Anda di halaman 1dari 3

Arsitektur rasa cinta

Bukan Allah Swt. Memilihkan kita

Kebaikan itu
Tetapi kita berdo’a agar Allah memberikan kekuatan kita dalam memilih

Kala infrastruktur jauh dari kata memadai


Gerah atau terasa kumuh di sini menanti
Melihat tali berselendang memikul kertas putih
Dengan cita membangun negeri

Teruntuk mereka yang bersemangat muda


Pisahkan dusta dari kata
Biarkan rasa yang bicara
Mengkibas gerah

apa yang kau rasa


Gerah atau terasa kumuh tidak bermakna

Di dalam dunia yang penuh kepura-puraan

ketika hati nurani mendatangi

dan jiwa peduli yang teruji

dan terlontar isyu terkini

maka arsitek tanpa sepatu hadir disini

memandang kampung kumuh nan dekil

menjadi kawasan padat penghuni

infrastrutur jauh dari memadai

semakin hari tak manusiawi lagi


pagi hari warga berangkat pergi

tertinggal kardus menjadi dinding

karung plastik dan pengais besi

jemuran kain berwarna-warni

nenek tua dan balita telanjang kaki

hari tertentu diawal malam

arsitek tanpa sepatu dan warga bertemu

dengan selingan musik melayu

sketsa ide bak lembaran komik

menjadi alat komunikasi yang sangat baik

arsitek tanpa sepatu bak saudara baru

seakan senasib dan berusaha bangkit

bukan manusia sekedar mengadu nasib

mereka bagian dari asset negeri

sekarang mereka dirumah layak huni

dengan jalan kampung namanya sendiri

hasil kerja ikhlas dan berbagai strategi

berpedoman ilmu dan kesabaran tinggi

sang arsitek berkarya demi profesi

tak memandang fee ataupun gaji

aku bicara arsitek tanpa sepatu sejati

yang membangun gedung indah dimasa nanti

ditempat yang maha tinggi dan terpuji

Anda mungkin juga menyukai