Ligamentum Lisfranc yang terletak antara tulang
kuneiform I dan basis tulang metatarsal II terputus atau mengalami avulsi pada
tempat insersinya. Terdapat 2 variasi cedera, yaitu dislokasi homolateral
metatarsal I sampai V dan perpindahan lateral divergen metatarsal II sampai V
dengan pergeseran tulang metatarsal I ke medial atau dorsal. Fraktur yang terkait
antara lain fraktur yang terjadi pada basis metatarsal II dan yang lebih jarang,
pada tulang metatarsal III, Kuneiform I atau tulang kuboid.
b. Fleksi-rotasi
Terjadinya dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi ini stabil
walaupunterjadi kerusakan pada ligamen posterior termasuk kapsul sendi
apofiseal yang bersangkutan. Tampak dislokasi anterior korpus vertebra. Vertebra
yang bersangkutan dan vertebrae proksimalnya dalam posisi oblik, sedangkan
vertebrae distalnya tetap dalam posisi lateral.
c. Hiperekstensi
Fraktur dislokasi hiperekstensi: dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus
artikularis, lamina dm prosesus spinosus. Fraktur avulsi korpus vertebrae
bagian postero-inferior. Lesi tidak stabil karena terdapat kerusakan pada
elemen posterior tulang leher dan ligamen bersangkutan.
Hangman’s fracture: terjadi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior CII
terhadap CIII
Gambar foto lateral vertebra memperlihatkan fraktur hangman
d. Ekstensi-rotasi
Terjadi fraktur pada prsosesu artikularis satu sisi.
e. Kompresi vertikal
Terjadinya fraktur akibat diteruskannya tenaga trauma melalu kepala,
kondilus oksipital, ke tulang leher.
Bursting fracture dari atlas (Jefferson’s fracture)
Bursting fracture vertebrae servikal tengah dan bawah.
Penyatuan
Penyatuan tualang terjadi akibat proses perbaikan tulang yang kompleks
dan terlihat pada foto seperti pembentukan kalus.
Pembentukan Kalus awal
Pada tahap awal, kalus hanya mengandung jaringan fibrosa radiolusen dan
garis fraktur akan terlihat pada foto. Pada tahap yang sedikit lebih lanjut,
terbentuk kalus imatur. Kasus ini membentuk gambaran khas seperti “kapas yang
lembut”. Kalus mungkin terlihat menghubungi fraktur walaupun garis fraktur
tetap terlihat bahkan ketika penyatuan klinis telah terjadi. Pada tahap ini, tidak ada
gerakan pada tempat fraktur bila diberikan stres.
Konsolidasi lanjut
Kalus lunak secara bertahap diubah menjadi tulang matur yang keras.
Keadaan ini adalah tahap konsolidasi lanjut dan dikatakan telah terjadi konsolidasi
jika pada foto terlihat kalus tulang menghubungi fraktur dan tidak tampak garis
fraktur. Kemudian terjadi pembentukan ulang (remodelling) tulang. Rongga
sumsum akhirnya terbentuk dan terbentuklah korteks.
Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh fraktur dapat bersifat sistemik atau lokal
terhadap tulang yang fraktur, jaringan lunak atau persendian yang berdekatan.
Komplikasi lokal yang mengenai tulang antara lain: komplikasi penyatuan,
infeksi, nekrosis avaskular.distrofi refleks simpatik dan gangguan pertumbuhan
pada anak-anak bila yang terkena adalah lempeng pertumbuhan.
Komplikasi lokal nontulang dapat mengenai jaringan lunak dan persendian
yang berdekatan. Diantara cedera jaringan lunak, kondisi yang sering terjadi
adalah trauma terhadap pembuluh darah yang berdekatan dengan tempat fraktur,
sindrom kompartemen dan juga cedera pada saraf dan visera yang berdekatan.
Komplikasi yang mengenai persendian antara lain hemartrosis dan
kekakuan sendi akibat edema dan fibrosis. Osteoartritis pascatrauma dapat
disebabkan oleh kerusakan pada kartilago artikular dan permukaan sendi atau
stres abnormal yang terjadi karena malunion fraktur korpus.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Buckwalter, J. A.,et al. 2000. Orthopaedic Basic Science – Biology and
Biomechanics of The Musculoskeletal System, Second Edition, American
Academy of Orthopaedic Surgeons, United States of America.
Sjamsuhidayat, De Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3). Jakarta:EGC.