Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIS

Ringkasan Materi

Disusun Oleh:

Ananda Bella Yustria 175020301111016

Charina Hanindita Ratri 175020301111024

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
RMK Chapter 6: QUALITY COSTING, TOTAL QUALITY MANAGEMENT,

AND MANAGEMENT ACCOUNTING SYSTEM

1. Kualitas (Quality)
Quality berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa yang memenuhi atau
melebihi ekspektasi atau harapan dari seorang pelanggan. Terdapat tiga isu yang
berbeda terkait dengan quality process:
a. Quality Control
Adalah penggunaan teknik dan prosedur kegiatan untuk mencapai,
mempertahankan, serta meningkatkan kualitas yang melibatkan hal-hal berikut,
diantaranya:
1) Spesifikasi yang dibutuhkan
2) Desain untuk memenuhi spesifikasi
3) Produksi yang memenuhi ekspektasi
4) Inspeksi yang memenuhi ekspektasi
5) Review guna revisi spesifikasi jika diperlukan
b. Statistical Quality Control
Adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data untuk digunakan dalam
kegiatan pengendalian kualitas.
c. Quality Assurance
Adalah tindakan yang diperlukan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi kebutuhan konsumen.
Literatur dari quality management mengidentifikasikan beberapa dimensi dari
kualitas seperti tersebut di bawah ini, antara lain:
a. Kinerja (Performance)
b. Aesthetics
c. Serviceability
d. Fitur (Feature)s
e. Keandalan (Reliabilit)y
f. Durasi (Durability)
g. Kualitas kecocokan (Quality of conformance)
h. Fitness of use
2. Dimensions of Quality
 Performance: how consistently a product functions
 Aesthetice: appearance of tangible products, facilities, communication materials
 Serviceability: ease of maintaining, repairing product
 Features of quality design: characteristics that differentiate between similar
products
 Reliability: probability that product, service will perform intended function for
specified length of time
 Durability: length of time a product functions
 Quality of conformance : measure of how a product meets its specifications
 Fitness for use: suitability of product for advertised functions
3. Quality Cost
Kualitas didapat bukan sekedar cuma-cuma/gratis, ada biaya memperoleh
pinjaman dan biaya dari kualitas yang harus diketahui. Quality costs adalah biaya yang
dikeluarkan karena kualitas yang buruk dapat bertahan atau karena kualitas yang buruk
memang sudah ada (Morse et al., 1987). Quality costs dikeluarkan untuk memastikan
bahwa standar kualitas terpenuhi atau karena standar kualitas tidak terpenuhi (Albright
dan Roth, 1992).
Berikut ini adalah empat macam kategori dari quality costs:
a. Prevention costs, adalah biaya yang berkaitan dengan karyawan yang terlibat dalam
perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan sistem mutu.
b. Appraisal costs, adalah biaya yang berkaitan dengan pengukuran , evaluasi atau
audit produk, komponen dan bahan yang dibeli untuk memastikan kesesuaian
dengan standar kualitas dan persyaratan kinerja.
c. Internal failure costs, adalah biaya yang terjadi ketika produk, komponen dan bahan
gagal memenuhi persyaratan mutu sebelum sempat didistribusikan ke pelanggan
d. External failure costs, adalah biaya yang dikeluarkan ketika produk tidak
menunjukkan hasil yang memuaskan setelah didistribusikan kepada pelanggan.

4. Hidden Quality Costs


Beberapa quality costs ada yang bisa ditelusur dan ada pula yang tersembunyi.
Dikatakan dapat ditelusur apabila tersedia dalam catatan akuntansi suatu organisasi.
Sedangkan quality costs yang tersembunyi terjadi ketika opportunity costs dihasilan dari
kualitas yang buruk, kesemuanya ini termasuk ke dalam kategori kegagalan eksternal
(external failure).
Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam mengestimasi hidden cost:
a. The multiplier effect. Metode ini dengan menentukan quality costs yang diketahui
kemudian kalikan jumlah itu dengan konstan. Suatu organisasi dapat menggunakan
pengalaman mereka selama ini untuk menentukan konstanta tersebut.
b. Market research. Riset pasar digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana kualitas
buruk dan variabilitas dalam produk dapat mempengaruhi pangsa pasar.
c. Taguchi’s quality loss function (QLF). Metode ini mengukur kerugian sosial dari
produk yang tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Fungsi unit loss adalah
sebagai berikut:
L (y) = k (y-T) ²
dimana y : nilai sebenarnya dari karakteristik
T : nilai yang ditargetkan dari karakteristik
k : konstanta proporsionalitas yang tergantung pada struktur biaya
dari proses organisasi
k = c/d2
dimana c : kerugian yang terkait dengan unit yang diproduksi pada batas
waktu tertentu, dengan asumsi kehilangan target adalah nol

d : jarak dari nilai yang ditargetkan ke batas spesifikasi

5. Total Quality Management (TQM)

Ide dari TQM diperluas dari kualitas yang menggabungkan setiap aspek operasi
bisnis. Selain itu juga terjadi pergeseran dari paradigma pada kepuasan pelanggan dan
respon cepat pada setiap tahapan perusahaan dan hubungan dengan pelanggan. TQM
adalah salah satu isu yang paling penting saat ini karena biaya tinggi yang terkait dengan
kualitas yaitu antara 15 - 20% di banyak organisasi.

Berikut ini adalah beberapa dimensi budaya dari TQM:

a. Adanya komitmen eksekutif puncak


b. Pernyataan misi
c. Eratnya hubungan dengan pelanggan
d. Bekerja sama dengan pemasok
e. Penilaian kinerja
f. Mendidik manajemen dan staf melalui pelatihan/training
g. Mengadopsi sikap keterbukaan, saling percaya, dan budaya birokrasi
h. Peningkatan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan
i. Penetapan program dari tujuan untuk meminimalisir atau nol kerusakan/
kecacatan
j. Menerapkan sistem manufaktur kontemporer, misalnya JIT
k. Sebuah program untuk meningkatkan proses bisnis internal; dan
l. Sebuah program untuk memonitor dan mengukur manajemen kualitas suatu
aktivitas.
6. Kaizen Management

Kaizen adalah istilah dari Jepang, yang berarti perbaikan terus-menerus. Berikut
ini adalah beberapa hal yang masuk ke dalam Major Kaizen systems, antara lain:

a. TQC/TQM
b. Sistem produksi JIT
c. Total productive maintenance (TPM)
d. Pengembangan kebijakan
e. Sebuah sistem untuk memberikan saran
f. Kegiatan kelompok kecil

RMK Chapter 7: VALUE CHAIN ANALYSIS


Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah perusahaan mengidentifikasi
kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian menganalisisnya untuk
mengurangi biaya atau meningkatkan diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi
yang digunakan untuk mengalisis kegiatan internal perusahaan. Dengan kata lain, dengan
melihat ke dalam kegiatan internal, analisis itu mengungkap di mana keunggulan kompetitif
suatu perusahaan atau kekurangannya. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan
diferensiasi akan mencoba untuk melakukan kegiatan yang lebih baik dari yang akan
dilakukan pesaing. Jika bersaing melalui keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk
melakukan kegiatan internal dengan biaya lebih rendah dari pesaing. Ketika sebuah
perusahaan mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar
atau untuk memberikan produk-produk unggulan, ia memperoleh keuntungan.
Value Chain Analysis yang banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan, yaitu Porter’s
Value Chain Model yang diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Berikut
adalah gambaran model dari Porter’s Value Chain :

Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output
yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini, Porter menggambarkan rantai
kegiatan umum untuk semua bisnis, dan ia membagi mereka ke dalam kegiatan primer dan
dukungan.

Primary Activies
Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan
dan dukungan dari suatu produk atau jasa. Mereka terdiri dari:
1. Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan, dan
mendistribusikan input internal.
2. Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output yang akan
dijual kepada pelanggan.
3. Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.
4. Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan untuk membeli
produk yang dijual.
5. Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk atau

layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.

Support Activites
Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita, garis putus-putus
menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap
kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu, tetapi
juga mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.

1. Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber daya yang


dibutuhkan untuk beroperasi.
2. Human Resource Management – seberapa baik sebuah perusahaan merekrut, melatih,
memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya.
3. Technological Development – kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan
pengolahan informasi, serta melindungi basis pengetahuan perusahaan.
4. Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang memungkinkan
untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi, hukum, administrasi, dan
manajemen.
Berikut adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh perusahaan untuk mendapatkan
Keuntungan (Cost Advantages) :
1. Mengidentifikasi kegiatan utama dan dukungan perusahaan. Semua kegiatan (menerima
dan menyimpan bahan-bahan untuk pemasaran, penjualan dan dukungan purna jual) yang
dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa harus diidentifikasi secara jelas dan terpisah
satu sama lain. Ini membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang operasi perusahaan
karena kegiatan rantai nilai tidak diatur dalam cara yang sama seperti perusahaan itu sendiri.
2. Menetapkan kepentingan relatif dari setiap kegiatan dalam total biaya produk. Total
biaya produksi suatu produk atau jasa harus dipecah dan ditugaskan untuk setiap kegiatan.
3. Mengidentifikasi biaya -biaya untuk setiap kegiatan.
4. Mengidentifikasi hubungan antara kegiatan. Pengurangan biaya dalam satu kegiatan
dapat menyebabkan pengurangan biaya lebih lanjut dalam kegiatan berikutnya. Misalnya,
lebih sedikit komponen dalam desain produk dapat menyebabkan bagian yang rusak kurang
dan biaya jasa lebih rendah.
5. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
Berikut langkah jika Value Chain Analysis yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mengandalkan diferensiasi produk/jasa. Hal ini dikarenakan fitur yang lebih banyak dan
pelanggan lebih puas dengan produk/jasa yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka
sehingga tingkat peminat lebih tinggi.
1. Mengidentifikasi kegiatan penciptaan nilai pelanggan. Setelah mengidentifikasi semua
kegiatan, manajer harus fokus pada kegiatan-kegiatan yang paling berkontribusi untuk
menciptakan nilai pelanggan.
2. Mengevaluasi strategi diferensiasi untuk meningkatkan nilai pelanggan. Manajer dapat
menggunakan strategi berikut untuk meningkatkan diferensiasi produk dan nilai pelanggan
:
a) Menambahkan fitur produk yang lebih;
b) Fokus pada layanan pelanggan dan responsif;
c) Meningkatkan kustomisasi;
d) Menawarkan produk komplementer.
3. Mengidentifikasi diferensiasi terbaik yang berkelanjutan. Biasanya, keunggulan
diferensiasi dan nilai pelanggan akan menjadi hasil dari banyak kegiatan yang saling terkait
dan strategi yang digunakan. Kombinasi terbaik dari mereka harus digunakan untuk
mengejar keuntungan diferensiasi yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai