Anda di halaman 1dari 5

Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah

tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut
tetapi banyak juga yang sedikit larut. Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada
sifat solvent . Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul

solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila
ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara

solvent-solvent , maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute-solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila
tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya tarik solute-solvent lemah. Secara umum, padatan ionik
mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika
solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar. Sifat solut Penggantian
solute berarti pengubahan interaksi-interaksi

solute-solute dan solute-solvent . Suhu, kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan
dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara
yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan
yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan (Sumardjo,
2008).

Jenis-jenis larutan yang penting yaitu :

1. Larutan gas dalam gas

Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah aditif, asal
tekanan total tidak terlalu besar.

2. Larutan gas dalam cair

Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya larut N2, H 2, O2 dan He dalam
air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak
bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan
ammonium hidroksida.

3. Larutan cairan dalam cairan

Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali
bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan temperatur. Zat-zat yang
memiliki jenis kepolaran yang hampir sama dan daya larutnya besar, contohnya benzena-toluena, air-
alkohol, air-metil. Zat-zat yang memiliki jenis kepolaran berbeda dan tidak dapat bercampur, contohnya
air-nitrobenzena, air-klorobenzena (Achmadi, 2001).

Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan sedikit
tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk
bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat
organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah
dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif.

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya
di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan
tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal
balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis maupun saat
mencapai dan setelah melewati temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquades
dinaikkan di atas 50 °C, maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan
fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah lebih dari 11,8% dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang kurang dari 62,6%. Pada saat suhu kelarutan mencapai 66 °C maka komposisi
sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna
(Pudjaatmaka, 1984).

Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-
zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur Senyawa yang bersifat
polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam
pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna

(completely miscible) , air dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air
tidak bercampur (completely immiscible).

Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air dipanaskan,
maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air
tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih
tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi.

Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik
jika larutan diencerkan atau dicampur. Bila zat A dilarutkan dalam pelarut maka akan menjadi tipe
larutan sebagai berikut: Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang
terlarut. Larutan yaitu campuran yang mengandung sejumlah besar zat A. Larutan jenuh yaitu larutan
yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada volume dan tekanan
tertentu. Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas
kelarutannya di dalam air pada temperatur tertentu

(Pudjaatmaka,1984).

Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut
tetapi banyak juga yang sedikit larut. Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada:
- Sifat solvent

Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-
sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya
momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute-solvent
adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya tarik solute-solvent lemah. Secara
umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut
non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.

- Sifat solute

Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.

- Suhu

Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang
dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada
suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu
terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan (Rahman, 2004).

Jenis-jenis larutan yang penting yaitu :

1. Larutan gas dalam gas

Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah aditif, asal
tekanan total tidak terlalu besar.

2. Larutan gas dalam cair

Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya larut N2, H 2, O 2 dan He dalam
air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak
bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan
ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya N2 , O2, dan CO 2 lebih mudah larut
dalam air daripada alkohol.

3. Larutan cairan dalam cairan

Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali
bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan temperatur. Zat-zat yang
memiliki jenis kepolaran yang hampir sama dan daya larutnya besar, contohnya Benzena-Toluena, Air-
Alkohol, Air-Metil. Zat-zat yang memiliki jenis kepolaran berbeda dan tidak dapat bercampur, contohnya
air-nitrobenzena, air-klorobenzena (Petrucci, 1993).

Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan sedikit
tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk
bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat
organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah
dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif.

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya
di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan
tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal
balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis maupun saat
mencapai dan setelah melewati temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquades
dinaikkan di atas 50°C, maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan
fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah lebih dari 11,8 % dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang kurang dari 62,6 %. Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi
sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna (Voight,
1994).

Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-
zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like dissolves like).
Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan
mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely
miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak
bercampur (completely immiscible).

Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air dipanaskan,
maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air
tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih
tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperature yang lebih tinggi.

Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik
jika larutan diencerkan atau dicampur. Bila zat A dilarutkan dalam pelarut maka akan menjadi tipe
larutan sebagai berikut:

1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.

2. Larutan, yaitu campuran yang mengandung sejumlah besar zat A.

3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air
pada volume dan tekanan tertentu.

4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas
kelarutannya didalam air pada temperatur tertentu (Sukardjo, 2004).
Achmadi, Suminar. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Terjemahan dari Principle of Modern Chemistry
oleh Oxtoby. Erlangga, Jakarta.

Sumardjo. Damin. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran . EGC, Jakarta.

Pudjaatmaka, A.H. 1984. Kimia Dasar . Terjemahan dari General Chemistry oleh Keenan. Erlangga,
Jakarta.

Petrucci, Ralph H.1993. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern . Jakarta:Erlangga.

Rahman, Ijang. 2004. Kimia Fisika I . Malang: JICA.

Sukardjo. 2004. K imia Fisika . Jakarta: Bineka Cipta.

Voight, R. 1994. Teknologi Farmasi . Yogyakarta: UGM press.

Anda mungkin juga menyukai