PENDAHULUAN
2. Pemodelan Matematis
Bagian terpenting dari Riset Operasi adalah bagaimana menerjemahkan permasalahan
sehari-hari ke dalam model matematis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemodelan
harus disederhanakan dan apabila ada data yang kurang, kekurangan tersebut dapat
diasumsikan atau diisi dengan pendekatan yang bersifat rasional. Dalam Riset Operasi
diperlukan ketajaman berpikir dan logika.
Untuk mendapatkan solusi yang optimal dan memudahkan kita mendapatkan hasil, kita
dapat menggunakan komputer. Software yang dapat digunakan antara lain: LINDO
(Linear, Interactive and Discrete Optimizer) dan POM For Windows.
Program linear adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk
penyelesaikan masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi
tujuan yang bergantung pada sejumlah variabel input.
Hal terpenting yang perlu kita lakukan adalah mencari tahu tujuan penyelesaian masalah dan
apa penyebab masalah tersebut.
Dua macam fungsi Program Linear:
Fungsi tujuan : mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah
Fungsi kendala : untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber
daya tersebut.
1. Masalah Maksimisasi
Maksimisasi dapat berupa memaksimalkan keuntungan atau hasil.
Contoh:
PT LAQUNATEKSTIL memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi 2 jenis produk,
yaitu kain sutera dan kain wol. Untuk memproduksi kedua produk diperlukan bahan baku
benang sutera, bahan baku benang wol dan tenaga kerja. Maksimum penyediaan benang
sutera adalah 60 kg per hari, benang wol 30 kg per hari dan tenaga kerja 40 jam per hari.
Kebutuhan setiap unit produk akan bahan baku dan jam tenaga kerja dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Kedua jenis produk memberikan keuntungan sebesar Rp 40 juta untuk kain sutera dan Rp
30 juta untuk kain wol. Masalahnya adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap jenis
produk yang akan diproduksi setiap hari agar keuntungan yang diperoleh bisa maksimal.
Langkah-langkah yang dilakukan dengan cara:
1) Tentukan variabel
3
X1=kain sutera
X2=kain wol
2) Fungsi tujuan
Zmax= 40X1 + 30X2
3) Fungsi kendala / batasan
2X1 + 3X2 ≤60 (benang sutera)
2X2 ≤30 (benang wol)
2X1 + X2 ≤40 (tenaga kerja)
4) Membuat grafik
2X1 + 3 X 2=60
X1=0, X2 =60/3 = 20
X2=0, X1= 60/2 = 30
2X2 30
X2=15
2X1 + X2 40
X1=0, X2 = 40
X2=0, X1= 40/2 = 20
Titik A
X1=0, X2=0
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 + 30 . 0 = 0
Titik B
X1=20, X2=0
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 20 + 30 . 0 = 800
Titik C
Mencari titik potong (1) dan (3)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + X2 = 40 -
2X2=20 X2=10
Masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + 3 *10 = 60
2X1 + 30 = 60
2X1 = 30 X1 = 15
Masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40X1 + 30X2 = 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900 (optimal)
Titik D
2X2 = 30
X2 = 15
Masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + 3 *15 = 60
2X1 + 45 = 60
2X1 = 15 X1 = 7,5
Masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 * 7,5 + 30 * 15 = 300 + 450 = 750
Titik E
X2 = 15
5
X1 = 0
Masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 + 30 .15 = 450
Kesimpulan :
untuk memperoleh keuntungan optimal, maka X 1 = 15 dan X2 = 10 dengan keuntungan
sebesar Rp 900 juta.
2 . Masalah Minimisasi
Minimisasi dapat berupa meminimumkan biaya produksi. Solusi optimal tercapai pada
saat garis fungsi tujuan menyinggung daerah fasible yang terdekat dengan titik origin.
6
Contoh :
Perusahaan makanan ROYAL merencanakan untuk membuat dua jenis makanan yaitu
Royal Bee dan Royal Jelly. Kedua jenis makanan tersebut mengandung vitamin dan
protein. Royal Bee paling sedikit diproduksi 2 unit dan Royal Jelly paling sedikit
diproduksi 1 unit. Tabel berikut menunjukkan jumlah vitamin dan protein dalam setiap
jenis makanan:
3) X1 = 2
4) X2 = 1
Solusi optimal tercapai pada titik B (terdekat dengan titik origin), yaitu persilangan garis
kendala (1) dan (2).
2X1 + X2 = 8
2X1 + 3X2 = 12
-2X2 = -4 sehinggaX2 = 2
masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + X2 = 8
2X1 + 2 = 8
2 X1 = 6 sehinggaX1 = 3
masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z min = 100X1 + 80X2 = 100 . 3 + 80 . 2 = 300 + 160 = 460
Kesimpulan :
Untuk meminimumkan biaya produksi, maka X 1 = 3 dan X2 = 2 dengan biaya produksi 460
ribu rupiah.
SOAL LATIHAN
1. Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Kendala : 2X1 ≤8
3X2 ≥15
8
2. Minimumkan Z = 5 X1 + 2X2
Kendala: 6X1 + X2 ≥6
4X1 + 3X2 ≥2
X1 + 2X2 ≥4 , X1 ≥0, X1 ≥0
3. PT BAKERY memproduksi tiga jenis roti kering, yaitu pia, bolukismis dan coklatkeju
dengan keuntungan tiap jenis produk masing-masing Rp 150, Rp 400 dan Rp 600. Setiap
minggu ditetapkan minimum produksi roti pia 25 unit, bolukismis 130 unit dan
coklatkeju 55 unit. Ketiga jenis roti memerlukan pemrosesan tiga kali yaitu penyiapan
bahan, peracikan dan pengovenan seperti terlihat pada tabel berikut:
Bagaimana formulasi program linear masalah PT Bakery tersebut dan hitung solusi
optimalnya!
Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel
keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya digunakan
Metode Simplex.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0).
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila negatif, nilai tersebut harus
dikalikan –1.
3. Fungsi kendala dengan tanda “≤” harus diubah ke bentuk “=” dengan menambahkan
variabel slack/surplus. Variabel slack/surplus disebut juga variabel dasar.
4. Fungsi kendala dengan tanda “≥” diubah ke bentuk “≤” dengan cara mengalikan dengan –
1, lalu diubah ke bentuk persamaan dengan ditambahkan variabel slack. Kemudian
karena RHS-nya negatif, dikalikan lagi dengan –1 dan ditambah artificial variabel (M).
5. Fungsi kendala dengan tanda “=” harus ditambah artifi
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
R R X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi
R 1 3 4 0 -1 0 0 30
38
S1 0 1 0 1 0 0 0 4
R2 0 0 2 0 0 1 0 12
R3 0 3 2 0 -1 0 1 18
R R X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi
R 1 3 0 0 -1 -2 0 6
S1 0 1 0 1 0 0 0 4
X2 0 0 1 0 0 1/2 0 6
R3 0 3 0 0 -1 -1 1 6
R R X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi
R 1 0 0 0 0 -1 -1 0
S1 0 0 0 1 1/3 1/3 -1/3 2
X2 0 0 1 0 0 1/2 0 6
X1 0 1 0 0 -1/3 -1/3 1/3 2
Persoalan memiliki solusi fisible karena Z=0
Fase 2
S1 + 1/3 S3 =2
X2 =6
X1 - 1/3 S3= 2 X1= 2 +1/3 S3
Kembali ke persamaan semula susbstitusi:
Min Z = 3(2 +1/3 S3)+ 5(6)
Z – S3 = 36
Z X1 x2 S1 S3 Solusi
Z 1 0 0 0 -1 36
S1 0 0 0 1 1/3 2
X2 0 0 1 0 0 6
39
X1 0 1 0 0 -1/3 2
Buat Fungsi Tujuan dan Fungsi Pembatas dan rubah sesuai aturan yang telah ditentukan,
hasil bisa dilihat tabel awalnya sebagai berikut:
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1. Menentukan koefisien fungsi tujuan variabel basis awal dapat dicari dengan:
- Mengalikan fungsi tujuan yang original dari variabel basis pada iterasi yang
bersangkutan dengan matrik di bawah variabel basis awal pada iterasi
bersangkutan (Simplex multipliers)
- Kurangi nilai diatas dengan fungsi tujuan yang original
Bentuk original fungsi tujuan primal diatas bisa kita tuliskan sebagai berikut :
Z = 5X1+12X2+4X3+0S1-MR2, dimana variabel basis awal adalah S1 dan R2
sehingga koefisien fungsi tujuan original adalah 0 dan –M.
Bentuk original fungsi tujuan dual diatas bisa kita tuliskan sebagai berikut:
Z = 10Y1+8(Y2’-Y2’’)-0(S1+S2+S3)+M(R1+R2+R3), dimana variabel basis awal
adalah R1,R2 dan R3 sehingga koefisien fungsi tujuan original adalah M,M dan M.
50
51
52
53
54
55
Jawab:
- Partisi I={A} II={B,C,D,E,F}
- Partisi I={A,B} II={C,D,E,F} karena A ke B paling minim
- Partisi I={A,B,E} II={C,D,F} karena B ke E paling minim
- Partisi I={A,B,E,C} II={D,F} karena A ke C lebih minim
- Partisi I={A,B,E,C,D} II={F} karena C ke D lebih minim
- Partisi I={A,B,E,C,D,F} II={} karena D ke F lebih minim
V. PROGRAM DINAMIS
Solusi
Dari hasil diatas Cs,xn merupakan biaya dari kota s ke kota xn
Hasil Akhir total biaya minimum sebesar 11, dengan pilihan start dengn dua cara
sebagai berikut:
1. Dari kota 1 ke kota 3 (dari tabel akhir), kemudian ke kota 5 (dari tabel ke 3),
kemudian ke kota 8 (dari tabel 2) dan ke kota 10. Jadi jalurnya 1->3->5->8->10
2. Dari kota 1 ke kota 4 (dari tabel akhir), kemudian ke kota 5 atau 6 (dari tabel ke
3), kemudian ke kota 8 dari kota 5 dan 9 dari kota 6 (dari tabel 2) dan ke kota 10.
Jadi jalurnya 1->4->5->8->10 atau 1->4->6->9->10
Jawab
Misalkan Pi(Xi) adalah ukuran keefektifan dengan alokasi team sebanyak Xi pada
negara I, sehingga bisa dituliskan Maksimumkan ΣPi(Xi), dimana Σxi=5 untuk
i=1 s/d i=3
Karena itu Fn(S,Xn) = Pn(Xn) + F*n+1(S-Xn)
Fn*(S) = maks(Pn(Xn) + F*n+1(S-Xn)) untuk Xn=0,1,2,…S Dan n=1,2
Dimana Fn*(S) adalah total nilai maks pada n negara dengan team sebanyak S
67
HASIL
Dengan demikian solusi optimumnya untuk n=1adalah X1=1 sesuai tabel 3,
sehingga S=5-1=4 untuk N=2
Akibat pada N=2 dengan S=4 didapat X2=3 sesuai tabel 2, sehingga S=4-3=1
untuk N=3
Akibatnya pada N=3 dengan S=1 didapat X3=1
Jadi negara 1 ada 1 team, negara 2 ada 3 team dan negara 3 ada 1 team dengan
total team=5
68
- ES(i)+SS(i,j)
- ES(i)+SF(i,j)-D(j)
- EF(i) + FS(i,j)
- EF(i)+FF(i,j)-D(j)
• EF(j) = ES(j) + D(j)
Harga LS dan LF
• Harga awal untuk LF adalah EF, diset pada kegiatan akhir yaitu tabel kegitan yang
tidak ada panah keluar ke tabel tersebut
• LF yang lain dihitung dengan mencari nilai minimum dari:
- LF(j)-FF(i,j)
- LF(j)-SF(i,j)+D(i)
- LS(j) - FS(i,j)
- LS(j)-SS(i,j)+D(i)
• LS(i) = LF(i) - D(i)
Alokasi arus pada jalur-jalur dalam jarinngan yang memiliki kapasitas terbatas,
mulai dari tempat asal ke tempat tujuan agar jumlah arus yang mengalir
maksimum.
Model CPM (t=konstan)
Berbentuk jaringan:
AOA : Activity on Arch (sering dipakai) AON : Activity on Note
Notasi
ET a, t, s ET
i j
LT LT
3 dummy
a a
2 3 2 4
b b
a c a 2 c
2
b d dummy
b 3 d
c dikerjakan setelah a dan d dikerjakan setelah a & b selesai
b
a c e g
1 2 3 4 6
d f
5
72
5
3
5
b
2
0
0 a 3 c 5 e 8 g 9
1 2 4 6 7
0 3 3 1 5 3 8 1 9
0 1 d 0 0
1 6
f 1
1 5 1
7
ETj = Earliest Time (waktu maksimum sampai node j) = Max {ETi + tij }
LTi = Latest Time (waktu minimum paling lambat pada node i) = Min {LTj – tij }
sij = slack (waktu tunda) = LTj – tij – ETi
Critical path (Lintasan kritis) ? 1 à 2 à 3 à 4 à 6 à 7
Waktu kegiatan adalah independent secara statistik, sehingga rerata & varian
waktu kegiatan dapat dijumlahkan utk menghasilkan rerata & varian waktu
proyek
9
2
9
a d
9 c 3
0 0 5 8 20 g 24
1 0 4 5
0 b 20 4 24
e 6
0
10
4 3
14 0 f
14 3
7
BAB VII
TRANSPORTASI
75
Algoritma NWC:
o Pengisian dimulai dari kotak yang berada diposisi ujung kiri atas sampai posisi
ujung kanan bawah. Dimana posisi Persediaan merupakan Kolom dan Permintaan
pada Baris
o Isi kotak sesuai nilai terkecil dari persediaan atau permintaan, dimana nilai dari
persediaan dan permintaan dikurangi dengan nilai yang diisikan pada kotak
- Bila nilai persediaan bernilai nol maka pindah pengisian pada posisi kotak
disebelah kanan
- Bila nilai permintaan bernilai nol maka pindah pengisian pada posisi kotak
disebelah bawah
- Bila keduanya bernilai nol maka bisa dipilih pindah ke posisi kanan atau
posisi bawah
o Jumlah kotak yang terisi harus sebanyak jumlah kolom Persediaan + jumlah baris
Permintaan -1
o Cari posisi kotak dengan nilai biaya pengiriman yang terkecil, isi posisi kotak
tersebut dengan nilai terkecil dari persediaan atau permintaan pada posisi kotak
tersebut
o Ulangi langkah diatas untuk biaya terkecil berikutnya dengan syarat pada posisi
tersebut salah satu dari nilai permintaan atau persediaan tidak NOL. Bila nilai
keduanya NOL posisi tersebut bisa dipilih dan lakukan pengisian seperti diatas
o Pengisian dilakukan sampai jumlah kotak yang terisi sama dengan jumlah kolom
persediaan + jumlah baris permintaan – 1
Catatan:
- Bila jumlah permintaan > jumlah persediaan maka ditambahkan persediaan
dummy dengan nilai biaya pengirimannya adalah NOL
- Bila jumlah permintaan < jumlah persediaan maka ditambahkan permintaan
dummy dengan nilai biaya pengirimannya adalah NOL
77
78
Contoh:
Mana yang terbaik menginvestasikan dana Rp.100jt dalam bentuk : saham, tanah,
atau tabungan jika pay-off (keuntungan) dari ketiga investasi didasarkan pada kondisi
ekonomi: cerah, sedang, lesu. Matrik pay-off dibuat berdasarkan pengalaman, data yang
tersedia, dan situasi saat ini yaitu;
Prospek Ekonomi
Alternatif Investasi
Cerah Sedang Lesu
Saham 10 6,5 -4
Tanah 8 6 1
Tabungan 5 5 5
Prospek Ekonomi
Alternatif Investasi
Cerah Sedang Lesu
Saham 10 6,5 -4
Tanah 8 6 1
Tabungan 5 5 5
Pilihan keputusan
Keputusan : Tabungan (karena pay-off terkecil=lesu, kriteria maksimum=5)
Pilihan keputusan
Keputusan : Saham (karena pay-off terbesar=cerah, kriteria mkas=10)
VII .1.3 Kriteria Regret (Minimax)
90
Pilihan keputusan
Keputusan : Tanah (karena kriteria minimum=4 dari kerugian maksimum)
VII .1.4 Kriteria Hurwicz
Asumsi : Kompromi antara kriteria maximin dan maximax setiap alternatif pay-off
maksimum dikalikan dg koefisien optimisme a. Setiap alternatif pay-off
minimum dikalikan dg koefisien (1-a)
Kriteria : Memilih nilai maksimum dari nilai tertimbang berdasarkan koef optimisme
Prospek Ekonomi
Alternatif Nilai tertimbang
Cerah Sedang Lesu
Investasi (mis: koef optimisme a=0,6)
(max) (min)
Saham 10*0,6 + -4*(1-0,6) = 4,4 10 6,5 -4
Tanah 8 *0,6 + 1*(1-0,6) = 5,2 8 6 1
Tabungan 5 *0,6 + 5*(1-0,6) = 5 5 5 5
Pilihan keputusan
Keputusan : Tanah (karena nilai terimbang maks=5,2)
Prospek Ekonomi
Alternatif Nilai tertimbang
Cerah Sedang Lesu
Investasi (probabilitas sama yaitu 1/3)
Saham 10*1/3 + 6,5*1/3 + -4*1/3 = 4,2 10 6,5 -4
Tanah 8*1/3 + 6*1/3 + 1*1/3 = 5 8 6 1
Tabungan 5*1/3 + 5*1/3 + 5*1/3 = 5 5 5 5
Pilihan keputusan
Keputusan : Tanah dan Tabungan (karena nilai terimbang maks=5)
Contoh:
Mana alternatif investasi terbaik (A,B,C) pada dua kondisi pasar yang dinyatakan
dengan pay-off berikut;
Alternatif Prospek pasar
Investasi Cerah (p2=0,6) Lesu (p1=0,4)
A 50.000 -10.000
B 15.000 60.000
C 100.000 10.000
A 50.000 -10.000
B 15.000 60.000
C 100.000 10.000
Artinya: Prior probability Pasar Cerah =0,6, dengan tambahan ramalan konsultan
optimistik maka posterior probability Pasar cerah menjadi = 0,923
P(C/O)=0,923 50.000
43.380
4
A P(L/O)=0,077 -10.000
93.070 15.000
18.465
B
2 5
60.000
C
Ramalan Optimistik
P(O) = 0,52 93.070
6
71.796
10.000
1
C
32.500
9
10.000
Perhitungan:
P(C/O) =P(O/C).P(C) / {P(O/C).P(C)+P(O/L).P(L)}=0,8 . 0,6 / {0,8 . 0,6 +0,1 . 0,4)}
= 0.48/0,52=0,923
P(L/O) =1 – P(C/O) = 0,077
P(C/P) = P(P/C).P(C) / {P(P/C).P(C) + P(P/L).P(L)}=0,2 . 0.6 / {0,2 .0,6 +0,9 . 0,4)}
= 0,12/0,48=0,25
P(L/P) =1 - P(C/P) =0,75
P(O) = P(OC) + P(OL)
= { P(O/C).P(C) } + { P(O/L).P(L) } = 0,8 x .0,6 + 0,1 x 0,4 = 0,52
P(P) = 1 – P(O) = 0,48
Ramalan Optimistis dg Nilai Ekspektasi utk setiap keputusan pada pilihan A,B,C :
e(A) = 0,923 x 50.000 + 0,077 x –10.000 = 45.380
e(B) = 0,923 x 15.000 + 0,077 x 60.000 = 18.465
e(C) = 0,923 x 100.000 + 0,077 x 10.000 = 93.070 (pilihan terbaik/ tertinggi = e(O))
95
Ramalan Pesimistis dg Nilai Ekspektasi utk setiap keputusan pada pilihan A,B,C :
e(A) = 0,25 x 50.000 + 0,75 x –10.000 = 5.000
e(B) = 0,25 x 15.000 + 0,75 x 60.000 = 48.750 (pilihan terbaik/ tertinggi = e(P))
e(C) = 0,25 x 100.000 + 0,75 x 10.000 = 32.500
Jadi e(Strategi) = P(O).e(O) + P(P).e(P) = 0,52 x 93.070 + 0,48 x 48.750 = 71.796
EVSI (Expected Value of Sample Information) = e(Strategi) – e(Tertinggi)
= 71.796 – 64.000 = 7.796
Efisiency of sample information = EVSI/EVPI = 7.796/20.000 = 39%
Ket: O:Optimistik P:Pesimistik C:Cerah L:Lesu
Expected value :
E(Judi) = 0,99 x -1.000 + 0,001 x 59.000 = - 400
E(Tidak Judi) = 0,99 x 0 + 0,001 x 0 = 0
Keputusan = Berdasarkan expected value, orang seharusnya tidak judi, tetapi
kenyataannya undian cukup diminati.
Perusahaan B
Perbaikan mutu Perluasan Distribusi
Potongan Harga 1, 2 0 , 1
Perusahaan A Iklan Gencar 2, 1 1 , 0
Perusahaan B
Perbaikan mutu Perluasan Distribusi
Potongan Harga 8% , -8% 4% , -4%
Perusahaan A
Iklan Gencar 7% , -7% 3,5% , -3,5%
Jika A memilih strategi harga dan B memilih mutu, maka pangsa pasar A bertambah 8%
dan pangsa pasar B berkurang 8%.
Jumlah pay-off (8%-8%=0), sementara pangsa pasar tetap=100%
Matrik pay-off diatas biasa dtulis sbb (ditulis disamping: keuntungan, diatas:kerugian)
Perusahaan B
Perbaikan mutu Perluasan Distribusi
Potongan Harga 8% 4%
Perusahaan A
Iklan Gencar 7% 3,5%
98
Perusahaan B
Perbaikan mutu Perluasan Distribusi Iklan
Peranan Dominasi
Perusahaan B
Perbaikan mutu Perluasan Distribusi Iklan
Suatu strategi yang didominasi secara sempurna oleh strategi lain, maka strategi tersebut
dapat dihapus dari matrik pay-off yang berfungsi untuk mengurangi ukuran matrik pay-
off.
A: strategi iklan bisa dihapus (krn apapun yg dipilih B, Harga lebih max)
B: strategi mutu bisa dihapus (krn kerugian mutu selalu lebih besar)
8 4 7,5
7 3,5 3
99
MIXED STRATEGI
Asumsi: Tidak ada pemain yang tahu strategi apa yg dipilih pemain lain sehingga
tidak ada titik keseimbangan/sadle point
Langkah : 1. Cek minimax#maximin
2. Strategi dominan utk mengurangi matrik
3. Hitung expected gain & loss (utk dua strategi)
W X Y Z MaxMin
A -2
B -7 4 -7
C -5
D 4 -1 -1
Minimax 4 8 4 10
Jika pertarungan hanya sekali, maka terjadi pure strategi tunggal bagi setiap perusahaan
dan salah satu perusahaan akan dirugikan.
Tawanan B
Mengakui Menyangkal
Mengakui -3 , -3 0 , -6
Tawanan A
Menyangkal -6 , 0 -1 , -1
Logical Consistensy
- Objek-objek serupa dikelompokan sesuai keseragaman & relevansi
- Objek- objek diberi tingkat hubungan berdasarkan kriteria tertentu
Decomposition
- Memecah persoalan utuh menjadi unsur-unsurnya sampai tidak mungkin
dilakukan pemecahan lagi, sehingga didapatkan tingkatan (hirarki) persoalan.
- Hirarki ada dua yaitu;
1. Hirarki lengkap = jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki
elemen pada tingkat berikutnya.
2. Hirarki tak lengkap = idem sebaliknya
Tingkatan uraian:
1. Fokus (tujuan menyeluruh)
2. Kriteria (dan subkriteria-2)
3. Alternatif
Comperative Judgment
Membuat penilaian kepentingan antara elemen pada suatu tingkat dengan elemen
pada tingkat atasnya.
Untuk menyusun skala kepentingan, biasa digunakan pertanyaan:
- Elemen mana yang lebih penting (disukai/mungkin/...) ?
- Berapa kali lebih penting ?
Untuk menjawab diperlukan pengetahuan menyeluruh tentang elemen dan
relevansinya terhadap kriteria atau tujuannya.
Hasil penilainya setiap tingkat dinyatakan dalam bentuk matriks pairwais
comparison
Tabel : Skala dasar utk menyusun skala kepentingan
Tingkat Kepentingan 1Definisi
1 Sama pentingnya dibanding yang lain
3 Moderat pentingnya
5 Kuat pentingnya
7 Sangat kuat pentingnya
9 Ekstrim pentingnya
2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
103
Berlaku aksioma reciprocal, yaitu jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dari j,
maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya elemen i.
Perbandingan elemen yang sama menghasilkan nilai 1 (sama penting)
Bisa juga elemen berbeda menghasilkan nilai 1
Jika ada n elemen maka diperoleh matriks ukuran n x n
Banyaknya penilaian yang diperlukan adalah n (n-1)/2{ karena reciprocal &
elemen yang sama (diagonal) nilainya 1 }
Kriteria L W T Prioritas
Jika abk tidak didasarkan pada wi tetapi pada penilaian subjektif maka, abk akan
menyimpang dari rasio wb/wk sesungguhnya sehingga A.w=n.w tidak terpenuhi
Fokus L W T Prioritas
Lingkungan (L) 1 1/2 1/4 0,14
Waktu (W) 2 1 1/2 0,29
Biaya Transport (T) 4 2 1 0,57
Lingkungan A B C Prioritas
A 1 1/2 1/4 0,13
B 2 1 1/4 0,21
C 4 4 1 0,66
7 11/2 3/2