Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah PengantarPendidikan tentang
Upaya Pendidikan mengatasi masyarakat masa depan.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan penulis makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima
masukan,saran,dan usulan guna penyempurnaan makalah ini. kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Malang, 10 November 2012

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. GAMBARAN MASYARAKAT MASA DEPAN
2. UPAYA PENDIDIKAN MENGHADAPI MASYARAKAT MASA DEPAN
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
3. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang

Selama tiga dasawarsa terakhir, dunia pendidikan Indonesia secara kuantitatif telah
berkembang sangat cepat. Pada tahun 1965 jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 53.233
dengan jumlah murid dan guru sebesar 11.577.943 dan 274.545 telah meningkat pesat
menjadi 150.921 SD dan 25.667.578 murid serta 1.158.004 guru (Pusat Informatika,
Balitbang Depdikbud, 1999). Jadi dalam waktu sekitar 30 tahun jumlah SD naik sekitar
300%. Sudah barang tentu perkembangan pendidikan tersebut patut disyukuri. Namun
sayangnya, perkembangan pendidikan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas
pendidikan yang sepadan. Akibatnya, muncul berbagai ketimpangan pendidikan di tengah-
tengah masyarakat, termasuk yang sangat menonjol adalah: a) ketimpangan antara kualitas
output pendidikan dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, b) ketimpangan kualitas
pendidikan antar desa dan kota, antar Jawa dan luar Jawa, antar pendudukkaya dan penduduk
miskin. Di samping itu, di dunia pendidikan juga muncul dua problem yang lain yang tidak
dapat dipisah dari problem pendidikan yang telah disebutkan di atas.

Pertama, pendidikan cenderung menjadi sarana stratifikasi sosial. Kedua, pendidikan


sistem persekolahan hanya mentransfer kepada peserta didik apa yang disebut the dead
knowledge, yakni pengetahuan yang terlalu bersifat text-bookish sehingga bagaikan sudah
diceraikan baik dari akar sumbernya maupun aplikasinya.

Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilaksanakan untuk meningkatkan


kualitas pendidikan, tetapi sejauh ini belum menampakkan hasilnya. Mengapa kebijakan
pembaharuan pendidikan di tanah air kita dapat dikatakan senantiasa gagal menjawab
problem masyarakat? Sesungguhnya kegagalan berbagai bentuk pembaharuan pendidikan di
tanah air kita bukan semata-mata terletak pada bentuk pembaharuan pendidikannya sendiri
yang bersifat erratic, tambal sulam, melainkan lebih mendasar lagi kegagalan tersebut
dikarenakan ketergantungan penentu kebijakan pendidikan pada penjelasan paradigma
peranan pendidikan dalam perubahan sosial yang sudah usang. Ketergantungan ini
menyebabkan adanya harapan-harapan yang tidak realistis dan tidak tepat terhadap efikasi
pendidikan.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas ,maka akan dirumuskan masalah – masalah yang akan
dibahas dalam bab pembahasan nanti,yaitu :
1. Bagaimana gambaran masyarakat masa depan?
2. Apa upaya pendidikan menghadapi masyarakat masa depan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan gambaran masyarakat masa depan?
2. Menjelaskan upaya pendidikan menghadapi masyarakat masa depan?

BAB II
PEMBAHASAN

I. Gambaran Masyarakat Masa Depan


Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut aka sangat penting sebagai
latar depan segala kebiakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang akan datang.
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu
merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.

1. Kecenderungan Globalisasi
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia,
menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-beda. Menurut
Emil Salim (1990) terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat
dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan
pendidikan.
a. Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya
penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas-batas negara.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai peremuan
tingkat Internasional.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan
budaya-budaya nusantara.
Menurut Selo Sumardjan (1993), dalam proses globalisasi budaya yang kuat dan agresif akan
mempengaruhi budaya yang lemah dan pasif. Budaya yang kuat dan agresif adalah budaya
yang bersifat progresif yang mempunyai ciri-ciri:
a. Mempunyai cara berfikir yang rasional dan realistis.
b. Mempunyai kebiasaan membaca yang tinggi.
c. Mempunyai kemampuan menyerap dan mengmbangkan ilmu pengetahuan dengan cepat
dan banyak.
d. Terbuka terhadap inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru.
e. Mempunyai pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal.
f. Mampu memprediksi dan merencanakan masa depan.
g. Memanfaatkan teknologi yang senantiasa berkembang.
Di dalam era globalisasi sifat rasa kedaerahan, corak kebangsaan tidak lagi secara
dominan dapat ditonjolkan, dunia seolah-olah makin akrap, suatu bangsa tidak lagi merasa
asing bila berada di suatu tempat bangsa lain, pakaian, makanan, dan bahkan bahasa tidak
lagi menentukan identitas suatu bangsa. Pada saat ini hal ini merupakan kecendrungan-
kecendrungan yang kelihatannya semakin nyata menampakkan sosok yang global dan
mendunia.
Era globalisasi terjadi arus lalu lintas perjalanan bangsa-bangsa dari satu negara,
karena adanya sistem tranportasi dan sikap penerimaan dari bangsa-bangsa yang dituju.
Kemudahan transportasi dan sikap penerimaan ini ditunjang oleh keadaan yang makin
mantap dan pelayanan yang semakin memuaskan. Demikian pula masing-masing negara
yang ada di dunia meningkatkan dan menggalakkan pariwisata, disamping sikap masing-
masing bangsa yang suka mengadakan kunjungan ke mancanegara secara terencana.
Misalnya pada masa-masa sebelumnya bangsa kita adalah bangsa yang belum tourist
minded, artinya berkunjung keluar neeri itu bukan suatu gaya hidup, tetapi sekarang, bagi
mereka yang mampu, bepergian ke luar negeri itu memang sudah menjadi suatu rencana,
sudah diarahkan.
Lalu lintas kunjungan inilah yang membuat masing-masing negara menyiapkan suatu
yang sesuai dengan keadaan megara yang mengunjungi, sehingga makanan, pakaian apa yang
ada di Jepang sudah pasti ada di Flipina, begitu juga apa yang ada di Amerika sudah pasti ada
restoran-restoran Indonesia dan sebaliknya, akibat dari mobilitas antar bangsa yang sangat
tinggi.
2. Perkembangan IPTEK

Perkembangan IPTEK yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah
satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan IPTEK tersebut
terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Salah satu hal yang perlu diperkirakan bagi masyarakat masa depan adalah
perkembangan IPTEK. Perkembangan IPTEK demikian cepatnya sehingga sekolah selalu
ketinggalan untuk mengikutinya, sehingga sekolah tidak siap untuk membekali lulusannya
dengan kemajuan IPTEK yang akan ditemui di masyarakat. Misanya di sekolah siswa diberi
pelajaran mengetik dengan microsoft office 2003, padahal sekarang telah umum digunakan
microsoft office 2007, bahkan sudah digunakan pula microsoft office 2010.
Demikian juga pelajaran-pelajaran teknik, pertanian dan pelayan yang ada di sekolah
jauh ketinggalan dengan ada di masyarakat, bidang kesehatan sudah begitu canggih, tetapi
yang ada di sekolah belum seberapa. Sekolah harus mempersiapkan siswa bukan saja untuk
masa kini, tetapi yang lebih penting adalah untuk masa depan yang kita perkirakan pasti
sudah lebih modern dari masa sekarang, terutama dalam bidang IPTEK.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi. Dan di indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan
dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi
tersebut. Sumber pesan mencakup keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem
dan upacara keagamaan sampai dengan, bahkan terutama sistem teknologi dan peralatan.
Tidak terlepas dengan perkembangan iptek, maka masa datang adalah masa dimana
arus komunikasi semakin cepat dan padat, karena cepatnya komunikasi maka informasi
mengenai sesuatunya tidak lagi menunggu waktu sampai kepada seantero dunia, seseorang
semakin cepat memperoleh pengetahuan baru, semakin cepat menguasai dan memakai
penemuan-penemuan baru dan teknologi baru.
Kecepatan arus komunikasi merangsang pihak-pihak tertentu untuk menciptakan dan
menghasilkan sistem dan alat komunikasi yang lebih canggih lagi, sehingga dapat dikatakan
masa datang itu adalah masa era komunikasi.
Yusufhadi Miarso (1997) mengemukakan bahwa perkembangan dalam era informasi ditandai
oleh ciri-ciri sebagai beikut :
a. Meningkatkan daya muat dalam mengumpulkan, menyimpan dan menyajikan informasi.
b. Meningkatkan kecepatan penyajian informasi.
c. Melimpahkan miniaturisasi perangkat kelas.
d. Keragaman pilihan informasi.
e. Biaya perolehan informasi dari jarak jauh semakin menurun.
f. Kemudahan penggunaan produk informasi.
g. Disrtibusi informasi semakin luas.
h. Meningkatkan kegunaan informasi.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan IPTEK yang semakin
cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota
masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang
semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan semakin menuntut suatu kualitas hidup yang
lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh
pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan
masyarakat tertentu.
Dapat diperkirakan bahwa masyarakat masa depan adalah masyarakat yang
menggunakan tenaga-tenaga spesialis, semua serba spesialis, barang kali dapat juga disebut
era spesialisasi. Sejalan dengan kecenderungan globalisasi, maka setiap negara adalah
mendunia, memiliki perspektif global, berorientasi internasional. Hotel-hotel, rumah sakit
internasional, begitu juga bank, bandar udara, pelabuhan laut dan sebagainya.
Muncullah berbagai akademi dan sekolah khusus seperti akademi pariwisata, sekolah
menengah pariwisata, program diploma 3, 2 dan 1 dalam bidang perbankan, sekretaris,
manajemen dan bahasa asing. Barangkali sudah banyak sekali sekolah atau akademi yang
menyiapkan tenaga-tenaga spesial dan professional ini untuk meningkatkan pelayanan di
masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut :
a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal yang dilakukan oleh pemangku
prifesi.
b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan
prosedur yang unik, serta diperlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajarinya.
c. Terdapat suatau mekanisme saringan berdasarkan kualisifikasi tertentu, sehingga hanya
yang berkompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
d. Terdapat kode etik profesi yang mengatur keanggotaan serta tingkah laku, sikap dan cara
kerja anggotanya.
e. Terdapat organisasi profesi yang berfungsi menjaga/meningkatkan layanan rofesi dan
melindungi anggotanya.
f. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi anggota
yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan
untuk mengembangkan kemampuan profesinya.

II. Upaya Pendidikan Menghadapi Masyarakat Masa Depan


1. Antisipasi Terhadap Masa Depan

Berdasarkan perkiraan-perkiraan yang telah dikemukakan, berdasarkan pertimbangan


kecenderungan globalisasi, perkembangan IPTEK, arus komunikasi yang semakin cepat dan
padat, serta peningkatan pelayanan yang semakin profesional, maka masa depan, atau
masyarakat masa depan sudah dapat digambarkan atau diperkirakan dan pendidikan perlu
mengantisipasinya. Berhubungan dengan antisipasi pendidikan terhadap masa depan, dapat
juga di katakan tuntutan-tuntutan apa yang diharapkan manusia masa depan, akan dibicarakan
di bawah ini.
1. Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Untuk jenjang pendidikan dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia
Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk:
a. Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan atau
pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
b. Melanjutkan ke pendidikan menengah.
Tuntutan manusia indonesia di masa depan, setelah kemampuan dasar tersebut,
terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa di antaranya seperti:
a. Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan.
b. Kretifitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
c. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
Mempertimbangkan beberapa keadaan yang akan berkembang pada masa depan itu
sesuai dengan kecenderungan yang ada, maka agar kita berhasil dan sukses, perlu
diperhatikan beberapa tuntutan yang diharapkan dimiliki oleh manusia masa depan itu, antara
lain ialah :
a. Memiliki sikap yang terbuka, memiliki wawasan internasional dan seimbang dengan itu
memiliki wawasan nusantara dan ketahanan nasional agar tidak lebur dengan adanya
kecenderungan globalisasi, agar jati diri sebagai bangsa tetap hidup.
b. Memiliki sikap toleransi yang tinggi untuk mau memahami budaya bangsa lain,
berkemauan dan berusaha meningkatkan kualitas diri pribadi, meningkatkan kegemaran
membaca, mau belajar dari pengalaman orang lain atau bangsa lain, saling menghargai dan
menghormati.
c. Menerapkan dan meningkatkan azas pendidikan seumur hidup (long life education), karena
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, kita perlu belajar
dan belajar terus agar tidak ketinggalan dengan kemajuan yang terjadi, agar dapat
memanfaatkan perkembangan iptek tersebut secara tepat guna. Azas belajar sepanjang hayat
harus disikapi sebagai suatu usaha meningkatkan kualitas diri pribadi, memiliki sikap yang
tidak cepat merasa puas dengan ilmu yang telah dimiliki, sehingga mau terus belajar baik
melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, atau juga belajar secara mandiri.
Barangkali sekarang kita telah memiliki gambaran, kalau dulu sudah cukup puas bila sudah
memperoleh gelar sarjana, tetapi sekarang masih belajar lagi dan melanjutkan ke tingkat
pasca sarjana untuk sampai pada jenjang S2 dan S3. Tututan manusia masa depan sesuai
dengan kecenderungan perkembangan IPTEK, adalah manusia yang suka belajar dan
berusaha meningkatkan kualitas dirinya.
d. Melengkapi sarana kehidupan dengan alat-alat komunikasi yang terbaru, karena arus
komunikasi yang semakin cepat dan padat kurang dapat ditangkap informasinya dengan cara-
cara trandisional, misalnya dengan surat kabar dan majalah. Pada masa sekarang ini saja
kebanyakan orang memperoleh informasi dengan internet, faximale, walaupun memang ada
orang-orang memakai telepon genggam sekedar gengsi, prestise, atau pajangan.
e. Di era informasi dan komunikasi orang-orang dituntut untuk cepat tanggap, dituntut
meningkatkan inisiatif dan kreativitas.
f. Memiliki ilmu pengetahuan yang bersifat khusus, memiliki spesialisasi dalam bidang
pekerjaan tertentu, mengukuti program khusus tenaga kerja tertentu, penguasaan beberapa
bahasa asing dan penampilan yang layak untuk standar internasional. Barang kali kita dapat
juga dikemukakan di sini bahwa zaman sekarang dan masa depan itu di sebut zaman modern,
dan manusianya disebut manusia modern.
Alex Inkeles menyebut ciri-ciri manusia modern diantaranya adalah :
a. Mempercayai dan mengutamakan kemampuan akal manusia, artinya tidak ada yang tidak
dipelajari asalkan orang mau menggunakan akal dan pikirannya secara sungguh-sungguh.
b. Menggunakan dan menanfaatkan waktu sangat efisien, sangat padat dan sangat ketat,
teratur untuk hal-hal yang berguna. Orang modern mampu mengatur waktu dan mengisi
waktu sesuai dengan yang direncanakan, baik untuk bekerja, belajar, untuk keperluan
hubungan sosial, rekreasi, olahraga dan hiburan, atau sekedar membaca novel, membaca
buku-buku ilmu pengetahuan.
c. Suka kepada pembaruan dan mau menerima pembaruan, karenanya orang modern juga
suka kepada perubahan, selalu bersifat dinamis, suka mencoba untuk membuktikan mana
yang lebih baik, yang lama atau yang baru. Orang yang tidak modern sukar sekali diajak
untuk mengadakan pembaruan, menolak dan bahkan selalu curiga kepada pembaruan, tidak
suka mencoba.
d. Orientasi ke masa depan, masa lalu bukan untuk dipuja dan dikenang-kenang, tetapi untuk
dijadikan pelajaran dan pengalaman dalam merencanakan masa depan.
e. Hemat dalam penggunaan penghasilan, saving minded (cara hidup yang suka menabung),
penggunaan uang juga terencana.
f. Mampu mengontrol diri sendiri, kurang senang diatur dan dicampuri oleh orang lain.
g. Tidak suka tergantung pada bantuan orang lain.
Makaminan Makagiansar (1990) mengemukakkan bahwa perlu dikembangkan empat hal
pokok dari peserta didik dalam menghadapi masa depan :
a. Kemampuan mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
b. Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mampu mengatasi situasi.
c. Kemampuan mengakomodasikan perkembangan IPTEK serta perubahan yang
diakibatkannya.
d. Kemampuan menseleksi informasi yang diperoleh.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyatakan


bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan
sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek
pelestarian dan aspek pembaruan.
Pendidikan harus selalu menjaga secara seimbang pembentukan kemampuan
mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan mempertahankan. Keserasian dan
keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap akan memberi peluang
keberhasilan menjemput masa depan itu.
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan
dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
sarana kehidupan manusia. Dewasa ini, kita tidak mungkin menutup diri terhadap pengaruh
kebudayaan lain.
Oleh karena itu, yang dibutuhhkan adalah memperkuat ketahanan budaya, sehingga dapat
memanfaatkan pengaruh positif serta menghindari pengaruh negatif dari kebudayaan tersebut.
Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan dalam membangun dan memperkuat
ketahanan budaya tersebut.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang semakin tidak terbendung, terdapat
beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S.
Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
1) Pendidikan untuk pengembangan IPTEK dipilih terutama dalam bidang yang vital, eperti
manufakturing pertanian.
2) Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan bahasa
asing.
3) Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan
kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem
pendukung kehidupan manusia.
4) Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.
5) Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan.
Selain itu, beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam bidang pendidikan antara lain :
1) Pemantapan kurikulum (kurikulum inti dan lokal).
2) Pemantapan strategi pembelajaran.
3) Peningkatan kualitas tenaga kependidikan.
4) Peningkatan sumberdaya pendidikan.
Mengantisipasi masa depan terutama dalam perubahan nilai dan sikap adalah
merupakan hal yang sangat sulit dan tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang cepat.
Mengubah orang dari yang bersifat negatif menjadi sikap positif, dari yang dangkal dan
emosional menjadi nersikap matang, luas dan rasional, dari sikap yang menolak perubahan
kepada sikap yang menerima dan melaksanakan perubahan, berdasarkan pengalaman adalah
sukar.
Namun demikian kita tetap percaya bahwa upaya-upaya hanya dapat dilakukan
melalui pendidikan di rumah tangga oleh keluarga, pendidikan di sekolah dan pendidikan di
masyarakat. Ketiga pusat pendidikan ini didukung oleh kebijakan-kebijakan dari pemerintah
akan mampu mempersiapkan manusia masa depan dengan segala tuntutannya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidikan dengan menganalisis materi yang ada di
dalam kurikulum dan di dalam buku pelajaran. Apakah materi tersebut masih relevan sebagai
pengetahuan yang dapat dilakukan, intervensi apa yang dapat diberikan agar materi dapat
mendekati kenyataaan yang ada di masa depan.
Sekolah dapat menyediakan sarana seperti laboratorium, perpustakaan, ruang praktek,
workshop, ruang computer dan internet, ruang gelap untuk belajar dengan media slide, OHP,
dan film ilmu pengetahuan dengan catatan sarana tersebut bukan hanya ada tetapi berfungsi.
Misalnya, di sekolah ada perpustakaan tetapi buku-buku yang ada disana hanyalah buku
lama. Mengenai pengetahuan baru, penemuan baru, mengenai kejadian baru belum masuk
perpustakaan.
Diperlukan suasana yang demokratis dan suasana lainnya yang konduksif untuk
mengembangkan sikap dan nilai-nilai yang harus dimiliki peserta didik untuk masa depan,
maka suasana pembelajaran lebih menekankan pengembangan diri peserta didik dengan
memberikan kesempatan yang luas untuk mengeluarkan pendapat, untuk pembelajaran
sendiri.
Sekolah tetap tanggap kepada suku bangsa yang ada di kelas, dan juga berbagai
kepercayaan yang ada. Guru membiasakan anak untuk mampu mencari informasi tentang apa
saja yang sesuai dengan peserta didik, informasi tentang dunia kerja, informasi tentang buku
yang baik dan baru, informasi tentang kecenderungan masa depan, Jadi sekolah sebagai agent
of innovation, secara terencana mengarahkan siswanya untuk mengantisipasi masa depan
dengan segala ciri dan tuntutannya.
Tidak kalah penting adalah sikap guru yang mau mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, meningkatkan kualitas profesinya, mencari informasi baru dalam bidang
pendidikan, mau memperhatikan hasil-hasil penelitian di bidang pendidikan dan psikologi,
guru harus menjadi orang yang gemar membaca, membaca surat kabar, jurnal, dan majalah-
majalah yang berhubungan dengan bidang spesialisasinya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN : Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi


peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu
mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan
yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan
petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan
manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan
akan makinpenting peranannya di masa depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima
arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan
mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru
tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang.

SARAN : Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang


berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-
sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa
dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan bagi manusia masa depan.
2. Para pendidik sebaiknya menyiapkan manajemen dimasa depan agar dapat bersaing
dengan tantangan pendidikan masa depan.
3. Pelaksanaan manajemen sebaiknya praktis dan efisien.
4. Pelaksanaan manajemen yang sia-sia sebaiknya ditinggalkan saja.
5. Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai
dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta
pengembangan sarana pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/17/masyarakat-masa-depan/
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/14/bab-iv-perkiraan-dan-antisipasi-
terhadap-masyarakat-masa-depandoc/
Masyarakat Masa Depan _ blog pribadi TOMI TRIDAYA PUTRA.htm
• Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs. La Sulo S. L., 2005, Pengantar
Pendidikan, Jakarta; Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai