Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hati adalah organ kelenjar terbesar dengan berat kira-kira 1200-1500 gram.
Terletak di abdomen kuadrat kanan atas menyatu dengan saluran bilier dan kandung
empedu. Hati menerima pendarahan dari sirkulasi sistemik melalui arteri hepatika dan
menampung aliran darah dari sistem porta yang mengandung zat makanan yang diabsorbsi
usus.Secara mikroskopis, hati tersusun oleh banyak lobulus dengan struktur serupa yang
terdiri dari hepatosit, saluran sinusoid yang dikelilingi oleh endotel vaskuler dan sel kupffer
yang merupakan bagian dari sistem retikuloendotelial.
Tes laboratorium sering kali digunakan untuk memastikan diagnosis (bersama-
sama dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan jasmani) serta untuk memantau penyakit
dan pengobatan. Banyak tes laboratorium untuk mengukur kadar enzim. Ini karena bila
jaringan rusak, sel mati dan enzim dilepas ke dalam darah. Kadar enzim ini diukur, dan tes
ini sering kali disebut tes fungsi hati. Sistem organ yang serumit hati akan sering dinilai
dengan menggunakan beberapa tes. Ini karena lebih dari satu sistem dapat melepaskan
enzim yang sama bila jaringan rusak. Oleh karena itu, untuk menentukan bagaimana hati
bekerja, dan apa yang mungkin menyebabkan masalah, ada beberapa tes yang mungkin
dilakukan bersama dan secara kolektif yang disebut “tes fungsi hati.”
Hati memiliki peran sangat penting dalam metabolisme glukosa dan lipid,
membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, serta
detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik. Interpretasi hasil pemeriksaan uji fungsi hati tidak
dapat menggunakan hanya satu parameter tetapi menggunakan gabungan beberapa hasil
pemeriksaan, karena keutuhan sel hati dipengaruhi juga faktor ekstrahepatik. Pemeriksaan
fungsi hati diindikasikan untuk penapisan atau deteksi adanya kelainan atau penyakit hati,
membantu menengakkan diagnosis, memperkirakan beratnya penyakit, membantu mencari
etiologi suatu penyakit, menilai hasil pengobatan, membantu mengarahkan upaya
diagnostik selanjutnya serta menilai prognosis penyakit dan disfungsi hati. Jenis uji fungsi
hati dapat dibagi menjadi 3 besar yaitu penilaian fungsi hati, mengukur aktivitas enzim,

1
dan mencari etiologi penyakit.Pada penilaian fungsi hati diperiksa fungsi sintesis hati,
eksresi, dan detoksifikasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara tes fungsi hati mengenai diagnosis dan kegunaannya?
2. Bagaimana tes fungsi hati yang menggambarkan kerusakan sel hati dan adanya
kolesterol?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara tes fungsi hati mengenai diagnosis dan kegunaannya.
2. Mengetahui tes fungsi hati yang menggambarkan kerusakan sel hati dan adanya
kolesterol.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Hati/Liver
Hati/Liver merupakan organ yang besar yang mampu bertindak sebagai cadangan
penyimpanan darah (450 ml) saaat terjadi kelebihan volume, dan dapat memasok darah
ekstra menuju sirkulasi sistemik saat dibutuhkan.
Hati bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di
bawah diaphragma. Sebagian besar Hati terletak di profunda arcus costalis dextra dan
hemidiaphragma dextra memisahkan Hati dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hati
terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra.
Hati tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus
bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobules-lobulus terdapat canalis hepatis
yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus
choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel Hati melalui
sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.

3
2.2 Fungsi Hati/Liver
Hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a) Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam
jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa disebut
glukogenesis, glukogenesis yaitu sintesis glukosa darui protein maupun lipid,
membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil perantara metabolisme
karbohidrat, mengubah glukosa menjadi glikogen disebut glikogenesis, glikogen
dihidrolisis, melepaskan glukosa masuk ke peredaran darah disebut glikogenolisis.
b) Metabolisme lemak
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain: mengoksidasi
asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk
sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein
dan karbohidrat.
c) Metabolisme protein
Asam amino masuk ke liver melalui vena porta hepatica dari intestinal:
1. Deaminasi: membuang gugus amin (NH3) dari asam amino dan protein,
menghasilkan asam keto dan asam organik lainnya.
2. Dekarboksilasi: membuang gugus karboksil (-COOH) dari asam amino dan
ptotein.
3. Sintesa urea (NH2CONH2): membuang kelebihan gugus amin-mengubah
amonia menjadi urea.
2NH3 + CO2 NH2-CO-NH2
Sintesa protein: pembentukan protein plasma melalui proses transminasi, yaitu:
 Protein pembekuan: fibrinogen, protombin, faktor pembekuan darah,
 Angiotensin,
 Heparin (antikoagulan),
 Albumin (menjadi tekanan osmotik plasma),
 Protein transport untuk kolesterol, trigliserid, hormone, steroid, dan hormone
tiroid.

4
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino, pembentukan
ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma,
dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain dari asam
amino. Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan
vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk
zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati
mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
2.3 Tes Fungsi Hati
Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan produk
tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur
tingkat produk ini, yang disebut sebagai tes fungsi hati (liver function test/LFT), dapat
menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah
atau penyakit hati, dia akan meminta kita melakukan tes fungsi hati untuk membantu
diagnosis. Kemudian, tes fungsi hati dapat dilakukan untuk memantau hati kita, untuk
melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih.
Tes fungsi hati, seperti yang disampaikan sebelumnya, mengukur enzim, protein dan
unsur yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati.
Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan
hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya. Ketika dilakukan ber-
samaan, tes ini memberikan dokter gambaran kondisi kesehatan hati, suatu indikasi
keparahan akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu tertentu, dan
merupakan batu loncatan untuk tes diagnosis selanjutnya.
Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah yang
diambil. Ini bisa meliputi:
1. Alanine Aminotransferase (ALT) — Transaminase alanina (bahasa Inggris: alanine
transaminase, alanine aminotransferase, serum glutamic pyruvic transferase, ALT,
ALAT, SGPT (Serum Glutamic-Pyruvic Transminase) EC 2.6.1.2) adalah enzim yang
dapat dijumpai di dalam serum darah dan berbagai jaringan tubuh, tetapi seringkali
dikaitkan dengan kinerja organ hati. ALT merupakan katalisator pada siklus alanina.
Peningkatan rasio serum ALT dan AST dalam rentang antara batas atas normal dan lima
kali nilai batas atas, dapat merupakan pertanda serius gejala gangguan hati antara lain

5
oleh alkohol, toksin, obat-obatan, infeksi viral akut atau kronis, sirosis hati, otoimun,
hemokromatosis, defisiensi antitripsin-alfa-1 atau merupakan indikasi awal penyakit
Wilson, steatosis, steatohepatitis, penyakit Celiac, hemolisis, miopati, hipertiroidisme dan
lain-lain.
2. Alkaline Phosphatase (ALP) – suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu;
seringkali meningkat jika terjadi sumbatan. Fosfatase alkali (bahasa Inggris: alkaline
phosphatase, ALP, AP, EC 3.1.3.1) adalah salah satu enzim hidrolase yang terutama
ditemukan pada sebagian besar organ tubuh, terutama dalam jumlah besar di hati,
tulang, dan plasenta. Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat. Di dalam tubuh
manusia, terdapat 4 bentuk (isoenzim) fosfatase alkali, yaitu ALP Plasenta, germ cell
ALP, ALP usus, dan ALP non-spesifik jaringan. Enzim ini dapat bekerja dengan
maksimal pada kondisi basa (pH 9-10.5). Untuk stabilitas dan menghasilkan aktivitas
maksimum, ALP memerlukan magnesium (Mg2+) dan besi (Zn2+). Jumlah enzim
ALP di dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi dan penyakit seperti
ginjal, sirosis hati dll.
3. Aspartate Aminotransferase (AST) – Transaminase aspartat (bahasa Inggris: aspartate
transaminase, aspartate aminotransferase, serum glutamate-oxaloacetate transferase,
ASAT, AAT, AspAT, AST, SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Transaminase), EC
2.6.1.1) adalah enzim golongan transaminase yang sering dikaitkan dengan kinerja organ
hati, seperti enzim ALT. Namun, SGOT tidak hanya ada pada organ hati, tetapi juga
ditemukan di jantung, otot rangka, dan ginjal. Terdapat dua bentuk (isoenzim) AST di
dalam tubuh yaitu AST mitokondria dan AST dalam bentu bebas. Setiap bentuknya terdiri
dari dua bagian (subunit) yang identik. Berat molekul AST mitokondria adalah 93,000,
sedangkan AST bentuk bebas memiliki berat 90,400.
Manfaat Klinis AST: Pada saat terjadi kerusakan hati akut, jumlah enzim transaminase
alanin (SGPT) dan transaminase aspartat (AST) meningkat dalam darah. Selain itu,
penderita nekrosis hati (kematian sel) seperti yang diderita oleh pecandu alkohol dan
penderita infeksi virus hepatitis juga menunjukkan kenaikan konsentrasi AST dalam
darah. Hal ini dikarenakan AST yang berada di dalam mitokondria dilepaskan sel yang
mati ke peredaran darah. Enzim ini dapat diukur di laboratorium menggunakan metode
fotometrik ataupun kolorimetrik. Nilai normal (rujukan) untuk enzim ini berbeda

6
tergantung pada metode yang digunakan. Untuk pengukuran menggunakan metode IFCC
(International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine), nilai rujukan
dewasa yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jenis kelamin Nilai rujukan

Laki-laki 14-45 U/L

Perempuan 13-37 /L

4. Bilirubin – Tes bilirubin mengukur kadar bilirubin pada darah. Bilirubin, pigmen
berwarna jingga-kuning, adalah produk sisa dari perombakan sel darah merah. Bilirubin
disaring oleh hati dan keluar dari tubuh – biasanya melewati feses dan sedikit pada urin.
Sebelum sampai ke hati, bilirubin masih tak terkonjugasi atau tidak tergabung. Pada hati,
bilirubin bergabung dengan gula tertentu menjadi bilirubin terkonjugasi yang dapat larut
dalam air. Bilirubin terkonjugasi keluar dari hati, usus dan kembali menjadi bilirubin tak
terkonjugasi dalam perjalanan sebelum dieksresikan tubuh. Beberapa laboratorium
menggunakan tes yang mendeteksi bilirubin terkonjugasi, yang juga disebut direct.
Dengan mengurangi bilirubin direct dari total bilirubin, akan didapatkan bilirubin tak
terkonjugasi yaitu bilirubin indirect. Kadar bilirubin direct atau indirect yang di atas rata-
rata dapat mengindikasikan beberapa kelainan pada hati. Biasanya kadar bilirubin yang
tinggi dapat mengindikasikan peningkatan laju perombakan sel darah merah (hemolisis).
Biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice): Bilirubin total
mengukur semua kadar bilirubin dalam darah; Bilirubin direk untuk mengukur bentuk
yang terkonjugasi.
5. Albumin – Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah manusia yang
diproduksi oleh organ hati. Albumin berfungsi untuk mengatur tekanan dalam pembuluh
darah dan menjaga agar cairan yang terdapat dalam pembuluh darah tidak bocor ke
jaringan tubuh sekitarnya. Saat albumin rendah dalam darah (hipoalbuminemia), pasien
akan membutuhkan albumin dari luar untuk meningkatkan albumin ke nilai normal.
Kondisi rendahnya kadar albumin dalam darah ini dapat disebabkan oleh gangguan organ
ginjal dan hati, adanya proses peradangan, atau pada orang-orang yang menderita
kekurangan gizi (malnutrisi). Selain pada keadaan hipoalbuminemia, albumin tambahan

7
dalam bentuk infus ini dapat diberikan sebagai salah satu terapi dari keadaan: Penyakit
kuning pada bayi baru lahir, sebelum dilakukan tindakan transfusi darah tukar dan Syok
hipovolemik, yaitu gangguan aliran oksigen ke jaringan akibat tubuh kehilangan 20
persen cairan atau darah. Infus albumin akan mengganti albumin yang kurang dalam
darah, dan meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah sehingga cairan di luar
pembuluh darah akan menuju ke dalam pembuluh darah.
6. Protein total – mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah, termasuk
antibodi guna memerangi infeksi. Tergantung pada pertimbangan dokter, beberapa tes
tambahan mungkin diperlukan untuk melengkapi seperti GGT (gamma-glutamyl tran-
sferase), LDH (lactic acid dehydrogenase) dan PT (prothrombine time).

2.4 Perawatan Penyakit


Perawatan untuk penyakit hati termasuk:
 Istirahat di tempat tidur
 Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi
 Hindari obat-obatan yang tidak perlu
 Hindari alkohol
 Makan diet yang berimbang untuk penyakit hati
 Minum obat anti mual jika diperlukan
Perawatan lanjutan tergantung dari tipe dan luasnya penyakit. Contohnya, merawat
hapatitis B, hepatitis C dan hepatitis D dapat melibatkan penggunaan obat-obatan seperti
obat-obatan antivirus (antiviral) alpha interferon. Obat-obat lain yang digunakan untuk
merawat penyakit hepatitis dapat termasuk ribavirin, lamivudine, steroids, dan
antibiotik-antibiotik.
Acute fulminant hepatitis dapat menyebabkan gagal hati yang mengancam
nyawa. Ini memerlukan tinggal di rumah sakit dan perawatan untuk kelainan
perdarahan, encephalopathy, dan persoalan-persoalan nutrisi.
Biliary atresia mungkin dirawat dengan suatu prosedur yang disebut Kasai
surgery, suatu prosedur dimana dokter operasi menggantikan saluran empedu dengan
bagian dari usus halus bayi.

8
Hemochromatosis dirawat dengan cara mengeluarkan 0,5 liter darah satu atau
dua kali dalam seminggu untuk beberapa bulan sampai satu tahun, tergantung dari
keparahan kondisinya. Ini akan menghabiskan secara efektif kelebihan zat besi.
Supplemen vitamin dan mineral diberikan untuk mencegah komplikasi dari primary
biliary cirrhosis. Ini termasuk vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan
kalsium. Cholestyramine dapat juga diberikan untuk meringankan gatal-gatal.
Untuk merawat Wilson's disease dokter dapat meresepkan obat trientine atau
penicillamine. Jika obat-obat ini tidak dapat ditoleransi oleh pasien, maka dia mungkin
diminta untuk minum obat zinc acetate.

2.5 Cara Mempersiapkan Tes Fungsi Hati


Agar hasilnya akurat, maka diperlukan persiapan khusus sebelum menjalani
pemeriksaan fungsi hati. Baik dari sisi apa yang kita makan sampai pakaian yang kita
kenakan. Obat dan makanan tertentu dapat mempengaruhi kadar enzim dan protein dalam
darah. Oleh sebab itu, dokter mungkin meminta Anda untuk menghindari beberapa jenis
obat, atau mungkin meminta Anda untuk menghindari makan apapun selama periode
sebelum tes atau pemeriksaan. Anda sebaiknya mengenakan kemeja dengan lengan yang
mudah digulung agar lebih mudah mengambil sampel darah saat pemeriksaan. Setelah
semuanya siap, maka prosedur pemeriksaan siap dilakukan. Berikut prosedur tes fungsi hati:
1. Petugas lab. akan membersihkan kulit Anda (sterilisasi) sebelum diambil
darahnya. Proses tersebut untuk mencegah mikroorganisme pada kulit agar
tidak mengontaminasi atau bahkan menyebabkan infeksi.
2. Petugas akan membungkus manset atau semacam alat tekanan darah di lengan
Anda. Hal ini akan membantu pembuluh darah Anda menjadi lebih terlihat.
Selanjutnya, petugas akan mengambil darah Anda dengan menggunakan jarum
suntik tepat pada pembuluh darah yang terlihat.
3. Setelah itu, petugas akan menempatkan beberapa kain kasa dan perban di
bagian yang disuntik. Kemudian mereka akan mengirim sampel darah ke
laboratorium untuk diperiksa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hati/Liver merupakan organ yang besar yang mampu bertindak sebagai cadangan
penyimpanan darah (450 ml) saaat terjadi kelebihan volume, dan dapat memasok darah
ekstra menuju sirkulasi sistemik saat dibutuhkan.
Fungsi Hati/Liver adalah Metabolisme karbohidrat, Metabolisme lemak dan
Metabolisme protein. Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat
penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati
membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati
mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
Tes Fungsi Hati biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada con-
toh darah yang diambil. Ini bisa meliputi: Alanine Aminotransferase (ALT), Alkaline
Phosphatase (ALP), Aspartate Aminotransferase (AST), Bilirubin, Albumin dan Protein
total.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asp, K. Everyday Health (2018). 8 Questions You Should Be Able to Answer About Your Liver.

Aspartate Aminotransferase by James J Miller. Inside Methods in Clinical Chemistry - An


accessory work to the 5th Edition of Kaplan & Pesce's Clinical Chemistry: Theory, Analysis, and
Correlation. Page 190-195. Published by Mosby. Retrieved in 2009

Better Health Channel (2014). Department of Health & Human Services, State Government of
Victoria, Australia. Liver.

Cafasso, J. Healthline (2018). Liver Function Tests.

11

Anda mungkin juga menyukai