Anda di halaman 1dari 10

MODUL I

Skenario 1: “Bayi Kecilku”


Seorang bayi laki-laki umur 17 hari di rawat di bangsal perinatologi, pasien merupakan rujukan
dari RSUD dengan riwayat kelahiran Sectio Cesaria atas indikasi Ibu Preeklamsia Berat,
kurang bulan dengan TM 32-33 minggu, tidak langsung menangis kuat, Berat badan lahir
rendah 1300 gram, PB 40 cm, LK 30 cm kemudian bayi terdengar merintih. Pasien sudah
terpasang NCPAP sejak lahir. Sudah pernah dapat ASI melalui sonde Pada hari ke empat
perawatan terlihat kuning yang dimulai dari wajah kemudian sampai ke perut, sudah dilakukan
pemeriksaan bilirubin dan sudah dapat Blue Light Therapi. Sejak tiga hari sebelum dirujuk
pasien terlihat perut kembung dan pucat, tidak ada muntah. Buang air besar warna kuning
kehijauan, buang air kecil biasa.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit berat, lethargi, denyut jantung 148
kali per menit, frekunsi napas 70 kali per menit, suhu hipotermia, tampak anemis dan skelera
ikterus, BB 1400 gram, ada ikterus sampai kaki, napas cuping hidung, terlihat retraksi kuat
pada epigastrium, jantung irama teratur, paru bronkovesikuler, ronkhi tidak ada. Pada
pemeriksaan perut terlihat distensi, Tali pusat sudah puput, hepar dan lien sukar dinilai, bising
usus meningkat, anus ada, pada pemeriksaan genitalia terlihat adanya phymosis dan
undencensus testis sinistra.
Pasien ditatalaksana dengan dirawat dalam inkubator, diberikan oksigen dan
pemasangan infus, kemudian direncanakan pemeriksaan laboratorium, foto toraks dan
abdomen dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Sebagai seorang dokter bagaimana Anda menjelaskan apa yang terjadi pada bayi diatas dan
bagaimana mengatasinya, serta bagaimana prognosisnya?

1. Perinatologi: salah satu unit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi semua bayi baru
lahir, pelayanan diberikan pada usia 0 – 28 hari terutama dengan risiko tinggi.
2. Sectio Cesaria: kelahiran janin melalui incisi pada dinding perut dan rahim anterior
3. Preeklamsia: hipertensi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam.
sindrom spesifik kehamilan berupa bekurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan
aktivitas endotel yang ditandai dengan proteinuria dan hipertensi
4. NCPAP: Nasal Continuous Positive Airway Pressure. nCPAP is given via a machine called a
flow driver. It makes it easier for your baby to breathe by delivering oxygen into the lungs. It
also keeps the lungs expanded when your baby breathes out. This reduces the work required
for your baby to breathe and allows tired muscles to share the effort of breathing. Who
requires nCPAP? Babies with: • Bronchiolitis • Apnoea • Pneumonia • Severe croup • Acute
heart failure and a number of other reasons
5. Blue Light Therapi: fototerapi berupa penyinaran bayi dengan lampu TL sinar
biru. Untuk mengendalikan kadar Bilirubin serum agar tidak mencapai nilai yang
dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus
6. Lethargi: Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih biladirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampumemberi jawaban verbal
7. Hipotermia: suhu normal bayi adalah antara 36,5-37,5°C. Hipotermia dibagi
menjadi tiga jenis yaitu stres dingin, hipotermia sedang, dan hipotermia berat.
Batasan stres dingin suhu antara 35,5-36,4°C, hipotermia sedang suhu antara
32-35,4°C, dan hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C. Bila tubuh dan
ekstremitas hangat maka interpretasinya adalah normal. Bila tubuh teraba hangat
tapi ekstremitas teraba dingin maka berarti bayi mengalami stres dingin.
Sedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami
hipotermia. Pada perabaan tidak dapat ditentukan gradasi hipotermia.
8. napas cuping hidung: cuping hidung bergerak waktu inspirasi
9. bronkovesikuler: suara paru-paru normal yang didengar pada bagian ronchus, yaitu tepat
pada bagian dada sebelah kanan atau kiri
10. ronkhi: jenis suara yang bersifat kontiniu, pitch rendah, mirip seperti Wheeze. Tetapi dalam
ronchi jalan udara lebih besar, atau sering disebut coarse ratling sound. Suara ini
menunjukkan halangan pada saluran udara yang lebih besar oleh sekresi.
Kondisi yang berhubungan dengan terjadinya ronchi yaitu :
• Pneumonia • Asthma • Bronchitis • Bronkopasme
Suara paru-paru tambahan ini muncul karena adanya kelainan pada paru-paru yang
disebabkan oleh penyakit.
11. Phymosis: keadaan kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis dan
mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air kemih
12. undencensus testis sinistra: kelainan kongenital satu atau kedua testis tidak berada pada
posisi yang seharusnya di skrotum pada saat lahir dan tidak dapat dipindahkan secara
manual ke posisi seharusnya. Testis akan turun secara spontan pada usia 6 bulan kehidupan
13. incubator: alat untuk mempertahankan kehangatan bayi pasca lahir. Suhu yang
dibutuhkkan untuk perawatan bayi prematur adalah 32oC sampai 37oC

1. mgp Ibu Preeklamsia Berat indikasi dilakukan Sectio Cesaria


-Alasan pre eklampsia menjadi indikasi sectio caesarea yaitu ibu dengan pre eklampsia pada
kala II harus dipersingkat, ibu dilarang mengedan, maka dilakukan tindakan sectio caesarea.
-Resiko persalinan pada ibu dengan preeklampsia berat sangatlah tinggi karena dapat
mengancam keselamatan ibu dan janin, bahkan dapat menjadi eklampsia, maka perlu
dilakukan upaya yang optimal untuk menurunkan kejadian tersebut yaitu mengakhiri
kehamilan dengan persalinan tindakan.

1. Apa dampak dari ibu yg mengalami preeklamsia berat?

Jawab :

Dampak preeklampsia juga berpengaruh pada fungsi ginjal ibu. Selain itu, preeklampsia juga
bisa memicu kejang pada ibu hamil, dan ini disebut sebagai eklampsia.

Akan tetapi, bahaya terbesar dari dampak preekmpasia adalah muncul sindrom HELLP
(Hemolysis, Elevated Liver Enzimes and Low Platelet Count) atau hemolisis, peningkatan
enzim hati dan jumlah trombosit yang rendah.

Sindrom HELLP, bersama dengan preeklampsia, mengakibatkan banyak kematian pada ibu
terkait dengan hipertens

ebetulnya, kondisi hipertensi ibu hamil akan sembuh sendiri setelah janin dan plasenta
dilahirkan, Namun janin terancam mengalami hambatan pertumbuhan dalam kandungan,
bahkan lahir prematur.

Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan
makanan ke plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam
kandungan. Janin bisa berisiko lahir cacar hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan
makanan yang cukup.

Penelitian lanjutan juga sudah banyak menunjukkan bahwa preeklampsia pada ibu hamil bisa
membuat bayi berisiko terkena penyakit tertentu. Ini disebabkan karena janin harus bertahan
dengan pasokan nutrisi yang terbatas sewaktu di dalam kandungan. Dalam hal ini, mereka
akan mengubah struktur dan metabolisme mereka secara permanen.

Perubahan ini mungkin akan menjadi penyebab dari sejumlah penyakit di kemudian hari,
termasuk penyakit jantung koroner dan gangguan terkait seperti stroke, diabetes dan
hipertensi.

2. Apa penyebab bayi merintih?

Jawab : Bayi merintih yang menandakan ia sedang mengalami sakit berat. Merupakan salah
satu tanda bahaya pada bayi baru lahir.

2. mgp bisa bayi lahir kurang bulan


-bayi kurang bulan: bayi dg masa kehamilan <37minggu
-Janin yang dikandung oleh ibu dengan preeklamsia berpotensi terjadi kecil untuk usia
kehamilan Hal ini disebabkan terjadinya vasospasma dan hipovolemi dengan akibat janin
menjadi hipoksia dan malnutrisi, sehingga bayi sering terlahir prematur.
- Preeklampsia/eklamspia didasari oleh beberapa teori, namun teori yang saat ini paling
banyak digunakan adalah teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel.
Berdasarkan teori ini terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis” sehingga menyebabkan
plasenta mengalami iskemia dan terjadi disfungsi endotel. Spasme pembuluh darah arteriola
yang menuju organ penting dalam tubuh dapat menyebabkan mengecilnya aliran darah yang
menuju retroplasenta sehingga mengakibatkan gangguan pertukaran CO2 , O2 dan nutrisi
pada janin. Hal ini menyebabkan terjadinya vasospasme dan hipovolemia sehingga janin
menjadi hipoksia dan malnutrisi. Hipoksia menyebabkan plasenta mengtransfer kortisol
dengan kadar yang tinggi ke dalam sirkulasi janin. Konsentrasi kortisol yang tinggi akan
mensintesis prostaglandin yaitu protasiklin (PGE-2) yang menyebabkan timbulnya kontraksi,
perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban, sehingga bayi sering terlahir prematur.
-penyakit kardiovaskular
-hormon tiroid
kadar hormon tiroid yang rendah pada hipotiroid kehamilan akan memacu aksis HPA untuk
memacu produksi TRH untuk memenuhi kebutuhan hormon tiroid ibu dan janin. Pengaktifan
aksis HPA ini yang dapat memacu pelepasan kortisol kedalam darah sehingga memproduksi
prostaglandin yang dapat memacu terjadinya persalinan premature
-ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum persalinan, sedangkan pecahnya
kulit ketuban pada usia kehamilan <37 minggu disebut ketuban pecah dini kehamilan
prematur. Ketuban pecah dini kehamilan prematur terjadi pada 1% -3% dari seluruh
kehamilan dan bertanggung jawab untuk sepertiga dari semua kelahiran prematur.
Ketuban pecah selama persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang, keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matriks,
perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen
berubah.
- Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim demikian rupa
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan plasenta maternal
dari tempat implantasinya sebelum waktunya. Perdarahan tidak dapat berhenti dikarenakan
uterus yang sedang mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh
arteria spiralis yang terputus.
3. mgp bayi tidak langsung menangis kuat
4. mgp Berat badan lahir rendah 1300 gram
-Berat badan bayi cenderung kurang, karena gangguan aliran darah plasenta, bayi mudah
mengalami necrotizing enterocolitis dan infeksi karena netropenia. Bayi dengan ibu
eklampsia mengalami trombositopemia sehingga bayi mudah mengalami perdarahan dan
peningkatan risiko ensefalopati.
- preeklamsia signifikan menyebabkan berat badan lahir bayi rendah. Berat badan lahir
rendah pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklamsi dapat terjadi karena bayi lahir
kurang bulan atau cukup bulan tetapi mengalami gangguan pertumbuhan. Gangguan
pertumbuhan janin dapat terjadi akibat gangguan sirkulasi retropalsenter dimana spasme
arteriola menyebabkan asfiksia janin dan spasme yang berlangsung lama dapat mengganggu
pertumbuhan janin. Spasme pembuluh darah arteriola yang menuju organ penting dalam
tubuh dapat menimbulkan mengecilnya aliran darah yang menuju retroplasenta sehingga
mengakibatkan gangguan pertukaran CO2, O2 dan nutrisi pada janin (Cunningham et.al,
2006). Preeklamsi menyebabkan berkurangnya perfusi uteroplacental yang menyebabkan
the unique pathogenic process, berkurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan berat
badan lahir bayi rendah (Xiong et. Al, 2002). Spasme arteriola yang mendadak dan berat
dapat menyebabkan kematian janin, bila spasme berlangsung lama dapat mengganggu
pertumbuhan janin (Gilbert & Harmon, 2005). Ibu dengan preeklamsi berpotensi melahirkan
bayi kecil untuk usia kehamilan. Hal ini disebabkan terjadinya vasospasme dan hipovolemi
dengan akibat janin menjadi hipoksia dan malnutrisi, sehingga bayi sering terlahir premature
-risiko paritas
BBLR dengan faktor risiko paritas terjadi karena sistem reproduksi ibu sudah mengalami
penipisan akibat sering melahirkan.11 Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi paritas ibu,
kualitas endometrium akan semakin menurun. Kehamilan yang berulang-ulang akan
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan berkurang dibandingkan
dengan kehamilan sebelumnya.7 Pada faktor risiko jenis kelamin laki-laki, interaksi antara
kebutuhan janin yang besar dengan terjadinya kehamilan yang buruk menimbulkan
kecenderungan lebih tinggi untuk bayi laki-laki menderita BBLR setelah lahir.
-anemia
Anemia dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, selain itu juga dapat
merubah struktur vaskularisasi plasenta, hal ini akan mengganggu pertumbuhan janin
sehingga akan memperkuat risiko terjadinya persalinan prematur dan kelahiran bayi dengan
berat badan lahir rendah terutama untuk kadar hemoglobin yang rendah mulai dari
trimester awal kehamilan.
-kelainan plasenta
5. mgp Pasien sudah terpasang NCPAP sejak lahir
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus yang merupakan
indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :
1. Frekuansi nafas > 60 kali permenit
2. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai parah
3. Retraksi nafas
4. Saturasi oksigen < 93% (preduktal) 2
5. Kebutuhan oksigen > 60%
6. Sering mengalami apneu
Semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu kriteria tersebut
diatas, harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP.

Indikasi gangguan/ respiratory distress yang dapat diatasi dengan NCPAP:


a. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress Syndrome
b. Bayi dengan transient takipneu of the newborn (TTN)
c. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum
d. Bayi yang sering mengalami apneu dan bradikardia karena kelahiran kurang bulan
e. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari ventilator mekanis
f. Bayi dengan penyakit jalan napas seperti trakeo malasia dan bronchitis
g. Bayi pasca operasi abdomen

6. mgp Sudah pernah dapat ASI melalui sonde


Jika bayi lahir dengan usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu (berat badan
1250-1500 gram), bayi belum memiliki refleks hisap dan menelan yang baik,
maka ASI perah diberikan dengan menggunakan pipa lambung/orogastrik
(sonde).
7. mgp Pada hari ke empat perawatan terlihat kuning yang dimulai dari wajah kemudian
sampai ke perut

Bilirubin adalah zat kuning yang diproduksi saat sel darah merah dipecah. Dan umumnya
bayi baru lahir mengolah sel darah merah menjadi bilirubin lebih tinggi. Bilirubin bergerak
dalam aliran darah menuju ke hati. Organ hati mengolah bilirubin agar bisa dikeluarkan tubuh
melalui tinja. Karena organ hati pada bayi baru lahir belum sepenuhnya berfungsi layaknya
orang dewasa, ketidakmampuan hati dalam menyingkirkan bilirubin secara maksimal dapat
memicu tingginya kadar bilirubin dan menjadi penyebab bayi kuning.

Sebagian besar bayi mengalami penyakit kuning ringan atau penyakit kuning fisiologis.
Biasanya, kondisi ini akan membaik dalam waktu satu hingga dua atau tiga minggu tanpa
menimbulkan masalah. apabila gejala kuning timbul bayi berusia kurang dari 24 jam, bayi
terlihat lemas, kurang aktif, jarang atau bahkan tidak menangis, kurang mau minum, demam,
dan jika terdapat faktor risiko tertentu yang dapat menyebabkan bayi kuning, seringkali
kondisi tersebut disebabkan oleh penyakit tertentu.

Bayi yang berisiko paling tinggi untuk mengalami penyakit kuning antara lain:

 Bayi terlahir prematur atau bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
 Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI atau susu formula (untuk bayi yang tidak
diberi ASI). Kondisi ini karena Si Kecil susah makan atau karena susu ibu yang sulit
keluar (brestfeeding jaundice). Kadang kandungan ASI dapat memengaruhi
pemecahan bilirubin pada bayi sehingga bayi tampak kuning. Kondisi ini biasanya
muncul saat bayi berusia 2-3 minggu dan disebut breastmilk jaundice.
 Bayi dengan golongan darah berbeda dengan golongan darah ibunya. Bayi yang
golongan darahnya tidak cocok dengan golongan darah ibu atau jika rhesus bayi dan
ibu berbeda, mereka dapat mengembangkan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang
berlebihan sehingga menghancurkan sel darah merah mereka sendiri dan akhirnya
kadar bilirubin meningkat secara tiba-tiba.
Penyebab bayi kuning lainnya meliputi:

 Memar saat lahir dan pendarahan di bawah kulit kepala (cephalohematoma) yang
disebabkan oleh persalinan yang sulit.
 Masalah pada organ hati atau saluran empedu, seperti atresia bilier, cystic
fibrosis, atau hepatitis.
 Infeksi saat lahir, seperti rubella, sifilis, dan lain-lain.
 Tingkat oksigen rendah (hipoksia).
 Kekurangan enzim.
 Kelainan genetik dan kelainan pada sel darah merah si Kecil.
 Obat-obatan tertentu.

Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sclera dan kulit yang disebabkan
oleh penumpukan bilirubin. Icterus umumnya mulai tampak pada sclera dan muka,
selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas kebawah) ke arah dada, perut, dan
ekstremitas. Icterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi cukup
bulan dan 80% bayi kurang bulan.
a. Metebolisme bilirubin
Penumpukan bilirubin merupakan penyebab terjadinya kuning pada bayi baru
lahir. Bilirubin aadalah hasil pemecahan sel darah merah, dimana Hb yang terdapat
didalam sel darah merah dipecah menjadi bilirubin. 1 gr Hb akan menghasilkan 34 mg
bilirubin.
Bilirubin ini dinamakan bilirubin indirek yang larut dalam lemak dan akan
diangkut ke hati dan terikat oleh albumin. Didalam hati bilirubin di konyungasi oleh
enzim glukoronid transferase menjadi bilirubin direk yang larut dalam air untuk
kemudian disalurkan melalui saluran empedu di dalam dan diluar hati ke usus.
Didalam usus, bilirubin direk ini akan terikat oleh makanan dan dikeluarkan
sebagai sterkobilin bersama dengan tinja. Apabila tidak ada makanan di dalam usus,
bilirubin direk ini akan diubah oleh enzim didalam usus yang juga terdapat didalam
ASI yaitu beta glukoronidase menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali dari
dalam usus ke dalam aliran darah. Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan
kembali ke dalam hati. Rangkaian ini disebut dengan siklus enterohepatik (rantai usus-
hati)
b. Icterus pada neonatus
Peningkatan bilirubin pada neonatus sering terjadi akibat:
- Selama masa janin, bilirubin di ekskresikan/ keluarkan melalui plasenta ibu,
sedangkan setelah lahir harus di ekskresikan sendiri oleh bayi dan memerlukan
adaptasi selama kurang lebih 1 minggu.
- Jumlah sel darah merah lebih banyak pada neonatus
- Lama hidup sel darah merah pada neonatus lebih singkat dibanding lama hidup sel
darah merah pada usia yang lebih tua.
- Jumlah albumin untuk mengikat bilirubin pada bayi premature (bayi kurang bulan)
atau bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterine itu sedikit
- Uptake/ ambilan dan konyungasi (pengikatan) bilirubin oleh hati belum sempurna,
terutama pada bayi premature
- Sirkulasi enterohepatik meingkat
c. Bahaya penumpukan bilirubin
Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak akan
terikat oleh sel otak yang terdiri terutama dari lemak. Sel otak dapat menjadi rusak, bayi
kejang, menderita kern icterus, bahkan kematian. Bila kernicterus dapat dilalui, bayi
dapat tumbuh tapi tidak berkembang. Selain bahaya tersebut, bilirubin direk yang
bertumpuk dihati akan merusak sel hati menyebabkan sirosis hepatic (pengerutan hati)
Hiperbilirubinemia pada bayi kurang bulan lebih sering terjadi, lebih cepat
terlihat, dan berlangsung lebih lama. Kadar bilirubin di dalam darah bayi kurang bulan
juga lebih tinggi dibanding bayi cukup bulan, hal ini disebabkan oleh sel hati yang
masih imatur (belum matang), uptake dan konyugasi bilirubin lambat dan sirkulasi
enterohepatik yang meningkat
d. Jenis-jenis icterus
- Icterus fisiologis
Memiliki karakteristik:
 Timbul pada hari kedua-ketiga
 Kadar bilirubin indirek setelah 2x24 jam tidak melewati 15 mg % pada neonatus
cukup bulan dan 10 mg % pada bayi kurang bulan
 Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 5 mg % per hari
 Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg %
 Icterus hilang pada 10 hari pertama
 Tidak terbukti memiliki hubungan dengan keadaan patologis tertentu
- Icterus patologis/ hiperbilirubinemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai
yang memiliki potensi untuk menimbulkan kern icterus kalau tidak di tatalaksana
dengan baik, atau memiliki hubungan dengan keadaan yang patologis. Bila kadar
bilirubin mencapai 12 mg % pada cukup bulan dan 15 mg % pada bayi kurang bulan
- Kern icterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak
terutama pada korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus, hipokampus, nucleus
merah, dan nucleus pada dasar ventrikulus IV
e. Jenis-jenis icterus menurut waktu timbulnya
- Icterus yang timbul pada 24 jam pertama, sebagian besar disebabkan oleh:
 Inkompatibilitas darah Rh, ABO, atau golongan lain
 Infeksi intra uterin
 Defisiensi enzim G6PD (kadang-kadang)
- Icterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir
 Biasanya icterus fisiologis
 Masih ada kemungkinan inkompatibilitas Rh, ABO, atau golongan lain
 Defisiensi enzim G6PD atau enzim eritrosit lain
 Polisitemia
 Hemolysis perdarahan tertutup (perdarahan hepar, dll)
- Icterus yang timbul setelah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama
 Sepsis
 Dehidrasi dan asidosis defisiensi G6PD
 Pengaruh obat-obatan
 Sindroma Criggle- Najjar, sindroma Gilbert
- Icterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
 Icterus obstruktif
 Hipotiroid
 Breast milk jaundice
 Infeksi
 Hepatitis neonatal
 Galaktosemia
f. Tanda dan gejala hiperbilirubinemia
- Tampak mata berputar-putar
- Letargi
- Kejang
- Tidak mau menghisap
- Tuli, gangguan bicara, retardasi mental
- Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot, kejang, stenosis yang disertai
ketegangan otot
- Perut membuncit
- Pembesaran pada hati
- Feses berwarna seperti dempul
- Icterus
- Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap

8. mgp dilakukan pemeriksaan bilirubin dan sudah dapat Blue Light Therapi

perawatan untuk menghilangkan bilirubin dalam darah.


Manfaat fototerapi :

1. Efektif menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi


2. Tidak menghasilkan produk pecahan bilirubin yang beracun
3. Pecahan bilirubin cepat dihilangkan melalui ginjal dan hati
4. Mengurangi risiko kerusakan otak
5. Mudah didiagnosis
6. Mempersingkat waktu
7. Meminimalisir pemisahan bayi dari orang tua
8. Memberi jalan agar ibu bisa tetap memberikan ASI

9. mgp Sejak tiga hari sebelum dirujuk pasien terlihat perut kembung dan pucat, tidak ada
muntah. Buang air besar warna kuning kehijauan, buang air kecil biasa.
-Feses yang berwarna putih atau kuning pucat biasanya disebabkan adanya sumbatan
pada daerah hati atau kantung empedu, apalagi bila kondisi ini disertai dengan sakit
perut dan rasa kembung. Sumbatan ni membuat zat bilirubin (yang memberikan
warna kuning) tidak dapat dialirkan dengan normal.
Sementara feses atau pup yang berwarna hijau berlendir, kemungkinan disebabkan
adanya infeksi saluran pencernaan. Masalah pada saluran cerna (misalnya perdarahan)
juga dapat menyebabkan feses berwarna kemerahan atau kehitaman.

-Tinja berwarna kehijauan dapat disebabkan karena warna empedu. Pada keadaan
normal, makanan saat berada di usus halus akan bercampur dengan empedu. Makanan
tersebut kemudian akan mengalami penyerapan dan sisanya akan diteruskan ke usus besar.
Di usus besar, tinja kemudian mengalami suatu proses yang pada akhirnya akan
menyebabkan perubahan warna menjadi kuning atau cokelat. Bila tinja di usus besar hanya
singgah dalam waktu yang singkat, tinja tidak memiliki kesempatan untuk mengalami
perubahan warna tersebut. Keadaan ini sering disebut sebagai rapid transit atau penurunan
waktu singgah di usus besar yang akhirnya menyebabkan feses berwarna hijau.
Warna tinja kehijauan juga sering pada bayi yang mengkonsumsi susu formula khusus
seperti formula kedelai, formula hipoalergenik, formula asam amino, dan beberapa formula
dengan kandungan zat besi yang tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan karena diare yang
berkepanjangan akibat overgrowth bacteria karena toksin yang dikeluarkan bakteri akan
mengikat sebagian empedu ditinja sehingga empedu tidak diserap kembali oleh usus dan
akan mewarnai tinja lebih hijau

10. Apa makna pemfis


-perut distensi artinya perut bayi menegang. Bisa disebabkan oleh kembung.

Apakah ada hubungan antara kelainan genitalia dengan ibu preeklamsi berat? Jawab : Ada.
Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan makanan ke
plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam kandungan. Janin bisa berisiko
lahir cacar hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup. bahwa ibu hamil
dengan preeklamsia dapat melahirkan bayi dengan kelainan kongenital meskipun angkanya
kecil.

11. Mgp Pasien ditatalaksana dengan dirawat dalam inkubator, diberikan oksigen dan
pemasangan infus

Untuk memudahkan penanganan, pelayanan, dan pengawasan Indikasi pasien (bayi) dirawat
dalam inkubator antara lain:
1. Bayi kurang bulan, sehat atau sakit
2. Bayi kecil kurang dari 2000 gram, sehat atau sakit
3. Bayi lebih dari 2000 gram keadaan sakit terutama kesulitan bernafas
4. Bayi yang mengalami operasi (pasca operasi) sebelum pemulihan.
Apa tujuan penggunaan inkubator pada bayi ?
Jawab :
Tujuan perawatan dengan Inkubator adalah
1. Menciptakan suhu kamar yang optimal sesuai dengan kebutuhan bayi
2. Mencegah infeksi
3. Menciptakan konsentrasi oksigen yang sesuai dengan kebutuhan bayi
4. Memenuhi kelembaban yang dibutuhkan untuk lingkungan bayi

12. Mgp kemudian direncanakan pemeriksaan laboratorium, foto toraks dan abdomen dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
13. bagaimana mengatasinya, serta bagaimana prognosisnya

1. Apa saja indikasi SC selain ibu preeclampsia berat?


Indikasi dilakukannya SC menurut Mochtar dan Sarwono Prawirohardjo adalah:
a. Plasenta previa, terutama plasenta previa totalis dan subtotalis
b. Panggul sempit
c. Rupture uteri mengancam
d. Partus lama
e. Tumor yang menghalangi jalan lahir
f. Kelainan letak atau bayi besar
g. Keadaan dimana usaha2 utk melahirkan pervaginam gagal
h. Kematian janin
i. Gemeli
j. Komplikasi pre eklampsia dan hipertensi
k. Distosia jaringan lunak
l. Disproporsi kepala panggul (CPD/FPD)
m. Disfungsi uterus

Anda mungkin juga menyukai