Anda di halaman 1dari 12

13

BAB III

KUNJUNGAN RUMAH

A. Tinjauan kasus

Tanggal kunjungan : 14 Maret 2018 (Kunjungan pertama)

18 Maret 2018 (Kunjungan kedua)

21 Maret 2018 (Kunjungan ketiga)

Alamat : BTN Perumnas Kel. Anduonohu, Kec. Poasia Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara.

B. Data Identitas Pasien

Nama Penderita : An. Ela

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : TK
Pekerjaan :-
Suku : Toraja
Agama : Katolik
Nama Ibu : Ny. Yovita
Umur : 29 Tahun
Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT
Suku : Toraja
Agama : Katolik

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang tinggal dalam 1 rumah


Umur
No. Nama Hubungan Pendidikan/ Imunisasi Keadaan
L/P
anggota keluarga pekerjaan fisik
L/35
1 Tn. Agus Suami S1/PNS Lengkap Sehat
Tahun
P/29
2 Ny. Vina Istri D3/IRT Lengkap Sakit
Tahun
14

P/5 Anak
3 An. Ela TK Lengkap Sakit
Tahun kandung

Diagram 1. Genogram keluarga

Keterangan : : Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

A. ANAMNESIS( Maret 2018)


1. Keluhan Utama: Demam
2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak 2 hari

sebelum berkunjung ke Puskesmas batuk (+), pilek (+).Keluhan juga

diikuti dengan sakit kepala. Selain itu, pasien juga sulit tidur dimalam

hari karena hidung tersumbat dan tenggorokan yang terasa gatal. Buang

air kecil dan buang air besar dirasakan tidak ada keluhan. Riwayat alergi

dalam keluarga tidak ada. Riwayat asma dalam keluarga juga tidak ada.

Riwayat kontak dengan penderita batuk pilek sebelumnya ada, yaitu

dengan ibu pasien.

3. Riwayat kebiasaan pasien


Pasien anak yang aktif bermain diluar rumah, dan jarang beristirahat.

Selain itu pasien sangat suka jajan makanan dan minuman kemasan.
4. Riwayat penyakit terdahulu
15

Riwayat penderita asma dalam keluarga tidak ada. Riwayat kontak

dengan penderita batuk lama (TB) tidak ada.Riwayat keluhan yang sama

dengan pasien ada, yaitu ibu pasien.


5. Riwayat penyakit yang sama di lingkungan rumah: Tidak diketahui

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit ringan

Tanda Vital

Frekuensi nadi : 78 x/menit

Frekwensi napas : 22 x/menit

Suhu : 36,7oC

Kepala : Normosefal, rambut hitam

Kulit : Pucat (-), peteki (-), ekimosis (-).

Mata : Pupil isokor

Telinga : Otore (-)

Hidung : Rinore (-)

Mulut : Stomatitis (-), lidah kotor (-)

Tenggorok : Hiperemis

Tonsil : T1/T1

Leher : pembesaran kelenjar (-)

Thorax :

Pulmo

Inspeksi : Dada simetris kiri = kanan, retraksi (-),

Palpasi : Sela iga kiri=kanan, vocal fremitus normal kiri = kanan


16

Perkusi : sonor kiri = kanan

Auskultasi : Vesikuler, BT : Rh-/- Wh : -/-

Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra

Perkusi : Pekak

Batas kiri pada linea midclavicularis sinistra

Batas kanan pada linea parasternalis dextra

Auskultasi : Bunyi Jantung I/II murni reguler

Abdomen

Inspeksi : Tampak datar

Auskultasi : Bising usus kesan normal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Timpani

Ekstremitas :

Edema : Tidak ada udema

Akral dingin : Tidak

Cap refill : Normal

Tinggi badan : 100 Cm


Berat badan : 19 Kg
Status gizi : Normal

Tabel 2. Pemeriksaan Kelenjar limfe

Leher; Kanan : Normal Kiri : Normal


Axilla Kanan : Normal Kiri : Normal
Inguinal Kanan : Normal Kiri : Normal
17

1. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan

Pemeriksaan laboratorium dan widal tes


2. Alasan diperlukan pemeriksaan penunjang

1. Untuk melihat kemungkinan adanya infeksi


2. Untuk menyingkirkan kecurigaan demam tifoid
3. Hasil laboratorium

Tidak ada
4. Diagnosis kerja

Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas


5. Penyelesaian masalah yang dihadapi pasien

Kondisi pasien yang kurang beristirahat, suka jajan makanan dan

minuman kemasan, serta senang bermain diluar rumah, maka disarankan

kepada ibu pasien untuk mengawasi jam istirahat anaknya (jadwal tidur

siang) serta membatasi frekuensi jajan dan membiasakan anaknya untuk

mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.


Selama sakit, ibu pasien tidak berani untuk memandikan anaknya

karena takut sakitnya akan bertambah parah.


6. Penjelasan yang diberi pada pasien dan keluarganya tentang

penyakit yang di derita

 Adapun penjelasan yang diberikan kepada pasien dan keluarga

pasien mengenai definisi ISPA, faktor resiko, faktor pencetus,

penanganan ketika terjadi serangan, pencegahan dan

mempertahankan untuk memaksimalkan fungsi pernapasan


 Pengobatan nya diberikan dengan pemberian obat batuk dan

antibiotic yang diberikan selama 3 hingga 5 hari, bergantung pada

jenis antibiotik yang diberikan. Selain itu juga status imunitas harus

diperbaiki agar dapat mencapai kesembuhan yang optimal.


18

Kebersihan tubuh, rumah dan lingkungan juga harus dijaga


7. Penjelasan yang disampaikan tentang peranan pasien dan

keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit yang diderita

- Pasien dapat secara aktif untuk selalu mengontrol keluhan yang

dirasakan di puskesmas setiap ada keluhan, sebaiknya makan

makanan dengan gizi seimbang, cukup istirahat, serta menjaga

kebersihan tubuh dan rumah.


- Peran keluarga sangat penting untuk selalu mengingatkan pasien

agar minum obat secara teratur, mengontrol makanan yang akan

dikonsumsi pasien, menghindarkan pasien dari paparan asap rokok,

mengatur jadwal istirahat pasien, serta menjaga kebersihan tubuh

pasien.
8. Upaya pencegahan yang disampaikan pada keluarganya (pencegahan

primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier)

1. Pencegahan primer

- Health promotion:penyuluhan tentang penyakit ISPA, penyuluhan

kesehatan lingkungan rumah

- Specific protection:menghindari faktor-faktor risiko ISPA dengan

menerapkan menjalankan pola hidup bersih dan sehat dengan

menutup mulut saat batuk, mencuci tangan setiap kali akan makan

atau setelah bepergian keluar rumah, mandi dengan teratur untuk

menjaga kebersihan tubuh, mengkonsumsi makanan dengan gizi

seimbang, mengurangi frekuensi jajan makanan dan minuman

kemasan, serta secara rutin membersihkan rumah dan

mengupayakan agar rumah mendapatkan pencahayaan dan sirkulasi


19

udara yang baik.

2. Pencegahan sekunder

- Early diagnosis:Pengobatan ISPA dilakukan dengan upaya

pengobatan sedini mungkin sehingga dapat mencegah terjadinya

penularan dan mencegah perparahan penyakit serta menghindari

timbulnya komplikasi.

3. Pencegahan tersier

- Disability limitation:Pola hidup harus baik dan pengobatan harus

cepat dan tepat sehingga mencegah terjadinya penularan serta

menghindari timbulnya komplikasi.

- Rehabilitation: jika sudah timbul komplikasi dari penyakit pasien

maka dianjurkan untuk segera ditangani di rumah sakit sehingga

komplikasi yang dialami dapat dicegah perburukannya.

C. Kegiatan Yang Dilakukan Saat Kunjungan Rumah

Melakukan kunjungan rumah, memantau kondisi pasien, melakukan

diagnosis holistik, melakukan pengobatan dan tindakan holistik, dan

melakukan evaluasi.

1. Perjalanan penyakit saat ini :

Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak 1 hari

sebelum berkunjung ke puskesmas, batuk (+), pilek (+). Keluhan juga

diikuti dengan sakit kepala. Selain itu, pasien juga sulit tidur dimalam hari

karena hidung tersumbat dan tenggorokan yang terasa gatal.


Pasien pertama kali memeriksakan diri ke puskesmas karena

keluhannya dirasakan cukup berat, yakni disertai demam yang dirasakan


20

cukup tinggi dan tidak membaik.

Sekarang pasien telah menjalani pengobatan. Setelah menjalani

pengobatan selama 3 hari, ibu pasien mengatakan bahwa terjadi perubahan.

Anaknya tidak lagi beringus, batuk sudah berhenti dan sudah bisa tidur saat

malam

2. Riwayat penyakit keluarga :

Ibu pasien menderita keluhan yang sama sebelum pasien, dan sudah

dilakukan pengobatan

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek personal

Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan dapat

berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas.


2. Aspek risiko internal

Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien yaitu :

Terpapar dengan penderita sebelumnya, terpapar dengan asap rokok,

kurang istirahat, kurang olahraga, makanan dengan gizi yang tidak

seimbang

3. Aspek psikososial keluarga

- Hubungan antar anggota keluarga baik. Semua masalah yang ada

selalu dibicarakan dengan baik-baik dan keputusan diambil

berdasarkan hasil musyawarah atau kesepakatan bersama

- Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien yaitu


21

faktor lingkungan

E. Diagnosis sosial, ekonomi, pencarian pelayanan kesehatan dan perilaku

1. Sosial - Hubungan keluarga dengan tetangga atau orang sekitar

baik, saling membantu jika ada kesulitan


- Tidak ada masalah baik di rumah maupun di

masyarakat.
- Pendidikan tertinggi pada keluarga tersebut yaitu S1
Pasien adalah anak pertama dalam keluarga tersebut

dan bersekolah Di TK. Ayah pasien bekerja sebagai

PNS, Ibu pasien berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Pasien merupakan anak tunggal. Hubungan dengan

keluarga baik.

Penderita tinggal di kawasan perumahan yang padat

penduduk jarak antar rumah sempit.


2. Ekonomi Sumber penghasilan dalam keluarga berasal dari ayah

. yang berprofesi sebagai PNS, dengan penghasilan 3 juta

rupiah.
3. Penggunaan Jika salah satu anggota keluarga sakit maka di bawa ke

pelayanan puskesmas untuk diperiksa terlebih dahulu. Keluarga ini

kesehatan menggunakan BPJS

4. Perilaku yang Ibu pasien yang sedang sakit tidak menggunakan masker
tidak menunjang
kesehatan. saat melakukan kontak dengan pasien, dan ayah pasien

memiliki kebiasaan merokok dalam rumah.

F. Data sarana pelayanan kesehatan dan lingkungan kehidupan keluarga


22

Kesimpulan tentang
Faktor Keterangan faktor pelayanan
kesehatan
Sarana pelayanan Puskesmas Memuaskan
kesehatan yang
digunakan oleh keluarga
Cara mencapai sarana Naik kendaraan Memuaskan
pelayanan kesehatan tsb
Tarif pelayanan kesehatan (sangat mahal,mahal, Gratis karena memiliki
yang dirasakan terjangkau, murah, gratis) BPJS
Kualitas pelayanan (sangat baik, baik, biasa, Baik
kesehatan yang dirasakan kurang baik, buruk)

G. Lingkungan tempat tinggal

Kepemilikan rumah : Milik sendiri, padat


Daerah perumahan :
(Teratur, padat, berdekatan, bersih,
mewah,)
Karakteristik rumah dan lingkungan Rumah permanen,
Luas rumah : 7 m x 13 m
Bertingkat / tidak Tidak Bertingkat
Jumlah penghuni rumah : 3 orang
Luas halaman rumah : 3mx7m
Kondisi halaman : Bersih
Lantai rumah dari : Tehel
Dinding rumah dari : Beton
Kondisi dalam rumah : Padat dan tidak teratur
Sumber air PDAM

H. Intervensi Pada Keluarga


23

Hari / INTERVENSI YANG DILAKUKAN DAN RENCANA


Tanggal TINDAK LANJUT.
- Melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga
- Menggali informasi tentang keluarga pasien
- Mencari informasi tentang penyakit pasien yang sekarang
Kunjungan
pertama maupun yang terdahulu melalui anamnesis dan pemeriksaan

fisik
- Memantau kondisi dan lingkungan rumah.
Kunjungan - Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara penularan,
kedua,
serta pengobatan ISPA
- Pentingnya menjaga kebersihan rumah dan tubuh, beristirahat

yang cukup, serta makanan gizi seimbang dalam proses

penyembuhan penyakit
- Menganjurkan makan-makanan yang bergizi dan tinggi kalori

tinggi protein (TKTP) seperti ayam, ikan, telur, tahu,tempe,

dan susu, tidur cukup dan istirahat yang teratur


- Memberikan semangat dan dukungan emosional kepada

pasien.
Kunjungan 1. Pasien dan keluarganya sudah mengetahui tentang cara
Ketiga
penularan ISPA dan bagaimana pencegahannya
2. Ibu pasien mengikuti anjuran untuk menjaga kebersihan,

dalam hal ini mulai memandikan anaknya, sebab beberapa

hari lalu selama anaknya sakit beliau tidak berani untuk

memandikannya.
3. Pasien makan 3x sehari dengan menu seperti nasi, ikan,

telur dan sayuran. Namun hanya mau makan sayur bayam

saja. Ibu pasien juga tidak memberikan uang jajan kepada

pasien
24

Anda mungkin juga menyukai