Modul I
Modul I
1. Perinatologi: salah satu unit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi semua bayi baru
lahir, pelayanan diberikan pada usia 0 – 28 hari terutama dengan risiko tinggi.
2. Sectio Cesaria: kelahiran janin melalui incisi pada dinding perut dan rahim anterior
3. Preeklamsia: hipertensi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam.
sindrom spesifik kehamilan berupa bekurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan
aktivitas endotel yang ditandai dengan proteinuria dan hipertensi
4. NCPAP: Nasal Continuous Positive Airway Pressure. nCPAP is given via a machine called a
flow driver. It makes it easier for your baby to breathe by delivering oxygen into the lungs. It
also keeps the lungs expanded when your baby breathes out. This reduces the work required
for your baby to breathe and allows tired muscles to share the effort of breathing. Who
requires nCPAP? Babies with: • Bronchiolitis • Apnoea • Pneumonia • Severe croup • Acute
heart failure and a number of other reasons
5. Blue Light Therapi: fototerapi berupa penyinaran bayi dengan lampu TL sinar
biru. Untuk mengendalikan kadar Bilirubin serum agar tidak mencapai nilai yang
dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus
6. Lethargi: Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih biladirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampumemberi jawaban verbal
7. Hipotermia: suhu normal bayi adalah antara 36,5-37,5°C. Hipotermia dibagi
menjadi tiga jenis yaitu stres dingin, hipotermia sedang, dan hipotermia berat.
Batasan stres dingin suhu antara 35,5-36,4°C, hipotermia sedang suhu antara
32-35,4°C, dan hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C. Bila tubuh dan
ekstremitas hangat maka interpretasinya adalah normal. Bila tubuh teraba hangat
tapi ekstremitas teraba dingin maka berarti bayi mengalami stres dingin.
Sedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami
hipotermia. Pada perabaan tidak dapat ditentukan gradasi hipotermia.
8. napas cuping hidung: cuping hidung bergerak waktu inspirasi
9. bronkovesikuler: suara paru-paru normal yang didengar pada bagian ronchus, yaitu tepat
pada bagian dada sebelah kanan atau kiri
10. ronkhi: jenis suara yang bersifat kontiniu, pitch rendah, mirip seperti Wheeze. Tetapi dalam
ronchi jalan udara lebih besar, atau sering disebut coarse ratling sound. Suara ini
menunjukkan halangan pada saluran udara yang lebih besar oleh sekresi.
Kondisi yang berhubungan dengan terjadinya ronchi yaitu :
• Pneumonia • Asthma • Bronchitis • Bronkopasme
Suara paru-paru tambahan ini muncul karena adanya kelainan pada paru-paru yang
disebabkan oleh penyakit.
11. Phymosis: keadaan kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis dan
mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air kemih
12. undencensus testis sinistra: kelainan kongenital satu atau kedua testis tidak berada pada
posisi yang seharusnya di skrotum pada saat lahir dan tidak dapat dipindahkan secara
manual ke posisi seharusnya. Testis akan turun secara spontan pada usia 6 bulan kehidupan
13. incubator: alat untuk mempertahankan kehangatan bayi pasca lahir. Suhu yang
dibutuhkkan untuk perawatan bayi prematur adalah 32oC sampai 37oC
Jawab :
Dampak preeklampsia juga berpengaruh pada fungsi ginjal ibu. Selain itu, preeklampsia juga
bisa memicu kejang pada ibu hamil, dan ini disebut sebagai eklampsia.
Akan tetapi, bahaya terbesar dari dampak preekmpasia adalah muncul sindrom HELLP
(Hemolysis, Elevated Liver Enzimes and Low Platelet Count) atau hemolisis, peningkatan
enzim hati dan jumlah trombosit yang rendah.
Sindrom HELLP, bersama dengan preeklampsia, mengakibatkan banyak kematian pada ibu
terkait dengan hipertens
ebetulnya, kondisi hipertensi ibu hamil akan sembuh sendiri setelah janin dan plasenta
dilahirkan, Namun janin terancam mengalami hambatan pertumbuhan dalam kandungan,
bahkan lahir prematur.
Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan
makanan ke plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam
kandungan. Janin bisa berisiko lahir cacar hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan
makanan yang cukup.
Penelitian lanjutan juga sudah banyak menunjukkan bahwa preeklampsia pada ibu hamil bisa
membuat bayi berisiko terkena penyakit tertentu. Ini disebabkan karena janin harus bertahan
dengan pasokan nutrisi yang terbatas sewaktu di dalam kandungan. Dalam hal ini, mereka
akan mengubah struktur dan metabolisme mereka secara permanen.
Perubahan ini mungkin akan menjadi penyebab dari sejumlah penyakit di kemudian hari,
termasuk penyakit jantung koroner dan gangguan terkait seperti stroke, diabetes dan
hipertensi.
Jawab : Bayi merintih yang menandakan ia sedang mengalami sakit berat. Merupakan salah
satu tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Bilirubin adalah zat kuning yang diproduksi saat sel darah merah dipecah. Dan umumnya
bayi baru lahir mengolah sel darah merah menjadi bilirubin lebih tinggi. Bilirubin bergerak
dalam aliran darah menuju ke hati. Organ hati mengolah bilirubin agar bisa dikeluarkan tubuh
melalui tinja. Karena organ hati pada bayi baru lahir belum sepenuhnya berfungsi layaknya
orang dewasa, ketidakmampuan hati dalam menyingkirkan bilirubin secara maksimal dapat
memicu tingginya kadar bilirubin dan menjadi penyebab bayi kuning.
Sebagian besar bayi mengalami penyakit kuning ringan atau penyakit kuning fisiologis.
Biasanya, kondisi ini akan membaik dalam waktu satu hingga dua atau tiga minggu tanpa
menimbulkan masalah. apabila gejala kuning timbul bayi berusia kurang dari 24 jam, bayi
terlihat lemas, kurang aktif, jarang atau bahkan tidak menangis, kurang mau minum, demam,
dan jika terdapat faktor risiko tertentu yang dapat menyebabkan bayi kuning, seringkali
kondisi tersebut disebabkan oleh penyakit tertentu.
Bayi yang berisiko paling tinggi untuk mengalami penyakit kuning antara lain:
Bayi terlahir prematur atau bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI atau susu formula (untuk bayi yang tidak
diberi ASI). Kondisi ini karena Si Kecil susah makan atau karena susu ibu yang sulit
keluar (brestfeeding jaundice). Kadang kandungan ASI dapat memengaruhi
pemecahan bilirubin pada bayi sehingga bayi tampak kuning. Kondisi ini biasanya
muncul saat bayi berusia 2-3 minggu dan disebut breastmilk jaundice.
Bayi dengan golongan darah berbeda dengan golongan darah ibunya. Bayi yang
golongan darahnya tidak cocok dengan golongan darah ibu atau jika rhesus bayi dan
ibu berbeda, mereka dapat mengembangkan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang
berlebihan sehingga menghancurkan sel darah merah mereka sendiri dan akhirnya
kadar bilirubin meningkat secara tiba-tiba.
Penyebab bayi kuning lainnya meliputi:
Memar saat lahir dan pendarahan di bawah kulit kepala (cephalohematoma) yang
disebabkan oleh persalinan yang sulit.
Masalah pada organ hati atau saluran empedu, seperti atresia bilier, cystic
fibrosis, atau hepatitis.
Infeksi saat lahir, seperti rubella, sifilis, dan lain-lain.
Tingkat oksigen rendah (hipoksia).
Kekurangan enzim.
Kelainan genetik dan kelainan pada sel darah merah si Kecil.
Obat-obatan tertentu.
Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sclera dan kulit yang disebabkan
oleh penumpukan bilirubin. Icterus umumnya mulai tampak pada sclera dan muka,
selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas kebawah) ke arah dada, perut, dan
ekstremitas. Icterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi cukup
bulan dan 80% bayi kurang bulan.
a. Metebolisme bilirubin
Penumpukan bilirubin merupakan penyebab terjadinya kuning pada bayi baru
lahir. Bilirubin aadalah hasil pemecahan sel darah merah, dimana Hb yang terdapat
didalam sel darah merah dipecah menjadi bilirubin. 1 gr Hb akan menghasilkan 34 mg
bilirubin.
Bilirubin ini dinamakan bilirubin indirek yang larut dalam lemak dan akan
diangkut ke hati dan terikat oleh albumin. Didalam hati bilirubin di konyungasi oleh
enzim glukoronid transferase menjadi bilirubin direk yang larut dalam air untuk
kemudian disalurkan melalui saluran empedu di dalam dan diluar hati ke usus.
Didalam usus, bilirubin direk ini akan terikat oleh makanan dan dikeluarkan
sebagai sterkobilin bersama dengan tinja. Apabila tidak ada makanan di dalam usus,
bilirubin direk ini akan diubah oleh enzim didalam usus yang juga terdapat didalam
ASI yaitu beta glukoronidase menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali dari
dalam usus ke dalam aliran darah. Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan
kembali ke dalam hati. Rangkaian ini disebut dengan siklus enterohepatik (rantai usus-
hati)
b. Icterus pada neonatus
Peningkatan bilirubin pada neonatus sering terjadi akibat:
- Selama masa janin, bilirubin di ekskresikan/ keluarkan melalui plasenta ibu,
sedangkan setelah lahir harus di ekskresikan sendiri oleh bayi dan memerlukan
adaptasi selama kurang lebih 1 minggu.
- Jumlah sel darah merah lebih banyak pada neonatus
- Lama hidup sel darah merah pada neonatus lebih singkat dibanding lama hidup sel
darah merah pada usia yang lebih tua.
- Jumlah albumin untuk mengikat bilirubin pada bayi premature (bayi kurang bulan)
atau bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterine itu sedikit
- Uptake/ ambilan dan konyungasi (pengikatan) bilirubin oleh hati belum sempurna,
terutama pada bayi premature
- Sirkulasi enterohepatik meingkat
c. Bahaya penumpukan bilirubin
Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak akan
terikat oleh sel otak yang terdiri terutama dari lemak. Sel otak dapat menjadi rusak, bayi
kejang, menderita kern icterus, bahkan kematian. Bila kernicterus dapat dilalui, bayi
dapat tumbuh tapi tidak berkembang. Selain bahaya tersebut, bilirubin direk yang
bertumpuk dihati akan merusak sel hati menyebabkan sirosis hepatic (pengerutan hati)
Hiperbilirubinemia pada bayi kurang bulan lebih sering terjadi, lebih cepat
terlihat, dan berlangsung lebih lama. Kadar bilirubin di dalam darah bayi kurang bulan
juga lebih tinggi dibanding bayi cukup bulan, hal ini disebabkan oleh sel hati yang
masih imatur (belum matang), uptake dan konyugasi bilirubin lambat dan sirkulasi
enterohepatik yang meningkat
d. Jenis-jenis icterus
- Icterus fisiologis
Memiliki karakteristik:
Timbul pada hari kedua-ketiga
Kadar bilirubin indirek setelah 2x24 jam tidak melewati 15 mg % pada neonatus
cukup bulan dan 10 mg % pada bayi kurang bulan
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 5 mg % per hari
Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg %
Icterus hilang pada 10 hari pertama
Tidak terbukti memiliki hubungan dengan keadaan patologis tertentu
- Icterus patologis/ hiperbilirubinemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai
yang memiliki potensi untuk menimbulkan kern icterus kalau tidak di tatalaksana
dengan baik, atau memiliki hubungan dengan keadaan yang patologis. Bila kadar
bilirubin mencapai 12 mg % pada cukup bulan dan 15 mg % pada bayi kurang bulan
- Kern icterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak
terutama pada korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus, hipokampus, nucleus
merah, dan nucleus pada dasar ventrikulus IV
e. Jenis-jenis icterus menurut waktu timbulnya
- Icterus yang timbul pada 24 jam pertama, sebagian besar disebabkan oleh:
Inkompatibilitas darah Rh, ABO, atau golongan lain
Infeksi intra uterin
Defisiensi enzim G6PD (kadang-kadang)
- Icterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir
Biasanya icterus fisiologis
Masih ada kemungkinan inkompatibilitas Rh, ABO, atau golongan lain
Defisiensi enzim G6PD atau enzim eritrosit lain
Polisitemia
Hemolysis perdarahan tertutup (perdarahan hepar, dll)
- Icterus yang timbul setelah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama
Sepsis
Dehidrasi dan asidosis defisiensi G6PD
Pengaruh obat-obatan
Sindroma Criggle- Najjar, sindroma Gilbert
- Icterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
Icterus obstruktif
Hipotiroid
Breast milk jaundice
Infeksi
Hepatitis neonatal
Galaktosemia
f. Tanda dan gejala hiperbilirubinemia
- Tampak mata berputar-putar
- Letargi
- Kejang
- Tidak mau menghisap
- Tuli, gangguan bicara, retardasi mental
- Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot, kejang, stenosis yang disertai
ketegangan otot
- Perut membuncit
- Pembesaran pada hati
- Feses berwarna seperti dempul
- Icterus
- Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap
8. mgp dilakukan pemeriksaan bilirubin dan sudah dapat Blue Light Therapi
9. mgp Sejak tiga hari sebelum dirujuk pasien terlihat perut kembung dan pucat, tidak ada
muntah. Buang air besar warna kuning kehijauan, buang air kecil biasa.
-Feses yang berwarna putih atau kuning pucat biasanya disebabkan adanya sumbatan
pada daerah hati atau kantung empedu, apalagi bila kondisi ini disertai dengan sakit
perut dan rasa kembung. Sumbatan ni membuat zat bilirubin (yang memberikan
warna kuning) tidak dapat dialirkan dengan normal.
Sementara feses atau pup yang berwarna hijau berlendir, kemungkinan disebabkan
adanya infeksi saluran pencernaan. Masalah pada saluran cerna (misalnya perdarahan)
juga dapat menyebabkan feses berwarna kemerahan atau kehitaman.
-Tinja berwarna kehijauan dapat disebabkan karena warna empedu. Pada keadaan
normal, makanan saat berada di usus halus akan bercampur dengan empedu. Makanan
tersebut kemudian akan mengalami penyerapan dan sisanya akan diteruskan ke usus besar.
Di usus besar, tinja kemudian mengalami suatu proses yang pada akhirnya akan
menyebabkan perubahan warna menjadi kuning atau cokelat. Bila tinja di usus besar hanya
singgah dalam waktu yang singkat, tinja tidak memiliki kesempatan untuk mengalami
perubahan warna tersebut. Keadaan ini sering disebut sebagai rapid transit atau penurunan
waktu singgah di usus besar yang akhirnya menyebabkan feses berwarna hijau.
Warna tinja kehijauan juga sering pada bayi yang mengkonsumsi susu formula khusus
seperti formula kedelai, formula hipoalergenik, formula asam amino, dan beberapa formula
dengan kandungan zat besi yang tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan karena diare yang
berkepanjangan akibat overgrowth bacteria karena toksin yang dikeluarkan bakteri akan
mengikat sebagian empedu ditinja sehingga empedu tidak diserap kembali oleh usus dan
akan mewarnai tinja lebih hijau
Apakah ada hubungan antara kelainan genitalia dengan ibu preeklamsi berat? Jawab : Ada.
Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan makanan ke
plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam kandungan. Janin bisa berisiko
lahir cacar hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup. bahwa ibu hamil
dengan preeklamsia dapat melahirkan bayi dengan kelainan kongenital meskipun angkanya
kecil.
11. Mgp Pasien ditatalaksana dengan dirawat dalam inkubator, diberikan oksigen dan
pemasangan infus
Untuk memudahkan penanganan, pelayanan, dan pengawasan Indikasi pasien (bayi) dirawat
dalam inkubator antara lain:
1. Bayi kurang bulan, sehat atau sakit
2. Bayi kecil kurang dari 2000 gram, sehat atau sakit
3. Bayi lebih dari 2000 gram keadaan sakit terutama kesulitan bernafas
4. Bayi yang mengalami operasi (pasca operasi) sebelum pemulihan.
Apa tujuan penggunaan inkubator pada bayi ?
Jawab :
Tujuan perawatan dengan Inkubator adalah
1. Menciptakan suhu kamar yang optimal sesuai dengan kebutuhan bayi
2. Mencegah infeksi
3. Menciptakan konsentrasi oksigen yang sesuai dengan kebutuhan bayi
4. Memenuhi kelembaban yang dibutuhkan untuk lingkungan bayi
12. Mgp kemudian direncanakan pemeriksaan laboratorium, foto toraks dan abdomen dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
13. bagaimana mengatasinya, serta bagaimana prognosisnya