Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM

GOOD LABORATORY PRACTICE (GLP)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Laboratorium

Di Susun Oleh :

Aghniya Faza Damara 1711C1001

Fathlia Sinta Azhara 1711C1009

S1 Analis Medis dan Kimia

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak lupa Shalawat
serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini
sebagai Rahmatanlil A’lamin yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen laboratorium tentang Good
Laboratory Practice (GLP). Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan
berpikir dibidang terkait dengannya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, 05 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN......................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Good Laboratory Practices (GLP). .................................................................. 3
2.2 Tujuan Good Laboratory Practices (GLP). ........................................................................ 3
2.3 komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice) ...................................... 4
2.3.1 Organisasi............................................................................................................................. 4
2.3.2 Ruang dan Fasilitas ............................................................................................................. 5
2.3.3 Peralatan Laboratorium ..................................................................................................... 6
2.3.4 Metode Pemeriksaan ........................................................................................................... 8
2.3.5 Spesimen............................................................................................................................... 8
2.3.6 Bahan Laboratorium ......................................................................................................... 9
2.3.7 Bakuan Mutu .................................................................................................................... 11
2.3.9 Pemantapan Mutu ............................................................................................................ 13
2.3.10 Keamanan ......................................................................................................................... 14
BAB III .................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga Pemerintah berkewajiban untuk melindungi masyarakatnya terhadap
produk-produk yang membahayakan kesehatan dan lingkungan, untuk menunjang hal tersebut
perlu adanya data analitik yang valid dan mampu khusus untuk mengambil keputusan aman
tidaknya suatu produk. Berawal dari kondisi inilah dirasakan perlunya penerapan cara
laboratorium yang baik Good Laboratory Practices (GLP).

Definisi Good Laboratory Practices adalah aturan-aturan, prosedur-prosedur dan


praktek di laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan intensistas data analitik yang
dikeluarkan oleh laboratorium tersebut. Adapun lebih jelasnya “Good Laboratory Practice”
atau GLP adalah suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan
pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat
dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional/internasional serta
memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.
Tujuan GLP adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk
merencanakan suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga
seluruh proses dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi
secara rinci apabila diperlukan.

Ruang lingkupnya meliputi organisasi, personel, penanganan sampel, metode dan


prosedur pengujian, pencatatan dan pelaporan data, serta keamanan laboratorium.
Laboratorium mempunyai personel, fasilitas, dan lingkungan yang sesuai dengan pengujian
yang akan dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud GLP (Good Laboratory Practice).
2. Apa tujuan GLP (Good Laboratory Practice).
3. Apa saja komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice).

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penulisan ini,
adalah untuk:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud GLP (Good Laboratory Practice).
2. Untuk mengetahui apa tujuan GLP (Good Laboratory Practice).
3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory
Practice).

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui pengertian dari GLP (Good Laboratory Practice).
2. Dapat mengetahui tujuan GLP (Good Laboratory Practice).
3. Dapat mengetahui komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Good Laboratory Practices (GLP).

Good Laboratory Practice (GLP) atau praktik laboratorium yang baik/benar pertama
kali dikemukakan dalam New Zealand Testing Laboratory Registraction Act of 1972.
Undang-undang tersebut bertujuan untuk menetapkan kebijakan nasional di bidang pengujian
serta digunakan sebagai dasar untuk mendirikan sebuah Testing Laboratory registration
Council.
Good Laboratory Practice (GLP) adalah keterpaduan suatu proses organisasi, fasilitas,
personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar sehingga menjamin pengujian di
laboratorium selalu direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, direkam, dan dilaporkan sesuai
dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan serta perdagangan. GLP adalah suatu alat
manajemen laboratorium yang memberlakukan bagaimana mengorganisasikan laboratorium
pengujian dengan tujuan mencegah kesalahan serta meningkatkan dan menjaga mutu data
hasil uji.
Jadi “Good Laboratory Practice” atau GLP merupakan suatu cara pengorganisasian
laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang
dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai
standar nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.

2.2 Tujuan Good Laboratory Practices (GLP).


Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang dihasilkan
telah mempertimbangkan:
a. Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution)
b. Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice)
c. Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice)
d. Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice)
e. Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (Good Dokumentation
Practice)

3
f. Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good Housekeeping
Practice).
Adapun singkatnya GLP tujuannya adalah sebagai penuntun bagi personal
laboratorium untuk merencanakan suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja
sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap
serta dapat direkonstruksi secara rinci apabila diperlukan.

Terdapat faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian yang dilakukan
oleh laboratorium salah satunya adalah :
a. Personel
b. Kondisi akomodasi dan lingkungan
c. Metode pengujian dan kalibrasi serta validasi metode
d. Peralatan
e. Ketertelusuran pengukuran
f. Pengambilan sampel uji
g. Penanganan sampel yang akan diuji dan barang yang akan dikalibrasi
h. Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi
i. Laporan hasil uji atau sertifikat kalibrasi

2.3 komponen-komponen dalam GLP (Good Laboratory Practice)


2.3.1 Organisasi
Komponen dalam kelengkapan organisasi disesuaikan dengan jenis dan
jenjang laboratorium. Laboratorium Kesehatan harus berbentuk badan hukum dan
mempunyai struktur organisasi yang jelas serta terpampang.
Manajemen harus ada meliputi beberapa aspek diantaranya :
 Visi & misi
 Informasi & Alur Pelayanan
 Persyaratan unsur-unsur manajemen
 Tenaga
 Manajemen Mutu
 Komunikasi
 Pendidikan & Pelatihan

4
Kelengkapan organisasi disesuaikan dengan jenis dan jenjang laboratorium yang bersangkutan
1. Tenaga

a) Dokter Spesialis Patologi Klinik

b) Dokter umum + pengalaman di bidang laboratorium

c) Sarjana bidang kesehatan

d) Analis kesehatan

2. Komunikasi

a) Intern (dalam laboratorium itu sendiri) : horizontal / vertikal

b) Ekstern (antar laboratorium lain / unit lainnya yang terkait)

c) Penanggung jawab laboratorium harus dapat mengadakan komunikasi ekspertis / keahlian


/konsultatif untuk memberikan penjelasan kepada pemakai jasa.
3. Diklat
Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium secara berkesinambungan:
 Formal
 Informal
 Bimtek (pelatihan bimbingan teknis)
2.3.2 Ruang dan Fasilitas

Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan,


aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan specimen untuk kebutuhan
pemeriksaan laboratorium.
1. Ruang penerimaan

a) Ruang pemeriksaan

b) Ruang administrasi

2. Fasilitas penunjang

a. Kamar mandi/WC pasien dan petugas laboratorium


b. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium
c. Terdapat ruangan ber –AC
d. Terdapat bak cuci

5
3. Fasilitas keamanan kerja

a) Ventilasi yang cukup

b) Penerangan yang cukup

c) Air bersih yang mengalir

2.3.3 Peralatan Laboratorium

Sebelum menentukan jenis alat yang akan dibeli, perlu dipertimbangkan beberapa faktor
diantaranya:

a) Sesuai dengan kebutuhan jenis pemeriksaan, vol spesimen, jumlah pemeriksaan.


b) Sesuai dengan fasilitas yang tersedia, misal : luas ruangan, listrik dan lain-lain.
c) Tersedianya tenaga yang ada untuk mengoperasikan alat tersebut.
d) Tersedianya reagensia dan kontinuitas pengadaanya.
e) Sistem alat
f) Pemasok/vendor :
a. Mempunyai reputasi yang baik, memiliki fasilitas uji fungsi.
b. Menyediakan petunjuk operasional alat.
c. Menyediakan pelatihan dan pelayanan purna-jual.
g) Terdaftar di DepKes (BPOM)
h) Nilai ekonomis
i) Pemilihan pemasok
j) Evaluasi peralatan baru, baik sebelum/ sesudah pembelian alat yang mencakup :
a. Kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur.
b. Kesesuaian alat dengan lingkungan dan lain-lain.
k) Penggunaan dan pemeliharaan alat (maintenance)
l) Pemecahan masalah kerusakan alat (trouble shooting)
m) Kalibrasi peralatan
n) Penanggung jawab alat (umumnya setiap alat tidak digunakan oleh hanya satu orang saja).

Cara penggunaan & pemeliharaan masing-masing peralatan harus ditulis dalam intruksi
kerja dan dibuat form pencatatan pemeliharaan peralatan

6
Hal-hal yang diperhatikan dalam pemakaian peralatan :

 Persyaratan kecukupan peralatan


 Persyaratan kemampuan alat
 Penandaan peralatan
 Log alat
 Persyaratan pengoperasian alat
 Jaminan kemananan kerja alat
 Penanganan terhadap alat yang rusak
 Pemindahan alat
 Pemutakhiran hasil kalibrasi
 Pencegahan terhadap perlakuan orang yang tidak berwenang

Beberapa Peralatan yang perlu mendapat perhatian :


 Alat Gelas
 Blood cell counter
 Ellisa set
 Flame Photometer
 Spektrofotometer
 Inkubator
 Kamar hitung
 Lemari es & Freezer
 Gas Chromatigraphy
 Mikroskop
 Otoklaf
 Oven
 Penangas air
 Pipet
 pH meter
 Rotator
 Sentrifuge
 Timbangan analitik/digital

7
2.3.4 Metode Pemeriksaan

Pemilihan metoda pemeriksaan perlu dipertimbangkan :


a) Tujuan pemeriksaan
Tiap pemeriksaan sensitifitas & spesifisitas yang berbeda-beda. Pemeriksaan dengan
sensitifitas yang tinggi terutama dipersyaratkan untuk tujuan pemeriksaan penyaring. Metoda
yang baik adalah yang mempunyai sensitifitis & spesifisitis setinggi mungkin.
b) Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan, misalnya : pada keadaan gawat darurat.
c) Rekomendasi resmi dari lembaga / badan yang diakui atau organisasi profesi.

Dasar Pemilihan Metode Pemeriksaan  Pertimbangkan tujuan, kecepatan dan rekomendasi


metode yang ingin dipakai
Evaluasi Metode Pemeriksaan  Mengingat ilmu selalu berkembang dan memastikan
metode tersebut masih valid perlu dilakukan evaluasi rutin metode pemeriksaan.
2.3.5 Spesimen
1. Macam : -
a. Darah (serum / plasma)
b. Urin
c. Feces
d. Dan lain-lain
2. Persiapan : - Pasien (puasa, diet, obat-obatan, alkohol, merokok, umur, ras, kehamilan,
aktivitas fisik, demam, trauma, variasi harian)
3. Pengambilan, syarat-syarat :
a. Peralatan
b. Wadah
c. Pengawet / tidak
d. Waktu pengambilan yang paling baik
e. Lokasi pengambilan yang tepat
f. Volume spesimen yang dibutuhkan

4. Pemberian identitas :

a) Tanggal & jam

b) Nama pasien

c) Jenis kelamin

8
d) Umur

e) No register laboratorium

f) Pemeriksaan laboratorium yang diminta

5. Pengolahan : - Spesimen yang telah diambil harus segera diolah dan diperiksa, karena stabilitas
spesimen dapat berubah oleh faktor-faktor misalnya: terjadinya penguapan, pengaruh suhu,
terkena paparan sinar matahari terkontaminasi oleh kuman.

6. Penyimpanan dan pengiriman spesimen

a) Bila spesimen tidak dapat langsung diperiksa, maka spesimen tersebut harus disimpan
dengan memperhatikan persyaratan penyimpanan untuk tiap-tiap spesimen.

b) Perhatikan juga :

 Apakah perlu antikoagulan / tidak

 Wadah yang dipakai

 Stabilitas spesimen tersebut.

7. Bila spesimen yang diterima oleh laboratorium tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan
maka laboratorium tersebut harus menolaknya

2.3.6 Bahan Laboratorium

1. Macam / jenis :

a) Reagen

b) Standar

c) Bahan kontrol

d) Air
e) Media
2. Dasar pemilihan :

a) Kualitas bahan

b) Produksi pabrik yang telah dikenal

c) Deskripsi lengkap dari bahan / produk

d) Masa kadaluarsa yang panjang

9
e) Volume / isi kemasan

f) Mudah diperoleh di pasaran

g) Biaya tiap satuan (nilai ekonomis)

h) Pemasok / vendor

i) Kelancaran & kesinambungan pengadaan

j) Terdaftar di DepKes (BPOM)

3. Pengadaan harus diperhitungkan :

a) Tingkat persediaan

- Tingkat persediaan harus sama dengan jumlah persediaan yaitu

 Persedian minimum adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan.

 Jumlah safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang
sangat dibutuhkan diluar kebutuhan rutin atan yang sering terlambat diterima dari
pemasok.

b) Perkiraan jumlah kebutuhan

- Untuk menetapkan perkiraan jumlah kebutuhan dapat didasarkan pada jumlah


pemakaian/pembelian bahan periode 6-12 bulan.

c) Waktu yang dibutuhkan untuk mensuplai bahan tersebut.

- Untuk penyimpanan haru diperhatikan :

a. Perputaran pemakaian : FIFO (First In First Out)

b. Suhu/kelembaban

c. Lama penyimpanan (lihat kadaluarsa & incompabilitynya)

10
2.3.7 Bakuan Mutu
Bakuan mutu atau bakuan prosedur ini memiliki syarat , adapun syaratnya adalah :
a. Dijadikan pegangan bagi petugas
b. Senua kegiatan perlu bakuan prosedur
c. Perlu dievaluasi
d. Diletakan ditempat yang mudah terlihat

Bakuan mutu dapat dibagi beberapa jenis berdasarkan jenjang hierarki dalam suatu
organisasi. Pada umumnya jenjang dokumen bakuan mutu terbagi atas 3 jenjang :
1. Normatif (Pedoman Mutu / Kebijakan Mutu)
Yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu yang berlaku dalam laboratorium yang
bersangkutan. Dari pedoman ini harus tercermin secara garis besar sasaran mutu yang ingin
dicapai & segala upaya yang dilakukan agar sasaran mutu tersebut dapat benar-benar tercapai.
2. Tingkat menengah :
Prosedur Tetap ( Standard Operating Prosedure / SOP). Yang memuat langkah-langkah utama
dalam mengerjakan suatu aktifitas.
Contoh :
SOP Pendaftaran & penerimaan Pasien/Spesimen

SOP Pengadaan Reagensia

SOP Pemeriksaan dan sebagainya

Komponen prosedur tetap ( protap) meliputi:

a. Nama prosedur
b. Tujuan dan ruang lingkup
c. Penanggung jawab
d. Referensi
e. Definisi
f. Dokumentasi
g. Prosedur kerja
h. Pengesahan

11
3. Teknis :

Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja yang mengatur bagaimana segala langkah teknis harus
dilakukan.

Contoh : SOP yang disebut diatas, secara umum dirinci langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam menganalisa sampel.Sebagai petunjuk teknis untuk mendukung Protap tersebut perlu
dibuatkan pedoman bagi masing-masing analit (parameter pemeriksaan) sehingga akan tersedia,
misalnya :

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Glukosa.

Petunjuk Teknis Pemeriksaan HBs Ag dan sebagainya.

2.3.8 Pencatatan dan Pelaporan


Diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
kesalahan dalam pencatatan & pelaporan akan mempengaruhi aktivitas laboratorium
1. Pencatatan :

a) Kegiatan pelayanan

b) Keuangan

c) Logistik

d) Kepegawaian

2. Pelaporan :

a) Kegiatan rutin : harian, triwulan, tahunan

b) Khusus : kasus-kasus KLB, HIV

c) Hasil pemeriksaan
3. Penyimpanan dokumen :

a) Surat permintaan pemeriksaan laboratorium

b) Hasil pemeriksaan laboratorium

c) Surat permintaan dan hasil rujukan

4. Pemusnahan dokumen - setelah 5 tahun


(Depkes RI. 2002)

12
2.3.9 Pemantapan Mutu

1. Pemantapan Mutu Internal


PMI adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing
laboratorium sendiri secara rutin, teratur dan terus menerus terhadap setiap tahap pemeriksaan
mulai dari tahap praanalitik, analitik sampai pasca analitik, agar dapat memperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat dan teliti.

Berbagai kegiatan dalam PMI ini antara lain :


a. Kalibrasi peralatan
b. Ujia kualitas air
c. Uji kualitas reagens
d. Uji kuliatas antigenik-antisera
e. Uji ketelitian ketepatan (Anna. 2008)
2. Pemantapan Mutu Eksternal
PME adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium
yang bersangkutan untuk menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Setiap laboratorium harus mengikuti PME tersebut. Kegiatan ini merupakan
pengecekan terakhir dari kegiatan pemantapan mutu. Dalam mengikuti kegiatan PME ini,
pelaksanaan pemeriksaan haruslah tidak dilakukan secara khusus, tapi dilakukan sama seperti
yang dilakukan pada pemeriksaan sehari-hari. (Usman. 2006)
3.Audit
Adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang telah
dilaksanakan didalam laboratorium. Audit dapat dilakukan oleh petugas yang sudah senior di
laboratorium yang bersangkutan (internal audit) atau oleh pihak lain di luar laboratorium (external
audit). (Muslim. 2001)
4.Validasi Hasil
Merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan melalui pemeriksaan ulang oleh
laboratorium rujukan, termasuk disini adalah cross-check. (Hardjoeno. 2006)
5. Akreditasi
Merupakan inspeksi yang dilakukan oleh badan yang berwenang untuk menentukan apakah suatu
laboratorium layak dan kompeten untuk melakukan suatu pelayanan laboratorium. (Wirasuta.
2010)

13
6. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan & pelatihan harus direncanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, serta
dilaksanakan dan dipantau pelaksanaannya. (Puslabkes. 1997)

2.3.10 Keamanan

A. Setiap petugas laboratorium harus memahami dan menguasai:

1. Hal-hal umum yang berkaitan dengan pencegahan infeksi

2. Pengaturan dan tata ruang laboratorium

3. Penggunaan peralatan laboratorium

4. Sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi

5. Pengelolaan spesimen

6. Pengelolahan limbah

7. Pengamanan terhadap :

a. Bahan kimia

b. Bahan radioaktif

c. Infeksi mikroorganisme

d. Fasilitas hewan percobaan

e. Keadaan darurat

B. Agar semua tindakan keamanan laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik perlu
dibentuk Tim Keamanan Laboratorium. (Depkes RI. 2010)

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
“Good Laboratory Practice” atau GLP merupakan suatu cara pengorganisasian
laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang
dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai
standar nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.

GLP tujuannya adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk merencanakan
suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses
dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi secara rinci apabila
diperlukan

Dalam komponen GLP terdapat :


1. Organisasi
2. Ruang dan fasilitas
3. Perlatan laboratorium
4. Metode pemeriksaan
5. Spesimen
6. Bahan laboratorium
7. Bakuan mutu
8. Pencatatan dan pelaporan
9. Pemantapan mutu
10. Keamanan.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari itu
penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca agar ada peningkatan dalam pembuatan
makalah sehingga penulis bisa lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

(Indera).http://www.academia.adu/35963814/GOOD_LABORATORY _YANG_ BAIK_ BENAR..co.id


Diakses (05 oktober 2019)

(Bayu,Dian).http://www.academia.adu/36272750/Komponen-komponen_GLP_di_Lab.co.id
Diakses (05 oktober 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai