Anda di halaman 1dari 11

Makalah Perencanaan Pengajaran

Model Pembelajaran Student Team Achievement Division

Dosen Pengampu: -Retno Mayasari, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 2:

Ja’far Shodiq (Lay Out & Moderator) 5101418040

Arif Nur Rahman (Penjawab Pertanyaan) 5101418041

Fajar Arya R. (Penyaji Materi) 5101418042

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Perencanaan
Pengajaran yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga makalah yang kami susun
dapat disusun dengan baik.

Tak lupa juga kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam membantu saya
menyelesaikan makalah, tanpa mereka kecil kemungkinan saya dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa halangan suatu apapun.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan kami juga menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi penyusunan yang lebih baik lagi.

Demikian, kami harap semoga makalah ini dapat berguna bagi banyak orang.

Semarang, 29 September 2019

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupan manusia, karena
sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari kelompoknya. Kelompok dalam
konteks pembelajaran dapat di artikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih
yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa rasa memiliki,
dan merasa salaing ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan
bersama.
Dari konsep di atas maka jelas, dalam proses pembelajaran kelompok setiap
anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama pula.
Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh
psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar
kognitif holistic yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berfikir.
Namun demikian, psikologi humanistic juga mendasari strategi pembelajaran ini. Dalam
pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan
pengembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal. Teori
medan, misalnya yang bersumber dari aliran psikologi kognitif atau psikologi Gestalt,
menjelaskan bahwa keseluruhan lebih memberi makna daripada bagian-bagian yang
terpisah. Setiap tingkah laku, menurut teori medan bersumber dari adanya ketegangan
(tension) dan ketegangan itu muncul karena adanya kebutuhan (need). Mana kala
kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi, maka selamanya individu akan berada dalam situasi
tegang. Untuk itulah setiap induvidu akan berusaha memenuhi setiap kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan setiap individu akan membuatkan interaksi dengan individu lain.
Inilah yang menjadikan terbentuknya kelompok.
Menurut teori psikodinamika, kelompok bukan hanya sekedar kumpulan individu
melainkakan merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri.
Misalkan, kelompok terbentuk karena adanya ketergantungan masing-masing individu,
mereka merasa tidak berdaya sehingga mereka membutuhkan perlindungan, mereka
membutuhkan bantuan orang lain. Dalam situasi yang demikian, maka pimpinan
kelompok bisa mengarahkan perilaku dan interaksi antara anggota kelompok.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian STAD menurut para ahli?
b. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran dalam STAD?
c. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran STAD?
d. Apa saja kelebihan dan kelemahan model pembelajaran STAD?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian STAD menurut para ahli.
b. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran STAD.
c. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran STAD.
d. Mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran STAD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Student Team Achievement Division


Salah satu pembelajaran cooperative adalah STAD (Student TeamsAchievement
Division). Pembelajaran cooperative tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin
dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (Slavin, 1995) merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran Cooperative. Model
Pembelajaran coperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu mengunakan presentasi verbal atau teks.

Pengertian STAD Menurut Para Ahli :

 Menurut Slavin (1995) , STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana dan sangat baik untuk guru pemula ketika ingin menerapkan
pembelajaran kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas,
pembentukan tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.
 Sedangkan menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9), “STAD didesain
untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk
mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”.
 Sementara Trianto (2010: 68) mengemukakan pembelajaran kooperatif STAD merupakan
salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-
kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
B. Prinsip Pembelajaran STAD
STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif dengan membagi siswa
menjadi kelompok secara heterogen beranggotakan empat-lima siswa dengan beragam
kemampuan yang berbeda. Guru memberikan suatu penjelasan dan permasalahan kepada
siswa di dalam kelompok dan memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat
menguasai permasalahan tersebut. Gagasan utama STAD adalah memacu siswa agar
saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru. Jika siswa menginginkan kelompoknya memperoleh hadiah maka
mereka harus membantu teman sekelompok dalam mempelajari pelajaran. Siswa diberi
waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling
membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi yang
diberikan
Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2012) ada lima unsur dasar
dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut: (1)Prinsip ketergantungan positif
(positive interdependence), (2) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction),
(3) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), (4) Evaluasi proses
kelompok. Unsur tersebut dapat djiabarkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif,
keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh
kelompok tersebut; Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya.
Selanjutnya memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk
bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari anggota kelompok lain. Kemudian Melatih siswa untuk dapat
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Menjadwalkan
waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi hasil kerja mereka supaya selanjutnya
bisa bekerja sama degan lebih efektif.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran STAD
Langkah-langkah penerapan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 6 langkah sebagai berikut: (1) pembagian
kelompok, (2) penyampaian materi, (3) diskusi kelompok, (4) pemberian kuis
/pertanyaan, (5) penyimpulan, (6) pemberian penghargaan.

a) Pembagian Kelompok

Pembagian kelompok dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas
(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik. Fungsi
utama dari tim yang heterogen ialah memastikan bahwa semua anggota dapat belajar
dengan baik. Di dalam suatu tim, ada pembagian tugas untuk setiap anggotanya. Hal ini
menyebabkan tiap anggota bergantung satu sama lain dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Tim bermanfaat bagi siswa terutama anggotanya.

b) Penyampaian Materi

Penyampaian materi dari guru yaitu proses pembelajaran dalam kegiatan presentasi, guru
menggunakan media, demonstrasi, masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari dan menyampaikan tugas ataupun pekerjaan yang harus dikerjakan disertai cara-cara
untuk mengerjakannya.

c) Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok akan terlaksana ketika siswa belajar dalam kelompok yang telah
dibentuk dan guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman untuk melaksanakan kerja
kelompok sehingga semua anggota menguasai dan memberikan kontribusi hasil
pemikiran untuk dipresentasikan. Selama kelompok bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan apabila diperlukan oleh
siswa. Kerja tim dalam kelompok ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
d) Pemberian Kuis

Kuis (Evaluasi) dilakukan oleh Guru dengan cara mengevaluasi hasil belajar melalui
pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap
presentasi yang dilaksanakan di akhir pertemuan dari hasil kerja masingmasing
kelompok. Siswa diharapkan dapat menyelesaikan kuis secara individu untuk menjamin
siswa agar dapat bertanggung jawab pada diri sendiri dalam memahami pelajaran.

e) Penyimpulan dan Pemberian Penghargaan

Penghargaan prestasi tim atau rekognisi tim dengan cara guru memeriksa hasil kerja
siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100 setelah pelaksanaan kuis. Guru
memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok yang memperoleh nilai tertinggi
setelah selesai pemeriksaan hasil kerja siswa. Misalnya apabila suatu tim telah
mengumpulkan skor paling banyak di kelas tersebut maka mereka mendapatkan
penghargaan. Penghargaan tidak harus berupa materi. Penghargaan juga dapat diberikan
dalam bentuk nilai tambahan atau hal non materi lain.

D. Kelebihan dan Kelemahan STAD


a. Kelebihan

Menurut Rusman (2012) berdasarkan karakteristiknya ialah: setiap siswa memiliki


kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada kelompoknya, dan
posisi anggota kelompok adalah setara, menggalakkan interaksi secara aktif dan positif
dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik, membantu siswa untuk
memperoleh hubungan pertemanan lintas rasial yang lebih banyak, siswa memiliki dua
bentuk tanggung jawab belajar. yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama
anggota kelompok untuk belajar. Menurut Isjoni (2010) kelebihan STAD adalah melatih
siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif dan
peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai fasilitator, mediator,
motivator dan evaluator.
Selanjutnya menurut Herdian (2009) model pembelajaran STAD mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut: semua anggota kelompok wajib
mendapat tugas, ada interaksi langsung antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru,
siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial, mendorong siswa untuk
menghargai pendapat orang lain, dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa dan
melatih siswa untuk berani bicara di depan kelas

b. Kekurangan

Menurut Khusna (2011) kelemahan STAD adalah: pembelajaran menggunakan model ini
membutuhkan waktu yang relatif lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD yang
menguras waktu seperti penyajian materi dari guru, kerja kelompok dan tes
individual/kuis, karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 45 orang, maka guru
kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian, guru dituntut
bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran
yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa, menentukan perubahan
kelompok belajar, memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan
kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut, membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk peserta didik sehingga sulit mencapai target kurikulum, membutuhkan
kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran
kooperatif, menuntut sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka bekerja sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Student Teams Achievement Division
(STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang
sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam
kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. STAD
memiliki lima prinsip yaitu, (1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), (2)
Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), (3) Partisipasi dan komunikasi
(participation communication), (4) Evaluasi proses kelompok. Seperti halnya metode
pembelajaran yang lain, metode pembelajaran STAD juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

B. Saran
Melalui penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang metode
pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). Selain itu kita dapat menerapkan
teori ini dengan sebaik-sebaiknya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan referensi tentang metode pembelajaran STAD.
Daftar Pustaka

Esminarto, Sukowati, N.Suryowati, K.Anam. 2016. Implementasi Model STAD Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Briliant Jurnal Riset dan Konseptual. 1(1):1-8

Anda mungkin juga menyukai