Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

A. MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri
B. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya. Bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:
1. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
2. Bunuh diri dilakukan dengan intensi
3. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
4. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung
(pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan
kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api.
C. Tanda dan gejala
1. Sedih
2. Marah
3. Putus asa
4. Tidak berdaya
5. Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal
D. Penyebab
Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan
masalah. Terbagi menjadi:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik (berdasarkan penelitian):
a. 1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu
yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami
gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh
diri.
b. Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar
dizigot.
2. Faktor Biologis lain:
Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:
a. Stroke
b. Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)
c. DiabetesPenyakit arteri koronaria
d. Kanker
e. HIV / AIDS
3. Faktor Psikososial & Lingkungan:
a. Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa
kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan
negatif thd diri, dan terakhir depresi.
b. Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif
yang berkembang, memandang rendah diri sendiri
c. Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan,
kurangnya sistem pendukung social
E. Akibat
Resiko bunuh diri dapat megakibatkan sebagai berikut :
1. Keputusasaan
2. Menyalahkan diri sendiri
3. Perasaan gagal dan tidak berharga
4. Perasaan tertekan
5. Insomnia yang menetap
6. Penurunan berat badan
7. Berbicara lamban, keletihan
8. Menarik diri dari lingkungan social
9. Pikiran dan rencana bunuh diri
10. Percobaan atau ancaman verbal
F. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri

HDR

G. Pengkajian Resiko Bunuh Diri


1. Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria
2. Usia: lebih tua, masalah semakin banyak
3. Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri
merupakan masalah.
4. Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan percobaan
bunuh diri / penyalahgunaan zat.
5. Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang
dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.
6. Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup diri.
7. Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih beresiko
mengalami perilaku bunuh diri.
8. Resiko Perilaku bunuh diri
 DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada
gunanya hidup.
 DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba
bunuhdiri.
9. Koping maladaptive
 DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak
ada harapan.
 DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat
mengontrol impuls
H. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
c. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
d. Klien dapat meningkatkan harga diri
e. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Intervensi :

Pasien Keluarga
No.
SPIP SPIk
1. Mengidentifikasi benda-benda Mendiskusikan masalah yang
yang dapat membahayakan pasien dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Mengamankan benda-benda yang Menjelaskan pengertian, tanda dan
dapat membahayakan pasien gejala resiko bunuh diri, dan jenis
perilaku bunuh diri yang dialami
pasien beserta proses terjadinya.
3. Melakukan kontrak treatment Menjelaskan cara-cara merawat pasien
resiko bunuh diri
4. Mengajarkan cara-cara
mengendalikan dorongan bunuh
diri
5. Melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
SPIIP SPIIk
1. Mengidentifikasi aspek positif Melatih keluarga mempraktekkan cara
pasien merawat pasien dengan resiko bunuh
diri
2. Mendorong pasien untuk berpikir Melatih keluarga mempraktekkan cara
positif tentang diri merawat langsung kepada pasien
resiko bunuh diri
3. Mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai individu
yang berharga
SPIIIP SPIIIk
1. Mengidentifikasi pola koping Membantu keluarga membuat jadwal
yang biasa diterapkan pasien aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2. Menilai pola koping yang biasa Menjelaskan follow up pasien setelah
dilakukan pulang
3. Mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
4. Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif
5. Menganjurkan pasien menerapkan
pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian
SPIVP
1. Membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien
melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
1) CAPTAIN, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy,
Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53
2) Varcarolis, E M (2000). Psychiatric Nursing Clinical Guide, WB Saunder
Company, Philadelphia.
3) Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing,
8ed. Elsevier Mosby, Philadelphia
4) Shives, R (2008). Basic concept of psychiatric and Mental Health Nursing,
Mosby, St Louis.
5) Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry, Mosby, St
Louis.
Carpenito, LJ (2008). Nursing diagnosis : Aplication to clinical practice, Mosby
St Louis.Diposkan oleh Ferdiansy di 11:45

Anda mungkin juga menyukai