Anda di halaman 1dari 130

Prih Sumardjati, dkk

TEKNIK
PEMANFAATAN
TENAGA LISTRIK
JILID 2

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

TEKNIK
PEMANFAATAN
TENAGA LISTRIK
JILID 2
Untuk SMK

Penulis utama : Prih Sumardjati


Sofian Yahya Ali
Mashar

Ukuran buku : 17,6 cm x 25 cm

SUM SUMARDJATI, Prih


T Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK /oleh Prih
Sumardjati, Sofian Yahya, Ali Mashar ---- Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
viii. 120 hlm
Daftar Pustaka : 339-344
ISBN : 978-979-060-093-5
ISBN : 978-979-060-095-9

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku
kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit
didapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi
syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis


yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan
Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di
seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan
Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan ditayangkannya soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia
maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan
memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya, kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan
buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan
mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008

Direktur Pembinaan SMK

iii
iv
KATA PENGANTAR
Sebagai jawaban terhadap kebutuhan dunia kerja, Pemerintah telah mengatur
pengembangan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi. Dengan kurikulum ini diharapkan SMK mampu
menghasilkan lulusan-lulusan yang kompeten untuk menjadi tenaga kerja
profesional di dunia kerja sehingga dapat meningkatkan taraf hidup sendiri
maupun keluarga serta masyarakat dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Program Studi Teknik Listrik, merupakan salah satu bagian dari Bidang Studi
Teknologi yang dikembangkan di lingkungan SMK, diklasifikasikan menjadi empat,
yaitu: (1) Pembangkit Tenaga Listrik, (2) Transmisi Tenaga Listrik, (3) Distribusi
Tenaga Listrik, dan (4) Pemanfaatan Tenaga Listrik.

Buku Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik ini disusun berdasarkan profil kompetensi
Pemanfaatan Tenaga Listrik. Oleh karena itu, buku ini akan sangat membantu para
siswa SMK Teknik Listrik dalam mengenal dan memahami teknik pemanfaatan
tenaga listrik di industri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman
yang dimiliki, diharapkan dapat menyokong profesionalitas kerja para lulusan yang
akan memasuki dunia kerja. Bagi para guru SMK, buku ini dapat digunakan sebagai
salah satu referensi sehingga dapat membantu dalam mengembangkan materi
pembelajaran yang aktual dan tepat guna. Buku ini juga bisa digunakan para alumni
SMK untuk memperluas pemahamannya di bidang pemanfaatan tenaga listrik terkait
dengan bidang kerjanya masing-masing.

Suatu sistem industri, dimana tercakup aspek penyaluran tenaga listrik secara
spesifik ke sistem penerangan dan beban-beban lain (Instalasi Listrik),
pemanfaatan tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga (Peralatan Listrik Rumah
Tangga), penyediaan dan pemanfaatan tenaga tenaga listrik untuk sistem permesinan
industri (Mesin-mesin Listrik) dan saran pengendalian tenaga listrik yang dibutuhkan
dalam proses produksi (Sistem Pengendalian dan PLC) serta pemahaman terhadap
cara kerja yang aman di bidang kelistrikan (Bahaya Listrik dan Sistem
Pengamannya).

Jadi dengan buku ini diharapkan terbentuk pemahaman tentang sistem


pemanfaatan tenaga listrik secara komprehensif dan bisa menjadi sumber belajar
bagi siswa SMK Teknik Listrik dan referensi bagi para guru pengampu KTSP
Pemanfaatan Tenaga Listrik.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan pada
penulis, buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik
dan saran masukan dari para pengguna buku ini, terutama para siswa dan guru SMK

v
yang menjadi sasaran utamanya, untuk digunakan dalam perbaikannya pada waktu
mendatang.

Semoga buku ini bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi bagian amal jariah bagi
para penulis dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan buku ini.

Amin

Penulis

vi
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR......................................................................................... v

DAFTAR ISI..................................................................................................... vii

3. PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA …...........................................225

3.1. Alat-Alat Laundry ......................................................................…….225

3.2. Alat-Alat Memasak.............................................................................250

3.3. Alat-Alat Pemanas & Pendingin.. .....................................................264

4. SISTEM PENGENDALIAN.........................................................................283

4.1. Sistem Pengendali Elektronik ..........................................................286

4.2. Sistem Pengendali Elektronika Daya….............................................297

4.3. Sistem Pengendalian Motor............................................................. 321

4.4. Elektro Pneumatik............................................................................ 331

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................339

vii
viii
3. PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA

tidak mudah putus dan aman dari


3.1 Alat-alat Laundry bahaya sengatan listrik.
3.1.1 Seterika Listrik
3.1.1.1 Pendahuluan

Seterika listrik adalah alat yang dipanas-


kan dengan menggunakan daya listrik Gambar 3.2. Kabel daya
dan digunakan untuk menghilangkan ke- Kabel daya pada seterika ada yang
rut-kerut pada pakaian atau baju atau arahnya bisa diatur sehingga memu-
lainnya yang terbuat dari kain sehingga dahkan dalam proses penyetrikaan-
licin dan rapi. nya.
Pada saat ini ada banyak jenis seterika, 2. Elemen pemanas:
dari yang untuk keperluan rumah tangga Elemen pemanas adalah suatu
sampai industri seperti hotel, rumah sakit, elemen yang akan membangkitkan
dan lain-lain. panas bila dialiri arus listrik. Dari
elemen pemanas inilah sumber energi
panas dibangkitkan.

a) Seterika kering b) Seterika uap


Gambar 3.1. Jenis-jenis seterika
Bagian panas dari seterika pada awalnya Gambar 3.3 Jenis-jenis Elemen pemanas
dibuat dari besi sehingga ada masalah Elemen pemanas diletakkan antara
dengan kebersihannya akibat karat pada besi pemberat dan alas seterika.
besi. Hasil perbaikannya, pada saat ini, 3. Alas:
bagian pemanasnya dibuat dari Alas seterika adalah bagian seterika
alumunium atau stainless steel. Panas yang akan bersentuhan langsung
dari seterika modern dikendalikan dengan dengan kain yang diaturerika. Alas
termostat yang fungsinya untuk seterika dibuat dari bahan anti karat
mengendalikan suhu relatif konstan seperti alumunium, stainless steel
sesuai dengan kebutuhan, jenis kain dan atau minimal dengan lapisan bahan
tingkat kehalusan hasil setrikaan. anti karat dan anti lengket (Teflon)
agar tidak mudah kotor dan mengotori
3.1.1.2 Bagian-Bagian Utama dan kain yang diaturerika.
Fungsinya
Bagian-bagian utama seterika bervariasi
tergantung dari jenis fitur yang ditawar-
kan. Namun pada umumnya, seterika
terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
1. Kabel daya:
Gambar 3.4. Jenis-jenis alas seterika
Kabel daya ini terbuat dari kabel
4. Lampu indikator:
fleksibel (dengan inti serabut) yang
Hampir semua seterika listrik
dibungkus dengan bahan isolasi kain
dilengkapi dengan indikator lampu.
menjadikannya tetap lentur sehingga

225
Indikator lampu digunakan sebagai 7. Reservoir air dan slang uap
tanda bahwa seterika telah Seterika dengan fitur semburan uap
tersambung dengan sumber tegangan dilengkapi dengan reservoir air dari
atau tidak (ON atau OFF). Bila lampu mana uap diproduksi. Reservoir air ini
menyala berarti ada arus listrik yang dapat diisi air kembali dengan mudah.
mengalir ke seterika (ON) dan Bila tidak diperlukan semburan uap,
sebaliknya bila lampu mati berarti reservoir air dibiarkan kosong (tidak
tidak ada arus listrik yang mengalir perlu diisi). Hal ini tidak menjadi
(OFF). Matinya lampu indikator juga masalah.
menunjukkan bahwa seterika telah Setelah selesai pemakaian, reservoir
mencapai suhu maksimumnya. air ini harus dalam keadaan kosong
untuk menghindari korosi.
5. Penutup dan pemberat: Untuk merk tertentu reservoir dibuat
Penutup atau selungkup seterika transparan dan dilengkapi dengan
dibuat dari bahan isolasi untuk lampu dengan warna cahaya tertentu
mencegah bahaya sengatan listrik. Di sehingga level air dalam reservoir
samping itu, penutup juga yang anti dapat terlihat dengan jelas.
panas guna mencegah bahaya
sentuhan ke bagian tubuh manusia. 8. Tangkai pemegang seterika
Pemberat biasanya terbuat dari besi Tangkai pemegang seterika terbuat
dan sesuai dengan namanya, dari bahan isolasi (kayu atau plastik).
fungsinya sebagai pemberat seterika Ini dimaksudkan apabila ada
agar memudahkan dalam kebocoran arus listrik tidak
pemakaiannya. membahayakan pemakaianya.

Gambar 3.7. Tangkai seterika

Gambar 3.5. Penutup dan pemberat 3.1.1.3 Prinsip kerja seterika listrik
Bentuk penutup dan pemberat Bila seterika dihubungkan ke sumber
tergantung pada model seterika. tegangan listrik dan dihidupkan (ON),
maka arus listrik mengalir melalui elemen
6. Pengatur On-Off dan suhu: pemanas. Dengan adanya arus listrik
Hampir semua seterika dilengkapi yang mengalir ini, elemen pemanas
dengan pengatur suhu sehingga membangkitkan panas. Panas ini
tinggi rendahnya suhu dapat kemudian disalurkan secara konduksi
disesuaikan dengan jenis tekstil/kain pada permukaan dasar seterika
yang akan diaturerika. Pengatur suhu (permukaan yang digunakan untuk
ini biasanya menggunakan prinsip melicinkan pakaian). Panas yang
bimetal. dibangkitkan ini akan terus meningkat bila
arus listrik terus mengalir. Oleh karena
itu, bila seterika tidak dilengkapi dengan
pengatur suhu, untuk mencegah
terjadinya panas lebih seterika harus
diputuskan dari sumber listriknya dan
Gambar 3.6. Saklar dan pengatur suhu
disambungkan kembali bila suhu mulai
kurang. Demikian kondisi ini terjadi

226
secara berulang. Namun, bila seterika • Bila bahan yang akan diaturerika
sudah dilengkapi dengan pengatur suhu, bermacam -macam maka perlu dipilih
maka seterika akan memutuskan aliran seterika dengan uap yang cukup
listriknya secara otomatis bila suhu telah banyak. Misalnya, kalau bahan terdiri
mencapai maksimal. Sebaliknya bila suhu dari bahan serat alami (linen, cotton)
menurun sampai harga tertentu, seterika perlu uap cukup banyak. Untuk
juga akan secara otomatis bahan-bahan sintetik cukup dengan
menghubungkan aliran listrikya. Demikian uap yang lebih sedikit.
siklus kerja otomatis ini berulang. • Pilih yang ada saklar pengaturanya
yang terlihat jelas dan dapat
3.1.1.4 Catatan penggunaan digunakan dengan mudah. Misalnya
• Beberapa seterika komersial mem- pengaturan untuk jenis-jenis bahan
punyai boiler yang terpisah dari yang akan diaturerika kelihatan jelas
seterikanya dan dilengkapi dengan dan tidak membingungkan.
katup pengatur jumlah semburan uap.
• Penyeterikaan pada umumnya dila- 3.1.1.6 Perawatan seterika
kukan di atas meja seterikaan yang Ada banyak jenis dan fitur seterika, maka
yaberukuran kecil, ringan, dan dapat dari itu, cara pemeliharaan dan pera-
dilipat yang bagian atasnya dilapisi watannya juga berbeda antara satu dan
dengan bahan anti panas. lainnya. Berikut ini adalah contoh peme-
• Meja seterikaan jenis tertentu liharaan dan perawatan seterika yang
dilengkapi dengan elemen pemanas bertenaga listrik.
dan pedal vakum untuk menyedot air
melalui permukaan meja sehingga 1. Kabel daya:
kain/bahan yang diaturerika dalam Kabel daya merupakan saluran daya
keadaan kering. listrik dari sumber ke seterika.
• Pada loundry komersial, biasanya Seterika biasanya dalam pemakaian-
menggunakan tekanan uap untuk nya akan bergerak ke segala arah
menyeterika tidak seperti seterika sesuai dengan kebutuhan. Akibat dari
biasa. pergerakan ini seringkali membuat
• Seterika seringkali menyebab-kan kabel tergulung dan melintir dan
kebakaran dan luka akibat dari panas gulungan/pelintiran yang berjalan
dan beratnya. Hal ini terjadi bila dalam waktu lama bisa meng-
seterika terjatuh dari atas meja dan goyahkan sambungan dan dudukan
menimpa orang. terminal, merusakkan isolasi dan
bahkan bisa memutuskan kabel
3.1.1.5 Bagaimana memilih penghubungnya. Kontak yang tidak
seterika kuat/longgar akan mengakibatkan
• Pilih model yang membuat pemanasan setempat atau percikan
penyeterikaan bisa dilakukan dengan api listrik yang bisa menyebabkan
mudah. bahaya kebakaran. Kabel yang
isolasinya mengelupas atau rusak
• Sesuaikan seterika dengan tangan
akan menimbulkan bahaya sengatan
anda. Sangatlah penting memilih
listrik bagi manusia. Untuk mencegah
seterika yang mempunyai tangkai
terjadinya hal-hal yang tidak
pemegang sesuai dengan tangan
diinginkan perlu dilakukan penge-
anda. Berat seterika juga perlu
cekan dan pengencangan terminal-
dipertimbangkan.
terminal sambungan, pengisolasian
kembali bagian kabel yang meng-

227
alami kerusakan isolasinya atau 6. Dalam penggantian kabel atau ele-
mengganti kabel dayanya. men yang baru, spesifikasinya harus
disesuaikan dengan yang lama.

2. Seterika tidak panas


Bila setelah dihubungkan ke sumber 3.1.1.7 Pemeriksaan dan pelaporan
listrik, seterika tidak panas, semen- hasil kerja perawatan
tara lampu indikator mati, maka perlu
diperiksa sumber tegangan. Jika Setelah selesai perawatan harus dilaku-
sumber ada tegangannya maka perlu kan pemeriksaan terhadap kerja seterika.
diperiksa saklar/saklar On/Off. Jika Pemeriksaan meliputi:
saklar/saklar belum di”On”kan maka
“On”kanlah. Jika setelah di”On”kan, 1. Panas seterika
seterika masih tetap tidak panas, Beberapa saat setelah seterika dihi-
maka lakukan langkah 3. dupkan harus timbul panas pada
permukaan bagian bawah seterika.
3. Periksalah dan kencangkan koneksi- Semakin lama waktu maka panas
koneksi terminal dan kemudian perik- akan semakin meningkat.
salah apakah kabelnya masih dalam
keadaan baik dengan menggunakan 2. Pengaturan suhu
multitester pada posisi Ohmmeter. Seterika akan mati secara otomatis
Pemeriksaan dilakukan pada ujung bila suhunya mencapai suhu yang
tusuk kontak kabel daya. Jika diatur pada saklar pengatur suhunya.
berdasarkan hasil pengecekan Sebaliknya, seterika akan hidup kem-
ternyata terhubung maka seterika bali ketika suhunya lebih rendah dari
siap untuk dioperasikan. Namun jika pengaturan suhunya.
ternyata tidak ada hubungan maka
dilakukan langkah 4. 3. Untuk seterika uap, selama masih
terdapat air pada reservoirnya dan
4. Lepas terminal sambungan antara seterika dalam keadaan cukup panas,
kabel daya dan elemen pemanas. maka uap akan selalu keluar dari
Kemudian periksa kondisi kabel dan rongga-rongga uap seterika.
elemen pemanasnya seperti yang
dilakukan pada langkah 3. Jika dite- 4. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini
mukan bagian yang putus pada kabel kemudian dibuat laporan hasil pemeri-
maka gantilah/sambunglah kabelnya, ksaan dan kerja sebagai bukti bahwa
namun jika ditemukan bahwa yang telah dilakukan pengujian terhadap
terputus adalah elemen pemanasnya kinerja seterika. Disamping itu, harus
maka gantilah dengan yang baru. dilaporkan pula tentang jenis
kerusakan, bagian/komponen yang
5. Bila pengaturan panas yang tidak diperbaiki dan atau diganti. Laporan
berfungsi dengan baik, seperti setelah ini sangat diperlukan pada perawatan
dilakukan pengaturan pada suhu atau berikutnya, yaitu bila alat yang sama
untuk jenis kain tertentu seterika tidak mengalami kerusakan lagi.
memberikan respon sebagaimana
yang seharusnya, berarti perlu
penggantian komponen kontrolnya.

228
3.1.1.8 Ikhtisar bagian-bagian utama seterika
Model 1 2

Alas

Penutup dan
pemberat

Elemen
pemanas

Pemegang

Kontrol

Gambar 3.8. Ikhtisar bagian-bagian utama seterika

229
3.1.2 Mesin Cuci Pakaian
3.1.2.1 Pendahuluan
Mesin cuci pakaian merupakan salah
satu mesin yang bekerja sangat berat
guna membantu kita dalam mencuci pa-
kaian. Pakaian yang kotor dimasukkan,
mesin dihidupkan, kemudian mesin
akan bekerja mencuci pakaian sampai
dengan proses pengeringan. Menjadi
suatu hal yang menarik bila kita ingin
masuk lebih dalam lagi tentang bagai-
Gambar 3.9. Mesin cuci pakaian
mana mesin beroperasi, bagian-bagian
penting apa saja yang ada di dalam me-
sin dan lain-lain. Pada saat ini demikian - seberapa berat mesin memutar
banyak jenis dan merk mesin cuci yang pakaian (ringan, sedang, berat),
beredar di pasaran yang setiap saat bi- dan
sa diperoleh dari para agen dan toko di - seberapa lama mesin menye-
sekitar kita. Berikut ini akan dijelaskan lesaikan pencucian (berapa me-
tentang mesin cuci pakaian yang relatif nit tergantung pada tingkat
lengkap fungsinya. pengotoran pada pakaian).

3.1.2.2 Prinsip Kerja Mesin Cuci • Setelah memasukkan pakaian ke


Pakaian dalam mesin cuci, kemudian mesin
dihidupkan (di ”on” kan).
Prinsip kerja mesin cuci pakaian adalah
• Kemudian mesin akan membuka
sebagai berikut:
katub sehingga air mengisi tabung,
• Sebelum atau setelah memasukkan dan setelah jumlah air mencukupi
pakaian ke dalam mesin cuci ada mesin kemudian bekerja dengan
beberapa hal yang perlu diketahui, memutar bolak-balik/membolak-balik
yaitu: pakaian dengan menggunakan
”agitator”.
- berat pakaian yang akan dicuci
• Setelah beberapa waktu mesin
(ringan, medium, berat, sangat
membolak-balik pakaian, air bekas
berat),
- berapa suhu air yang dikehenda- cucian dibuang keluar kemudian
ki untuk pencucian dan pembi- mesin berputar kencang (spin)
sehingga air bekas pencucian
lasan (dingin, hangat, panas),
terbuang keluar.
• Setelah itu, mesin kembali mengisi
air, menambahkan sabun/detergen
seperlunya dan membolak-balik
pakaian, membuang air, kemudian
melakukan spin lagi. Demikian pro-
ses berlanjut sampai dengan batas
waktu pencucian yang telah diatur.

230
3.1.2.3 Bagian-bagian Utama gang motor, roda gigi dan beton pem-
Mesin berat.
Jika kita perhatikan secara seksama ba-
gian dalam mesin, kita akan mengetahui
mengapa mesin cuci sangat berat. Di
dalam mesin ini terdapat motor peng-
gerak, pemberat (dari beton) yang
digunakan sebagai penyeimbang berat
motor, roda gigi (gear box) dan tabung
pencucian yang terbuat dari baja
(perhatikan Gambar 3.10). Bagian-
bagian itulah yang menyebabkan mesin
cuci sangat berat.
Gambar 3.11 Sistem penyangga pulley
Gambar 3.11. memperlihatkan frame
logam hitam tanpa tabung dan roda gigi.
Ada tiga pulley, bila pulley sisi yang satu
bergerak ke atas, yang pada sisi lain
bergerak ke bawah. Sistem ini meno-
pang bagian-bagian mesin yang berat,
yang memungkinkan mereka bergerak
sedemikian rupa sehingga tidak meng-
Gambar 3.10 Motor dan beban pemberat guncang mesin secara keseluruhan.
Mesin cuci mempunyai dua tabung baja, Tetapi, bila bagian-bagian ini hanya
yaitu: tabung bagian dalam dan tabung menggantung pada kabel, mengapa
bagian luar. Tabung bagian dalam ber- tidak bergoyang ke kanan-ke kiri?
fungsi sebagai tempat pakaian. Tabung
ini mempunyai agitator pada tengah- Mesin cuci mempunyai sistem peredam
tengahnya dan pada dinding samping (damper) yang menggunakan friksi
terdapat lubang-lubang kecil sehingga untuk meredam gaya-gaya dari vibrasi
ketika tabung diputar cepat (spin) air (getaran).
bisa keluar.

Tabung bagian luar, yang bertindak se-


bagai wadah air, menempel di badan
mesin. Karena ketika mesin bekerja ta-
bung-dalam selalu bergerak dan
bergetar, tabung ini harus dipasang se-
demikian rupa sehingga dapat bergerak Gambar 3.12. Sistem peredam getaran
secara bebas dan tidak bergesekan
atau bersentuhan dengan bagian-bagian Pada masing-masing sudut dari mesin
mesin yang lain. ada mekanik yang bekerja seperti
cakram-rem (disc brake). Bagian yang
Tabung bagian dalam dipasang pada ro- dipasang pada kerangka mesin berupa
da gigi, yang dipasang pada kerangka sebuah pegas (Gambar 3.12). Pegas ini
logam hitam seperti yang dapat dilihat menahan dua bantalan ke lempeng-
pada Gambar 3.11. Kerangka ini meme- logam yang dipasang pada kerangka

231
hitam. Kita bisa melihat dimana ban-
talan-bantalan menjaga lempeng agar
tidak bergerak selama mesin bervibrasi.
3.1.2.4 Pemipaan
Pipa pada mesin cuci mempunyai bebe-
rapa tugas:
• Pipa mengisi air ke mesin cuci Gambar 3.14. Piranti anti-siphon
dengan suhu yang sesuai. Piranti ini mencegah air cucian yang
• Mensirkulasikan air cuci dari bawah disedot kembali ke saluran suplai air
tabung cuci kembali ke atas, selama menyembur keluar langsung sehingga
proses pencucian. bisa mengotori rumah atau lingkungan
• Memompa air keluar drain, selama sekitar. Piranti plastik berwarna putih
proses spinning. mempunyai saluran masukan yang
besar untuk memudahkan air mengalir
Mesin cuci mempunyai pengait untuk masuk (Gambar 3.14).
dua saluran air pada bagian belakang Air dari slang menyembur masuk ke da-
mesin, satu untuk air panas dan satunya lam piranti ini dan berbelok ke bawah,
lagi untuk air dingin. Kedua saluran ini kemudian keluar melalui tabung pada
dikaitkan ke bodi dari katup solenoid. sisi yang lain. Ketika air ada di dalam-
Gambar 3.13 memperlihatkan bagian nya, piranti anti-siphon ini terhubung
belakang dan depan dari katup solenoid. dengan tekanan atmosfir sehingga
Ada dua katup, tapi mereka masuk ke ketika ada pengisapan pada saluran
satu slang (hose). Katup dingin atau suplai air, air yang ada di dalam mesin
katup panas yang bekerja, tergantung cuci tidak ikut tersedot, kecuali udara.
dari temperatur yang dipilih.
Sebelum slang mengalirkan air ke da-
lam tabung cuci, slang mengalirkan air
melalui piranti anti-siphon (pipa pemin-
dah).

Gambar 3.15. saluran masuk (inlet) air dan


tempat limpahan air
Gambar 3.15 memperlihatkan inlet,
yang merupakan jalan air masuk ke
mesin. Nosel sebelah kanan adalah
saluran aliran lebih, yang terhubung ke
sebuah pipa yang menghalangi air
keluar dari bawah mesin ke lantai,
namun mencegah meluapnya air dari
tabung yang bisa membasahi motor.
3.1.2.5 Pompa
Bagian terakhir dari sistem pipa air,
bagian yang mensirkulasikan air dan ba-
Gambar 3.13. Bagian belakang mesin dan gian yang membuang air, yaitu pompa
katup solenoid air.

232
pada saluran outlet. Pompa jenis ini
dapat beroperasi dua arah, tergantung
pada saluran mana, inlet atau outlet.
Jika pompa berputar ke kanan (searah
jarum jam), bagian bawah pompa meng-
isap air dari bawah tabung cuci dan me-
nekannya ke saluran pembuangan, dan
pompa bagian atas menyedot air dari
bagian atas tabung cuci dan menekan-
Gambar 3.16. Pompa dan saluran air nya kembali ke bawah, sehingga tidak
Dari Gambar 3.16 terlihat bagian pompa terjadi kehilangan/kehabisan air.
dipasang. Pompa ini sebenarnya dua Jika pompa berputar ke kiri, pompa
pompa yang terpisah. Separoh bagian bagian atas mengisap air dari bawah
bawah pompa dikaitkan ke saluran pem- tabung dan memompanya kembali ke a-
buangan (drain), separoh bagian atas- tas, dan pompa bagian bawah memom-
nya mensirkulasikan air cuci. pa air dari saluran pembuangan kembali
Apakah pompa akan memompa air ke ke bagian bawah tabung. Sebenarnya
pembuangan atau memompa balik air ada sedikit di dalam saluran drain,
ke tabung cuci? namun pompa tidak mampu lagi mene-
Inilah yang menjadi trik dalam mesin kannya kembali ke tabung.
cuci. Motor yang memutar pompa dapat Perhatikan pada saluran buangnya,
berbalik arah. Motor berputar pada satu bagaimana saluran ini menghubungkan
arah ketika proses pencucian dan men- semua saluran ke bagian atas mesin
sirkulasikan air ke dalam mesin dan mo- sebelum mengarah balik ke bawah ke
tor akan berputar pada arah berlawanan pembuangan. Karena satu ujung slang
ketika proses spinning dan pembuangan saluran dikaitkan pada bagian bawah
air. tabung dan ujung lain terbuka ke atmos-
Mari kita melihat pompa secara lebih fir, ketinggian air di dalam slang pem-
dekat lagi (Gambar 3.17). buangan sama dengan ketinggian air di
dalam tabung. Jika, slang pembuangan
tidak ke atas semua sampai ke atas
mesin, tabung tidak akan mengisi
semua saluran. Segera setelah air
mencapai belokan pada saluran, air
akan keluar ke pem-buangan.
3.1.2.6 Kontrol
Dewasa ini banyak jenis mesin cuci
yang menggunakan teknologi digital.
Dalam teknologi digital sistem bisa
Gambar 3.17. Pompa air dikendalikan secara elektronik dan
menggunakan mikrokontroler sebagai
Jika diperhatikan secara cermat, kita pengendalinya. Walaupun begitu, masih
dapat melihat sudu bagian bawah dari banyak mesin yang masih meng-
pompa. Apabila air memasuki inlet pom- gunakan sistem kendali elektromekanik.
pa, sudu-sudu ini, menekan air ke seki-
tar dan menekannya keluar dari pompa Untuk mengetahui mekanisme pengen-
dalian secara kasat mata akan lebih ba-

233
ik ditinjau dari aspek pembelajaran.
Oleh karena itu, kontrol yang dibahas di
sini adalah kontrol yang didesain
sebelum menggunakan mikrokontroler.
Pertama-tama marilah kita perhatikan
bagian dalam saklar pemilih.

Gambar 3.20. Mekanisme saklar pemilih


Perhatikan Gambar 3.20. Kalau kita
perhatikan bentuk tonjolan, kita bisa
melihat mengapa dial pada mesin cuci
hanya bisa berputar satu arah saja. Sisi
depan tonjolan mempunyai kemiringan
yang mengangkat kontak logam secara
Gambar 3.18. Saklar pemilih tipikal bertahap, tapi sisi belakangnya tidak
sehingga jika diputar pada arah yang
Saklar pemilih ini mempunyai tugas me- berlawanan, pinggir potongan logam
nentukan berapa lama waktu yang akan tertahan pada tonjolan tersebut.
dibutuhkan untuk melakukan pencucian
untuk keadaan yang berbeda seperti Cakram plastik yang menonjol ini,
yang ditunjukkan oleh Gambar 3.18. merupakan program perangkat lunak
yang mengoperasikan mesin cuci.
Di dalam saklar terdapat sebuah motor Panjang dari tonjolan menentukan
kecil yang dilengkapi dengan gigi seberapa lama waktu pencucian yang
reduksi yang sangat tinggi yang dibutuhkan oleh tiap-tiap bagian
membuat cakra (dial) kontrol berputar pencucian, dan panjang space antara
sangat perlahan. tonjolan menentukan berapa lama
mesin berhenti sebelum berputar lagi
pada tahap berikutnya.
Saklar kontrol temperatur dan
kecepatan jauh lebih sederhana dari
saklar kontrol siklus

Gambar 3.19. Keadaan di dalam saklar


Pada separoh bagian atas saklar, ada Gambar 3.21. Saklar kontrol temperatur dan
satu set enam kontak. Kontak-kontak ini kecepatan
diaktuasi (digerakkan) oleh logam-logam
kecil dalam tuas plastik pada piringan Saklar-saklar ini mengontrol kecepatan
tersebut. Ketika dial berputar, tonjolan motor dan menentukan solenoid suplai
pada bagian atas atau bawah dari enam yang mana yang membuka selama pro-
potongan logam, menutup dan ses pencucian, air dingin atau panas.
membuka kontak pada setengah saklar Jika air panas yang dipilih, hanya
bagian atas. solenoid air panas saja yang membuka

234
ketika mesin mengisi air; bila yang gai petunjuk para siswa dalam melaku-
dipilih adalah hangat, kedua selenoid kan perawatan mesin cuci. Berikut ini
akan membuka; jika dipilih dingin, hanya adalah permasalahan-permasalahan
solenoid air dingin yang membuka. yang sering terjadi pada mesin cuci.
1. Sistem kontrol kelistrikan
Sistem kontrol merupakan otak
operasi mesin cuci. Sistem dan
teknologi yang digunakan berbeda-
beda antara satu dan lainnya
sehingga bila ada permasalahan
dengan bagian ini maka para siswa
harus belajar secara khusus.
Gambar 3.22. Gambaran saklar kontrol 2. Sirkulasi air tidak lancar
kecepatan dan temperatur
Sirkulasi air ini meliputi pengaliran
Kontrol kecepatan/temperatur cukup air masuk, pemompaan air ke dalam
mudah. Setiap tuas plastik menggu- tabung ketika proses pencucian dan
nakan dua-set kontak, membuka atau pemompaan air bekas cuci ke
menutup rangkaian yang dihubungkan pembuangan. Ketika mesin di
ke kontak-kontak tersebut. Pada setiap hidupkan, salah satu indikator
saklar, selalu terdapat satu set kontak bahwa mesin bekerja dengan baik
tertutup dan satu set kontak terbuka. adalah mengalirnya air dari outlet air
Kontrol ketinggian air menggunakan ke dalam mesin cuci. Bila hal ini
saklar-tekanan untuk mendeteksi tidak terjadi, perlu diperiksa solenoid
ketinggian air di dalam tabung. penggerak katup buka / tutup air.
Bila tegangan pada solenoid cukup
namun solenoid tidak bekerja maka
perlu diganti dengan yang baru.
Namun bila tegangan penggeraknya
tidak ada maka harus dilacak sistem
dayanya.
Sama halnya dengan pompa sirkula-
Gambar 3.23. Kontrol ketinggian air si. Pompa ini menggunakan motor
listrik sehingga dalam pengoperasi-
3.1.2.7 Perawatan Mesin Cuci annya memerlukan daya lis trik. Daya
Mesin cuci merupakan salah peralatan listrik sendiri dicatu oleh sistem
rumah tangga yang teknologinya ber- kelistrikan mesin yang dikendalikan
kembang cepat. Semakin baru, semakin oleh alat pengontrol. Bila sistem
banyak fiturnya dan semakin kompleks kelistrikan tidak ada masalah, maka
pula sistemnya. Oleh karena itu, untuk motor pompa yang bermasalah. Bila
dapat melakukan perawatan perlu sekali bagian ini yang bermasalah perlu
mempelajari petunjuk perawatan yang penggantian dengan yang baru.
khusus dari pabrik pembuatnya. Untuk
3. Suara mesin bising
menjadi ahli dalam perawatan, pabrik
akan menyelenggarakan program pela- Bila suara mesin terdengar berisik
tihan khusus. Walaupun begitu ada be- ketika mesin beroperasi, biasanya
berapa hal yang dapat digunakan seba- ada permasalahan pada bantalan

235
(bearing). Bantalan perlu diperiksa utamanya adalah sikat-sikatnya.
dan bila secara mekanik masih bisa Motor dimungkinkan tidak bisa
digunakan, biasanya cukup dilaku- berputar bila sikat-sikatnya sudah
kan dengan memberikan pelumasan terlalu pendek atau koneksinya tidak
atau pemberian stempet (grease) sempurna lagi. Hal a l in yang perlu
yang sesuai dengan jenis dan perun- dilakukan adalah melihat kondisi
tukan bantalan. Bila tidak maka perlu belitan motornya. Yang pertama-
diganti dengan bantalan yang baru. tama adalah melalui pencekan
secara visual. Bila dilihat ada bagian
Penyebab utama kerusakan bantal-
kumparan yang terbakar atau rusak
an adalah pembebanan yang
sudah dapat dipastikan terjadi
berlebihan (mesin cuci diisi melebihi
kerusakan pada kawat kumparan
kapasitas maksimumnya). Dengan
dan harus dililit kembali (rewinding).
berat beban, bantalan akan bekerja
lebih berat. Bila beban berlebih Bila secara visual tidak ada
maka bantalan akan menerima masalah, maka perlu dilakukan
beban di atas kemampuannya se- pemerikasaan sambungan dan
hingga mengakibatkan kerusakan pengukuran tahanan isolasi antara
atau semakin pendek umurnya. kumparan dan bodi. Bila tahanan
isolasi sangat kecil, berarti
4. Mesin tidak berputar
kumparan sudah hubungsingkat
Bila mesin cuci dioperasikan dan dengan bodi sehingga mesin tidak
motor tidak berputar, maka bisa beroperasi. Bila demikian yang
permasalahannya terletak pada dua terjadi maka harus dilakukan
hal, yaitu sistem catu daya listriknya penggantian belitan.
dan atau motor listrik. Kalau motor
Permasalahan yang terjadi pada
tidak dapat berputar, pertama-tama
motor, sangat dimungkinkan
perlu diperiksa poros motor dengan
mengakibatkan kerusakan pada catu
jalan memutar porosnya untuk
daya listriknya. Permasalahan
mengetahui ada tidaknya gangguan
operasi yang menjadi penyebab
mekanik. Bila ada maka gangguan
gangguan pada motor ini antara lain
ini harus dihilangkan terlebih dahulu
adalah karena beban berlebih,
dan tidak jarang terjadi gangguan
adanya faktor korosi dan juga
pada bantalan motor. Bila demikian
rembesan/bocoran air yang
maka perlu dilakukan penggantian
mengenai motor. Rembesan air ini
bantalan dengan yang baru.
bisa menyebabkan motor mengalami
Bila tidak ada gangguan mekanik hubung singkat dan akhirnya rusak.
pada poros, pengecekan dilanjutkan
ke catu daya listriknya. Bila pada 3.1.2.8 Pemeriksaan dan
bagian ini ada gangguan maka Pelaporan Hasil Kerja
harus dilakukan perbaikan terhadap Perawatan
sistem catu dayanya. Untuk mengetahui mesin dapat
Bila kedua kondisi di atas tidak ada beroperasi secara baik maka perlu
masalah, maka pemeriksaan dilakukan pengujian. Dalam pengujian
dilanjutkan pada motornya. Peme- ini, mesin diatur pada mode operasi
riksaan dilakukan pada koneksi yang diinginkan, seperti berat ringannya
armature dan antara armatur dan bahan yang dicuci. Setelah itu, perlu
catu daya listriknya, di mana bagian Anda perhatikan hal-hal sebagai berikut:

236
1. Ketika di “On” kan mesin akan 1. Penahan pakaian yang dapat
merespon dengan membuka katub berotasi dan berbalik.
masukan air sehingga air mengalir
2. Pemanas listrik atau gas yang
masuk tabung pencucian.
digunakan untuk mengeringkan
2. Setelah mesin terisi air secara pakaian dan udara yang ada di
cukup, mesin mulai berputar dan dalam mesin.
proses pencucian berlangsung.
Selama proses pencucian ini, motor
beroperasi normal, dan getaran
tidak berlebihan.
3. Bila proses pencucian selesai, mesin
melakukan pembuangan air bekas
pencucian kemudian berlanjut
dengan proses pembilasan dan
mesin mengulang langkah 1 dan 2.
4. Setelah proses pencucian selesai
dilanjutkan proses pemerasan air
melalui spinning. Ketika spinning ini
mesin bekerja dengan putaran yang Gambar 3.24. Mesin pengering pakaian
sangat tinggi. Mesin dikatakan 3. Ventilasi udara, yang menghu-
normal jika ketika spinning suara bungkan mesin pengering dan udara
mesin terdengar lebih keras. Bila luar. Uap air hasil pemanasan di
kondisi bantalan masih baik, suara dalam mesin akan keluar melalui
mesin tetap tidak membisingkan ventilasi ini.
begitu juga getarannya juga tidak
terlalu tinggi. Bila suara bising dan Berikut akan ditinjau bagaimana sistem-
getaran sangat tinggi menandakan sistem dalam pengering pakaian ini
bahwa kondisi bantalan sudah tidak dapat berjalan.
normal lagi. Bantalan bisa jadi 3.1.3.2 Sirkulasi udara
bantalan motor atau bantalan pulley
mesin cucinya.
5. Hasil pengujian kemudian ditulis
dalam laporan begitu juga dengan
jenis kerusakan, bagian/komponen
mesin yang rusak dan diperbaiki
atau diganti.
3.1.3 Mesin Pengering
Pakaian
3.1.3.1 Bagian-Bagian Mesin
Pengering 1. tumbler 4. motor listrik
2. screen 5. elemen pemanas
Mesin pengering pakaian ini memiliki
beberapa bagian, yaitu: 3. kipas angin 6. pintu

Gambar 3.25. Sirkulasi udara di dalam


mesin

237
Bagaimana udara masuk dan keluar dari
suatu mesin pengering?
1. Udara masuk melalui ventilasi di
bagian luar mesin, biasanya terletak
di bagian depan.
2. Kemudian, udara terhisap masuk
melewati elemen pemanas menuju
ke tumbler. Gambar 3.27 Lubang-lubang udara

3. Udara panas ini melewati pintu dan Logam cor pada keliling luar lubang-
diarahkan melalui suatu saluran lubang dibuat sedemikian rupa agar
yang mengarah ke kasa (screen). sebelum udara masuk ke tumbler
terlebih dulu melalui elemen pemanas.
4. Udara panas melalui saluran di
depan mesin masuk ke dalam kipas
angin.
5. Kemudian, energi dari kipas
mendorong udara ke arah belakang
mesin dan akhirnya udara tersebut
keluar dari ventilasi di belakang
mesin. Gambar 3.28 Tumbler dan pintu
Bagian pertama yang dilalui oleh udara Udara panas mengalir dan mencari jalan
adalah elemen pemanas. Setelah masuk ke pakaian di dalam tumbler
masuk ke mesin, udara diisap melalui kemudian ke dalam lubang-lubang pada
elemen pemanas lalu masuk ke tempat pintu
pakaian (tumbler).

Gambar 3.29 Lubang-lubang pada pintu dan


slot besar
Udara melewati lubang-lubang pada
Gambar 3.26 Elemen pemanas
pintu dan keluar melalui slot besar diba-
Elemen pemanas yang digunakan di sini gian bawah pintu yang kemudian
adalah kawat nikrom, seperti yang mengarah ke kain tiras.
digunakan pada pemanas-pemanas
lain. Elemen ini menyerap daya yang
tinggi (sekitar 4000-6000 W).
Udara ditarik melalui elemen pemanas
dan masuk lubang-lubang di belakang
tumbler (wadah pakaian).
Gambar 3.30 Screen kain dan saluran udara

238
Udara ditarik melalui kain tiras (screen) 3.1.3.4 Tumbler
menuju saluran di depan mesin
pengering untuk kemudian masuk ke Tumbler dalam mesin pengering
fan. pakaian tidak memiliki penyokong
khusus untuk membantunya berputar
dengan mudah. Lalu apa sebenarnya
yang menyokong beban dari pakaian?
Pada bagian belakang tumbler didapat
suatu pinggiran yang disebut flange.
Flange ini tersambung dengan suatu
kait sederhana, sehingga flange dapat
berputar dan tumbler pun juga dapat
Gambar 3.31 Fan dan saluran buang berputar.

Fan adalah jenis sentrifugal, ketika


berputar akan menghempaskan udara
keluar, mengisap udara dari tengah dan
menekannya keluar saluran di bagian
belakang mesin.

3.1.3.3 Putaran
Jika suatu mesin pengering dibuka,
maka mungkin anda tidak akan Gambar 3.32 Flens
mendapatkan satu roda pun. Akan
tetapi, sebenarnya tumbler itu sendirilah
yang merupakan roda raksasa
penggerak, dan ada motor yang
menggerakan penggerak tersebut.
Karena rasio antara diameter tumbler
yang sangat besar dibandingkan Gambar 3.33 bantalan
diameter motor penggerak, maka roda Sedangkan di bagian depan tumbler
tambahan tidaklah diperlukan. Di juga terdapat dua buah bantalan plastik
sekeliling tumbler, anda akan mendapati yang terletak di bagian atas dari struktur
adanya sabuk tipis yang melilit di bagian tumbler.
luar tumbler. Di mesin ini terdapat dua
jenis pendorong, yaitu yang berwarna 3.1.3.5 Kontrol
perak (berukuran kecil) dan yang Mesin pengering pakaian sama sekali
berwarna hitam. Pendorong perak tidak memiliki rangkaian elektronik di
terletak di bawah pendorong hitam, dan dalamnya kecuali roda-roda gigi, cam,
digerakkan oleh motor. Fungsi dari kontak-kontak listrik, dan motor sehing-
pendorong hitam adalah menyediakan ga membentuk semacam komputer
gaya tekan, yaitu saat sabuk telah mekanik.
terkait, pendorong akan bergerak ke
tengah, kemudian suatu spiral akan Saklar siklus
menariknya kembali ke posisi semula.
Inilah yang dimaksud dengan tegangan
yang dimiliki oleh sabuk.

239
terdiri dari empat sisir di atasnya. Ma-
sing-masing sisir akan menggerakan
empat kontak di dalam saklar.
Masing-masing kontak memiliki lekukan,
dan lekukan ini ditempatkan di tinggi
yang berbeda di dalam kotak. Dimulai
dari kontak pertama yang terletak di kiri
Gambar 3.34 Saklar siklus belakang, kontak ini adalah paling
Dengan memutar saklarnya pada posisi rendah posisinya. Ketinggian kontak
tertentu, mesin pengering dapat berikutnya akan meningkat dengan arah
dikontrol jenis siklus dan waktu kebalikan arah jarum jam, kontak yang
operasinya. Berikut ini bisa dilihat terletak di kiri atas adalah yang tertinggi.
gambaran yang ada di dalam saklar. Saklar siklus (cycle switch) menentukan
lamanya nyala elemen. Selain itu, saklar
siklus ini juga mengontrol elemen
pemanas yang digunakan pada waktu
tertentu karena memiliki sambungan
dengan kontrol pemanas. Jika tidak ada
elemen pemanas yang menyala, hanya
ada udara yang dingin yang ditiupkan ke
pakaian. Jika lebih dari satu yang
menyala, maka udara yang ditiupkan
semakin panas.
3.1.3.6 Panel Pengontrol Panas
Gambar 3.35 Saklar siklus dilihat dari Panel-panel ini mengontrol panas yang
belakang
dihasilkan oleh mesin pengering yang
diatur waktunya.

Gambar 3.37 Panel kontrol panas


Gambar 3.36 Motor saklar siklus
Bagian belakang dari saklar siklus ter- Jika anda menekan salah satu dari ke-
hubung pada motor kecil. Roda kecil empat tombol, maka tombol itu akan
yang terdapat pada motor dapat tetap dalam posisi tertekan, lalu jika
anda menekan tombol yang lain, maka
bergerak memutar dengan kecepatan
rendah, dan roda besar yang terdapat di tombol tersebut akan dalam posisi
dalam saklar pun bergerak dengan lebih tertekan, sedangkan tombol pertama
lambat. Motor tersebut akan memutar yang anda tekan akan kembali ke posisi
roda yang terhubung pada satu set yang semula. Hal ini dikarenakan adanya

240
plate yang mengontrol elemen pemanas 3.1.3.8 Perawatan Mesin
mana yang akan digunakan. Pengering Pakaian
Didalam saklar juga terdapat empat Bagian-bagian yang memerlukan
kontak yang dapat membuka dan perhatian dalam perawatan adalah
menutup, tergantung kombinasi dari elemen pemanas, sirkulasi udara (fan),
tombol yang ditekan. dan motor penggerak tumbler.
3.1.3.7 Sistem Keselamatan Perawatan komponen-komponen listrik
seperti elemen pemanas dan motor
Mesin pengering juga memiliki fitur-fitur listrik baik yang untuk penggerak
keamanan yang mencegah terjadinya tumbler maupun fan secara teknis tidak
overheating. Sistem ini dikontrol oleh berbeda dengan yang telah dibahas
suatu saklar-pemutus temperatur. Saat pada bagian-bagian sebelumnya.
saklar ini telah mencapai suatu tempe-
ratur tertentu, saklar akan memutuskan Satu hal yang menentukan efektivitas
kontak sehingga mesin pun mati. dari pengeringan pada mesin pengering
pakaian ini adalah sirkulasi udara. Bila
Sistem ini tentunya dilengkapi dengan sirkulasi udara lancar, proses penge-
suatu sensor temperatur, yang juga ringan akan dapat berjalan dengan baik.
dilengkapi lubang-lubang di bagian luar Faktor yang sangat mempengaruhi
tumbler. Lubang-lubang ini mengalirkan efektivitas sirkulasi udara adalah
udara kearah sensor, dan ketika pengotoran pada saluran udaranya.
temperatur di tumbler sudah sangat Mulai dari screen, kipas angin, sampai
tinggi, maka sensor ini akan mematikan lubang-lubang udara harus dibersihkan
catu daya dan mesin pun mati. secara berkala agar tidak terjadi
pengumpulan debu dan kotoran yang
menempel.
3.1.3.9 Pemeriksaan dan Pelapor-
an Hasil Kerja Perawatan
Mesin Pengering Pakaian
Pasca perawatan, harus dilakukan
pengujian terhadap kinerja mesin.
Gambar 3.38 Sensor suhu Dalam pengujian ini mesin dioperasikan
Lalu apa yang terjadi jika sabuk pada secara normal dan setelah selesai pro-
tumbler patah, atau lubang udara tidak ses pengeringan, hasilnya harus dilihat.
berda di posisi yang seharusnya di Indikator bahwa mesin dapat bekerja
depan sensor? Atau jika kipas tertutup secara baik dapat dilihat dari hasil
kotoran dan tidak ada udara yang keluar pengeringannya. Jika hasilnya telah
dari tumbler? Mesin pengering juga di- memenuhi syarat maka mesin dikatakan
lengkapi dengan saklar temperatur baik. Bila tidak harus dilakukan langkah-
sekunder yang sensornya terletak di langkah perawatannya lagi.
dekat elemen pemanas. Jika aliran Hasil pengujian dan kerja perawatan
udara mati atau tidak berjalan karena kemudian ditulis dalam bentuk laporan.
alasan apapun, udara di sekitar sensor Dengan demikian dari laporan ini dapat
sekunder ini akan segera mengalami diketahui kondisi mesin pasca perawat-
kenaikan tem peratur sehingga sensor an, jenis kerusakan, bagian/komponen
pun akan mematikan catu daya. yang diperbaiki dan atau diganti.

241
3.1.4 Mesin Cuci Piring Beberapa jenis alat pencuci piring juga
dilengkapi dengan elemen pemanas
3.1.4.1 Fungsi Mesin Cuci Piring untuk pengeringan yang lebih cepat.
Alat pencuci piring digunakan
untuk membersihkan alat-alat dapur,
seperti piring, mangkok, cangkir, gelas,
dan alat-alat masak lainnya setelah
digunakan untuk menghidangkan dan
atau menyiapkan masakan. Alat ini
banyak digunakan di dapur-dapur Gambar 3.41 Saklar kontrol tipikal
perumahan, restaurant, atau
perusahaan katering. 3.1.4.2 Prinsip Kerja Mesin Cuci
Piring
Kalau kita mencuci piring dengan
tangan, air dan sabun ada di dalam
wastafel, dan barang-barang yang kotor
digerak-gerakkan sambil digosok
dengan kain atau sikat.

Gambar 3.39 Mesin cuci piring


Dalam operasinya alat ini menggunakan
air panas (55-65 ºC) dan bahan deterjen
yang sangat kuat (banyak mengandung
Gambar 3.42 Tempat cuci piring
alkali) untuk dapat membersih kotoran-
konvensional
kotoran atau sisa-sisa masakan yang
Dalam alat pencuci ini, adalah
menempel pada alat-alat dapur. Dalam
kebalikannya, barang-barang yang
proses pencuciannya alat ini menyem-
dicuci tetap di tempat (diletakkan dan
protkan deterjen yang telah dicampur
ditata pada rak-rak), sementara air
dengan air panas ke arah alat-alat dapur
panas yang telah dicampur dengan
yang dicuci untuk menghilangkan kotor-
deterjen disemprotkan dari semua arah.
an atau sisa masakan kemudian
Oleh karena itu, mesin ini, ketika
menyemprotkan air bersih untuk
bekerja, harus tertutup rapat dengan
membersihkan alat-alat dari deterjen.
seal-seal yang kedap air.

Gambar 3.40 Mesin cuci piring dalam Gambar 3.43 Mesin cuci tampak dalam
tatanan yang kompak

242
Proses operasinya adalah dimulai dari
penyaluran air dingin dari kran sumber
air ke mesin cuci.

Gambar 3.46 Bagian bawah mesin lengkap


dengan rak
Ketika air masuk ke propeler-propeler,
propeler akan berputar seperti sprinkler
air yang dipasang di taman-taman. Keti-
Gambar 3.44 Contoh penyambungan ke ka propeler berputar dan air masuk dan
kran sumber air menyembur keluar melalui lubang-
Ketika telah tertampung sejumlah air lubang kecil pada permukaan atas
dalam bagian bawah mesin, elemen propeler membuat banyak semburan air
pemanas mulai bekerja dan panas ke atas mengarah pada barang-
memanaskan air. Bekerjanya elemen barang yang dicuci (permukaan barang
pemanas ini menggunakan energi listrik yang dicuci mengarah ke bawah
yang disalurkan kepadanya. Kemudian berlawanan dengan arah semprotan air
ada sebuah pompa listrik yang untuk memudahkan proses pencucian).
memompa air panas ini ke dalam mesin Rak bawah dan propeler bawah lebih
yang dihubungkan ke dua propeler yang dekat dengan elemen pemanas
bisa berputar. Satu propeler terbuat dari sehingga air lebih panas dari yang di
bahan plastik yang diletakkan di bawah atas. Karena ini pulalah bahan propeler
bagian bawah rak piring atas dalam bawah terbuat dari logam agar tahan
mesin, dan satu propeler lagi yang terhadap air panas.
terbuat dari logam diletakkan di bawah
bagian bawah rak mesin bawah.

Gambar 3.47 Bagian bawah mesin


rak dilepas
Setelah air manghantam barang-barang
Gambar 3.45 Sisi dalam mesin bagian atas yang dicuci, air turun ke bagian dasar
mesin dan dipanaskan kembali oleh ele-
men pemanas dan siklus pencucian
kembali berulang sampai proses pencu-
cian selesai, yang biasanya dikendali-
kan dengan timer (mis. ½ jam). Kotoran-

243
kotoran yang berukuran kecil akan 3.1.4.3 Proses pencucian
keluar melalui lubang pembuangan
sementara yang berukuran besar akan 1. Air dingin disalurkan ke mesin dari
tertampung pada lubang penampungan sumber air
pada bagian bawah mesin. 2. Elemen pemanas memanaskan air
yang ada di bagian bawah mesin
dengan daya listrik sehingga suhu
air menjadi 30 – 60 C.
3. Sebuah pompa listrik di bagian
bawah mesin memompa air panas
tersebut melewati pipa-pipa pada
sisi dinding mesin.
4. Air menyemprot melalui lubang-
lubang propeler logam bagian
bawah dan membuat propeler
Gambar 3.48 Wadah garam berputar.
5. Air yang suhunya lebih rendah
Gambar 3.47. memperlihatkan bagian mengalir dan menyemprot melalui
bawah mesin ketika rak bagian bawah
lubang-lubang propeler plastik (atas)
dilepas. Di sini terlihat elemen pemanas
membuatnya berputar sama halnya
yang berupa pipa kecil yang dibentuk
dengan yang terjadi pada propeler
seperti kumparan. Propeler logam terle- logam.
tak di tengah. Lubang pembuangan ter-
letak di tengah kanan. Tepat di bawah- 6. Setelah air membersihkan barang-
nya merupakan tempat garam untuk barang yang dicuci air jatuh kembali
membuat kerja mesin semakin bagus. ke bagian bawah mesin dan dipa-
naskan dan disemprotkan kembali.
Lalu bagaimana dengan pengeringan-
nya? Air yang disemprotkan ke dalam 3.1.4.4 Perawatan mesin cuci
mesin adalah air panas sehingga piring
menyebarkan uap panas yang akan
mengeringkan barang-barang yang 1. Seal-seal pintu harus dalam
keadaan baik sehingga dapat
basah di dalamnya.
menutup secara kuat dan rapat pada
Untuk memperjelas lagi bagaimana kerangka pintu karena mesin ini
mesin pencuci ini bekerja, perhatikan bekerja dengan air bertekanan
penjelasan berikut ini. tinggi. Bocor sedikit, maka daerah
sekitarnya akan dipenuhi dengan
busa sabun pencucian dan akan
menjadi kotor. Untuk itu seal-seal
karet harus dijaga kebersihan dan
kerapihannya. Jangan sampai seal
terganjal oleh kotoran atau terlipat
sehingga menyebabkan kerusakan
seal dan bocor.
2. Pembersihan pada tempat
pembuangan kotoran di bagian
bawah mesin, lubang-lubang pada
Gambar 3.49 Proses di dalam mesin cuci
sudu propeler harus selalu diperiksa

244
sangat sampai terjadi penyumbatan- 3.1.4.5 Pemeriksaan dan pelapo-
penyumbatan. Bila terjadi penyum- ran hasil kerja perawatan
batan pada lubang-lubang propeller mesin cuci piring
akan tidak dapat berputar secara
lancar. Ketidaklancaran putaran Aspek-aspek yang harus diperiksa pada
propeller ini akan mempengaruhi mesin setelah dilakukan perawatan
kualitas pencuciannya tidak optimal. antara lain:
1. Ketika mesin melakukan proses
3. Hasil pencucian tidak optimal pencucian tidak ada semburan
Bila hasil pencucian kurang bersih, busa/air keluar dari mesin.
perlu dilakukan pemerikasaan pada 2. Ketika proses pencucian
suhu air, dan putaran propeller. Bila berlangsung tidak ada suara bising
suhu air tidak panas akan yang keluar dari mesin.
mempengaruhi daya cuci mesin dan 3. Selama beroperasi pintu mesin tidak
rangkaian kelistrikan pada elemen bisa dibuka.
pemanas harus diperiksa. Kalau 4. Setelah proses pencucian, mesin
tidak panas sama sekali berarti tidak mati secara otomatis dan pintu dapat
ada arus listrik yang mengalir ke dibuka.
dalam elemen pemanas, yang 5. Barang-barang yang dicuci dalam
berarti bahwa rangkaian terputus. keadaan bersih dan kering.
Putusnya rangkaian bisa diakibatkan Hasil pengujian kinerja mesin dituliskan
oleh lepasnya koneksi-koneksi kabel dalam bentuk laporan sehingga
atau putusnya elemen pemanas. diketahui kondisi actual mesin setelah
Harus dilakukan pembetulan atau dilakukan perawatan. Laporan juga
penggantian komponen. Namun bila memuat perawatan yang telah
timbul panas tapi terlalu rendah, dilakukan, yaitu meliputi:
menunjukkan adanya sebagian
elemen pemanas yang terputus. 1. Jenis kerusakan/gangguan yang
terjadi.
4. Propeler tidak berputar 2. Bagian atau komponen mesin yang
Berputarnya propeller adalah oleh telah diperbaiki atau diganti.
tekanan air, sedangkan tekanan air
dibangkitkan oleh sebuah pompa
3.1.5 Mesin Pembersih
listrik. Oleh karena itu, bila propeller Vakum
tidak dapat berputar kemungkinan Pembersih vakum merupakan salah
besar akibat tidak bekerjanya pompa satu alat yang sangat penting dalam
listrik. Hal ini juga bisa disebabkan kehidupan sehari-hari karena peranan-
oleh kebocoran atau pecahnya pipa nya dalam pembersihan debu. Tidak
saluran air bertekanan sehingga seperti kotoran yang lain dalam ukuran
tekanan air tidak mencukupi untuk yang lebih besar, kotoran debu tidak
menggerakkan propeller. kelihatan secara jelas datangnya,
5. Kebersihan bagian dalam mesin namun jelas dapat dirasakan
harus betul-betul diperhatikan keberadaannya. Kotoran debu sendiri
karena kemungkinan tersumbatnya akan jauh lebih mudah terhisap ke
saluran air sangat besar akibat dalam tubuh manusia sehingga amatlah
kotoran-kotoran hasil pencucian. membahayakan kesehatan. Pada saat
ini telah dikembangkan banyak jenis
pembersih vakum, dari berukuran kecil

245
untuk keperluan yang sangat terbatas
sampai dengan yang berukuran besar
untuk keperluan industri dan lingkungan
komersial. Fungsinya pun tidak sekedar
penyedot debu, namun telah banyak
fungsi lainnya, seperti pembersihan
dengan semburan air lembut, kecepat-
an/daya isapnya bisa di atur dan bisa
juga digunakan penyegar/pengharum
ruangan.
Gambar 3.51 Bagian-bagian utama mesin
Pada bagian ini, kita akan melihat lebih pembersih vakum
dekat tentang pembersih vakum guna
mengetahui bagaimana alat ini bisa Apabila pembersih vakum dihubungkan
menghisap debu. ke sumber listrik dan dihidupkan, maka
akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
Arus listrik akan mengalir ke motor listrik
sehingga motor berputar.
1. Motor akan memutar kipas angin
(fan) yang dipasang pada poros
motor.
2. Ketika berputar, sudu-sudu kipas
angin menekan udara ke arah
exhaust.
3. Apabila partikel-partikel udara dite-
kan, kerapatan udara meningkat di
depan fan dan turun di belakang fan.
Gambar 3.50 Pembersihan menggunakan
pembersih vakum Turunnya tekanan di belakan fan seperti
jatuhnya tekanan dalam sedotan ketika
3.1.5.1 Bagian-Bagian Mesin anda menyedot minuman. Tekanan di
Pembersih Vakum daerah belakang fan turun di bawah
Pembersih vakum yang ada pada saat tekanan atmosfir (di luar mesin). Ini
ini kelihatannya sangat rumit, namun menimbulkan isapan yang kuat di dalam
alat ini pada dasarnya hanya terdiri dari alat ini. Tekanan udara luar menekan
enam komponen utama, yaitu: sendiri ke dalam alat melalui intake-nya
karena tekanan udara di dalam mesin
• Perlengkapan intake (meliputi pembersih lebih rendah dari tekanan di
banyak jenis asesoris), dalam.
• Perlengkapan exhaust Selama fan berputar dan saluran melalui
• Motor listrik alat tetap terbuka, ada aliran udara
konstant bergerak melalui intake dan
• Fan (kipas angin) keluar dari exhaust. Namun, bagaimana
• Tas debu aliran udara tersebut bisa
mengumpulkan kotoran dan debu dari
karpet? Prinsip yang digunakan adalah
prinsip gesekan (friksi).

246
3.1.5.2 Sikat dan tas pembersih
vakum
Pada bagian akhir, kita melihat bahwa
isapan yang ditimbulkan oleh fan mesin
menghasilkan aliran udara bergerak
melalui intake dan keluar melalui
exhaust. Aliran udara ini seakan seperti
aliran air. Partikel-partikel udara yang
bergerak menarik debu atau limbah-
limbah kecil ketika udara bergerak, dan
jika kotoran cukup ringan dan isapannya
cukup kuat, friksi membawa bahan- Gambar 3.53 Contoh tas debu
bahan ini masuk ke pembersih vakum.
Beberapa desain vakum juga mem- Anda bisa memasang tas di mana saja
punyai sikat yang berputar pada saluran di antara intake dan exhaust, selama
masukannya (intake), yang memaksan aliran udara melaluinya. Pada pem-
kotoran dan debu lepas dari karpet yang bersih vakum yang berdiri, tas dipasang
kemudian ditarik oleh aliran udara pada ujung akhir saluran. Tepat setelah
masuk ke mesin. udara disaring, udara mengalir kembali
keluar. Dalam kanister, tas bisa diletak-
kan sebelum kipas angin, sehingga
udara difilter ketika masuk ke alat ini.
Saat ini banyak diciptakan pembersih
vakum dengan kapasitas isapan yang
bisa diatur. Pada bagian berikutnya, kita
akan mempelajari beberapa faktor yang
menentukan daya isap.
3.1.5.3 Variabel-Variabel Pem-
bersih Vakum
Pada bagian akhir, kita melihat
Gambar 3.52 Jenis sikat putar bagaimana pembersih vakum
mengambil kotoran melalui pengaliran
Kotoran-kotoran yang ditarik keluar udara masuk ke dalam filter (tas debu).
exhaust akhirnya masuk ke tas Daya isap mesin tergantung pada
pembersih vakum. Tas ini terbuat dari sejumlah faktor antara lain:
bahan kain atau kertas, yang bertindak
sebagai penyaring (filter) udara. • Daya fan:
Lubang-lubang yang sangat kecil pada Untuk membuat daya isap tinggi,
tas cukup bagi partikel udara untuk motor harus berputar pada
keluar namun tidak bagi kotoran-kotoran kecepatan yang tinggi.
yang masuk. Jadi, ketika arus aliran • Penghalangan saluran udara:
udara masuk ke dalam tas, semua Ketika potongan/puing-puing dalam
udara bergerak menembus bahan tas, ukuran yang cukup besar terkumpul
namun kotoran tetap tinggal di dalam di dalam tas, udara akan mengalami
tas. hambatan yang besar sehingga
partikel-partikel udara tidak mudah
bergerak. Karena alasan itulah, bila

247
kita baru mengganti tas, kita melihat
bahwa pembersih vakum bekerja
dengan lebih baik dibandingkan
setelah tas digunakan beberapa
lama.
• Ukuran pembukaan masukan
(intake) udara.
Karena kecepatan fan vakum konstan,
jumlah udara yang masuk ke dalam
pembersih juga konstan. Tidak ada
masalah berapa ukuran intake yang
diatur, jumlah udara yang masuk per
satuan waktu adalah sama. Jika intake
Gambar 3.55 Pembersih vakum jenis berdiri
diatur lebih kecil, partikel udara yang
masuk bergerak dengan kecepatan 3.1.5.4 Pembersih vakum kering
yang lebih tinggi. Demikian sebaliknya. dan basah
Jadi, debit udara yang masuk akan tetap
konstan. Pada titik di mana kecepatan Untuk pembersihan yang berat, banyak
meningkat, tekanannya akan menurun orang menggunakan jenis yang dapat
sesuai dengan hukum Bernoulli. digunakan untuk menarik cairan selain
Turunnya tekanan ini menandakan benda padat. Bahan cair akan
naiknya daya isap pada intake-nya. membasahi filter kertas atau kain, oleh
Dengan demikian bila intake diatur lebih karena itu pembersih ini memerlukan
sempit akan mampu menyedot kotoran sistem pengumpulan kotoran yang tidak
yang lebih besar dibandingkan bila terbuat dari kertas atau kain, namun
penge-setannya lebih lebar. semacam ember yang berisi air seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.56.

Gambar 3.54 Jenis-jenis perlengkapan


pengisap
Sampai saat ini, kita telah mempelajari
jenis-jenis alat pembersih vakum tipikal,
seperti jenis berdiri dan kanister yang
keduanya mengumpulkan kotoran di
dalam tas yang tembus udara. Berikut
ini akan dibahas pembersih vakum jenis
lain. Gambar 3.56 Prinsip kerja pembersih vakum
basah/kering

248
3.1.5.5 Prinsip kerja pembersih untuk membersihkan kantong ini tidak
vakum basah dan kering terlalu lama dan sebelum kantong
terisi penuh.
Pada saluran masukannya, aliran udara
mengalir masuk ke ruang yang cukup 4. Karena peruntukan mesin adalah
luas yang diletakkan di atas ember. untuk menyedot debu atau cairan
Ketika hasil isapan mencapai daerah (untuk jenis kering dan basah),
yang luas, aliran udara melambat, hendaknya dihindari masuknya
dengan alasan yang sama, kecepatan benda-benda yang besar ke dalam
akan meningkat bila melalui alat vakum. Akibat yang bisa timbul
pelengkap intake yang sempit. Turunnya seperti yang telah disampaikan pada
tekanan ini akan menurunkan daya (3).
pegang udara, sehingga cairan menetes 3.1.5.7 Pemeriksaan Pelaporan
dan partikel yang berat dapat keluar dari
Hasil Kerja Perawatan
arus aliran udara dan jatuh ke ember.
Pembersih Vakum
Setelah selesai pemvakuman, isi yang
ada di ember dibuang. Pemeriksaan pembersih vakum adalah
pada daya sedotnya. Daya sedot ini bisa
3.1.5.6 Perawatan Pembersih diatur-atur melalui lubang pengaturan
Vakum pada bagian intakenya (pipa penyedot)
Bentuk alat permbersih vakum ini dan untuk mesin pembersih vakum yang
sangat kompak sehingga dalam lebih modern, diatur dengan mengguna-
perawatannya dapat dilakukan dengan kan saklar pengatur kecepatan motor
mudah. fannya. Bila pengaturan pada pipa
intakenya, untuk posisi tertutup penuh,
1. Karena dalam pemakaiannya, alat ini daya sedotnya paling tinggi. Demikian
mempunyai mobilitas yang sangat sebaliknya. Bila pengaturan dilakukan
tinggi maka seringkali membuat kabel
dengan mengatur kecepatan motor fan,
dan sambungannya mengalami
semakin tinggi kecepatan semakin kuat
kerusakan. Oleh karena itu, dalam
daya sedotnya dan suaranya pun juga
pemakaiannya kabel diusahakan semakin keras. Demikian sebaliknya.
tetap dalam keadaan lurus dan
hindari untuk tidak terlalu kencang. Bila mesin sudah dioperasikan
2. Bila sistem tegangan listrik normal, maksimum tapi daya sedotnya masih
kerusakan motor listrik untuk kipas kurang maka perlu dilakukan
angin sangat jarang ditemui kecuali pemeriksaan pada kantong debunya.
karena masalah umur. Mungkin sebagian besar lubang
3. Yang perlu perhatian intensif adalah kapilernya telah tertutup oleh debu. Hal
penggantian pada kantong/ember ini tidak terjadi pada penyedot debu
sampah. Untuk pembersih vakum yang menggunakan container sebagai
kering, kantong sampah biasanya penyimpan debu/cairan.
terbuat dari kertas atau kain. Bila Kondisi kerja mesin dicatat dan
kantong sampah ini sudah penuh dimasukkan dalam laporan hasil
harus segera dibuang. Kalau tidak, pekerjaan perawatan. Di samping itu,
maka saluran udara keluar menjadi jenis kerusakan, bagian atau komponen-
tidak lancer. Ketidaklancaran ini akan komponen yang diganti juga harus
mempengaruhi daya isap mesin dan dimasukkan dalam lembar laporan. Hal
juga kerja mesin yang lebih kuat. ini akan sangat membantu bila harus
Oleh karena itu, sangat disarankan

249
dilakukan perawatan pada waktu yang Kawat nikrom (nichrom ) sendiri adalah
akan dating. perpaduan antara nikel dan krom.
Mengapa keduanya dipakai untuk
menghasilkan radiasi? Pertama, kawat
3.2 Alat-alat memasak nikrom memiliki resistansi elektrik yang
tinggi dibandingkan tembaga, misalnya.
3.2.1 Toaster Meskipun kawat nikrom yang digunakan
cukup pendek, namun cukup untuk
Toaster merupakan alat yang digunakan menaikkan suhu tinggi. Yang kedua,
untuk memanaskan roti sebagai nikrom tidak mengoksidasi saat
makanan pagi bagian bagi orang-orang dipanaskan sehingga tidak mengalami
tertentu. Alat ini sederhana dan mudah pengaratan. Sebaliknya kawat besi,
dioperasikannya. misalnya, akan mengalami pengaratan
dengan cepat saat dipanaskan.
Alat pemanggang yang paling
sederhana memiliki dua lembaran mika
yang diselubungi nikrom, dan masing-
masing dipisahkan oleh suatu slot
berukuran satu inci. Kabel nikrom dapat
langsung dihubungkan ke stop kontak.
Gambar 3.57 Toaster
Biasanya pemanggang memiliki dua fitur
3.2.1.1 Dasar lain yaitu:
Toaster atau pemanggang roti memiliki 1. Tray yang dilengkapi dengan
sistem yang cukup simpel. Pemanggang semacam spiral (spring-loaded tray),
menggunakan radiasi infra merah untuk sehingga roti yang dipanggang
memanaskan sekerat roti. Saat sekerat langsung lembam keluar dari
roti diletakkan di dalam pemanggang, panggangan
dan setelah dihubungkan dengan sum- 2. Pengatur waktu yang dapat
ber, sebuah kumparan akan menjadi mematikan pemanggang secara
kemerahan dan memproduksi kawat otomatis, kemudian melepaskan tray
nikrom. Radiasi ini akan mengeringkan sehingga hasil panggangan dapat
dan membakar permukaan roti. keluar.

3.2.1.2 Pegas tray


Pada pemanggang terdapat penahan
yang terbuat dari logam, dan berfungsi
sebagai penaik dan penurun roti di
dalam slot.

Gambar 3.58 Elemen pemanas toaster


Umumnya, pemanggang menggunakan
kawatl nikrom untuk memproduksi
radiasi ini, dan kawat nikrom ini
membalut suatu lembaran yang terbuat Gambar 3.59 Slot tempat roti dilihat dari
dari mika (Gambar 3.58). atas

250
Penahan ini dihubungkan dengan
sebuah pemegang yang dapat diakses
langsung oleh pengguna. Saat
pemegang ditekan, dua spiral yang
terbuat dari logam juga tertekan
sehingga lempengan menekan roti.
Pemegang kedua slot dihubungngkan
ke pemegang yang apabila ditekan akan
membawa masuk roti ke dalam toaster
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.60

Gambar 3.61 Mekanisme penurun rak roti


Dari gambar, dapat dilihat bahwa
terdapat batangan plastik dan logam
yang terhubung ke handle. Batangan
plastik menekan sepasang kontak di
papan sirkuit untuk menyuplai energi
listrik ke kawat nikrom, dan logam akan
tertarik akibat adanya gaya elektromag-
net yang disebabkan gaya listrik
Gambar 3.60 Mekanisme penurunan toaster tersebut. Tarikan itu akan menahan roti
3.2.1.3 Pengeluaran panggangan agar tetap berada di dalam toaster.
Pada saat pemegang ditekan,
mekanisme yang terjadi adalah sebagai
berikut:
1. Suatu mekanisme penahan roti
diperlukan untuk periode waktu
pemanggangan tertentu
2. Kawat nikrom harus diberi daya
3. Pengatur waktu akan melepaskan
penahan sehingga panggangan
keluar.

251
pengisian listrik melalui resitor, dan
ketika tegangan mencapai harga
tertentu, akan memutuskan aliran
arus ke elektromagnet. Pegas
dengan cepat menarik dua kerat roti
ke atas.
• Pada proses ini, batang plastik naik
dan memutuskan daya listrik ke
toaster.
Pada toaster ini, kendali warna hasil
pemanggangan berupa sebuah resistor
variabel. Mengubah resistansi akan
Gambar 3.62 Papan-papan rangkaian mengubah kecepatan pengisian
kapasitor. Dan Ini akan mengontrol
Pada suatu toaster, umumnya berapa lama timer menunggu sebelum
mekanisme keseluruhan yang berjalan
melepaskan elektromagnet
adalah sebagai berikut:
Toaster yang tidak tinggi tuntutan
1. Saat handle ditekan ke bawah, kualitasnya, cukup menggunakan
batangan plastik akan menekan batang-bimetal untuk mematikan
kontak dan mencatu daya ke papan elektromagnet. Ketika panas (akibat
sirkuit. panas di dalam toaster), batang bimetal
2. Listrik bertegangan 120 volt akan akan membengkok dan mentripkan
dihubungkan ke kawat nikrom untuk
saklar sehingga memutus saluran listrik
mulai memanggang roti
ke elektromagnet. Pemakaian bimetal
3. Suatu sirkuit sederhana yang terdiri mempunyai dua masalah:
dari transistor, resistor dan kapasitor
akan hidup dan menyuplai daya ke • Jika dapur sangat dingin, roti
elektromagnet pertama akan lebih gelap dari
biasanya.
4. Elektromagnet akan menarik logam
pada handle. • Jika dicoba untuk kedua kalinya, roti
akan terlalu terang karena toaster
3.2.1.4 Prinsip kerja toaster sudah panas.
• Jika pemegang ditekan, batang plas- Rangkaian timer elektronik akan
tik menekan kontak dan menghu- membuat toaster lebih konsisten
bungkan daya ke papan rangkaian.
3.2.1.5 Perawatan toaster
• Daya listrik mengalir ke kawat
nikrom dan mulai memanggang roti. Seperti yang telah diuraikan di atas,
• Rangkaian elektronik, yang terdiri toaster mempunyai bagian mekanik dan
atas transistor, resistor, dan elektrik yang seimbang. Dalam pema-
kapasitor mengaktifkan kaian normal, kegagalan banyak yang
elektromagnet. diakibatkan oleh bagian listrik dari pada
• Elektromagnet menarik bagian akibat mekaniknya. Oleh karena itu,
logam pada pemegang (handel), dalam perawatan ini akan dibahas hal-
memegang roti di dalam toaster. hal yang terkait dengan kelistrikan.
• Rangkaian elektronik bertindak
sebagai timer. Kapasitor mengalami

252
Ada dua hal utama terkait dengan ditentukan oleh catu daya dan
masalah kelistrikan di sini yaitu, hasil elemen pemanasnya. Bila kedua
pemanasan dan waktu pemanggangan. bagian tersebut bekerja normal maka
harus dilakukan pengesetan pada
1. Toaster tidak panas
unit timernya. Jika timer bekerja
Bila toaster sudah dihidupkan dan secara mekanik, pengaturannya
tidak panas, pertama perlu diperiksa dilakukan secara mekanik. Namun
sumber listriknya terlebih dahulu. Bila bila seperti toaster yang dicontohkan
sumber listrik normal maka perlu di sini timernya menggunakan
diperiksa rangkaian catu daya antara elektronik maka perlu dilakukan
sumber dan elemen pemanas. Untuk pengesetan komponen elektroniknya,
mengetahui keadaan catu daya yang dalam hal ini adalah resistor
diperlukan buku manual alat. pengisian pada kapasitornya.
Berdasarkan buku manual tersebut
3. Karena dalam toaster terdapat
dilakukan pengecekan. Bila tidak ada
banyak rangkaian elektroniknya maka
buku manual, Anda berbekal ilmu
harus dijaga kebersihan rangkaian
pengetahuan dan keterampilan yang
dalamnya dari moistur/kotoran sisa
telah didapat kemudian diaplikasikan
pembakaran dan bagian ini pula
dalam memecahkan persoalan ini.
harus dijaga jangan sampai basah
Pengecekan dilakukan pada
terkena air.
tegangan keluaran catu daya. Bila
tegangan keluaran normal maka catu
dayanya dalam keadaan normal. Bila 3.2.1.6 Pemeriksaan dan Pelapor-
tidak, maka harus diidentifikasi an Hasil Kerja Perawatan
komponen yang rusak untuk Toaster
kemudian diganti dengan yang Indikator utama dari kerjanya toaster
sesuai. adalah dilihat dari hasil pemanggangan
Bila catu daya dalam keadaan normal rotinya. Hasil pemanggangan dapat
maka perlu dilakukan pemeriksaan dilihat dari tingkat kekeringan dan warna
pada elemen pemanasnya. roti. Jika roti masih terlalu basah dan
Pengecekan ini dapat dilakukan atau terlalu terang, bisa akibat kurang
dengan menggunakan multitester tingginya suhu pemanasan dan atau
pada posisi Ohm untuk memeriksa terlalu pendek pengesetan waktu
masih tersambung atau sudah putus. pemanggangannya. Pengesetan suhu
Bila elemen mengalami putus maka ini bisa dilakukan berdasarkan petunjuk
harus segera diganti atau dilakukan perawatan alat atau melalui percobaan
penyambungan kembali. sampai didapatkan harga pengesetan
Penyambungan bisa dilakukan bila yang tepat.
potongannya masih dalam toleransi Hasil pemeriksaan dituliskan dalam
perubahan harga resistansi kawat laporan hasil pemeriksaan. Selain itu,
nikromnya agar tidak terjadi arus pekerjaan perawatan yang telah
lebih dan akhirnya juga panas lebih dilakukan dicatat pula dalam laporan ini
yang bisa menurunkan performa alat. yang meliputi jenis kerusakan,
2. Hasil pemanggangan tidak seperti bagian/komponen yang diperbaiki atau
yang diharapkan. Yang menentukan diganti dan kondisi-kondisi lain yang
kualitas hasil pemanggangan adalah memerlukan perhatian tapi masih dapat
suhu dan lama pemanggangan. Suhu digunakan, jika ada.

253
3.2.2.Kompor Listrik energi listrik yang bisa dituliskan
sebagai:
Kompor listrik merupakan alat yang
sangat akrab di lingkungan rumah U = I2. R. t [Wh, kWh atau joule]
tangga karena sebagian besar warga di mana:
mayarakat menggunakannya sebagai
alat untuk masak memasak. Mengapa U = energi listrik [Wh, kWh atau joule]
alat ini demikian populer, itu karena I = arus listrik [A]
kepraktisan dan kemudahan dalam R = tahanan [Ohm]
memakaianya, yaitu tinggal t = waktu [detik, jam (Hour)]
menghubungkannya dengan stop- Jadi energi listrik yang diubah menjadi
kontak listrik saja. panas tergantung pada arus listrik (I)
yang mengalir, besar tahanan (R) dan
Dibandingkan dengan kompor gas, lama arus listrik mengalir (t). Dari ketiga
kompor listrik mempunyai kekurangan, besaran tersebut yang paling dominan
yaitu waktu pemanasannya yang relatif adalah arusnya, yaitu secara kuadrat.
lambat untuk kapasitas yang sama. Dalam kompor listrik, R adalah tahanan
Permasalahan lain bagi masyarakat dari elemen pemanasnya.
kelas menengah ke bawah adalah pada Namun besaran energi ini tidak begitu
penyediaan daya listriknya. Biasanya umum diketahui oleh masyarakat. Yang
kompor memerlukan daya listrik yang lebih populer di masyarakat adalah
relatif besar, yaitu minimal 1000 W, tegangan kerja dan daya kompor.
sedangkan kapasitas daya sebesar itu Tegangan di sini adalah tegangan kerja
jarang ada di perumahan menengah ke dari kompor, yaitu bila kompor dipasang
bawah. pada tegangan ini maka kompor akan
3.2.1.7 Prinsip kerja kompor bekerja secara nominal dengan daya
listrik seperti yang tertulis pada pelat-nama
kompor. Daya kompor ditulis dengan
Cara kerja kompor listrik dapat huruf P dalam satuan watt atau kilowatt.
dijelaskan sebagai berikut. Daya kompor P dapat dituliskan
sebagai:

I P= V. I atau I2.R [W, kW]


V R Daya kompor ini menunjukkan kapasitas
dari kompor, semakin besar dayanya
akan semakin besar pula kapasitas
untuk memasaknya dan waktu pema-
Gambar 3.63 Prinsip pemanasan pada nasannya juga akan semakin cepat.
kompor listrik
Bila suatu tahanan R dihubungkan 3.2.1.8 Elemen pemanas
dengan sumber tegangan V seperti Kompor listrik biasanya mempunyai
yang ditunjukkan pada Gambar 3.63, kepala kompor (hot plate) 1, 2, 3, 4 atau
arus I akan mengalir melalui tahanan 5 kepala kompor tergantung dari daya
kompornya. Semakin banyak jumlah
tersebut. Sifat tahanan adalah apabila
kepala kompor semakin besar dayanya.
dialiri arus listrik maka tahanan tersebut
akan melepaskan panas. Panas yang Berikut ini adalah gambar dari salah
dilepaskan oleh tahanan tersebut adalah satu jenis kompor listrik. Tahanan R

254
yang dibahas di atas adalah elemen Panas itulah yang dimanfaatkan untuk
pemanas kompor dan ini merupakan memasak makanan. Pada gambar ini
bagian utama dari kompor listrik. Dalam ditunjukkan pula dudukan elemen
gambar terlihat, bahwa untuk kompor pemanas dan dudukan tempat masak
jenis ini elemen pemanasnya yang tahan panas.
dimasukkan di dalam slot-slot pada
Pada tipikal kompor ini dilengkapi
kepala kompor (piring panas) sehingga
dengan sebuah pipa pengatur suhu
tampak dari luar hanya berupa piring
yang diletakkan membentang di dekat
seperti yang terlihat pada gambar.
elemen pemanas. Pipa logam ini
Kepala kompor ini juga merupakan
berfungsi mengendalikan suhu kompor
tempat di mana wadah pemasak di
sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan
letakkan. Karena fungsi itu, kepala
suhu ini memanfaatkan faktor pemuaian
kompor selalu dibangun sedemikian
pipa tersebut. Bila suhu semakin tinggi,
rupa sehingga mudah digunakan untuk
pipa memuai sehingga batangnya
meletakkan wadah masakan, mudah
semakin memanjang. Pemanjangan
dalam pembersihannya dan manis
pipa inilah kemudian dimanfaatkan
tampilannya.
untuk memutuskan kontak dari sumber
3.2.1.9 Jenis-jenis kompor listrik listrik. Bila suhu turun, panjang pipa
berkurang dan menghidupkan kompor
Ditinjau dari proses pemanasannya, ada kembali. Demikian kerja kompor secara
banyak jenis kompor listrik yang ada di berulang.
pasaran, di antaranya adalah:
3.2.1.9.2 Piring panas (hot plate)
3.2.1.9.1 Kompor listrik biasa
Kompor listrik jenis ini mempunyai
Kompor listrik ini mempunyai elemen kepala kompor berupa piring panas (hot
pemanas yang diletakkan di bagian plate) di mana elemen pemanas kompor
dalam kepala kompor (Gambar 3.64).
diletakkan. Berbeda dengan jenis
Ketika kompor dihubungkan ke sumber
kompor yang pertama, elemen pemanas
listrik dan di hidupkan, maka arus listrik pada kompor ini tertutup sama sekali
akan mengalir ke dalam elemen. (Gambar 3.65) sehingga dilihat dari luar
Dengan mengalirnya arus tersebut hanya kelihatan kepala kompornya saja.
terjadi pemanasan pada elemen akibat
tahanan elemen tersebut. Elemen pemanas dipasang melekat di
bagian bawah piring panas.
Perlengkapan-perlengkapan lainnya
seperti terlihat pada Gambar 3.66
Kompor jenis ini ada yang biasa dan
ada yang cepat (disebut kompor kilat).
Kompor kilat waktu pemanasannya lebih
cepat dibandingkan dengan yang biasa.
Kedua jenis kompor ini bila ditinjau dari
konstruksinya tidak ada perbedaan.
Yang membedakan hanya dayanya
yang lebih tinggi dengan ukuran fisik
yang sama. Seperti yang ditunjukkan
Gambar 3.64 Kompor dengan elemen
pemanas terbuka dalam tabel. Untuk ukuran diameter
yang sama, daya kompor berbeda dan
daya kompor tergantung pada ukuran

255
piring panasnya. Semakin besar dimanfaatkan untuk memanaskan
diameter piring panasnya semakin besar masakan. Elemen pemanas kompor
pula dayanya. jenis ini menggunakan bahan yang anti
oksidasi sehingga walaupun membara
namun tidak terbakar. Ilustrasi dari
kompor jenis ini ditunjukkan pada
Gambar 3.67.

Gambar 3.65 Kompor listrik jenis dengan 4


piring panas (hot-plate)
Gambar 3.67 Kompor listrik
jenis radiasi
Contoh rangkaian kompor listrik
Berikut ini adalah beberapa jenis
rangkaian kompor listrik secara tipikal.
Untuk kompor yang dayanya kurang dari
4 kW, pada umumnya menggunakan
sistem fasa-satu dengan 3 penghantar
(kiri), yaitu penghantar fasa, netral dan
pentanahan. Untuk kompor berdaya di
Gambar 3.66 Konstruksi hot plate
atasnya menggunakan sumber fasa-tiga
Tabel 3.1 Daya Kompor Listrik
dengan 5 penghantar, (kanan), yaitu: 3
Diameter Biasa Kilat penghantar fasa, 1 netral dan 1
[mm] [W] [W] pentanahan.
145 1000 1500
180 1500 2000
220 2000 2600

3.2.1.9.3 Kompor Radiasi


Jenis kompor ini secara prinsip sama
dengan jenis kompor biasa di mana
elemen pemanasnya diletakkan di
secara terbuka di dalam kepala
kompornya. Bedanya terletak pada
bahan elemen pemanasnya, pada
kompor ini menggunakan tungsten.
Ketika kompor beroperasi, elemen
Gambar 3.68 Konfigurasi rangkaian elemen
pemanas mengeluarkan bara api. pemanas
Radiasi dari bara api inilah yang

256
Skema berikut ini menunjukkan meka- 4 Dengan adanya peningkatan panas
nisme kompor listrik tipikal ini, membran memuai dan
menggerakkan poros.
5 Bila suhu yang dikehendaki tercapai,
maka gerakan pemuaian membran
tersebut akan memutuskan kontak 1
dan 2 sehingga kompor mati.
6 Ketika suhu menurun kembali,
membran akan menyusut, dan
pegas membawa poros sesuai arah
penyusutan membran sehingga
kontak 1 dan 2 On kembali.
Demikian proses ini terjadi secara
berulang.
3.2.1.9.4 Kompor Induksi
Kompor jenis ini mempunyai prinsip
kerja berbeda dengan tiga jenis kompor
yang dibahas terdahulu. Pada jenis
Gambar 3.69 Skema mekanisme kendali kompor terdahulu menggunakan prinsip
kompor listrik tipikal
pemanasan dengan menggunakan
Pengaturan suhu dilakukan melalui bahan yang mempunyai tahanan jenis
saklar pengatur, sensor suhu, pipa sangat tinggi, pada kompor jenis ini
kapiler dan membran pemuaian. Saklar menggunakan prinsip induksi (Gambar
pengatur, kontak saklar, membran dan 3.68). Sudah tentu, kompor jenis ini
kontak 1 dan 2 berada pada satu poros menggunakan teknologi yang lebih
(Gambar 3.69). maju.
Prinsip kerja pengaturan suhu kompor Prinsip kerja kompor induksi dapat
dapat dijelaskan sebagai berikut: dijelaskan sebagai berikut (Perhatikan
Gambar 3.70).
1 Kompor dihidupkan dengan 1 Ketika kompor dihubungkan dengan
memutar Saklar pengatur. sumber listrik biasa dengan
Pemutaran saklar ini membuat frekuensi 50 Hz. Dengan
kontak saklar tertutup (ON) dan menggunakan konverter dan elemen
dengan saklar ini pula diatur suhu pengontrol, frekuensi listrik 50 Hz
yang dikehendaki. diubah menjadi frekuensi tinggi
sampai 25 kHz (frekuensi bisa diatur
2 Ketika kompor ON dengan suhu
melalui elemen pengontrol).
tertentu, maka arus listrik mengalir
ke elemen-elemen pemanas melalui 2 Listrik dengan frekuensi tinggi ini
kontak 1 dan 2. dialirkan ke kumparan induksi, maka
arus mengalir melalui kumparan
3 Kompor semakin lama semakin
tersebut. Perlu diingat di sini bahwa
tinggi suhunya. Peningkatan suhu ini
akan dideteksi oleh sensor suhu, arus yang mengalir ke dalam
kumparan induksi adalah arus bolak-
dan panas disalurkan dari kepala
balik dengan frekuensi tinggi.
kompor ke membran pemuaian.

257
3 Arus bolak-balik ini membangkitkan
garis-garis medan magnet. Medan
magnet ini selalu berubah mengikuti
perubahan arusnya, yaitu ac.
4 Medan magnet ini memotong tempat
(wadah) memasak yang terbuat dari
logam (penghantar). Apa yang
terjadi ketika logam dipotong oleh
medan magnet yang berubah setiap
saat?
5 Pada logam akan timbul ggl
(tegangan) induksi (hukum Faraday).
6 Karena logam tempat memasak
merupakan satu kesatuan maka Gambar 3.70 Kompor induksi
secara kelistrikan sama seperti
dihubung singkat. Apa yang terjadi Karena kerjanya seperti itu, maka
ketika tegangan dihubung singkat? tempat memasak atau wadah dari
Akan timbul arus yang dalam hal ini masakan harus terbuat dari logam
arahnya berputar-putar. Karena (penghantar). Kalau tidak, maka tidak
arahnya, arus ini kemudian disebut akan terjadi pemanasan karena tidak
arus pusar atau arus Eddy (Eddy ada efek induksi elektromagnet pada
current). tempat memasaknya.
7 Arus pusar yang mengalir dalam Pengembangan lebih lanjut kompor
logam dan logam tersebut tetap listrik adalah microwave oven (lihat
mengandung resistansi walaupun bagian Microwave Oven di halaman
kecil, maka timbullah panas dan berikut)
panas inilah yang dimanfaatkan
untuk memasak. 3.2.1.9.5 Perawatan Kompor
Listrik
Panas yang dibangkitkan oleh kompor
tergantung dari energi listrik yang Petunjuk pertama yang menyatakan
dikonversikan ke bentuk panas. Daya kerja tidaknya kompor listrik terletak
kompor akan ditentukan oleh frekuensi pada kemampuannya dalam
listrik yang dialirkan ke kumparan membangkitkan panas. Kompor, jenis
induksi. Semakin tinggi frekuensi akan apa pun, bila tidak bisa panas maka
semakin tinggi daya kompor dan kompor tersebut dinyakatan rusak. Bila
semakin tinggi suhu (panas) kompor. menjumpai hal semacam ini maka yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Periksa sumber tegangan, kondisi
kabel dan terminal-terminal
sambungannya. Bila semua dalam
keadaan baik maka lanjutkan ke
langkah berikut.
2. Periksa elemen pemanas, mungkin
ada bagian-bagian yang putus. Bila
elemen pemanas dalam keadaan

258
baik (tidak putus), maka kesalahan 3.2.1.9.6 Pemeriksaan dan
terminal pada terminal-terminal pelaporan hasil kerja
sambungannya. Namun bila dijumpai perawatan kompor listrik
keadaan yang tidak menentu, kadang
panas kadang tidak, ini menunjukkan Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada
ketidaksempurnaan rangkaiannya. kompor listrik setelah dilakukan
perawatan adalah kemampuan
3. Khusus untuk kompor induksi, karena pemanasannya yang sesuai dengan
bekerjanya kompor tersebut yang dikehendaki.
menggunakan prinsip induksi
elektromagnet tegangan tinggi, maka 1. Untuk kompor listrik biasa dan yang
yang perlu diperiksa juga adalah menggunakan hot-plate,
konverter pengubah listrik ac pemeriksaan panasnya bisa
frekuensi rendah menjadi frekuensi langsung diperiksa pada elemen
tinggi. Untuk mengidentifikasi langsung atau pada hot-platenya.
kerusakan pada bagian ini 2. Untuk kompor jenis radiasi,
membutuhkan pengetahuan yang kemampuan pembangkitan
lebih kompleks. Oleh karena itu panasnya dapat dilihat langsung
sangat disarankan untuk mengikuti melalui cahaya merah yang
buku petunjuk perawatan dari pabrik dikeluarkan oleh kawat nikrom
pembuatnya. sebagai elemen pemanasnya.
3. Untuk kompor jenis induksi, kerja
4. Khusus untuk kompor listrik yang kompor tidak dapat dilakukan secara
dilengkapi dengan pengatur suhu, visual namun melalui percobaan
kompor tersebut dikatakan dalam yaitu dengan meletakkan alat
keadaan baik bila pada suatu suhu memasak yang terbuat dari logam.
tertentu maka kompor akan mati Kompor dikatakan bekerja dengan
secara otomatis. Bila tidak demikian baik bila kompor mampu
ada dua hal yang perlu dicermati. memanaskan alat memasak tersebut
Pertama adalah karena alat secara memadai.
pengaturnya yang sudah tidak
berfungsi dengan baik. Kedua, bisa Hasil pemeriksaan terhadap kinerja alat
jadi panas yang dihasilkan oleh dan pekerjaan perawatan yang telah
kompor lebih rendah dari yang dilakukan dituangkan dalam bentuk
seharusnya. Bila demikian yang laporan. Dengan lembar laporan ini
terjadi, maka perlu pemeriksaan lebih dapat diketahui, jenis kerusakan yang
lanjut pada sistem pemanas dan unit terjadi, bagian/komponen yang
pengaturnya. Khusus bila akan diperbaiki atau diganti serta hasil
dilakukan pengesetan kembali unit pengujian yang telah dilakukan. Dengan
pengatur harus menggunakan demikian diketahui kondisi kerja dan
petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik juga kondisi fisik alat.
pembuatnya karena bagian ini
merupakan bagian yang sangat
3.2.2 Microwave Oven
sensitif dan kritis. Microwave oven adalah alat yang
digunakan untuk memasak dan
memanaskan makanan dengan meng-
gunakan energi gelombang mikro
(microwave). Alat ini menjadi cepat
populer di masyarakat karena banyak

259
kelebihan yang dimiliki bila dibanding- sistem kontrolnya serta tombol-
kan dengan alat masak memasak yang tombol operasi;
lain. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki
• Rangkaian pengaman yang terdiri
antara lain adalah kemudahan dalam
dari sederetan sekering dan interlock
penggunaannya, proses pemasakan
sebagai pengaman dari kerja
yang sangat cepat dan hemat energi.
abnormal alat (hubung singkat,
Karena kelebihannya inilah pada saat
panas lebih)
ini, alat ini banyak digunakan di
lingkungan rumah tangga, restaurant 3.2.3.2 Prinsip Kerja
atau rumah makan-rumah makan.
Microwave oven merupakan revolusi Ketika microwave oven dihubungkan ke
dari peralatan masak memasak. sumber listrik, arus listrik akan mengalir
Walaupun begitu, para pengguna alat ini ke alat melalui sekering dan rangkaian
harus mewaspadai aspek pengaman lainnya. Komponen proteksi
keselamatannya terutama yang terkait ini meliputi sejumlah sekering dan alat
pengaman thermal yang dirancang
dengan tegangan tinggi dan dalam
operasinya perlu kecermatan, untuk memutuskan aliran listrik ketika
khususnya yang terkait dengan bahan- terjadi kondisi-kondisi abnormal seperti
bahan masakan dan wadah masakan hubung singkat atau panas lebih.
yang dimasukkan ke dalam alat ini. Dalam keadaan normal, arus listrik
mengalir melalui rangkaian interlock dan
3.2.3.1 Bagian-bagian Utama Alat timer. Pada saat akan menggunakan-
nya, pintu microwave oven harus ditutup
Bagian-bagian utama microwave oven
sehingga arus listrik mengalir melalui
adalah sebagai berikut.
sederetan saklar interlock. Pengesetan
• Transformator tegangan tinggi timer dan operasi starting menyam-
berfungsi untuk meningkatkan bungkan rangkaian kontrol dengan
tegangan rendah (rumah tangga) sumber tegangan sehingga membuat
menjadi tegangan tinggi. rangkaian kontrol menjadi aktif.
• Magnetron berfungsi sebagai Pada umumnya, sistem kontrol ini terdiri
pengubah tegangan tinggi menjadi dari relai elektromekanik atau saklar
energi gelombang mikro elektronik (transistor) seperti yang
• Pengarah gelombang sebagai ditunjukkan pada Gambar 3.71.
pengarah gelombang mikro
sehingga ke ruang masak;
• Ruang masak mempunyai dinding
yang terbuat dari logam guna
mendapatkan fungsi sebagai
sangkar faraday yang bertindak
sebagai penetralisir gelombang
mikro yang mengenainya sehingga
tidak ada gelombang yang keluar
dari alat ini.
• Unit kontrol adalah unit yang
bertindak selaku pengendali daya Gambar 3.71 Sistem kontrol
keluaran alat agar sesuai dengan Jika berdasarkan hasil
kebutuhan yang terdiri atas timer penginderaan ditemukan bahwa kondisi
(elektronik atau elektromekanik) dan sistem dalam keadaan baik, rangkaian

260
kontrol akan membangkitkan sinyal Energi gelombang mikro ditransfer ke
yang mengaktifkan relay dan komponen saluran logam (metal channel) yang
elektronik Triac sehingga menyalurkan disebut pengarah gelombang (wave
dan menghubungkan tegangan ke trafo guide), yang mencatu energi ke dalam
tegangan tinggi. Dengan mengatur rasio ruang masak mengarah pada wadah
On-Off dari sinyal kontrol dari tabung masakan yang diputar secara pelan.
magnetron sehingga mengatur daya
3.2.3.3 Ukuran Microwave
keluaran dari oven ini (Gambar 3.72).
Ukuran microwave dikategorikan
menjadi 3 ukuran, yaitu kecil, sedang
(menengah), dan besar.

• Kecil
Microwave ukuran ini yang juga
disebut sebagai microwave jinjing,
mempunyai kapasitas, tipikal tidak
lebih dari 46 cm (18 kaki) lebar, tebal
35,5 cm (14 kaki) dan tinggi 30,5 cm
(12 kaki). Volume ruang masak
Gambar 3.72 Daya masukan tegangan kurang dari 1 kaki kubik.
tinggi
• Sedang
Pada bagian tegangan tinggi Ukuran ruang dalam 1,4 – 1,6 kaki
(Gambar 3.73), trafo tegangan tinggi kubik, dengan tinggi 13 inci, lebar 21
bersama-sama dengan rangkaian dioda inci dan ketebalan 16 inci. Daya
dan kapasitor menaikkan tegangan dari listrik 900 – 1.500 W. Ukuran ini
tegangan rumah tangga, 220 V menjadi sesuai untuk ukuran keluarga
tegangan tinggi sekitar 3000 V. standard dan cocok untuk keperluan
Tegangan ini sangat berbahaya bagi memasak sayuran dan daging
manusia, namun hal ini tidak bisa ukuran kecil. Biasanya alat ukuran
dihindari karena itulah yang dibutuhkan ini sudah dilengkapi dengan fitur
oleh magnetron untuk menjalankan otomatis.
fungsinya, yaitu mengubah tegangan
tinggi menjadi energi elektromagnetik.
• Besar
Ukuran besar mempunyai kapaistas
1,8 – 2,1 kaki kubik, dengan tinggi
14 inci, lebar 24 inci dan tebal 18
inci. Daya listrik yang dibutuhkan
juga lebih tinggi, yaitu 1000 – 1.500
W.

3.2.3.4 Jenis-Jenis Microwave


Oven
Pada saat ini sudah banyak jenis
microwave, diantaranya adalah yang
Gambar 3.73 Bagian tegangan tinggi berfungsi hanya untuk oven saja,

261
combinasi antara microwave dan
konveksi, dan kombinasi antara
microwave dan pemanggangan (grill).
Bahkan di samping kombinas pada alat
yang sama pula bisa dioperasikan
secara sendiri-sendiri, seperti
microwave, oven konveksi atau grill.
Microwave seperti ini biasanya
dilengkapi dengan display digital untuk Gambar 3.76 Piring putar di ruang masak
jam, atau variabel-variabel kontrol Piring yang digunakan sudah yang
lainnya seperti tingkatan kerja, waktu, tahan panas. Konstruksi piring disesuai-
dan lain-lain. Kelengkapan lain tombol- kan dengan mekanisme pemutarnya.
tombol operasi dan alat pengatur
lainnya.
Berikut ini adalah microwave tipikal yang
mempunyai fungsi cukup lengkap
dengan menggunakan kontrol digital
dalam operasinya. Fungsi-fungsi dari
contoh ini adalah: microwave, konveksi,
gril dan gabungan antara microwave
dan konveksi. Fungsi-fungsi ini
tercermin dari tombol-tombol kontrol
Gambar 3.77 Pemutar piring dan landasan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar
putar
3.74 dan 3.75.
Dari Gambar 3.77 terlihat bahwa
mekanisme pemutar terdiri atas poros
yang digerakkan oleh motor penggerak
(bagian tengah) yang dilengkapi dengan
roda putar untuk memudahkan putaran
piring masak (melingkari poros pemutar)

Gambar 3.74. Microwave digital

Gambar 3.78 Elemen pemanas grill


Karena salah satu fungsi alat ini adalah
sebagai pemanggang (griller), maka alat
Gambar 3.75. Tombol-tombol fungsi
dilengkapi elemen pemanas untuk
microwave
pemanggangan. Agar pemanasan dapat
berjalan dengan sempurna, bagian atas

262
alat diberi ventilasi secara memadai. digunakan untuk memasak atau ada
Namun perlu diingat bahwa alat ini benda-benda lain yang terbuat dari
berfungsi juga sebagai microwave maka logam (aluminium, besi, stainless
ventilasi-ventilasi ini dilengkapi pula steel, dll). Bila ada benda yang
dengan screen untuk mencegah terbuat dari logam atau mempunyai
gelombang mikro keluar atau masuk bagian yang mengandung logam,
dari/ke dalam alat. akan timbul percikan bunga api. Ini
sangat berbahaya baik terhadap
terjadinya panas lebih maupun akan
merusak tabung magnetnya bila
berjalan dalam waktu yang lama.
Bila kita kita menjumpai hal tersebut
segeralah mematikan microwave
dengan mereset atau membuka
pintunya.
• Bila menggunakan tempat dari
Gambar 3.79 Bagian dalam samping plastik, pastikan bahwa tempat
Gambar 3.79 menunjukkan adanya tersebut cocok untuk microwave.
screen ventilasi yang ada pada dinding Tanda bahwa tempat cocok untuk
samping ruang masak. Ini merupakan keperluan ini dapat dilihat dari
fasilitas untuk keperluan oven konveksi. keterangan yang biasanya ditulis di
Dari lubang-lubang inilah panas yang bagian bawah tempat, dengan
dibangkitkan oleh elemen pemanas tulisan microwave safe atau heat
konveksi dihembus dengan fan resistant (tahan panas).
sehingga panas masuk ke dalam ruang • Sedapat mungkin hindarkan
masak secara cepat. penggunaan keramik, karena
3.2.3.5 Aspek keselamatan biasanya mengandung logam pada
ornamen-ornamennya.
Aspek keselamatan dan hal-hal penting
dalam penggunaan mirowave perlu 3.2.3.6 Perawatan Microwave
menjadi perhatian bagi para pengguna Microwave tergolong peralatan rumah
alat ini. tangga yang telah mengadopsi teknologi
Walaupun microwave menjadi cepat tinggi. Selain kompleksitas sistem dan
populer di masyarakat karena banyak komponen-komponen yang digunakan,
kelebihan yang didapat dari alat ini, alat ini juga mempunyai potensi bahaya
seperti waktu, dan energi yang yang relatif sangat tinggi bagi manusia.
dibutuhkan untuk memasak suatu Oleh karena itu dalam merawat alat
makanan relatif lebih cepat dan hemat, sangat ditekankan agar mengacu pada
namun ada beberapa aspek yang harus buku petunjuk perawatan yang
menjadi catatan bagi para penggunanya dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
agar dalam pemakaiannya tidak Bila terjadi kerusakan pada microwave
menimbulkan hal-hal yang bisa sangat disarankan untuk tidak
membahayakan. Berikut ini adalah hal- mereparasi unit-unit utama seperti trafo
hal yang harus diperhatikan. penaik tegangan, dan magnetron serta
unit kontrol elektroniknya. Bila terjadi
• Microwave tidak berfungsi dengan kerusakan pada bagian ini sangat
baik bila wadah makanan yang disarankan untuk mengganti dengan

263
unit baru yang disarankan oleh pabrik pemanggangnya yang terletak di
pembuatnya. atas dan di bawah tempat masakan.
Penggantian komponen-komponen 6. Untuk fitur oven konveksi, kerja alat
dapat dilakukan pada rangkaian ditandai dengan memanasnya
pengaman seperti saklar pintu (door elemen pemanas yang terletak di
switch), sekering-sekering dan kipas samping. Operasinya fitur ini juga
angin. ditandai dengan hidupnya fan.
Proses pemasakan tidak melalui
Microwave yang dilengkapi dengan fitur-
pemasakan langsung namun melalui
fitur lain seperti oven konveksi atau grill,
media udara yang dihembuskan oleh
permasalahan banyak terjadi pada
fan melalui elemen pemanas
elemen-elemen pemanasnya.
sehingga udara menjadi panas.
Pemeriksaan kerusakan dari elemen-
Udara panas inilah yang digunakan
elemen pemanas ini dapat dilakukan
untuk memasak.
seperti yang dilakukan pada alat-alat
yang menggunakan elemen pemanas Hasil pemeriksaan ini kemudian
yang lain. dituliskan dalam laporan sehingga
dengan laporan ini diketahui kondisi
3.2.3.7 Pemeriksaan dan kerja alat. Yang perlu dituangkan dalam
pelaporan hasil kerja laporan di samping kondisi kerja alat,
perawatan Microwave juga pekerjaan perawatan yang telah
Setelah dilakukan perawatan kondisi dilakukan sehingga ada catatan sejarah
yang harus diperiksa adalah sebagai perawatannya.
berikut:
1. Ketika alat dioperasikan, pada daya
dan waktu tertentu, lampu ruang
masak menyala, dan piring tatakan 3.3 Alat-alat Pemanas &
masakan berputar. Pendingin
2. Beberapa saat setelah melampaui
pengesetan waktu bahan yang 3.3.1 Pengering Rambut
dimasak sudah dalam keadaan
panas.
3. Akan lebih sempurna lagi bila
microwave dicoba untuk memasak
suatu bahan tertentu sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh
pabriknya. Bila dengan pengesetan
yang telah dilakukan dan
menghasilkan masakan yang sesuai
berarti alat dapat beroperasi dengan
baik dan sebaliknya.
4. Untuk fitur-fitur lain seperti grill, oven
konveksi atau kombinasinya dengan
microwave, harus diperiksa operasi
masing-masing fitur. Gambar 3.80 Pengering rambut tipikal
5. Untuk grill, kerja alat ditandai
Pengering rambut pada model di atas
dengan panas elemen pemanas
memiliki dua saklar. Satu untuk

264
menyalakan dan mematikan, sedang 3.3.1.2 Pembangkitan Aliran
yang satunya untuk mengontrol aliran Udara
udara panas. Pada beberapa jenis lain,
biasanya juga ada saklar ekstra yang Bagaimana pengering rambut dapat
dapat digunakan untuk meregulasi meniupkan udara? Pengering rambut
temperatur dari aliran udara. Pengering memiliki kipas yang berfungsi seperti
ini mengeringkan rambut dengan turbin hidrolik.
mempercepat tingkat penguapan air dari Tidak seperti turbin air yang
permukaan rambut. Udara panas yang menggunakan energi potensial dari air
dikeluarkan akan meningkatkan untuk menghasilkan udara, tetapi kipas
temperatur dari udara di sekitar helai- ini menggunakan energi listrik untuk
helai rambut. Karena udara hangat menghasilkan aliran udara. Di dalam
memiliki kelembapan yang lebih tinggi kipas terdapat motor kecil, yang
dibanding suhu ruangan, maka air yang terhubung pada bagian ujungnya. Saat
dapat diuapkan dari rambut lebih diberikan catu daya pada motor, maka
banyak. Kenaikan temperatur juga kipas tersebut akan berputar.
menyebabkan molekul-molekul air untuk
saling menarik dan berubah dari wujud
air ke gas.
3.3.1.1 Bagian-Bagian Utama
Pengering Rambut
Pengering rambut hanya menggunakan
dua bagian untuk menghasilkan udara
panas, yaitu kipas yang digerakkan
motor, serta gulungan kabel pemanas. Gambar 3.81 Kipas angin pembangkit aliran
Keduanya digunakan untuk mengubah udara
energi listrik menjadi panas konvektif.
Berikut adalah mekanisme pengubahan Pergerakan sentrifugal dari kipas akan
energi tersebut: menghasilkan udara dari udara yang
1. Saat pengering dinyalakan, terjadi masuk melalui inlet di sekitar pengering.
aliran arus listrik Lubang-lubang ini diltutupi dengan panel
2. Lalu sirkuit menyuplai catu daya ke keamanan untuk mencegah objek-objek
kabel melingkar yang terdapat pada lainnya seperti helai rambut untuk ikut
elemen pemanas hingga terhisap masuk. Lalu udara keluar
temperaturnya naik. melewati barrel dari pengering.
3. Arus listrik memutar motor elektrik Umumnya pengering rambut memiliki
yang akhirnya memutar kipas. pengatur tinggi-rendahnya aliran udara,
4. Aliran udara pun terjadi dan mengalir atau dapat juga dikatakan pengatur
kearah elemen pemanas kecepatan. Bnagaimana pengaturan ini
5. Karena udara mengalir melewati terjadi? Pengaturan ini dilakukan
kabel pemanas, pemanas tersebut dengan mengubah arus listrik yang
menaikkan temperatur udara melalui mengalir melewati sirkuit catu daya.
mekanisme konveksi Saat catu daya yang diberikan rendah,
6. Udara panas pun keluar melewati maka motor dan kipasnya akan berputar
lubang pada pengering. lebih lambat, menghasilkan udara
dengan aliran rendah. Ketika catu daya
dinaikkan, maka motor bergerak

265
semakin cepat. Kipas terus berotasi tembaga. Hasilnya, kawat ini
dengan cepat, menghasilkan aliran memiliki resistansi yang cukup untuk
udara dengan intensitas lebih tinggi. menghasilkan panas dari arus listrik
yang melewatinya.
2. Nikrom tidak mengoksidasi saat
dipanaskan, sehingga tidak mudah
mengarat walau digunakan pada
suhu tinggi.
Aliran udara yang dihasilkan dari kipas
kemudian diarahkan melewati elemen
pemanas. Udara yang lewat memiliki
suhu yang lebih rendah dibandingkan
kawat nikrom, maka terjadi perpindahan
Gambar 3.82 Saklar pengatur kecepatan
motor panas dari kawat nikrom ke udara.
Siklus ini terus berulang sehingga
3.3.1.3 Pemanasan Udara dihasilkan aliran udara panas secara
Elemen pemanas terdiri dari kabel terus menerus.
nikrom melingkar yang melapisi sebuah Suhu udara yang keluar dari pengering
papan mika. Kabel nikrom adalah rambut tergantung pada:
gabungan dari dua jenis logam, yaitu 1. Suplai catu daya yang diberikan
nikel dan krom. pada elemen pemanas. Semakin
besar daya diberikan, maka semakin
besar pula panas yang dihasilkan
oleh elemen pemanas dan dapat
ditransfer ke udara.
2. Terdapat jenis pengering rambut
yang memiliki pengatur suhu, dan
pengatur suhu ini mengatur suplai
catu daya untuk memodulasi suhu
dari aliran udara.
Gambar 3.83 Elemen pemanas
3. Udara dipanaskan oleh kawat
nikrom memiliki periode pemanasan
tertentu, untuk mencegah udara
dengan suhu yang terlalu tinggi.
3.3.1.4 Pengamanan pengering
rambut
Pada pengering rambut terdapat fitur-
Gambar 3.84 Arah semburan udara
melewati elemen pemanas fitur pengaman sebagai berikut:
Logam ini digunakan sebagai elemen 1. Saklar pengaman pemutus-
pemanas di berbagai peralatan rumah hubungan listrik. Saklar ini
tangga seperti pemanggang roti. Kawat dibutuhkan untuk mencegah terlalu
nikrom memiliki keunggulan: tingginya suhu udara yang
1. Kawat nikrom adalah konduktor dihasilkan (maksimal 60o C, atau
listrik yang lemah apabila dapat membakar kulit kepala).
dibandingkan dengan kawat Saklar ini bekerja dengan adanya

266
sensor panas yang dapat arah masuknya udara. Maka untuk
memutuskan arus listrik pada sirkuit mencegah hal ini, lubang udara
dan mematikan motor saat suhu ditutupi oleh semacam tameng. Saat
udara yang dihasilkan terlalu tinggi. anda selesai menggunakan
Saklar ini terbuat dari strip bimetal pengering rambut untuk beberapa
untuk memutuskan hubungan listrik. waktu, maka di bagian luar
pengering akan menumpuk
Saklar bimetal terbuat dari lembaran
semacam kotoran dan debu-debu.
yang terbuat dari dua jenis logam.
Penghalang ini jelas diperlukan,
Kedua logam ini memuai saat
karena apabila kotoran ini
dipanaskan tapi pada laju yang
menumpuk di bagian dalam
berbeda. Saat suhu dalam
pengering, maka elemen pemanas
pengering naik, strip ini memanas
akan membakarnya atau dapat
dan membengkok karena satu
menghambat pergerakan motor.
lembar logam memuai lebih besar
Walau sudah terdapat penghalang
dibandingkan logam lainnya. Saat
semacam ini, pengguna pengering
pembengkokan ini mencapai poin
rambut perlu membersihkan kotoran
tertentu, saklar akan memutuskan
yang menumpuk tersebut.
hubungan listrik.
Penumpukan ini akan menghambat
masuknya udara dan akhirnya
2. Sekering termal. Sekering ini
menyebabkan overheat, serta aliran
dimasukkan ke dalam sirkuit elemen
udara yang dihasilkan juga memiliki
pemanas untuk mencegah over-
intensitas rendah.
heating dan terjadinya kebakaran.
Mekanismenya adalah dengan
5. Grill depan. Bagian ujung dari barel
memutuskan sirkuit apabila suhu
ditutupi oleh suatu grill yang terbuat
dan arus listrik terlalu tinggi.
dari bahan tahan panas. Grill ini
mencegah pengguna untuk
3. Isolasi. Tanpa isolasi yang baik,
memasukkan objek-objek kecil
maka sisi luar dari pengering rambut
seperti jari ke dalam pengering.
akan terasa sangat panas saat
6. Ground Fault Circuit Interrupter
dipegang, bahkan dapat membakar
(GFCI). Sejak tahun 1991, pengering
tangan.
rambut portabel diharuskan memiliki
pengaman terhadap sengatan listrik,
apabila terjadi kecelakaan misalnya
pengering rambut masuk ke dalam
air saat masih menyala. GFCI
berupa plug terpolarisasi yang
memonitor jumlah arus yang
melewati suatu sirkuit. Apabila
terjadi kebocoran pada sirkuit, maka
Gambar 3.85 Isolasi dan penghalang sirkuit akan terputus.ini juga banyak
protektif digunakan untuk peralatan lain.
Apabila pengering rambut masuk ke
4. Penghalang protektif, saat terjadi dalam air saat tidak menyala, maka
aliran udara di daam pengering tidak terjdi sengatan listrik, namun
rambut, maka segala benda di luar pengering dapat rusak karena
pengering juga ikut tertarik pada komponen di dalamnya terkena air.

267
3.3.1.5 Perawatan pengering dihidupkan, fan akan berputar dan
rambut elemen pemanas akan
membangkitkan panas.
Bagian yang paling sering mengalami 2. Periksa hembusan udara dan suhu
kerusakan adalah pemanas, kipas angin yang dikeluarkan. Untuk pengaturan
dan saklar pengatur. daya rendah maka putaran fan dan
1. Bila pengering rambut tidak pemanasannya akan rendah.
beroperasi sama sekali ketika Sebaliknya untuk pengaturan yang
dihidupkan, maka yang perlu lebih tinggi, putaran dan suhu yang
diperiksa pertama kali adalah saklar dihasilkan juga akan semakin tinggi.
pengaturnya. Jika saklar pengaturnya 3. Untuk keperluan perawatan ke
rusak maka harus diganti dengan depan, perlu dibuat laporan yang
yang baru. Namun bila keadaannya memuat kerusakan yang terjadi,
baik, maka lanjutkan ke langkah perawatan yang telah dilakukan dan
berikutnya. hasil uji unjuk kerjanya (terlalu
2. Periksa suhu pemanas dan kipas rendah, terlalu tinggi atau normal).
angin. Jika pemanas dan kipas angin
tidak hidup sama sekali maka perlu 3.3.2 Kulkas dan freezer
diperiksa sambungan antara saklar
pengatur dan kedua alat ini. Bila 3.3.2.1 Pendahuluan
kondisinya bagus maka perlu Mesin pendingin adalah mesin yang
dilakukan langkah selanjutnya. digunakan untuk membuat makanan/
3. Lepas terminal elemen pemanas dan bahan makanan dalam keadaan dingin
kipas angin dan periksa kondisi dan atau beku. Dalam keadaan seperti
kedua alat dengan menggunakan ini makanan bisa bertahan lama, karena
mutitester (ohmmeter) sehingga dalam keadaan dingin/beku akan
diperoleh gambaran tentang kedua menghambat/menghentikan aktivitas
alat tersebut. Bila semua penghantar bakteri. Karena kemampuannya itu,
dan terminal-terminal sambungannya mesin pendingin, yaitu kulkas dan
dalam keadaan baik maka freezer banyak digunakan di lingkungan
permasalahan ada pada alat rumah tangga dan industri. Freezer
tersebut. Bila terjadi kerusakan biasa rumah tangga bisa merupakan bagian
tidak menyebabkan kerusakan pada dari kulkas atau berdiri sendiri.
kedua alat tersebut, kecuali yang
disebabkan oleh tegangan lebih dari
sumber. Jika hal ini terjadi maka
harus dilakukan penggantian
terhadap alat-alat tersebut.

3.3.1.6 Pemeriksaan dan


pelaporan hasil pekerjaan
perawatan

Setelah dilakukan perawatan terhadap


alat, maka perlu diperiksa kondisi kerja
alat sebagai berikut:
1. Bila alat sudah dapat peroperasi Gambar 3.86 Kulkas tipikal
dengan baik, maka ketika alat

268
Prinsip kerja mesin ini menggunakan perlengkapan utama dan perlengkapan
prinsip refrigerasi, yang dalam penunjang. Perlengkapan utama terdiri
operasinya memanfaatkan proses atas lima bagian utama, yaitu:
penguapan suatu cairan yang disebut
refrigerant untuk menyerap panas. 1. Kompresor
Prinsip pendinginan yang diterapkan Alat ini berfungsi menyedot refrige-
seperti halnya bila kita oleskan air ke rant dan menekannya sehingga
kulit akan kita rasakan perasaan dingin. refrigerant keluar dari kompresor
Rasa dingin ini terjadi karena terjadi pada tekanan tinggi;
penyerapan panas oleh air yang sedang 2. Pipa-penukar kalor luar
menguap. Sama halnya yang terjadi bila Pipa-penukar kalor luar ini
kita oleskan alkohol pada tubuh kita. merupakan pipa yang dibengkok-
Kita akan merasa lebih dingin lagi bengkokkan dan disusun sedemikian
dibandingkan ketika yang kita oleskan rupa sehingga membentuk suatu
adalah air. Hal ini terjadi karena titik kumparan yang dipasang di bagian
didih/penguapan alkohol lebih rendah luar atau bagian belakang dari
dari air. mesin. Pipa penukar kalor ini disebut
juga kumparan kondensor.
Kulkas dan freezer menggunakan Penyusunan pipa-penukar kalor
refrigerant yang mempunyai suhu sedemikian ini dimaksudkan agar
penguapan yang jauh lebih rendah lebih efektif dalam pelepasan
sehingga didapatkan suhu yang sangat panasnya ke udara sekitar.
dingin. 3. Katup ekspansi
Katup ekspansi berupa pipa dengan
3.3.2.2 Bagian-bagian Utama diameter lubang yang sangat kecil
Freezer Dan Fungsinya yang menghubungkan pipa yang
diameter lubangnya sangat kecil
(kapiler) ke besar sehingga terjadi
proses penguapan refrigerant yang
ada di dalamnya.
4. Pipa-penukar kalor dalam
Pipa-penukar kalor dalam atau
kumparan evaporator. Pipa kalor ini
menerima refrigerant dengan suhu
yang sangat rendah sehingga
menyerap panas yang ada di sekitar
nya. Karena fungsinya itu, kumparan
evaporator ini ditempatkan di bagian
dalam mesin, yaitu di tuang
pendinginya.
5. Refrigerant
Refrigerant sebagai media
pendingin, merupakan media yang
Gambar 3.87 Bagan kelengkapan kulkas
dialirkan ke dalam pipa-pipa penukar
Gambar 3.87 memberikan ilustrasi kalor yang digunakan untuk proses
tentang kelengkapan dari sebuah pendinginan. Media ini harus
mempunyai titik didih/penguapan
kulkas. Kelengkapan alat ini bisa
yang sangat rendah agar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu

269
mendinginkan/membekukan Siklus pendinginan pada mesin
bahan/makanan yang ada di pendingin ini diilustrasikan pada
dalamnya. Media ini seperti amonia, Gambar 3.88 dan 3.89.
CFC dan DCF.

Perlengkapan penunjangnya, antara


lain:
• Pemanas dan timer defrost: untuk
mencairkan bunga-bunga es yang
menempel pada bagian pembeku
yang lama prosesnya ditentukan
oleh sebuah timer (pewaktu);
• Kontrol kulkas dan freezer: untuk
mengatur suhu dalam
kulkas/freezer; Gambar 3.88 Siklus refrigerasi
• Lampu: sebagai penerang ruang
dalam kulkas;
• Saklar pintu: bertindak sebagai
saklar untuk
menghidupkan/mematikan lampu
penerangan ruang dalam kulkas.
Bila pintu kulkas dibuka, lampu akan
menyala, sebaliknya kalau pintu
ditutup lampu akan mati.
• Gasket pintu: sebagai isolasi antara
bagian dalam mesin dan luar
sehingga pendinginan terjadi secara
efektif.
Gambar 3.89 Proses pendinginan
• Wadah limbah air: tempat air yang
menetes dari akibat proses Siklus refrigerasi dapat dijelaskan
kondensasi atau defrost. sebagai berikut:
3.3.2.3 Siklus Refrigerasi 1. Kompresor menyedot refrigerant
Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam bentuk gas tekanan rendah
bahwa cairan yang digunakan sebagai dan memampatkannya sehingga
refrigerant adalah bahan-bahan yang bertekanan tinggi. Akibat dari
mempunyai titik didih/penguapan yang penekanan ini membuat suhu gas
sangat rendah. Misalnya amonia murni, tersebut akan meningkat. Walaupun
freon (CFC). Misalnya amonia, bahan ini gas tersebut suhunya meningkat
akan menguap pada suhu - 32ºC (- namun karena bertekanan tinggi
27ºF). Kondisi inilah yang membuat sehingga tidak membuatnya
suhu dalam ruang pendingin menguap.
kulkas/freezer menjadi sangat dingin. 2. Gas yang bertekanan dan bersuhu
Bahan yang digunakan untuk proses tinggi ini dialirkan ke dalam pipa
pendinginan secara umum disebut penukar-kalor bagian luar
refrigerant. (diletakkan di belakang mesin)
membuat gas ini melepaskan panas

270
ke udara sekitarnya. Proses berulang sehingga alat ini mampu
pelepasan panas ini membuat mendinginkan / membekukan bahan /
daerah sekitar pipa ini lebih tinggi ma-kanan yang ada di dalamnya.
suhunya di bandingkan daerah yang
lebih jauh. Di dalam kulkas, pada umumnya
3. Setelah mengalami proses pelepas- dilengkapi oleh ruang kecil yang
an panas, gas menjadi dingin berfungsi sebagai freezer. Fungsinya
kembali dan berubah menjadi cairan. bisa bermacam -macam. Di samping
Walaupun sudah dalam bentuk untuk membekukan bahan makanan
cairan, namun tekanannya masih juga untuk pembuatan es batu.
tinggi.
4. Dalam keadaan cair dan bertekanan Namun, untuk kebutuhan yang lebih
ini, refrigerant kemudian dialirkan besar freezer yang ada di dalam kulkas
melalui katup ekspansi. Seperti yang tidaklah memadai. Dan bahkan untuk
telah dijelaskan di atas bahwa katup keperluan pengawetan daging, ikan, dan
ekpansi ini merupakan lubang yang lain-lain untuk keperluan yang lebih
kecil yang pada sisi masukannya besar digunakan freezer yang berdiri
bertekanan tinggi sedangkan pada sendiri. Walaupun begitu, tetap ada
sisi keluarannya mempunyai fasilitas pengaturan suhunya sehingga
tekanan yang rendah. Sisi yang bisa disesuaikan dengan jenis bahan
bertekanan rendah ini terjadi karena yang disimpan di dalamnya.
isapan (masukan) dari kompresor.
Dengan berubahnya dari tekanan Gambar-Gambar 3.90-3.94 berikut ini
tinggi ke rendah membuat cairan memberikan ilustrasi tentang mesin
refrigerant akan mendidih dan freezer.
menguap (contoh, amonia akan
mendidih dan menguap pada suhu -
32ºC (-27ºF)) dalam pipa penukar-
kalor yang terletak di dalam mesin.
5. Suhu yang sangat dingin ini
menyerap panas dari ruang sekitar
pipa penukar-kalor ini membuat
suhu ruang menjadi sangat dingin.
Ruangan inilah yang digunakan
sebagai ruang pendingin dalam
kulkas dan freezer. Mengalirnya Gambar 3.90 Freezer dan pengatur suhu
cairan melalui katup ekpansi
biasanya diikuti dengan suara bising.
Suara ini bisa kita dengarkan ketika
kompresor mati (off).
6. Refrigerant dalam bentuk gas dan
bertekanan rendah ini kemudian
disedot dan ditekan kembali oleh
kompresor sehingga siklus kembali
berulang.
Gambar 3.91 Kumparan kondensor
Demikian proses pendinginan yang
terjadi pada mesin pendingin secara

271
perlu diperiksa bila alat ini tidak
beroperasi dengan baik.
1. Kondisi kompresor.
Bila kompresor tidak berjalan
dengan baik maka kompresor tidak
mampu mensirkulasikan refrigerant
ke seluruh sistem pipa kulkas /
freezer sebagaimana mestinya.
Gambar 3.92 Ventilasi udara ruang
kompresor
Tidak ada sirkulasi refrigerant berarti
tidak terjadi efek pendinginan. Bila
ini terjadi maka tidak ada pilihan lain
kecuali harus mengganti
kompresornya. Bila kompresor
beroperasi dengan baik maka perlu
dilanjutkan pada langkah berikutnya.
2. Periksa kondisi refrigerantnya.
Walaupun kompresor dalam
keadaan baik, kalau refrigerantnya
tidak mencukupi maka
pendinginannya akan kurang atau
tidak ada sama sekali. Bila terjadi
kekurangan refrigerant maka perlu
segera diisi kembali (pemeriksaan
Gambar 3.93 Ruang pendingin dan pengisian harus menggunakan
alat pengisian). Untuk pengisian
ulang, menggunakan dasar tekanan
dab suhu. Tekanan dan suhu
tergantung dari jenis refrigantnya.
Kalau tekanan dan suhu tetap
berarti sudah penuh.
3. Bila kompresor dan refrigerant
dalam kondisi normal namun alat
belum dingin, maka perlu diperiksa
kumparan pipa kondensor. Bila suhu
pipa kondensor tetap dingin atau
sama dengan suhu lingkungan maka
Gambar 3.94. Lubang pembuangan limbah terjadi penyumbatan pada pipa
air sehingga sirkulasi refrigerant tidak
berjalan dengan baik atau terjadi
3.3.2.4 Perawatan kulkas dan kerusakan pada katup ekspansinya.
freezer 4. Periksa katup ekspansinya terlebih
Seperti yang Anda ketahui bahwa dahulu, dan bila kondisinya baik
permasalahan utama dari mesin maka baru dilakukan terhadap
pendingin adalah ketidakmampuan alat penyumbatan yang terjadi pada pipa
ini dalam mendinginkan ruang salurannya. Bila tidak dapat
pendinginnya. Ada beberapa hal yang dilakukan perbaikan maka perlu
penggantian pipa salurannya.

272
5. Bila pendinginan tidak terdistribusi catatan tentang jenis kerusakan, bagian-
seperti yang diharapkan perlu bagian/komponen-komponen yang
pemeriksaan terhadap blower dan diperbaiki dan diganti serta catatan
saluran-saluran ventilasinya. tentang performa mesin pasca
perawatan.
3.3.2.5 Pemeriksaan dan
pelaporan hasil pekerjaan 3.3.3 Alat Pendingin Ruangan
Setelah dilakukan perawatan perlu 3.3.3.1 Pendahuluan
dilakukan pemeriksaan atas kerja
tersebut. Kondisi-kondisi yang perlu Untuk negara-negara tropis seperti
diperiksa antara lain: Indonesia, alat pendingin ruangan
mempunyai peranan yang sangat besar,
1. Suara kompresor harus tetap halus khususnya di kota-kota besar di mana
(normal). Bila ada suara-suara yang aktivitas kegiatan ekonomi berjalan
aneh menunjukkan kerja kompresor dengan cepatnya. Ini kebalikan dari
masih belum bagus. negara-negara bersuhu dingin, seperti di
2. Kemampuan pendinginannya. Amerika, Eropa, yang lebih
Kemampuan pendinginan mesin membutuhkan pemanas ruangan
dapat dirasakan beberapa saat daripada pendingin ruangan. Di
setelah mesin dihidupkan. sebagian besar wilayah Indonesia
Pengecekan dapat dilakukan pada mempunyai suhu rata-rata lingkungan di
ruang pendingin dan ruang freezer. atas 30 °C yang membuat kurang
Bila ada efek pendinginan nyaman bagi para karyawan dalam
menunjukkan bahwa mesin berjalan menjalankan tugasnya sehari-hari,
dengan baik. Pemeriksaan tidak karena suhu tersebut jauh diatas suhu
cukup sampai di sini, namun harus kenyamanan orang yaitu sekitar 25 °C.
dilakukan dalam waktu yang lebih Dengan suhu lingkungan yang tinggi,
lama, kurang lebih satu jam, untuk untuk mendapatkan suhu ruang yang
mengetahui kemampuan nyaman perlu adanya alat yang bisa
pendinginan secara paripurna mengkondisikan suhu agar nyaman.
sehingga dapat diketahui Alat ini dikenal dengan pengkondisi
kemampuan pembekuannya pada udara (AC).
bagian freezernya.
3. Untuk mesin-mesin pendingin besar 3.3.3.2 Jenis-jenis alat pendingin
biasanya dilengkapi dengan ruangan
indikator suhu. Berdasarkan lingkup daerah
4. Untuk mengetahui kerja tidaknya yang dicakupnya, AC dikelompokkan
kontrol suhu, Anda lakukan menjadi tiga jenis, yaitu AC jendela
pengesetan pada saklar (Window AC), AC split, dan AC chiller.
termostatnya. Bila suhu mencapai AC jendela merupakan tipe AC yang
harga presetnya mesin akan mati paling banyak digunakan karena
sendiri. Demikan pula ketika suhu kemudahan peng-gunaannya dan
ruang pendingin di atas harga sangat ekonomis untuk pendinginan
presetnya mesin akan hidup ruangan kecil. AC split banyak
kembali. Kontrol suhu sangat digunakan di komplek-komplek
penting untuk penghematan energi. apartemen di mana kita bisa melihat
Setelah dilakukan perawatan, dan pemandangan banyaknya unit konden-
pemeriksaan kinerjanya, perlu ada sor di atas atap-atap bangunan atau

273
tertutup dalam suatu area yang khusus 3. Cairan freon yang bertekanan tinggi
untuk alat-alat tersebut. AC chiller ini kemudian dialirkan melalui katup
banyak digunakan di pusat-pusat ekpansi (dari kapiler ke pipa
perbelanjaan, hotel dan lain sebagainya berdiameter besar). Setelah melalui
yang mempunyai area yang lebih luas. katup ekspansi, tekanan cairan
menurun secara drastis. Penurunan
3.3.3.3 Prinsip kerja tekanan ini membuat cairan
Prinsip kerja AC menggunakan menguap menjadi gas dan suhunya
prinsip proses refrigerasi seperti yang rendah sekali (dingin).
digunakan pada mesin-mesin pendingin, 4. Gas dingin ini kemudian dialirkan
refrigerator (kulkas) dan mesin pembeku pada kumparan evaporator. Pada
(freezer) namun pada alat pendingin pipa evaporator, gas menyerap
ruangan tidak mempunyai bagian panas dari lingkungannya sehingga
ruangan yang diisolasi. Alat ini mendinginkan suhu dalam suatu
menggunakan refrigerant seperti freon
ruang atau bangunan. Demikian
untuk memberikan pendinginannya.
proses ini berjalan secara berulang-
Proses pendinginannya dapat dijelaskan ulang membentuk siklus yang
secara singkat seperti berikut ini (dapat disebut siklus refrigerasi.
dilihat pada bagian refrigerator (kulkas)
dan freezer. 3.3.3.4 AC Jendela
AC jendela merupakan unit ac yang
mengimplementasikan suatu
pengkondisi udara pada ruangan yang
kecil. Unit AC ini dibuat dengan ukuran
kecil sesuai dengan ukuran jendela
sehingga mudah dipasang. Setelah
dipasang, AC disambungkan ke stop
kontak dan di On kan, maka ruangan
akan segera dingin/sejuk. Karena
demikian mudahnya, baik dalam hal
pemasangan maupun operasinya
membuat unit AC ini sangat banyak
digunakan.

Gambar 3.95 Diagram pengkondisi udara


(AC)

1. Kompresor mengisap gas freon


dingin dan membuatnya bertekanan
tinggi dan menjadi panas.
2. Gas panas ini kemudian dialirkan ke
kondensor (kumparan pipa). Pada
kondensor ini gas panas refrigerant
mendisipasikan/melepaskan
panasnya, sehingga gas ini menjadi
dingin dan mencair. Namun Gambar 3.96 AC Jendela
tekanannya masih tinggi.

274
ukuran 185.8 m2 (2000 feet (kaki)
kuadrat) memerlukan sebuah
pengkondisi udara dengan kapasitas 5
ton atau 60.000 BTU, yang berarti
bahwa diperlukan 30 BTU per kaki
kuadrat.
Rating efisiensi energi

Rating efisiensi energi (Energy


Efficiency Rating=EER) dari suatu
pengkondisi udara adalah rating BTU
terhadap watasenya. Sebagai contoh,
suatu AC 10.000 BTU mengkonsumsi
Gambar 3.97 AC jendela tampak dalam daya 1.200 W, berarti EERnya adalah
8,3. Semakin tinggi EER akan semakin
Bila penutup unit AC ini dibuka, akan hemat mesinnya.
terlihat komponen-komponen sebagai
berikut: 3.3.3.5 AC split
1. Sebuah kompresor AC split memisahkan sisi panas dan
2. Katup ekspansi sisi dingin sistem. Sisi yang dingin terdiri
3. Kumparan pipa panas atau atas katup ekspansi dan kumparan
kondensor pada bagian luar evaporator yang pada umumnya
ruangan ditempatkan dalam suatu Air Handler
4. Kumparan pipa dingin atau Unit (AHU). AHU menghembuskan
evaporator pada bagian dalam udara melalui kumparan evaporator dan
ruangan udara, setelah melalui kumparan
5. Dua buah kipas angin (fan) dan evaporator menjadi dingin. Udara dingin
6. Unit kontrol ini kemudian disalurkan ke ruangan
dalam gedung yang didinginkan
Kipas-kipas angin ini menghembuskan (Gambar 3.98). Sedangkan sisi panas
udara ke kondensor (kumparan pipa yang biasa disebut dengan unit
panas) untuk melepaskan panas gas kondensasi atau kondenser biasanya
refrigerant dan menghembus udara ke diletakkan di luar bangunan. Unit
evaporator (kumparan pipa dingin) untuk kondensor ini seperti terlihat pada
mendinginkan ruangan. Gambar 3.99.
Kapasitas AC
Kapasitas AC biasanya dinyatakan
dalam BTU (British thermal unit). BTU
merupakan jumlah panas yang
dibutuhkan untuk meningkatkan suhu
dari 1 pound (0,45 kg) air satu derajat
Fahrenheit (0,56 °C). Dengan kata lain 1
BTU sama dengan 1.055 joule. Dalam
terminologi pemanasan dan
pendinginan 1 “ton” sama dengan
12.000 BTU. Sebagai contoh
perhitungan kasar, rumah dengan Gambar 3.98 Prinsip unit AC-Split

275
semakin besar bangunan, dimana
daerah yang harus didinginkan cukup
jauh dari AHU, unit ini mengalami
kesulitan. Kesulitannya terletak pada
pipa saluran udara dingin antara
kondenser dan AHU yang melampaui
batas maksimumnya (permasalahan
lubrikasi kompresor), atau permsalahan
pada ductingnya (kapasitas dan
panjang). Jika, hal ini terjadi, maka
sistem yang cocok adalah yang
Gambar 3.99 Unit kondensasi menggunakan sistem air yang
didinginkan (chilled water sistem).
Unit ini terdiri dari kumparan spiral yang
panjang yang berbentuk silinder. Di 3.3.3.6 AC Chiller
dalam kumparan ini ada sebuah kipas Dalam sistem AC chiller, semua bagian
angin yang menyemburkan udara, dari pengkondisi udara terletak di atas
dilewatkan melalui kumparan untuk atap atau di belakang bangunan. Alat ini
melepaskan kalor dalam kisi-kisi pipa mendinginkan air pada suhu antara 4 –
kumparan tersebut. Akibatnya suhu 7 C. Air yang telah didinginkan ini
udara keluar dari unit ini lebih panas dari kemudian dialirkan ke bagian-bagian
suhu lingkungan sekitar. bangunan yang membutuhkan
pendinginan melalui AHU. Tidak ada
Kondensor jenis ini banyak dipakai batasan terhadap panjang pipa air
karena di samping murah, juga tidak dingin bila dapat diisolasi dengan baik.
menimbulkan kebisingan di dalam
ruangan. Namun, eksesnya adalah Berikut ini adalah diagram dari suatu AC
kebisingannya di luar bangungan chiller.
menjadi meningkat. Jadi, pada prinsip-
nya tidak ada perbedaan antara AC
jendela dan AC split, kecuali ukuran AC
split lebih besar, seperti kumparan
kondenser, evaporator dan kompresor
karena AC split untuk keperluan yang
lebih besar dibandingkan AC jendela.

Pada bangunan-bangunan seperti mal,


supermarket, dan lain-lain, unit konden-
sasi ini biasanya diletakkan di atas atap
bangunan dan bisa menjadikan
pemandangan yang tidak menarik. Ada Gambar 3.100 Prinsip AC-chiller
lagi yang berukuran kecil dipasang pada Dari gambar tersebut bisa dilihat dengan
atap berdekatan dengan AHU kecil jelas bahwa unit pengkondisi udara
untuk keperluan ruangan khusus. adalah sama seperti unit biasa.
Pemindah kalor memungkinkan freon
yang dingin mendinginkan air yang
Memang benar AC split pemakaiannya
dipompakan ke seluruh bangunan yang
untuk beban yang lebih besar diban-
perlu pendinginan.
dingkan AC jendela, namun untuk

276
3.3.3.7 Menara pendingin (cooling di dalam menara air akan turun 6 derajat
tower) dan menjadi 89°F (atau turun 3,36 °C
dan menjadi 31,7 °C).
Pada sistem yang telah dijelaskan
sebelumnya, udara digunakan untuk
mendisipasikan panas dari kumparan
kondenser di luar. Pada sistem yang
besar, efisiensi dapat ditingkatkan
dengan menggunakan menara air
(cooling tower). Menara air ini
membangkitkan semprotan air dingin.
Air ini mengalir melalui penukar kalor
(heat exchanger) dan mendinginkan
kumparan pipa panas pada unit
pengkondisi udara. Ini memerlukan
Gambar 3.101 Menara pendingin (cooling
biaya investasi awal yang lebih tinggi, tower) tipikal
namun kalau ditinjau dari penghematan
energinya, sistem ini akan jauh lebih 3.3.3.8 Hal penting tentang
murah. refrigerant
Banyak bentuk dan model dari menara Pada awalnya, alat-alat pendingin
air ini, namun mereka bekerja dengan menggunakan refrigerant amonia murni.
prinsip yang sama, yaitu: Bahan ini mempunyai titik didih/
penguapan yang sangat rendah. Namun
1. Menara air menghembuskan udara bahan ini beracun sehingga berbahaya
menggunakan semprotan air bagi manusia. Oleh karena itu, bahan
sehingga menyebabkan sebagian air amonia tidak digunakan lagi untuk
menguap. mesin-mesin pendingin untuk keperluan
2. Biasanya, air ini menyembur melalui rumah tangga.
suatu lembaran tebal dari plastic
Jenis lain adalah CFCs (Chloro Fluoro
mesh yang terbuka.
Carbon) yang tidak beracun mengganti-
3. Udara menghembus melalui mesh
kan amonia, yaitu CFC-12
ini tegak lurus terhadap aliran air.
(dichlorodifluoromethane) yang mem-
4. Penguapan ini akan mendinginkan
punyai titik didih yang hampir sama
aliran air.
dengan amonia. Walaupun bahan ini
5. Karena sebagian dari air hilang
tidak berbahaya bagi manusia namun
menguap, menara air ini, maka perlu
telah ditemukan bahwa bahan ini
penambahan air secara tetap untuk
berbahaya bagi lapisan ozon sehingga
mengkompensasi kehilangan air
pada tahun 1990 ditemukan bahan baru
tersebut.
yang lebih bersahabat dengan alam,
yaitu DCF-176 N. Pada saat ini
Kapasitas pendinginan yang diperoleh pemakaian CFC-12 sudah dilarang.
dari menara air tergantung pada
3.3.3.9 Perawatan alat pendingin
kelembapan relatif dari udara dan
tekanannya. Misalnya, suhunya 35°C, ruangan
tekanan barometriknya adalah 29,92 inci Secara prinsip alat pendingin ruangan
dari permukaan air laut dan sama dengan kulkas dan freezer.
kelembapannya adalah 80 %, suhu air Bedanya bahwa pada alat pendingin

277
ruangan mempunyai kapasitas yang maka baru dilakukan terhadap
lebih besar sesuai dengan ruangan kemungkinan penyumbatan yang
yang akan didinginkan dan suhu kerja terjadi pada pipa salurannya. Bila
ruangan yang jauh lebih tinggi, yaitu tidak dapat dilakukan perbaikan
antara 20°C dan 25°C. Suhu pada ruang maka perlu penggantian pipa
kerja biasa cukup sekitar 25°C salurannya.
sedangkan untuk ruang-ruang kontrol,
5. Bila pendinginan tidak terdistribusi
komputer dan yang sejenis biasanya
seperti yang diharapkan perlu
lebih dingin, yaitu sekitar 20°C. Jadi
pemeriksaan terhadap blower dan
permasalahan utamanya ketika alat ini
saluran-saluran udara dingin atau
tidak bekerja dengan baik hampir sama
unit AHU.
dengan pada alat pendingin kulkas dan
freezer. 3.3.3.10 Pemeriksaan dan
1. Kondisi kompresornya. Bila Pelaporan Hasil Pekerjaan
kompresor tidak berjalan dengan Perawatan
baik maka kompresor tidak mampu Setelah dilakukan perawatan perlu
mensirkulasikan refrigerant dilakukan pemeriksaan atas kerja
sebagaimana mestinya. Tidak ada tersebut. Kondisi-kondisi yang perlu
sirkulasi refrigerant berarti tidak diperiksa antara lain:
terjadi efek pendinginan. Bila ini 1. Suara kompresor harus tetap halus
terjadi maka tidak ada pilihan lain (normal). Bila ada suara-suara yang
kecuali harus mengganti aneh menunjukkan kerja kompresor
kompresornya. Bila kompresor tidak bagus.
beroperasi dengan baik maka perlu 2. Kemampuan pendinginannya.
dilanjutkan pada langkah berikutnya. Kemampuan pendinginan mesin
2. Periksa kondisi refrigerantnya. dapat dirasakan beberapa saat
Walaupun kompresor dalam setelah mesin dihidupkan.
keadaan baik, kalau refrigerantnya Pengecekan dapat dilakukan pada
tidak mencukupi maka outlet-outlet udara dingin pada ruang
pendinginannya akan kurang atau yang didinginkan. Bila ada efek
tidak ada sama sekali. Bila terjadi pendinginan menunjukkan bahwa
kekurangan refrigerant maka perlu mesin berjalan dengan baik.
segera diisi kembali (pemeriksaan Pemeriksaan tidak cukup sampai di
dan pengisian harus menggunakan sini, namun harus dilakukan dalam
alat pengisian). waktu yang lebih lama, kurang lebih
3. Bila kompresor dan refrigerant satu jam, untuk mengetahui kemam-
dalam kondisi normal namun alat puan pendinginan secara paripurna
belum dingin, maka perlu diperiksa sehingga dapat diketahui suhu pen-
kumparan pipa kondensernya. Bila dinginan yang bisa dicapai. Suhu
suhu pipa kondensor tetap dingin ruang bisa diukur dengan termo-
atau sama dengan suhu lingkungan meter ruang dan bila suhu ini men-
maka dimungkinkan terjadi capai suhu yang diatur pada alat
penyumbatan pada pipa sehingga kontrolnya, maka alat pendingin ini
sirkulasi refrigerant tidak berjalan akan mati secara otomatis. Demikian
dengan baik atau terjadi kerusakan sebaliknya, bila suhu ruang lebih
pada katup ekspansinya. tinggi dari suhu yang diatur, maka
4. Periksa katup ekspansinya terlebih alat akan hidup lagi.
dahulu, dan bila kondisinya baik

278
3. Efektivitas pendinginan juga sistemnya ditentukan oleh keperluan-
dipengaruhi oleh kerja blower, kon- nya. Sebagai contoh, alat pemanas air
disi isolasi saluran dan juga isolasi yang digunakan untuk keperluan sangat
ruangan terhadap panas. Untuk alat terbatas (untuk satu outlet air panas),
pendingin yang menggunakan me- berbeda dengan yang digunakan untuk
nara pendingin, efektivitas pending- menyuplai air sejumlah ruangan atau
inannya juga akan dipengaruhi oleh bahkan gedung yang lebih luas. Yang
kesempurnaan proses pendinginan untuk keperluan tunggal biasanya
pada menara pendingin ini. dengan kapasitas pemanasan dan daya
yang kecil, sebaliknya yang diperlukan
Setelah dilakukan perawatan, dan untuk menyuplai air panas dengan
pemeriksaan kinerjanya, perlu ada kapasitas besar diperlukan daya yang
catatan tentang: besar pula.
• jenis kerusakan;
• bagian-bagian dan jenis komponen Untuk keperluan yang kecil, biasanya
yang diperbaiki dan atau diganti; digunakan alat pemanas air dengan
• pengesetan-pengesetan yang tangki terbuka, sedangkan yang untuk
dilakukan; keperluan banyak ruangan digunakan
sistem tangki tertutup. Sistem tangki
• catatan tentang performa alat pasca terbuka, tidak melibatkan tekanan air
perawatan, terutama kemampuan yang tinggi kecuali tekanan alamiahnya
pendinginan ke ruang-ruang yang saja, sedangkan pada sistem tangki
didinginkan. Untuk keperluan tertutup melibatkan tekanan. Tekanan
tersebut suhu ruang perlu diukur dalam tangki tertutup ini dilakukan
dengan termometer. melalui pompa sirkulasi. Dengan
3.3.4 Alat Pemanas Air demikian, air panas bisa didistribusikan
secara lebih luas. Karena melibatkan
Betapa nyamannya, ketika dingin dapat tekanan tinggi (sampai 5 bar) sistem
mandi dengan air hangat. Ini adalah tertutup memiliki katup pengaman
salah satu peranan dari alat pemanas tekanan (safety valve). Alat pemanas air
air. Pemanas air ada yang dengan tangki terbuka dan tertutup serta
menggunakan gas sebagai sumber bagian-bagian utamanya diilustrasikan
energinya ada pula yang menggunakan pada Gambar 3.102.
listrik sebagai sumber dayanya. Secara
prinsip kedua pemanas ini adalah sama, Tabung Terbuka Tabung tertutup
bedanya pada pemanas air listrik 1 Saluran air 1 Saluran keluar
menggunakan elemen pemanas yang panas air panas
berdaya listrik, sedangkan pemanas air 2 Kran air dingin/ 2 Katup
gas menggunakan gas sebagai sumber buang pengaman
energinya sehingga pemanas ini 3 Elemen pemanas
memiliki sebuah pembakar (burner) di 4 Pipa saluran air panas
bagian bawah tangki dan cerobong asap 5 Isolasi panas
(chimney) ke atas. 6 Tangki bagian dalam
7 Selubung luar (rumah pemanas)
3.3.4.1 Jenis-jenis pemanas air

Ada banyak jenis alat pemanas air ini,


baik merk, kapasitasnya, maupun

279
mengganti elemen atau memindah
tangki
• Katup pengaman tekanan untuk
mencegah meledaknya tangki
karena tekanan lebih
• Batang anoda untuk menjaga tangki
agar tidak korosi

Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 361

Gambar 3.102 Alat pemanas air dengan


tangki terbuka dan tangki tertutup

3.3.4.2 Bagian-bagian utama alat


pemanas air
Seperti terlihat pada Gambar 3.103
bahwa alat pemanas air terdiri dari
bagian-bagian sebagai berikut.
• Tangki bagian dalam: terbuat dari
baja dan tangki ini menjadi wadah Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 362
air panas dengan volume sesuai Gambar 3.103 Bagian dalam tangki air
ukuran. Tangki ini harus mampu 3.3.4.3 Prinsip pemanasan air
menahan tekanan air antara 50 –
100 psi. Tangki biasanya diuji pada Untuk jenis tangki terbuka, prinsip
tekanan 300 psi. Bagian dalam pemanasan air yang terjadi pada alat
tangki dilapisi dengan kaca liner pemanas air adalah sebagai berikut.
agar kotoran air mudah terbawa Ketika alat pemanas dihubungkan ke
keluar bersama keluarnya air. sumber listrik dan dihidupkan, maka
• Isolasi panas di sekeliling tangki: arus listrik akan mengalir melalui
Isolasi panas ini berfungsi untuk elemen pemanas. Elemen pemanas ini
menjaga agar panas tidak keluar mengubah energi listrik yang melaluinya
melalui dinding tangki sehingga menjadi energi panas. Panas yang
panas di dalam tangki terjaga dan dihasilkan elemen ini memanaskan air
tidak boros energi. yang ada di dalam tangki. Air yang
• Pipa saluran air dingin masuk suhunya lebih panas akan bergerak ke
• Pipa saluran air panas keluar atas sedangkan yang dingin akan tetap
• Thermostat untuk mengendalikan berada di bawah karena masa jenisnya
suhu air di dalam tangki air (banyak lebih tinggi dari air yang panas. Bila air
pemanas air listrik mempunyai panas dialirkan keluar, maka air dingin
thermostat pada setiap elemennya) masuk di bagian bawah tangki dan
• Elemen pemanas untuk memanas- dipanaskan. Jadi proses pemanasan air
kan air (elemen pemanas sama di dalam alat pemanas air
seperti yang digunakan untuk oven) menggunakan prinsip yang sangat
• Katup buang digunakan untuk sederhana, yaitu naiknya air yang lebih
mengosongkan tangki untuk panas di dalam tangki sehingga
memisahkan air dingin dan air panas.

280
Untuk tangki tertutup, prinsip proses Ketika air dingin masuk ke dalam tangki,
pemanasan air sama dengan yang ada air tersebut tetap ada di bagian bawah
pada sistem tangki terbuka. Yang tangki seperti yang telah dijelaskan di
berbeda adalah proses sirkulasinya atas. Jika penggunaan air lebih cepat
memerlukan tekanan bantu yang dari kemampuan elemen pemanas
berasal dari tekanan pompa air. Karena dalam memanaskan airnya dan jika
itu, tekanan dalam tangki harus selalu pemakaian air sampai menghabiskan air
terkendali agar tidak melebihi tekanan yang ada di dalam tangki, berarti bahwa
kerjanya. Pengendalian ini melalui katup alat pemanas tersebut kapasitasnya
pengaman tekanan. tidak mencukupi untuk pemakaian.

Alat pemanas air selalu dilengkapi Bila hal ini berjalan secara sering, maka
dengan thermostat. Thermostat akan sangat dimungkinkan merusakkan
digunakan untuk mengontrol suhu air di elemen pemanas karena terbakar akibat
dalam tangki. Biasanya thermostat ini panas lebih. Oleh karena itu, kapasitas
mempunyai daerah pengesetan pada alat pemanas perlu disesuaikan dengan
suhu antara 50-80 °C. Namun, biasanya kebutuhan pemakaian.
disarankan pengesetan suhu dilakukan
antara 50-60 °C, karena alasan 3.3.4.4 Perawatan alat pemanas
keselamatan, yaitu untuk mencegah air
kecelakaan tersiram air panas dengan Indikator kerja dari alat pemanas air
suhu yang bisa membuat cedera, adalah suhu dan debit air hasil
terutama bagi anak-anak. Di samping pemanasannya.
untuk keselamatan, pengesetan suhu
yang lebih rendah ini juga untuk 1. Air tidak panas
penghematan energi. Bila setelah alat pemanas
dihidupkan, namun air tidak kunjung
Thermostat mempunyai sebuah saklar panas, maka yang harus Anda
atau pemutar yang digunakan untuk lakukan pertama kali adalah
menyetel suhu, seperti yang ditunjukkan memeriksa sirkuit listriknya, yang
pada Gambar 3.104. meliputi alat pengaman (sekering),
kabel dan terminal-terminal
sambungannya serta elemen
pemanas. Pengecekan awal bisa
dilakukan dengan melepas kabel
daya dari sumber listrik kemudian
memeriksa koneksinya. Bila
menunjukkan keadaan terputus
maka pemeriksaan kemudian ke
komponen-komponen dan bagian-
bagian yang telah disebutkan di atas
satu per satu sampai ditemukan
faktor penyebab terputusnya
rangkaian. Kemudian bagian yang
Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 363 terputus harus disambung kembali
atau diganti dengan komponen yang
Gambar 3.104 Alat pemanas air tunggal baru termasuk elemen pemanasnya.

281
2. Debit air kurang Pemeriksaan ini bisa dilakukan
dengan beberapa tingkatan suhu
Dalam kaitannya dengan debit air
melalui saklar pengatur suhu.
keluaran yang kurang, maka
Dengan pengaturan suhu berbeda
pertama-tama harus dilihat dulu jenis
maka suhu air juga berbeda. Atau
pemanas. Untuk pemanas air jenis
pemanas dalam keadaan operasi
tunggal, debit air ditentukan oleh
sementara kran outletnya ditutup.
tekanan alamiah dari air (gravitasi).
Dengan pengaturan suhu lebih
Sebagai contoh, bila menggunakan
rendah maka pemanas akan hidup
reservoir air yang diletakkan di atas,
dalam waktu yang lebih pendek
maka tekanan dan debit air akan
dibandingkan bila diatur pada suhu
ditentukan oleh ketinggian reservoir.
yang lebih tinggi.
Bila keadaan air normal, namun
debit air menurun maka perlu 2. Pemeriksaan tekanan air pada outlet
diperiksa kran-kran air. Bila kran- air panas. Tekanan air keluaran dari
kran dalam keadaan baik, pemanas lebih rendah dari tekanan
pemeriksaan dilanjutkan pada hose- air yang keluar dari kran-kran outlet
hose dan pipa-pipa belokan (knee) yang langsung karena hambatan
karena pada bagian-bagian inilah pada salurannya yang lebih besar.
yang sangat besar kemungkinannya
3. Hasil-hasil pemeriksaan ini harus
tersumbat.
dituliskan dalam bentuk laporan,
termasuk jenis kerusakan, bagian-
Namun bila jenis alat pemanas yang bagian/komponen-komponen yang
menggunakan multi-outlet di mana diperbaiki dan atau diganti.
digunakan pompa sirkulasi, maka
pemeriksaan perlu dilakukan beberapa
tahap. Tahap pertama, periksalah debit
atau tekanan air pada masing-masing
outlet-nya. Bila tekanan pada outlet
sama rata, maka pemeriksaan
dilanjutkan pada pompa. Jika pompa
dalam baik berarti ada gangguan pada
saluran utamanya. Oleh karena itu
periksalah keadaan kran-kran, dan
saluran utama.
Namun, sebaliknya tekanan air tidak
sama pada outlet-outlet tertentu
menunjukkan adanya gangguan pada
saluran outlet yang terganggu.
3.3.4.5 Pemeriksaan dan
pelaporan hasil kerja
Pemeriksaan performa alat pemanas air
meliputi:
1. Pemeriksaan suhu air keluaran dari
pemanas air dengan thermometer.

282
4. SISTEM
PENGENDALIAN
Secara umum, prinsip sistem kendali
Pada saat ini hampir setiap peralatan seperti ditunjukkan secara diagram
atau sistem dalam operasinya kotak seperti yang ditunjukkan pada
memerlukan sistem pengendalian. Ada Gambar 4.1.
bermacam -macam sistem pengendalian
yang digunakan pada saat ini, Elemen-elemen sistem kendali
diantaranya adalah sistem pengendalian Berdasarkan diagram kotak yang
elektromekanik, elektronik dan ditunjukkan pada Gambar 4.1, elemen-
elektronika daya, serta peneumatik. elemen sistem dapat dijelaskan sebagai
Bagian ini akan membahas keempat berikut.
macam sistem pengendalian tersebut
dan peranannya dalam sistem kendali. • Plant

Sebagaimana telah diketahui bahwa ada Plant merupakan istilah umum yang
dua macam sistem kendali, yaitu sistem digunakan untuk menyebut alat, me-
kendali dan sistem kendali otomatis. sin, proses, atau sistem yang diken-
Sistem kendali manual masih dalikan operasinya oleh sistem ken-
memerlukan peranan manusia sebagai dali. Misalnya, alat pendingin ruang-
pengendali-nya sedangkan yang an, motor, generator. Ada plant yang
otomatis mengganti manusia dengan mempunyai hanya satu variabel
pengendali pengendali, baik analog, disebut plant variabel-tunggal. Ada
digital, maupun pneumatik. Pada bagian pula yang mempunyai banyak vari-
ini akan dikupas ten-tang konsep dasar abel yang dikenal dengan plant
sistem kendali elektromagnetik, multi-variabel.
elektronik, elektronika daya, dan elektro
mekanik.

Keterangan: Gambar 4.1 Diagram kotak sistem kendali


w = setpoint
x = harga terukur
c = variabel yang dikontrol (keluaran
plant)
e = w-x = sinyal error
y = sinyal kontrol (keluaran pengendali)
c/x = pengkondisian sinyal

283
• Pengendali nilai yang dikehendaki (setpoint). .
Pengendali (controller) merupakan Alat ini menerima input dari
otak dari sistem, karena proses kerja pengendali yang kemudian
yang terjadi dalam sistem tidak lepas ditransformasikan dalam bentuk
dari perintah alat ini. Alat ini operasi pada mesin atau sis-tem
mengevaluasi kondisi sistem yang dikendalikan. Banyak jenis
kemudian mengambil tindakan guna aktuator, seperti elektronika daya
mencapai kehendak. Karena fungsi yang mengatur daya listrik, kontaktor
itulah, ba-nyak pihak yang untuk membuka/menutup rangkaian,
menganggap alat ini merupakan katup kontrol untuk mengatur debit
elemen yang mempunyai dua fluida. Karena fungsinya ini, alat ini
masukan (setpoint dan hasil pada umumnya membutuhkan sum-
pengukuran) dan satu keluaran ber daya dari luar sistem kontrol.
(sinyal kontrol). Berarti elemen • Setpoint
penjumlah termasuk di dalamnya. Setpoint adalah elemen yang
Namun, untuk kemudahannya, digunakan untuk menyatakan nilai
dalam pembahasan, dalam yang dikehendaki atau nilai referensi
kaitannya deng-an aksi pengendali, dari variabel dinamik atau variabel
alat ini sering di-gambarkan sebagai yang dikendalikan dari suatu sistem.
satu elemen yang mempunyai satu
masukan dan satu keluaran. Ada Sebagai contoh sistem kendali
banyak jenis alat ini, diantaranya adalah seperti yang ditunjukkan
pengendali tidak kontinyu (on-off) pada Gambar 4.2. Sebuah generator
dan kontinyu. di-putar oleh sebuah penggerak
• Elemen pengukuran mula pada kecepatan nominalnya
Elemen pengukuran berfungsi untuk dan dijaga konstan. Generator
mendeteksi/mengukur variabel yang tersebut mencatu daya pada beban
dikendalikan untuk kemudian RL. Sifat generator, bila semakin
disampaikan kepada pengendali. besar beban atau arus beban maka
Variabel yang dikendalikan sangat tegangan generator akan mengalami
banyak jenisnya, oleh karena itu, penurunan akibat dari impedansi
agar dapat menjalankan fungsinya, internal mesin. Agar tegangan
alat ini harus mampu mendeteksi, keluaran generator terjaga tetap
dan mengkonversikan variabel yang walaupun beban berubah-ubah,
diukur menjadi besaran analog lain diperlukan sistem kendali.
seperti tekanan pneumatik, tegangan
dan arus listrik. Kemudian Jadi, tujuan sistem kendali adalah
melakukan pengkondisian sinyal untuk menjaga agar tegangan
sehingga infor-masi bisa diterima keluaran generator selalu konstan
oleh elemen-elemen lain dalam walaupun beban berubah-ubah.
sistem. Sistem kendali tegangan keluaran
• Aktuator generator ditunjukkan pada Gambar
Aktuator sering disebut sebagai 4.2.
elemen kontrol akhir dari sistem
kendali. Tugasnya langsung
mempengaruhi operasi mesin atau
sistem yang dikendalikan untuk
membawa variabel dinamik pada

284
Gambar 4.2. Automatic Voltage Regulator (AVR)
generator

Anggap generator digerakkan oleh


sebuah penggerak mula yang Plant: Generator
kecepatannya sesuai dengan yang Pengendali: Pengendali
dibutuhkan untuk generator serta Elemen pengukuran: Pengkondisi sinyal
konstan (ada sistem kendali V/V
tersendiri). Aktuator: Rangkaian penyearah
Variabel dinamik: Tegangan generator
Misalkan, setpoint diset pada Setpoint: Pengatur harga yang
tegangan yang dikehendaki. Bila dikehendaki.
tegangan keluaran generator di
bawah setpoint maka pengendali
akan bekerja dan memerintahkan
rang-kaian penyearah untuk
memberikan arus lebih tinggi kepada
eksaiter generator sehingga
tegangan gene-rator naik mencapai
tegangan yang dikehendaki oleh
setpoint. Maka ele-men-elemen
sistem kendali dapat dianalogikan
sebagai berikut:

285
4.1.3 Pengendali Dua-Posisi
4.1 Sistem Pengendali
Pengendali duaposisi adalah pengendali
Elektronik yang paling dasar dalam sistem kendali.
4.1.1 Pendahuluan Karena karakteristiknya, pe-ngendali ini
sangat populer dengan sebutan
Pengendali elektronik pada saat ini pengendali On-Off. Pengendali ini paling
terdapat di hampir setiap aplikasi sederhana dan paling murah namun
kontrol. Oleh karena itu, pemahaman mencukupi untuk aplikasi-aplikasi di
terhadap alat pengendali ini menjadi mana tidak diperlukan kete-litian yang
sangat penting bagi para pelaksanan sangat tinggi. Walaupun tidak dapat
tugas di lapangan. dibuat persamaan matematisnya,
Bagian ini akan membahas jenis-jenis namun fungsinya bisa ditulis sebagai:
pengendali elektronik yang meliputi
100% Ep > 0
karakteristik dan realisasi analognya. P=
Jenis-jenis pengendali yang akan 0% Ep < 0
dibahas meliputi pengendali tidak
dimana :
kontinyu (pengendali On-Off) dan
P: Keluaran pengendali (%)
pengendali kontinyu, yaitu, P, I, D dan
kombina-sinya. Ep: sinyal error (%)
Pengendali-pengendali ini sangat Jika harga yang terukur (x) melampaui
populer di dunia industri karena setpoint (w), pengendali akan
kesederhanaan dalam realisasi dan memberikan keluaran penuh atau On.
keandalan kinerjanya. Khususnya Seba-liknya, apabila x kurang dari w
pengendali kontinyu, walaupun maka pengendali akan memberikan
tergolong konvensional, namun keluaran nol atau Off. Misalnya, seterika
mempunyai kelebihan dibandingkan listrik yang menggunakan bimetal
dengan yang terbaru, yakni sebagai pengendali panasnya. Bila
kemudahannya dalam penalaan temperatur seterika melebihi
(tunning) parameter-parameter setpointnya, maka seterika akan off,
controlnya percobaan. Ini semua sebaliknya bila tempe-raturnya lebih
membuat kebanyakan praktisi kontrol rendah dari setpoint, maka akan on.
sangat mengenal pengendali kontinyu
jenis ini.
4.1.2 Pengendali Tidak
Kontinyu
Pengendali tidak kontinyu
(discontinuous controller) mempunyai
keluaran yang berubah tidak terus
menerus ketika ada sinyal error
(kesalahan). Je-nis pengendali ini Gambar 4.3 Bilah-bimetal sebagai
sangat penting untuk dipahami karena di pengendali on-off
samping banyak digunakan dalam
Zona Netral
kontrol proses, juga menjadi dasar dari
pengendali kontinyu. Dalam penerapan pengendali dua-
posisi, terdapat overlap ketika Ep naik

286
melewati nol atau turun melewati nol. 100 EP > E1
Dalam daerah ini tidak ada perubahan
pada keluaran pengendali. Seperti P = 50 - E1 < E P < E1
terlihat pada Gambar 4.4 bahwa sampai 0 E P < - E1
suatu harga perubahan kenaikan error
sebesar DEp di atas nol, keluaran Ini berarti bahwa selama error EP ada di
pengendali tidak berubah keadaan. antara –E1 dan nE1, pengendali akan
tetap pada setting nominal keluaran
Pada penurunan, DEp di bawah nol pengendali 50%. Jika error melebihi E1
sebelum pengendali berubah ke )%. atau lebih, keluaran akan naik menjadi
Jadi, ada daerah 2 DEp di mana kelu- 100%. Jika error lebih rendah dari –E1
aran pengendali tidak berubah keadaan. atau lebih rendah lagi, maka keluaran
Daerah tersebut disebut zona-netral pengendali akan turun ke 0%.
(neutral zone) atau gap-diferensial. Gap Gambar berikut ini mengilustrasikan
ini harus diper-timbangkan betul dalam karakteristik pengendali ini.
penentuannya untuk menghindari
perubahan keadaan yang berlebihan
pada keluaran pengendali

Gambar 4.5 Aksi pengendali tiga posisi

Gambar 4.4 Zona netral 4.1.4 Pengendali Kontinyu


Karena karakteristik yang dimiliki oleh
4.1.4.1 Pengendali Proporsional
pengendali ini sehingga pengendali ini
juga disebut pengendali On-Off dan (P)
simbolnya seperti ditunjukkan oleh Pengendali proporsional (P) merupakan
Gambar 4.4. pengembangan dari pengendali dua
posisi (On-Off). Pada pengendali dua-
4.1.3.1 Pengendali tiga-posisi
posisi, keluaran pengendali adalah 100
Pengendali tiga-posisi merupakan % atau 0% tergantung pada sinyal error
pengembangan dari pengendali dua- atau sinyal yang masuk ke pengendali.
posisi. Pengembangan ini dimaksudkan Jika sinyal error lebih besar dari daerah
untuk mengurangi cycling yang netral ma-ka keluaran pengendali
berlebihan dan juga untuk mengurangi adalah 100%, sebaliknya bila sinyal
kondisi over-shoot dan undershoot yang error lebih kecil dari daerah netral maka
dimiliki oleh pengendali dua-posisi. keluaran pengendali 0%.
Pada pengendali tiga-posisi berlaku:
Pengendali P mempunyai keluaran yang
bersifat kontinyu, dimana antara masuk-
an dan keluaran mempunyai hubungan

287
satu-satu. Ini berarti bahwa perubahan Diagram kotak pengendali proporsional
yang terjadi pada keluarannya akan digambarkan sebagai:
mengikuti perubahan sinyal errornya.
Sudah tentu, perubahan keluaran
pengendali, dalam prakteknya selalu
dibatasi oleh kondisi saturasi minimum E P
dan maksimum yang telah ditetapkan KP
dari perangkat keras yang digunakan. a)
Fungsi Alih atau
Hubungan antara input dan output dari E P
suatu pengendali disebut fungsi-alih
(transfer function). Fungsi alih dari
b)
pengendali ada bermacam-macam,
misalnya ada yang menggunakan fungsi
waktu (t), fungsi Laplace (s), dan dalam
Gambar 4.7 Diagram kotak pengendali P
bentuk persentase (%). Oleh karena itu,
bila dijumpai adanya perbedaan simbol Bila, untuk keperluan tertentu, pada saat
dan notasi dalam penggambarannya E = 0 dikehendaki adanya keluaran
tidak ada masalah. sebesar P(0) persamaan (3) menjadi:
Dalam buku ini fungsi alih yang
U = KP E + P( 0)
digunakan adalah bentuk persentase. Di
mana hubungan input-output dapat Hubungan keluaran dan
ditulis: masukan pengendali dapat
digambarkan sebagai berikut:
P=KPE
dimana:
P = keluaran (%)
KP = penguatan proporsional
E = error (%)

Tanggapan step

Gambar 4.8 Hubungan keluaran dan


masukan pengendali Proporsional

Proporsional Band
Pada aplikasi pengendali proporsional,
penguatan proporsional sering
Gambar 4.6 Tanggapan step pengendali P dinyatakan dengan proporsional band
(PB). Proportional Band (PB) adalah
Diagram kotak batas-batas harga sinyal masukan
(error) (dalam %) yang menyebabkan

288
keluaran pengendali 0 - 100 %. Sebagai penguatan KP sebagaimana
contoh, pengendali P akan memberikan diperlihatkan pada Gambar 4.9
sinyal keluaran U= 0–100 %, diperlukan Perbesaran KP ini tidak dapat dilakukan
sinyal E = 0-50%. Pengendali ini sembarang karena akan menyebabkan
mempunyai PB=100/50=2. Untuk U = 0- terganggunya kestabilan sistem. Maka
100%, diperlukan sinyal E=0-25%, maka dari itu pemakaian pengendali jenis ini
PB=100/25=4. terbatas pada sistem yang dalam
operasinya tidak terjadi perubahan
Offset besar pada variabel yang dikendalikan.
Karakteristik penting dari pengendali ini
4.1.4.2 Pengendali integral (I)
adalah timbulnya kesalahan sisa
(residual error) yang tetap pada titik Pada sistem kendali dengan
operasinya apabila terjadi perubahan menggunakan pengendali proporsional
beban. Kesalahan ini disebut offset. Jadi (P), telah diketahui bahwa untuk
offset itu merupakan perbedaan nilai memperoleh suatu keluaran pada suatu
variabel yang dikontrol terhadap setpoint harga tertentu (selain harga awal P(0))
ketika sistem berada keadaan tunak diperlukan sinyal error. Akibatnya, akan
(steady state). Offset tidak menimbulkan kesalahan statis atau
menguntungkan sistem karena kondisi offset, yaitu perbedan antara harga yang
tunak suatu sistem, idealnya, tidak ada diinginkan (setpoint) dengan harga
offset. keluaran sistem yang dikontrol pada
kondisi tunak. Atas dasar alasan inilah
Untuk melihat bagaimana offset timbul,
membuat alat pengendali proporsional
perhatikan sebuah sistem ketika beban
hanya cocok untuk sistem yang varia-
nominal pengendali pada 50% dan error
belnya tidak memerlukan perubahan
0 seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9.
besar atau relatif tetap.
Pengendali integral (I) merupakan
pengembangan dari pengendali P dan
pengendali multi-posisi. Dibandingkan
pengendali P, pengendali ini mampu
menghilangkan kesalahan statis.
Dibandingkan pengendali multiposisi,
pengendali ini mempunyai sifat dimana
antara keluaran dan masukan
mempunyai hubungan kontinyu.
Pengendali ini juga tidak mempunyai
histerisis atau zona netral seperti pada
Gambar 4.9 Offset pengendali P pengendali multi-posisi.
Jika terjadi perubahan error, sistem Pada pengendali yang menggunakan
merespon dengan mengubah keluaran aksi integral, laju perubahan keluaran
pengendali untuk mengembalikan error pengendali berbanding lurus dengan
ke 0. Akan tetapi, hal ini tidaklah sinyal error atau keluaran pengendali
mungkin terjadi, karena pada
berbanding lurus terhadap integrasi
pengendali P, hubungan antara input- sinyal error. Secara matematis
output adalah satu-satu. pengendali ini dinyatakan sebagai:
Untuk memperkecil offset dapat
dilakukan dengan memperbesar

289
dP
= K I EP atau
dt
t
P(t ) = K I EP (t ) dt + P(0)
0
dimana :
dP
= tingkat perubahan output
dt
pengendali (%/s)
KI = penguatan integral (persentase
output pengendali / second / Gambar 4.12 Laju perubahan keluaran
persen error) terhadap error
P(t) = sinyal kontrol
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa
P(0) = keluaran pengendali pada t=0
ketika sinyal error positif dan konstan,
keluaran pengendali akan naik terus.
Koefisien integral dari pengendali ini,
Kenaikan ini akan terus berlangsung
dalam hal tertentu dinyatakan dengan
sampai batas maksimum yang
waktu integral, TI dalam satuan detik
ditetapkan.
(second) yang merupakan invers dari KI
atau TI =1/KI Laju kenaikan keluaran pengendali,
disamping ditentukan oleh error, juga
oleh penguatan integrasinya. Semakin
P tinggi penguatan integrasi semakin
EP
tinggi pula laju kenaikan sinyal keluaran
pengendali atau kecuraman kenaikan
a)
keluaran akan semakin tajam bila
atau penguatan integrasinya semakin besar.
EP P Gambar 4.12 menjelaskan bagaimana
alat ini meniadakan kesalahan statis
(offset). Laju perubahan keluaran dP/dt
b) tergantung pada sinyal error E dan
penguatan KI . Untuk E yang sama, laju
Gambar 4.10 Diagram kotak pengendali I perubahan keluaran akan semakin tinggi
bila penguatan KI semakin tinggi. Untuk
Karakteristik pengendali I KI yang sama, dP/dt akan semakin tinggi
bila E semakin besar. Laju perubahan
akan positif bila errornya positif dan
sebaliknya.
Keadaan istimewa adalah ketika E=0,
dimana dP/dt sama dengan nol. Ini
berarti bahwa P dalam keadaan
konstan. Sifat inilah yang membedakan
dengan pengendali P.
Dibalik keuntungan yang dimiliki,
Gambar 4.11 Tanggapan pengendali I pengendali I mempunyai kekurangan,
terhadap error step tetap yakni kelambatannya dalam merespon

290
error. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.11, bahwa untuk mencapai
harga keluaran seperti yang diinginkan
diperlukan waktu yang relatif lama.
Faktor ini yang menimbulkan peristiwa
transient dalam sistem kendali.
4.1.4.3 Pengendali diferensial (D)
Keluaran pengendali diferensial
(derivatif) tergantung pada "kecepatan"
perubahan error. Pengendali ini tidak
bisa digunakan sendiri karena bila error
sama dengan nol atau tetap maka
keluaran pengendali akan nol
EP P
dE
P = KD + P ( 0)
dt
dimana
Gambar 4.14 Diagram kotak pengendali D
K D : penguatan derivatif atau
T D : waktu derivatif 4.1.5 Pengendali Campuran
dE Kebutuhan sistem biasanya tidak bisa
: kecepatan perubahan error (%/s) dipenuhi oleh salah satu pengendali
dt secara individu. Untuk itu, pada
P ( 0) : keluaran tanpa perubahan error umumnya dilakukan dengan
menggabungkan dua atau tiga
pengendali, seperti PI, PD, dan PID.
Penggabungan pengendali ini
diharapkan dapat saling melengkapi,
kelemahan yang satu bisa ditutupi oleh
kelebihan yang lain.
4.1.5.1 Pengendali PI
Sesuai dengan namanya pengendali ini
merupakan gabungan antara pengendali
proporsional (P) dan integral (I).
Hubungan antara keluaran dan
Gambar 4.13 Keluaran pengendali fungsi masukan pengendali dapat dituliskan
perubahan error sebagai:
P = K P E P + K P K I E P dt + P (0) KI bisa
dinyatakan dengan waktu integral TI , di
mana TI =1/KI .
Keuntungan pengendali ini adalah
adanya pengendali P yang mampu
merespon dengan cepat
mengkompensasi kelambatan

291
pengendali I, dan pengendali I yang 4.1.5.2 Pengendali Proporsional-
dapat menghilangkan kesalahan inheren Integral-derivatif (PID)
pada P sehingga dengan kombinasi ini
Pengendali PID merupakan pengendali
akan memberikan tanggapan kontrol
yang terhandal dibanding dengan alat
yang lebih baik dibandingkan kontrol
pengendali yang telah dibahas sebelum-
individunya. Atau dengan lain
nya namun lebih kompleks. Pengendali
perkataan, pada pengendali ini offset
ini dapat diaplikasikan pada hampir
pengendali P dapat dihilangkan oleh
"semua" plant.
pengendali I dan kelambatan pengendali
I dapat dikompensasi oleh kecepatan Pengendali PID merupakan hasil
pengendali P sehingga kondisi optimal penggabungan dari pengendali P, I, dan
bisa dicapai. D. Aksi pengendali adalah hasil
penjumlahan ketiga aksi pengendali
Perlu diingat bahwa penguatan propor-
individu tersebut. Dengan
sional juga mengubah penguatan sistem
penggabungan ini diharapkan mampu
secara keseluruhan, namun penguatan
mengoptimalkan per-formansi sistem
integral dapat diatur secara terpisah.
kendali, yaitu dengan mengkompensasi
Ingat bahwa offset terjadi pada P, pada
kelemahan dan meningkatkan
pengendali PI, fungsi integral akan
kinerjanya.
memberikan keluaran pengendali yang
baru walaupun errornya nol setelah per- Banyak jenis konfigurasi pengendali
ubahan beban. PID. Berikut ini adalah salah satu kon-
figurasi dasar namun mempunyai kinerja
Tanggapan step yang cukup handal.
Konfigurasi pengendali ini dapat ditulis-
kan:
t
dEP
P = K P EP + K P K I EP dt +K P K D
0
dt
atau
t
KP dEP
P = K P EP + EP dt +K PTD
TI 0
dt

Gambar 4.15 Tanggapan step pengendali PI

Diagram kotak

EP P

Gambar 4.16 Diagram kotak pengendali PI

292
On, dan VL sebagai Off dan output nya
adalah output komparator atau Vout .
Output komparator berubah keadaan
bila tegangan VE sama dengan harga
setpoint VSP. Rangkaian ini akan On
Gambar 4.17 Tanggapan step dan diagram bila :
kotak pengendali PID

Dengan pengendali ini kita dapat


mengeliminasi offset dan sensitif
terhadap adanya perubahan error.

Gambar 4.18 Realisasi pengendali dua-posisi

R1
4.1.6 Pengendali Elektronik VH = V dan Off bila tegangan
R3 SP
Rangkaian-rangkaian berikut meng sama dengan
ilustrasikan metoda implementasi aksi
R1 Ø R3 ø
pengendali dengan menggunakan VL = ŒVSP - Vout œ
rangkaian op-amp. R3 º Ł R2 ł ß
4.1.6.1 Pengendali dua-posisi Lebar zona netral antara VL dan VH
Pengendali dua-posisi dapat dapat diatur dengan mengatur R2.
diimplementasi secara elektronik Lokasi relatifnya dari zona ini dibuat
dengan banyak variasi. Banyak sistem dengan menvariasikan tegangan
pengkondisian udara (AC) dan setpoint VSP. Zona netral dihitung
pemanas ruangan meng-gunakan berdasarkan perbedaan antara VH dan
pengendali dua-posisi yang dibuat dari VL.
bilah bimetal. Implementasi pengendali 4.1.6.2 Pengendali P
dua-posisi atau on-off dengan
menggunakan op-amp dengan zona Implementasi pengendali ini
netral yang dapat diatur-atur memerlukan rangkaian yang
ditunjukkan pada Gambar 4.18. mempunyai tanggapan yang diberikan
oleh:
Di sini sinyal input pengendali dianggap
sebagai tegangan dengan VH sebagai P = KP EP

293
Jika kita perhatikan sinyal kontrol dan Konstanta waktu integrasi menentukan
error dalam bentuk tegangan, laju kenaikan keluaran pengendali jika
rangkaian op-amp pada Gambar 4.19. error adalah tetap. Jika KI dibuat terlalu
menunjukkan pengendali proporsional. tinggi, keluaran akan meningkat sangat
Dalam hal ini analogi dari respons cepat yang bisa mengakibatkan overs-
pengandali adalah: hoots dan osilasi.
R2
Vout = V
R1 E
Tegangan masukan VE dan keluaran
Vout dapat diskala dengan mudah
sehingga keluaran penguat 0-Vmaks
untuk sinyal keluaran 0-100%.
Gambar 4.20 Realisasi pengendali I
P(t ) = K I E P (t )dt

Vout = K I VE dt ;

K I = RC
Gambar 4.19. Realisasi pengendali P 4.1.6.4 Pengendali Diferensial
Begitu juga dengan sinyal error bisa Pengendali diferensial tidak pernah
diset dan disesuaikan dengan sinyal digunakan sendirian karena tidak bisa
error secara penuh. Penguatan memberikan keluaran ketika tidak ada
proporsional diatur melalui R2/R1. error. Walaupun begitu, di sini
R2 ditunjukkan implementasinya dengan
Vout = V ; dimana Vout = sinyal
R1 E menggunakan op-amp untuk dapat
kontrol digunakan dalam bentuk kombinasinya
KP = R2/R1 dengan pengendali yang lain.
VE = sinyal error Persamaan kontrol pengendali ini dapat
dituliskan sebagai:
4.1.6.3 Pengendali Integral dE P
P = KD , di mana:
Pengendali integral mempunyai karak- dt
teristik dengan bentuk persamaan: P = keluaran pengendali (%)
P(t ) = K I E P (t )dt KD = konstanta waktu derivatif
EP = error (%).
Fungsi ini diiplementasikan dalam
Implementasi fungsi ini dengan op-amp
bentuk op-amp seperti pada gambar ditunjukkan pada Gambar 4.21.
berikut. Hubungan antara input-output
dapat dituliskan sebagai: Di sini resistansi R1 ditambahkan untuk
kestabilan rangkaian menghandapi
Vout = K I VE dt ; perubahan sinyal yang berubah sangat
cepat. Tanggapan dari rangkaian ini
K I = RC terhadap perubahan input yang lambat
adalah:
Nilai dari RC dapat diatur untuk menda-
patkan waktu integrasi yang diinginkan.

294
dV E
Vout = K D
dt
di mana:
Vout = tegangan keluaran
KD = R2C=waktu derivatif (detik)
VE = teganggan error
Nilai R1 dipilih sehingga rangkaian Gambar 4.22 Realisasi pengendali PI
akan tetap stabil pada frekuensi tinggi
dengan mengeset 2p fR1<< 1, di mana f 4.1.6.6 Pengendali PD
adalah frekuensi dalam Hz.
Moda kombinasi pengendali PD meru-
pakan kombinasi yang hebat.
Kombinasi ini diimplementasikan
dengan rangkaian seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.23
(rangkaian ini perlu ditambahkan
inverter).
Hubungan input-outputnya adalah:
Gambar 2.21 Realisasi pengendali Diferensial
R1 dV
Rangkaian-rangkaian implementasi Vout = R3 C out
R1 + R3 dt
yang telah dijelaskan adalah R2 R2 dV
implementasi dari pengendali = Vin + R3C in
pengendali individu. Namun moda R1 + R3 R1 + R3 dt
individu seperti ini jarang digunakan
dan sistem kendali mengingat di mana:
banyaknya kelebihan bentuk KP = R2/(R1+R3),
konfigurasinya. Berikut ini menjelaskan KD = R3C
bagaimana bentuk-bentuk konfigurasi
pengendali-pengendali kombinasi dari Sudah tentu pengendali ini mempunyai
pengendali-pengendali individu ini. offset dari pengendali proporsional
karena pengendali diferensialnya tidak
4.1.6.5 Pengendali PI bisa menghilangkan aksi reset.
Implementasi pengendali PI ditunjukkan
pada Gambar 4.22 (termasuk inverter).
Dalam implementasi ini didefinisikan
bahwa pengendali PI meliputi
penguatan proporsional dalam
integralnya. sehingga hubungan input-
output dapat dituliskan:
R2 R 1
Vout = + VE + 2 V dt Gambar 4.23 Realisasi pengendali PD
R1 R1 R2 C E
4.1.6.7 Pengendali PID
Pengesetan proporsional band
dilakukan melalui KP=R2/R1 dan waktu Pengendali yang paling sempurna dari
integrasi melalui KI =1/R2C yang telah dibicarakan sebelumnya
adalah pengendali ini dimana
tanggapan proporsional, integral dan

295
diferensial digunakan secara bersama Sehingga bila dipilih C1 = 50 µF, maka :
dalam merespon masukan. Hubungan
input-output pengendali ini adalah: 12 s
R1 = = 240kW
50 x10 -6 F
dEP
P = K P E P + K P K I E P dt + K P K D
dt • Waktu diferensial TD=0,5 menit=30
s, maka
RDC D = 30 s. Jika kita gunakan
Keadaan error nol tidak menjadi CD = 50 µF, maka
masalah karena pengendali integral RD = 0,6 MO
akan mengakomodasi secara otomatik
untuk offset dan setting nominal. • Kemudian dipilih R3 untuk kestabilan
Implementasi pengendali ini disajikan
dalam Gambar 4.24. TD 30s
R3 << =
Hubungan input-output pengendali 2πC D 2π 50 -6 F
dirumuskan sebagai: = 95kW

Jadi, R3 harus dipilih jauh lebih rendah


R2 R 1 R dV dari 95 kO.
Vout = Vin + 2 Vindt+ 2 RDCD in
R1 R1 R1C1 R1 dt Implementasi dari pengendali-
pengendali ini dapat direalisasi dengan
mengguna-kan rangkaian op-amp
Di mana R3 dipilih dari 2p R3CD<<T
standard. Sudah tentu disini perlu
untuk kestabilan.
menentukan skala tegangan pada
Dalam hal ini: daeran operasi dipilih untuk rangkaian.
Demikian juga dengan keluarannya,
R2 1 yang ada di sini dalam bentuk
KP = ; K D = R DC D ; K I =
R1 R1C1 tegangan. Sinyal ini bisa dikonversikan
Contoh: menjadi sinyal-sinyal standar yang
dibutuhkan oleh sistem.
Sebuah pengendali PID mempunyai
proporsional band 50% dengan waktu
integral 0,2 menit dan waktu diferensial
0,5 menit. Tentukan harga-harga dalam
rangkaian pada Gambar 4.24
Solusi:
• Proporsional band 50 %, berarti
KP=2, sehingga bila misalkan kita pilih
R1 = 1 kO dan R2 = 2 kO.
• Waktu integral, TI = 0,2 menit berarti
Gambar 4.24 Implementasi pengendali PID
KI = 1/TI
1 -1
KI = s
12

296
Elektronika daya menggabungkan daya,
4.2 Sistem Pengendali elektronika dan kontrol. Daya terkait
Elektronika Daya dengan peralatan-peralatan daya baik
yang tidak bergerak maupun yang
4.2.1 Pendahuluan berputar untuk pembangkitan, transmisi
dan distribusi daya listrik. Elektronika
Elektronika daya merupakan salah satu terkait dengan piranti-piranti dan
bagian bidang ilmu teknik listrik yang rangkaian solid-state untuk pemrosesan
berhubungan dengan penggunaan sinyal listrik guna mendapatkan tujuan
komponen-komponen elektronika untuk pengendalian yang dikehendaki. Kontrol
pengendalian daya yang besar. Era menyangkut sistem kontrol operasi
elektronika daya dimulai dengan peralatan dan sistem agar dapat
teknologi tabung daya tinggi seperti beroperasi sesuai yang diharapkan.
thyratron, ignitron dan penyearah Jadi, Elektronika daya merupakan
merkuri. Dengan ditemukannya aplikasi dari elektronika solid-state untuk
komponen-komponen semikonduktor kontrol dan konversi tenaga listrik.
seperti SCR, triac, dan lain-lain Berikut ini adalah gambaran tentang
membuat elektronika daya menjadi ruang lingkup elektronika daya yang
bagian yang sangat penting dalam meliputi: penyearah, inverter, DC
pengendalian daya listrik yang besar chopper, dan regulator AC.
dan sangat luas penggunaannya.

Gambar 4.25 Ruang lingkup


elektronika daya

297
4.2.1.1 Penyearah • Pembangkitan tegangan AC tetap
frekuensi 50 Hz dari sumber DC yang
Penyearah adalah suatu alat yang
diperoleh dari baterai, pembangkit
digunakan untuk mengubah arus AC
listrik tenaga angin, sel surya.
menjadi DC. Pada umumnya, dari
• Kontrol kecepatan motor induksi fasa-
sumber tegangan AC dan frekuensi
yang tetap menjadi tegangan DC baik tiga dan motor sinkron
tetap maupun berubah. Penyearah yang • Uninterrupted Power Sistems (UPS)
mempunyai tegangan keluaran tetap, • Catu daya standby, dan lain-lain
atau penyearah tak terkontrol,
digunakan untuk mencatu daya DC 4.2.1.4 Dc-Chopper
pada peralatan-peralatan yang tidak
memerlukan pengaturan daya masukan Dc-chopper digunakan untuk mengubah
dalam operasinya. tegangan DC tetap menjadi tegangan
DC variabel. Dc-chopper digunakan
Sedangkan penyearah yang mempunyai untuk mengendalikan kecepatan motor
tegangan keluaran dapat diubah-ubah, DC dengan sumber dari baterai atau
atau penyearah terkontrol, terutama catu daya DC.
untuk peralatan-peralatan listrik yang
dalam operasinya memerlukan penga-
turan daya, misalnya untuk kontrol 4.2.2 Komponen
kecepatan pada motor DC. Semikonduktor Daya
4.2.1.2 Regulator AC 4.2.2.1 Dioda Daya
Regulator AC digunakan untuk Dioda daya merupakan salah satu
mendapatkan tegangan keluaran AC komponen semikonduktor yang banyak
yang dapat diubah-ubah dari sumber digunakan dalam rangkaian elektronika
tegangan AC yang tetap. Alat ini banyak daya seperti pada rangkaian penyearah,
digunakan untuk mengatur freewheeling (bypass) pada regulator-
pencahayaan lampu, pemanas, dan regulator penyakelaran, rangkaian
motor-motor AC. Ada dua macam pemisah, rangkaian umpan balik dari
regulator AC, yaitu kontrol On-Off dan beban ke sumber, dan lain-lain. Dalam
kontrol sudut fasa. penerapannya, seringkali, dioda daya
4.2.1.3 Inverter dianggap sebagai saklar ideal walaupun
dalam prakteknya ada perbedaan.
Inverter adalah alat yang digunakan • Konstruksi dioda
untuk mengubah tegangan DC menjadi Konstruksi dioda daya sama dengan
tegangan AC. Jenis-jenis tegangan DC dioda-dioda sinyal sambungan pn.
yang dikonversikan ke AC antara lain Bedanya adalah dioda daya mempunyai
adalah: kapasitas daya (arus, tegangan) yang
• Tegangan DC baterai diubah menjadi lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa,
tegangan AC dengan frekuensi tetap namun kecepatan penyaklarannya lebih
atau berubah, fasa-satu atau fasa-tiga rendah. Dioda daya merupakan
• Tegangan sumber AC disearahkan, komponen semikonduktor sambungan
kemudian diubah menjadi AC kembali PN yang mempunyai dua terminal, yaitu
dengan frekuensi tetap maupun terminal anoda (A) dan katoda (K).
berubah, fasa-satu atau fasa-tiga Gambar 4.26 menunjukkan simbol dan
Aplikasi inverter, antara lain adalah: konstruksi dioda.

298
tegangan anoda lebih positif dibanding-
kan dengan katoda, dioda dikatakan
dalam keadaan bias-maju (forward
biased). Sebaliknya, bila tegangan
anoda lebih negatif dari katoda, dioda
dikatakan dalam keadaan bias-mundur
(reverse biased).
• Karakteristik bias-maju

Gambar 4.26 Simbol dan konstruksi dioda


Bila dioda dihubung dalam keadaan
bias-maju, di mana potensial Anoda
• Karakteristik Dioda lebih tinggi dibandingkan Katoda atau
Karakteristik dasar dioda dikenal VAK > 0 dan bila tegangan VAK lebih be-
dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini sar dari tegangan cut-in atau tegangan
penting untuk dipahami agar tidak terjadi threshold atau tegangan turn-onnya, Vct
kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam (0,7 V untuk silikon, 0,4 V germanium),
karakteristik ini dapat diketahui maka dioda akan konduksi (mengalirkan
keadaan-keadaan yang terjadi pada arus) atau ON. Besar arus yang
dioda ketika mendapat tegangan bias- mengalir ditentukan oleh tegangan
maju (forward biased) dan tegangan sumber dan beban yang terpasang.
bias-mundur (reverse biased) seperti Dalam keadaan konduksi ini ada satu
ditunjukkan pada Gambar 4.27. hal yang sangat penting untuk diketahui
adalah terjadinya tegangan jatuh maju
yang besarnya tergantung pada proses
produksi dan temperatur sambungan-
nya. Namun bila VAK < Vct , dioda masih
dalam keadaan OFF, walaupun ada
arus yang mengalir namun sangatlah
kecil. Arus disebut arus bocor arah
maju.
• Karakteristik bias-mundur dan
tegangan dadal
Jika VA K < 0 atau anoda lebih negatif da-
ri katoda dikatakan dioda dalam kea-
daan bias-mundur. Dalam keadaan ini
dioda dalam keadaan tidak konduksi
atau OFF. Dalam keadaan ini ada arus
yang yang mengalir dari arah katoda ke
anoda yang sangat kecil, dalam orde
mikro atau miliamper. Arus ini disebut
Gambar 4.27 Karakteristik dioda arus bocor.
a) Bias-maju, Jika tegangan mundur (VKA) melebihi
b) Bias-mundur, suatu tegangan yang telah ditentukan,
c) Karakteristik V-I
yang dikenal dengan tegangan dadal
(breakdown voltage), VBR , maka arus
Jika kedua terminal dioda disambung- arah mundur akan meningkat tajam
kan ke sumber tegangan dimana

299
dengan sedikit perubahan pada tegang- ini mempunyai rating arus lebih kecil
an Vbr. Keadaan ini tidak selalu dari 1 A sampai ratusan ampere,
merusak dioda bila masih terjaga pada dengan dari 50 V sampai 3 kV.
level aman seperti yang ditentukan
• Dioda Schottky
dalam data sheetnya. Bila tidak, maka
Dioda Schottky dibangun dengan mere-
dioda akan rusak.
kayasa pada sambungan PN sehingga
• Rating dioda sangat cocok untuk aplikasi-aplikasi
Ada dua rating dioda daya yang paling catu daya DC dengan arus tinggi dan
penting untuk diketahui, yaitu tegangan tegangan rendah. Rating tegangan
dadal arah-mundur (reverse breakdown dibatasi sampai 100 V dengan arus dari
voltage), dan arus arah-maju 1 – 300 A. Walaupun begitu, diode ini
maksimumnya (forward current). Harga juga cocok digunakan untuk catu daya
dioda meningkat dengan semakin tinggi arus rendah untuk meningkatkan
kedua rating ini. Oleh karena itu, dalam efisiensinya.
aplikasinya, dioda dioprasikan
4.2.2.3 Thyristor
mendekati tegangan puncak-mundur
maksimum dan rating arus majunya. Thyristor atau SCR (Silicon-Controlled
Jadi, dioda akan konduksi bila VAK > Vcut - Rectifier) adalah piranti semikonduktor
yang sangat penting dalam aplikasi
in. Dioda akan Off bila VA K < Vcut -in atau
VAK < 0. elektronika daya. Hal ini tidak lepas dari
kemampuan yang dimiliki, yakni
4.2.2.2 Jenis-jenis dioda kemampuan penyakelarannya yang
Berdasarkan karakteristik dan batasan- cepat, kapasitas arus dan tegangan
batasan dalam penerapannya, dioda yang tinggi serta ukurannya yang kecil.
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, Komponen ini dioperasikan sebagai
yaitu dioda standard (dioda untuk saklar dari keadaan tidak konduksi (Off)
keperluan umum), dioda kecepatan menjadi konduksi (On).
tinggi, dan dioda Schottky.
• Konstruksi dan Karakteristik SCR
• Dioda standard Thyristor merupakan piranti
Dioda standar ini merupakan jenis dioda semikonduktor empat lapis pnpn, yang
yang digunakan untuk keperluan umum. mem-punyai tiga terminal, yaitu Anoda,
Dioda ini digunakan dalam aplikasi- Katoda dan Gate seperti ditunjukkan
aplikasi kecepatan rendah, seperti pada Gambar 4.28.
penyearah dan konverter dengan
frekuensi masukan sampai 1 kHz. Dioda
ini mempunyai rating arus dari 1 sampai
ribuan ampere dan tegangan dari 50 V
sampai 5 kV.
• Dioda kecepatan tinggi
Dioda jenis ini mempunyai kemampuan
penyaklaran dengan dengan kecepatan
yang lebih tinggi dari dioda standard.
Gambar 4.28 Simbol dan konstruksi thyristor
Oleh karena itu, dalam penggunaannya
biasa diaplikasikan pada rangkaian DC- Jika tegangan anoda dibuat positif
chopper (DC-DC) dan inverter (DC-AC) terhadap katoda maka sambungan J 1
di mana aspek kecepatan merupakan dan J3 mendapat bias maju sebaliknya
faktor yang sangat penting. Diode jenis J2 mendapat bias mundur sehingga ada

300
arus bocor kecil yang mengalir dari akan kembali pada keadaan off. Arus
katoda ke anoda. Dalam keadaan holding ini dalam ukuran miliampere dan
seperti ini, thyristor dalam keadaan off lebih rendah dari arus latchingnya. Jadi
(terhalang) dan arus bocor keadaan off. arus holding IH adalah arus anoda
minimum yang menjaga agar thyristor
Jika tegangan anoda-katoda, VA K
dalam keadaan on.
dinaikkan terus sampai suatu harga
tertentu sehingga mampu menjebol J2, Apabila tegangan katoda lebih tinggi
thyristor dikatakan dalam keadaan terhadap anoda, sambungan J2 meng-
breakdown bias maju. Tegangan yang alami bias maju sementara J1 dan J3
menyebabkan breakdown ini disebut mengalami bias mundur. Thyristor akan
VBO. Karena J1 dan J3 dalam keadaan menjadi dalam keadaan off dan akan
bias maju maka akan mengalir arus ada arus kecil yang mengalir yang
yang sangat besar dari anoda ke katoda disebut arus bocor bias mundur, IR .
dan thyristor dikatakan dalam keadaan Namun bila tegangan katoda-anoda
konduksi atau On. Jatuh tegangan maju dinaikkan terus sampai mencapai
merupakan jatuh tegangan akibat tegangan dadalnya, maka akan ada
resistansi dari keempat-lapisan, yang arus yang tinggi mengalir dari arah
besarnya, tipikal 1 V. Dalam keadaan katoda ke anoda yang mengakibatkan
On ini arus anoda dibatasi oleh beban rusaknya thyristor.
luar. Arus anoda harus lebih besar dari
Dalam operasi normalnya, tegangan VA K
arus latchingnya, IL agar piranti ini tetap
selalu ada di bawah VB O, dan VKA selalu
dalam keadaan On. IL merupakan arus
di bawah VBD . Dengan VAK yang lebih
anoda minimum yang diperlukan agar
rendah dari VBO , untuk membuat thyris-
thyristor tetap dalam keadaan On, bila
tor menjadi on dilakukan dengan mem-
tidak, piranti ini akan kembali pada
berikan tegangan positif pada terminal
keadaan Off bila tegangan anoda ke
gate-nya terhadap katoda. Dengan
katodanya diturunkan. Karakteristik v-i
memberikan tegangan positif pada gate
tipikal thyristor ditunjukkan pada
sama halnya dengan memberikan arus
Gambar 4.29.
gate, IG membuat thyristor dari off
menjadi on. Semakin besar IG maka
tegangan arah maju untuk membuat
thyristor konduksi semakin rendah
seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.29, karakteristik forward. Sekali arus
trigger diberikan akan membuat thyristor
on dan selama arus anodanya tidak
kurang dari arus holdingnya maka
thyristor akan tetap on walaupun arus
triggernya dihilangkan.
Gambar 4.29 Karakteristik thyristor • Rangkaian trigger
Ada tiga hal yang penting dalam kaitan-
Sekali thyristor konduksi maka sifatnya nya dengan rangkaian penyalaan
sama seperti dioda dalam keadaan (trigger) suatu thyristor, yaitu:
konduksi dan tidak dapat dikontrol. 1. pemilihan rangkaian yang cocok
Namun, apabila arus diturunkan sampai guna mencatu sinyal penyalaan
dengan arus holdingnya, IH thyristor

301
2. penentuan tegangan dan arus • Proteksi di/dt
trigger maksimum agar rating di/dt adalah tingkat perubahan arus
gatenya tidak dilampaui yang mengalir melalui thyristor ketika
3. penentuan tegangan dan arus gate terjadi perubahan kondisi dari off ke on.
minimum untuk memastikan bahwa Ketika terjadi perubahan keadaan dari
bila sinyal penyalaan diberikan off ke on, maka akan terjadi tingkat
thyristor akan konduksi (on). perubahan arus di/dt ini. Tingkat peru-
Banyak model rangkaian yang bisa bahan arus ini harus dibatasi untuk
dipilih sebagai rangkaian trigger untuk menghindari pemanasan lebih pada
menyalakan thyristor. Sebelum daerah sambungan (junction) yang bisa
rangkaian dirancang untuk mentrigger mengakibatkan rusaknya komponen.
suatu thyristor, spesifikasi gate harus Oleh karena itu, di/dt harus di bawah
diperhatikan. Spesifikasi gate untuk spesifikasi di/dt maksimum komponen.
dapat dilihat dari data sheet pabrik Hal ini dapat dilakukan dengan mema-
pembuatnya. sang induktor L secara seri dengan
komponen. Secara pendekatan, di/dt
• Proteksi thyristor maksimum dapat dihitung melalui
Setiap thyristor akan mengalami persamaan:
pemanasan akibat arus yang mengalir di
di/dt maks = Vm/L [A/s],
dalamnya. Pemanasan ini harus dibatasi
untuk mencegah dari panas lebih yang di mana Vm adalah tegangan masukan
bisa mengakibatkan rusaknya maksimum (V) dan L adalah induktansi
komponen. Untuk menghindari dari (L) induktor yang dipasang seri.
pemanasan lebih, setiap thyristor atau
satu kelompok thyristor selalu dipasang • Proteksi dv/dt
dengan alat pendinginnya sesuai Proteksi terhadap tegangan lebih
dengan kapa-sitasnya. dilakukan dengan memasang rangkaian
Selain itu komponen ini juga harus RC secara paralel dengan thyristor
diamankan dari: (a) arus beban lebih, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
(b) di/dt dan c) dv/dt). 4.31.
• Proteksi dari arus beban lebih
Untuk mengatasi dari arus beban lebih,
thyristor diamankan dengan sekering
(pengaman lebur). Pemasang-an peng-
aman ini bisa dilakukan melalui peng-
amanan fasa atau pengamanan cabang
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.30.

Gambar 4.31 Proteksi terhadap tegangan


lebih
Setiap thyristor mempunyai spesifikasi
dv/dt maksimumnya. Ketika thyristor
berubah dari keadaan off ke on, maka
akan terjadi tingkat perubahan tegangan
yang sangat cepat yang disebut dengan
Gambar 4.30 Proteksi dari arus beban lebih:
proteksi fasa dan proteksi cabang dv/dt. Tingkat perubahan tegangan ini
tidak boleh melebihi dv/dt maksimum-

302
nya. Bila ini terjadi, maka thyristor akan Piranti dengan struktur lima-lapis ini
on dengan sendirinya sehingga tidak dapat dibentuk secara tunggal seperti
bisa dikendalikan lagi. Hal ini harus di- ditunjukkan pada Gambar 4.33.
cegah, yaitu dengan memasang RC ini
paralel dengan thyristor. Rangkaian RC
ini dikenal dengan rangkaian Snubber.
Secara pendekatan dv/dt dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:

dv V L
= dan R =
dt LC C
Jadi, dengan pemilihan L, C, dan R Gambar 4.33
pada rangkaian, dv/dt pada thyristor Komponen semikonduktor lima-lapis:
dapat dibatasi pada harga yang aman. a) tanpa gate, b) dengan gate
Tipikal, C = 0,1µF, R=100 O – 1 k O.
Apabila terminal A1 positif terhadap A2
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas
sebesar suatu tegangan yang besarnya
dapat disimpulkan hal-hal sebagai
melampaui tegangan breakovernya,
berikut:
piranti ini akan break over sebagaimana
• Thyristor akan On pada dua kondisi: thyristor (P2, N2, P1, N1). Untuk arah
(1) VAK = VBO ; (2) 0 < VAK < BO dan IG
terbalik lapisan P1, N2, P2, N3 akan
> 0; dan dv/dt melebihi spesifikasi
breakover pada arah tegangan yang
dv/dt (data sheet) komponen.
berlawanan.
• Thyristor dalam keadaan Off pada
kondisi: (1) VAK < VBO dan IG = 0; (2) Piranti lima-lapis tanpa gate dapat
VAK > 0, IG > 0; (3) VAK<0 dengan IG dirancang untuk bermacam-macam
> 0 atau IG <0 tegangan dan arus break over.
• Diac dan Triac Bangunan piranti ini ditunjukkan pada
gambar 4.33 (a). Piranti ini akan break
Piranti semikonduktor empat-lapis over pada kuadrant 1 dan kuadrant 3
hanya dapat mengalirkan arus pada sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
satu arah saja. Agar dapat mengalirkan 2.34, dengan rating tegangan dan arus
arus dua arah dapat diperoleh dengan ditentukan sesuai dengan tipenya.
menghubungkan dua piranti empat-lapis Piranti ini disebut Diac. Jadi, diac
secara berlawanan sehingga merupakan piranti semikonduktor lima-
membentuk struktur lima-lapis seperti lapis tanpa gate yang bekerjanya pada
yang ditunjukkan pada Gambar 4.32. tegangan break overnya baik pada arah-
maju maupun mundur. Karena
karakteristik inilah diac digunakan dalam
rangkaian trigger guna mentrigger
(mengaktifkan) piranti semikonduktor
daya lain.

Gambar 4.32 Dua komponen 4-lapis


dihubungkan secara berlawanan

303
Dalam pengoperasian triac, diperlukan
pentriggeran sebagai berikut:
1. Apabila A2 positif terhadap A1,
begitu juga gatenya, maka triac akan
beroperasi pada kuadrant 1;
2. Apabila A2 positif terhadap A1,
sedangkan gate negatif terhadap A1
maka triac juga akan beroperasi
pada kuadrant 1;
3. Apabila A2 negatif terhadap A1, dan
Gambar 4.34 Simbol dan karakteristik diac gatenya positif terhadap A1, maka
triac akan beroperasi pada kuadrant
3;
4. Apabila A2 negatif terhadap A1, dan
gatenya negatif terhadap A1, maka
Gambar 4.35 Contoh diac triac akan beroperasi pada kuadrant
Piranti semikonduktor lima-lapis dengan 3 juga.
gate disebut Triac, yang konstruksinya Catatan: Kondisi 3 biasanya tidak
ditunjukkan pada Gambar 4.33 (b). digunakan dalam praktek karena kondisi
Dengan adanya gate pada triac triac kurang sensitif.
memungkinkan untuk mengubah
karakteristik V-I dengan memasukkan
atau mengeluarkan arus ke/dari piranti
ini sehingga dapat break over pada
tegangan yang lebih rendah dari
tegangan break over normalnya (tanpa
arus gate).
Gambar 4.37 Contoh spesifikasi triac

4.2.3 Penyearah
Penyearah adalah alat yang digunakan
untuk mengubah arus AC menjadi DC.
Secara umum, penyearah dibagi men-
jadi dua, yaitu penyearah tidak terken-
dali dan penyearah terkendali. Dari
masing-masing kelompok kemudian
dibagi berdasarkan sumber tegangan
masukannya, yaitu fasa-satu atau fasa-
tiga. Penyearah fasa-tiga dimaksudkan
untuk daya yang lebih besar. Berikut ini
Gambar 4.36 Simbol dan karakteristik Triac adalah ikhtisar penyearah.
Bila thyristor hanya beroperasi pada
daerah forward, triac bekerja pada
kedua bias-nya, arah maju dan mundur
(Gambar 4.36). Sinyal trigger
diaplikasikan antara gate dan A1.

304
• Penyearah fasa-satu satu pulsa
E1U
Penyearah fasa-tunggal setengah
gelombang merupakan jenis penyearah
yang paling sederhana, dan tidak biasa
digunakan dalam aplikasi industri.
Walaupun begitu, konsep yang dimiliki
sangat membantu dalam memahami
prinsip operasi penyearah. Penyearah
fasa-tunggal setengah gelombang atau
sering disebut penyearah satu pulsa
dengan beban R ditunjukkan pada
Gambar 4.38 Ikhtisar penyearah dan simbol-
simbolnya
Gambar 4.39.

4.2.3.1 Penyearah Tidak


Terkontrol
Dioda digunakan dalam elektronika
daya terutama untuk mengubah daya
AC menjadi DC. Pengubah daya AC
menjadi DC disebut penyearah
(rectifier). Penyearah yang menggu-
nakan dioda adalah penyearah yang
tegangan keluarannya tetap.
Untuk memberikan gambaran yang
mendasar tentang aplikasi dioda dalam
elektronika daya, pada bagian ini akan
dibahas tentang rangkaian-rangkaian
dioda yang melibatkan jenis-jenis beban
dan penyearah tidak terkendali. Gambar 4.39 Penyearah E1U
Rangkaian dioda dengan bermacam-
macam beban dimaksudkan untuk Selama setengah gelombang pertama
memberikan landasan dasar tentang tegangan masukan, dioda D1 mendapat
dampak beban dalam rangkaian. tegangan bias maju dan menjadi
konduksi sehingga arus mengalir ke
Sedangkan jenis-jenis rangkaian beban dan tegangan masukan muncul
penyearah dimaksudkan untuk pada beban yang disebut tegangan
memberikan pemahaman tentang keluaran DC, Vd. Kemudian setengah
perilaku penyearah yang tidak hanya gelombang berikutnya, D1 mendapat
penting untuk aplikasi dioda saja namun bias mundur membuat dioda dalam
sangat diperlukan bagi pengembangan keadaan terhalang (blocking state)
konsep untuk aplikasi-aplikasi sehingga tegangan pada beban atau
elektronika daya selanjutnya. Untuk tegangan keluaran, Vd, adalah nol
mempermudah pemahaman, pada sebagaimana ditunjukkan secara
bahasan ini dioda ditinjau dari sisi lengkap pada Gambar 4.39. Karena
idealnya, di mana faktor kecepatan dan gelombang tegangan yang muncul pada
jatuh tegangan maju diabaikan. beban hanya satu gelombang atau

305
setengah gelombang penuh, maka • Faktor ripel (ripple factor) yang
penyearah ini sering disebut penyearah merupakan ukuran dari muatan ripel,
satu pulsa atau setengah gelombang. didefinisikan sebagai:
RF = Vac /VDC
4.2.3.1.1 Parameter-parameter
• Faktor ripel juga dapat dinyatakan
unjuk kerja penyearah dalam bentuk:
Unjuk kerja suatu penyearah penting RF = v ((Vrms/VDC )2-1) =v(FF2-1)
untuk diketahui sebagai antisipasi
terhadap dampak negatif yang ditimbul- Contoh:
kannya baik yang terkait dengan hasil Sebuah penyearah seperti pada
penyearahan maupun terhadap kualitas Gambar 4.39 mempunyai beban resistif
daya pada sisi sumber. Sebagai contoh, murni R. Tentukan (a) efisiensi, (b)
terlihat nyata bahwa hasil penyearahan faktor bentuk, (c) faktor ripel, dan (d)
merupakan bentuk gelombang pulsa faktor pemanfaatan trafo.
yang mengandung harmonisa.
Jawaban:
Harmonisa ini, disamping
Tegangan keluaran DC:
mempengaruhi kualitas hasil
VDC = Vm /p = 0,318 Vm ,
penyearahan juga sumber dayanya.
IDC = VDC /R = 0,318 Vm /R.
Banyak jenis penyearah, namun pada Tegangan keluaran efektif (rms):
umumnya, unjuk kerja dievaluasi melalui Vrms = Vm /2 = 0,5 Vm
parameter-parameter seperti yang akan Irms = Vrms/R = 0,5 Vm /R
dijelaskan berikut ini. Daya keluaran DC:
PDC =VDC IDC = (0,318 Vm )2/R
• Tegangan keluaran rata-rata, arus
Daya keluaran AC:
keluaran rata-rata, IDC ,
Pac = Vrms Irms = (0,5 Vm )2/R
• Daya keluaran DC: Efisiensi
PDC = VDC IDC
? =PDC /Pac=VDC . VDC /R
• Tegangan keluaran efektif (rms), =(0,318 Vm )2/(0,5 Vm )
Vrms = 40,5 %
• Arus keluaran efektif, Irms Faktor bentuk FF=Vrms/VDC
• Daya keluaran AC: =0,5 Vm /0,318 Vm
Pac = Vrms Irms = 1,57 atau 157 %
• Efisiensi penyearah merupakan hasil Faktor ripel RF = v (FF2-1) = 1,21
bagi antara daya keluaran DC dan atau 121 %
daya keluaran AC atau:
? = PDC /Pac 4.2.3.1.2 Penyearah dua-pulsa,
• Tegangan keluaran dari suatu rangkaian jembatan B2U
penyearah terdiri atas dua
komponen, yaitu komponen DC dan Penyearah dua-pulsa atau fasa-satu
komponen AC atau ripel (denyut). gelombang penuh dapat dibentuk
• Harga efektif komponen AC adalah: dengan menggunakan rangkaian trafo
Vac = v(V2rms – V2DC ) center-tap atau rangkaian jembatan.
• Faktor bentuk (form factor) yang Penyearah center-tap hanya
merupakan ukuran dari bentuk menggunakan trafo center-tap dan dua
tegangan keluaran adalah: dioda. Sedangkan penyearah rangkaian
FF = Vrms/VDC jem-batan menggunakan empat dioda.
Rangkaian ini merupakan rangkaian

306
penyearah fasa-tunggal gelombang sehingga kedua dioda menjadi Off.
penuh yang paling umum digunakan. Dalam keadaan D1 dan D4 On, maka
Rangkaian selengkapnya ditunjukkan arus IZ1 akan mengalir dari polaritas
pada Gambar 4.40. tinggi sumber (trafo) melalui D1 ke
beban kemudian ke D4 dan kembali ke
4.2.3.1.3 Prinsip kerja rangkaian polaritas rendah sumber sehingga
tegangan muncul pada sisi keluaran,
Diketahui bahwa tegangan masukan v 1
yang disebut tegangan keluaran DC, Vd
adalah sinusoidal dan arus listrik
dan arus arus beban Id sama dengan IZ1.
mengalir dari polaritas tinggi ke polaritas
rendah pada sumbernya (dalam hal ini Pada setengah perioda berikutnya, pola-
sumber diperoleh dari sekunder ritas sumber berubah yang tadinya ren-
tranformator). dah menjadi tinggi. Dalam keadaan ini
D3 dan D2 mendapat bias-maju
sehingga kedua dioda tersebut menjadi
On, dan sebaliknya D1 dan D4
mendapat bias-mundur sehingga kedua
dioda dalam keadaan Off. Arus mengalir
dari sumber IZ2 melalui D3 ke beban dan
kemudian ke D1 dan kembali ke sumber
sehingga tegangan Vd muncul pada sisi
keluaran.
Untuk rangkaian ini berlaku rumus-
rumus sebagai berikut:
• Tegangan dan arus keluaran DC:
2 2Vm
Vd c = Vm sin ωt dt = = 0, 6336 Vm
T π
Vdc 0,6366 Vm
I dc = =
R R

• Tegangan dan arus keluaran rms


1/ 2
Gambar 4.40 Penyearah B2U Ø2
Vrms = Œ
T /2 ø
(Vm sin ω t ) 2 œ =
Vm
= 0, 0707Vm
a) Rangkaian; b) tegangan masukan; c) ºT 0
ß 2
tegangan keluaran Vrms 0,707Vm
I rms = =
R R
Walaupun sama fungsinya, di pasaran
ada beberapa gambar dengan bentuk
tampilan yang berbeda seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.41.
Gambar 4.41 Jenis tampilan rangkaian
jembatan 4.2.3.1.4 Penyearah fasa-tiga,
Pada setengah perioda pertama dari v 1, tiga-pulsa, tidak
dioda D1 dan D4 sama-sama dalam terkendali M3U
keadaan bias-maju sehingga kedua Penyearah penyearah fasa-tiga, tiga
dioda menjadi On (konduksi), sebaliknya pulsa, tidak terkendali fasa-tiga, disebut
D3 dan D2 mendapat bias-mundur juga penyearah fasa-tiga hubungan

307
bintang tidak terkendali. Tegangan 4.2.3.1.5 Prinsip kerja rangkaian
masukan dari penyearah ini adalah
tegangan fasa-tiga, yaitu L1, L2, dan L3. Apabila rangkaian dihubungkan dengan
Pada masing-masing saluran dipasang sumber fasa-tiga sebagaimana yang
satu dioda. Rangkaian dan hubungan ditunjukkan oleh Gambar 4.43, maka
antara gelombang tegangan masukan akan mengalir arus IZ 1 melalui D1 mulai
sudut fasa 30° selama 120°, sementara
dan keluaran ditunjukkan pada Gambar
D2 dan D3 dalam keadaan off.
4.42.
Kemudian setelah D1 mengalirkan arus
Pada gambar ini memperlihatkan dua selama 120°, D1 kemudian kembali off
rangkaian yang berbeda. Gambar 4.42 dan D2 mulai konduksi dan
a) memperlihatkan bahwa ketiga saluran menghantarkan arus IZ 2, sementara D3
masukan, masing-masing dihubung ke dan D1 masih dalam keadaan off. Baru
anoda masing-masing dioda, sedangkan setelah D2 menghantarkan arus selama
katoda dari ketiga dioda dihubung 120°, baru D3 dalam keadaan konduksi
menjadi satu (dihubung bintang). dan menghantarkan arus IZ3, D2 kembali
Karena ujung-ujung katoda yang off dan D1 masih dalam keadaan off.
disatukan, rangkaian ini disebut Demikian, proses ini terjadi berulang.
rangkaian M3UK. Sebaliknya Gambar
4.42 b) anoda dari ketiga dioda yang 4.2.3.1.6 Penyearah fasa-tiga,
dihubung menjadi satu, oleh karena itu, enam-pulsa, rangkaian
rangkaian tersebut disebut M3UA. jembatan, tidak
terkendali B6U
Penyearah fasa-tiga jembatan seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.44,
sangat umum digunakan dalam aplikasi
daya-tinggi. Penyearah ini merupakan
penyearah fasa-tiga gelombang penuh.

Gambar 4.42 Rangkaian penyearah M3U

Gambar 4.44 Penyearah B6U

Penyearah ini mempunyai tegangan


keluaran 6-pulsa. Dioda-dioda diberi
penomoran sesuai dengan urutan
konduksinya dan masing-masing dioda
Gambar 4.43 Bentuk tegangan keluaran konduksi selama 120°. Urutan konduksi
penyearah M3U dioda adalah 12, 23, 34, 45, 56, dan 61.

308
Pasang-dioda yang terhubung dengan
dua tegangan saluran yang mempunyai
tegangan tertinggi akan konduksi.
Tegangan antar saluran adalah v3 kali
tegangan fasa dari sistem fasa-tiga
hubungan bintang.

Gambar 4.45 Bentuk gelombang tegangan


dan dioda-dioda yang konduksi

Tabel 4.1 Ikhtisar penyearah

Penyearah
Jenis Penyearah Penyearah Dua- Penyearah Enam-
Tiga-Pulsa, Titik
Rangkaian Satu-Pulsa Pulsa Jembatan Pulsa Jembatan
Bintang
Kode E1U B2U M3U B6U
Rangkaian

Tegangan
tanpa
beban

Vdi
0,45 0,9 0,68 1,35
V1
Faktor
1,21 0,48 0,18 0,04
ripel
PT
3,1 1,23 1,5 1,1
Pd
Id Id Id
IZ Id
2 3 3
Vdi : tegangan DC-tanpa beban, V1: tegangan AC, PT: daya trafo, Pd: daya DC, Vd: tegangan DC-
berbeban, I d: arus DC, I Z: arus yang mengalir melalui satu dioda

309
4.2.3.2 Penyearah Terkendali Gambar 4.46 menunjukkan prinsip kerja
dari penyearah satu-pulsa terkendali
Seperti yang telah dijelaskan sebelum- E1C. Jika thyristor dirangkai seperti
nya bahwa, penyearah tak terkendali gambar ini, tegangan masukan berupa
menghasilkan tegangan keluaran DC tegangan sinusoidal dan beban R, maka
yang tetap. Bila dikehendaki tegangan pada setengah gelombang pertama
keluaran yang bisa diubah-ubah, digu-
thyristor mendapat bias-maju.
nakan thyristor sebagai pengganti dioda.
Tegangan keluaran penyearah thyristor Bila thyristor disulut pada sudut a,
dapat diubah-ubah atau dikendalikan thyristor Q1 akan konduksi maka te-
dengan mengendalikan delay atau sudut gangan keluaran v1 akan muncul pada
penyalaan, a, dari thyristor. Penyalaan beban. Keadaan konduksi ini berlang-
ini dilakukan dengan memberikan pulsa sung hingga tegangan kembali ke nol
trigger pada gate thyristor. Pulsa trigger dan mulai negatif (komutasi alamiah).
dibangkitkan secara khusus oleh Ketika tegangan negatif, maka Q1
rangkaian trigger. dalam keadaan bias-mundur. Waktu dari
tegangan mulai beranjak ke arah positif
sampai dengan thyristor mulai konduksi
disebut sudut penyalaan atau sudut
penyulutan a.
Dengan demikian, tegangan keluaran
penyearah dapat diatur-atur dengan
mengatur sudut penyalaan pulsa
gatenya, dalam hal ini, dari 0 - 180°.
Bila sudut penyalaan a kecil, berarti
thyristor konduksi secara dini sehingga
tegangan (vd) dan daya keluaran akan
besar. Sebaliknya, bila sudut a besar,
tegangan dan daya keluarannya akan
kecil.

4.2.3.2.1 Hubungan tegangan dan


arus keluaran pada
beban R dan beban L
Dalam kenyataannya sifat beban mem-
pengaruhi perilaku suatu penyearah.
Gambar 4.46 Penyearah E1C
Rangkaian trigger dirancang untuk
memberikan pulsa dengan ketinggian
dan kelebaran tertentu disesuaikan
dengan thyristor yang digunakan. Pulsa
ini juga dapat digeser-geser sudutnya
sehingga penyalaan thyristor dapat
dilakukan setiap saat dalam ranah
(range)nya.

310
Gambar 4.48 Dioda free-wheeling
Gambar 4.47 Bentuk gelombang arus dan Jika Vd0 adalah tegangan keluaran
tegangan keluaran pada E1C
ketika a = 0, dan Vda adalah tegangan
Bila penyearah pada Gambar 4.46 diberi pada sudut a, maka karakteristik
beban resistif R, maka arus keluaran i pengaturan Vd0/Vda untuk beban
dan tegangan keluaran vd mempunyai resistif R dan beban induktif L
polaritas yang sama sehingga mempu- ditunjukkan pada Gambar 4.49.
nyai kesamaan dalam bentuk gelom-
bang seperti ditunjukkan pada Gambar
4.47 untuk beban Resistif. Ketika vd nol
maka i juga nol, ketika tegangan vd
maksimum maka arus i juga maksimum.
Perilaku rangkaian menjadi berbeda
ketika dibebani dengan L. Seperti yang
terlihat pada Gambar 4.48 untuk beban
induktif L, ketika thyristor disulut pada
sudut a, ketika tegangan vd nol arus i
juga nol. Namun ketika tegangan vd Gambar 4.49 Karakteristik pengaturan E1C
maksimum, arus i tidak mengikuti Dari gambar ini jelas terlihat prubahan
tegangan seperti pada beban R, namun tegangan keluaran vda pada sudut
mengikuti proses penyimpanan energi penyalaan untuk beban R dan beban L.
pada induktor. Oleh karena itu, ketika Di sini terlihat jelas bahwa sudut penga-
tegangan kembali ke nol, induktor turan pada beban R dapat dilakukan
melepaskan arus pada arah yang sama pada daerah 0-180°, sedangkan pada
sehingga tegangan berubah menjadi beban L terbatas dari 0-90° saja.
negatif.
4.2.3.2.2 Penyearah dua-pulsa
Kejadian ini tidak dikehendaki dalam terkendali B2C
aplikasi penyearahan. Untuk meng-
hilangkan pengaruh induktansi tersebut Penyearah dua-pulsa rangkaian
dipasang dioda free-wheeling seperti jembatan terkendali, B2C, seperti yang
yang ditunjukkan pada Gambar 4.48. ditunjukkan pada Gambar 4.50
Dioda ini berfungsi menyalurkan arus merupakan salah satu tipe penyearah
balik ke beban lagi (tidak ke sumber) se- yang banyak diaplikasikan karena
hingga peristiwa tegangan negatif bisa keandalannya.
dihilangkan.

311
Prinsip kerja dari penyearah ini, secara Kelebihan penyearah ini adalah kemam-
prinsip hampir sama dengan penyearah puannya dalam mengumpanbalikkan
B2U. Bedanya, di sini dibutuhkan unit energi beban ke sumber. Dengan beban
trigger sebagai sumber pulsa trigger. yang induktansinya tinggi, aliran arus
akan kontinyu tidak seperti penyearah-
Rangkaian ini membutuhkan 2 pasang
penyearah terkendali fasa-satu lainnya.
pulsa trigger, yaitu 1 pasang bekerja di
daerah setengah gelombang positif dan
1 pasang yang lain pada setengah 4.2.3.2.3 Penyearah fasa-tiga
gelombang negatif. Bila penyearah dihu- terkendali
bung dengan sumber tegangan seperti Penyearah fasa-tiga memberikan
yang terlihat pada gambar, pada tegangan keluaran rata-rata yang lebih
setengah gelombang positif thyristor Q1 tinggi, dan faktor ripelnya lebih rendah
dan Q4 mendapat bias-maju. Dalam dari penyearah fasa-satu sehingga
keadaan ini, bila kedua thyristor tersebut masalah filteringnya juga semakin
disulut pada sudut a yang sama maka simpel. Karena itulah, penyearah fasa-
tegangan masukan akan dikirim ke tiga terkendali sangat banyak digunakan
beban sejak awal sudut penyulutan dalam pengendalian kecepatan motor
sampai kedua thyristor mengalami berdaya tinggi.
komutasi (tegangan nol). Kemudian
pada setengah peiode berikutnya, Salah satu bentuk aplikasi penyearah
thyristor Q3 dan Q2 mendapat bias fasa-tiga terkendali adalah penyearah
maju. Sama halnya dengan keadaan M3C, penyearah fasa-tiga, tiga-pulsa,
pada setengah perioda pertama, bila terkendali (Gambar 4.51). Tiga thyristor,
kedua thyristor ini disulut pada sudut a masing-masing disambungkan pada
yang sama, pada daerah negatif terse- masing-masing saluran, dan setiap
but maka tegangan negatif masukan thyristor mendapat pulsa trigger sesuai
akan ditransfer ke beban sehingga dengan daerah operasi masing
tegangan keluaran Vda terlihat seperti sehingga keluarannya terdiri dari 3 pulsa
yang ditunjukkan oleh Gambar tersebut. yang dapat diatur sesuai sudut
penyulutan.

Gambar 4.50 Penyearah B2C Gambar 4.51 Penyearah M3C


Gambar 4.50 juga menunjukkan bentuk Tipe penyearah terkendali dan sangat
gelombang tegangan dan arus keluaran, handal adalah penyerah fasa-tiga,
Vda dan Ida, di mana keduanya enam-pulsa sistem jembatan (Gambar
mempunyai polaritas yang sama. 4.52). Penyearah ini sangat ekstensif
digunakan untuk aplikasi-aplikasi daya

312
tinggi sampai ratusan kW, di mana Urutan penyulutan thyristornya sesuai
dibutuhkan operasi dua-kuadrant. dengan indeks angkanya adalah
sebagai berikut: 12, 23, 34, 45, 56, dan
Penyearah ini sangat cocok untuk
61.
beban-beban yang tingkat induktansinya
sangat tinggi.
Gambar 4.52 menunjukkan gelombang
Thyristor-thyristor disulut pada interval tegangan keluaran ketika rangkaian
p /3. Frekuensi tegangan keluaran beroperasi secara penuh dan ketika
adalah 6 kali frekuensi sumber sehingga beroperasi pada sudut penyulutan yang
masalah penapisan (filtering)nya lebih berbeda.
rendah dari M3C.

Gambar 4.52 Penyearah B6C

4.2.4 Pengendali Tegangan Gambar 4.53. Rangkaian pengendalian


dapat dilakukan dengan menggunakan
AC dua-thyristor yang dirangkai anti-paralel
Teknik pengontrolan fasa memberikan (Gambar 4.53 a) atau menggunakan
kemudahan dalam sistem pengendalian triac (4.53 b).
AC. Pengendali tegangan saluran AC
Penggunaan dua thyristor anti paralel
digunakan untuk mengubah-ubah harga
memberikan pendalian tegangan AC
rms tegangan AC yang dicatukan ke
secara simetris pada kedua setengah
beban dengan menggunakan thyristor
gelombang pertama dan setengah
sebagai saklar. gelombang berikutnya. Penggunaan
Penggunaan alat ini, antara lain, triac merupakan cara yang paling
meliputi: simpel, efisien dan handal. Triac
- Kontrol penerangan
merupakan komponen dua-arah
- Kontrol alat-alat pemanas
sehingga untuk mengendalikan
- Kontrol kecepatan motor induksi
tegangan AC pada kedua setengah
Bentuk dasar rangkaian pengendalian gelombang cukup dengan satu pulsa
tegangan AC ditunjukkan pada gambar trigger. Barangkali inilah yang membuat

313
rangkaian pengendalian jenis ini sangat 4.2.4.2 Pengendalian
populer di masyarakat. Keterbatasannya menggunakan triac
terletak pada kapasitasnya yang masih
terbatas dibandingkan bila mengguna- Seperti yang telah disinggung sebe-
kan thyristor. lumnya, bahwa dua thyristor anti-paralel
dapat digantikan dengan sebuah triac.
4.2.4.1 Pengendalian meng- Bedanya di sini hanya pada gatenya,
gunakan dua thyristor yang hanya ada satu gate saja. Namun
kebutuhan sinyal trigger sama, yaitu
Jika tegangan sinusoidal dimasukkan
sekali pada waktu setengah perioda
pada rangkaian seperti pada gambar,
pertama dan sekali pada waktu sete-
maka pada setengah gelombang
ngah perioda berikutnya. Sehingga hasil
pertama thyristor Q1 mendapat bias
pengendalian tidak berbeda dari yang
maju, dan Q2 dalam keadaan
menggunakan thyristor anti-paralel.
sebaliknya. Kemudian pada setengah
gelombang berikutnya, Q2 mendapat Pengendalian yang bisa dilakukan
bias maju, sedangkan Q1 bias mundur. dengan menggunakan metoda ini hanya
Agar rangkaian dapat bekerja, ketika terbatas pada beban fasa-satu saja.
pada setengah gelombang pertama Q1 Untuk beban yang lebih besar, metode
harus diberi sinyal penyalaan pada pengendalian, kemudian dikembangkan
gatenya dengan sudut penyalaan, lagi menggunakan sistem fasa-tiga, baik
misalnya a. Seketika itu Q1 akan yang setengah gelombang maupun
konduksi. Q1 akan tetap konduksi gelombang penuh (rangkaian jembatan)
sampai terjadi perubahan arah
(komutasi), yaitu tegangan menuju nol 4.2.5 Kontrol Kecepatan dan
dan negatif. Setelah itu, pada setengah Daya Motor Induksi
perioda berikutnya, Q2 diberi trigger Fasa Tiga
dengan sudut yang sama, proses yang
terjadi sama persis dengan yang Motor induksi fasa tiga, khususnya
pertama. Dengan demikian bentuk motor induksi rotor sangkar tupai
gelombang keluaran pada seperti yang merupakan salah satu jenis motor yang
ditunjukkan pada gambar. paling banyak digunakan di industri.
Kelebihan dari motor ini, di antaranya
adalah konstruksinya yang sederhana
dan kuat serta memerlukan sangat
sedikit pemeliharaan sebagaimana pada
motor DC.
Berbeda dengan motor DC yang
kecepatannya dapat dikendalikan
a)
dengan mudah (yaitu melalui
pengaturan tegangan armatur dan
pengaturan arus eksitasinya),
pengaturan kecepatan motor induksi
fasa tiga memerlukan penanganan yang
jauh lebih kompleks dan ini merupakan
salah satu kelemahan dari motor
b) induksi. Motor DC mempunyai dua
Gambar 4.53 sumber, yaitu tegangan armatur dan
Bentuk dasar pengendali tegangan AC arus eksitasi, sedangkan motor induksi

314
hanya mempunyai satu sumber, yaitu masukkan stator. Unit pengatur ini
sumber tegangan stator. Kecepatan umum juga disebut sebagai inverter.
motor induksi ditentukan oleh frekuensi
Pengaturan kutub banyak digunakan pa-
tegangan masukan dan jumlah kutub
da beban-beban yang dalam operasinya
motor seperti yang dijelas kan dengan
memerlukan beberapa kecepatan yang
rumus:
berbeda, misalnya kecepatan rendah
N = 120 f/P dan kecepatan tinggi. Sedangkan peng-
di mana: aturan frekuensi pada motor induksi ba-
N = kecepatan putaran rotor, nyak diterapkan untuk beban-beban
f = frekuensi tegangan sumber, yang memerlukan pengaturan kecepat-
P = jumlah kutub motor (ditentukan an dari nol sampai dengan maksimal
oleh belitan stator). seperti yang diterapkan di bidang trans-
portasi seperti kereta listrik.
Jadi, berdasarkan formula di atas dapat
dikatakan bahwa kecepatan putaran 4.2.5.1 Macam-Macam Skema
motor induksi dapat dilakukan dengan Kontrol Kecepatan Motor
dua cara, yaitu pengubahan jumlah ku- Induksi
tub dan pengubahan frekuensi tegangan
masukan ke stator motor. Karena jumlah Kecepatan motor induksi dapat diken-
kutub ditentukan oleh belitan statornya, dalikan dari sumber AC maupun DC.
maka pengubahan kutub ini hanya bisa Berikut ini adalah beberapa macam
dilakukan melalui desain belitan stator skema pengendalian kecepatan motor
motor, sedangkan untuk pengaturan fre- induksi yang memberikan masukan
kuensi dan tegangan masukan memer- frekuensi dan tegangan variabel ke
lukan pengubah frekuensi tengangan stator motor.

Gambar 4.54 merupakan skema kontrol dan tegangan variabel. Hasil pengubah-
kecepatan motor induksi dengan catu an ini kemudian digunakan sebagai catu
daya dc tegangan tetap. Proses daya motor induksi.
pengubahan ini dilakukan sebagai Untuk kendali kecepatan dengan catu
berikut. Catu daya DC tegangan tetap daya AC tegangan dan frekuensi tetap
diubah menjadi tegangan dc tegangan ditunjukkan pada gambar 4.56 dan 4.57.
variabel melalui DC-Chopper. Tegangan Gambar 4.56 menunjukkan skema
DC variabel ini setelah melalui filter kontrol dengan menggunakan inverter
dialirkan ke inverter sehingga frekuensi variabel sedangkan Gambar
menghasilkan keluaran ac dengan 4.57 menggunakan inverter PWM. Pada
frekuensi dan tegangan variabel. skema kontrol dengan inverter frekuensi
Keluaran frekuensi dan tegangan variabel kita memerlukan unit penyearah
variabel menjadi masukan motor induksi terkontrol sedangkan yang mengguna-
sehingga kecepatan motor dapat diatur kan PWM cukup dengan penyearah
dengan leluasa. biasa. Keluaran dari kedua skema yang
Gambar 4.55 menunjukkan skema terakhir sama dengan keluaran pada
kontrol kecepatan motor induksi dengan dua skema kontrol terdahulu.
menggunakan catu daya DC dan
inverter pulse-width modulation (PWM).
Catu daya DC tegangan tetap diubah
langsung menjadi tegangan ac frekuensi

315
Catu Tegangan
Daya DC ke
DC Variabel Inverter Motor Induksi
DC Fasa
Chopper Filter
Tiga

Gambar 4.54 Skema kontrol kecepatan motor induksi dengan catu daya DC tegangan tetap

ke
DC Inverter Variable Voltage Motor Induksi
Pulse Width
Modulated (PWM) Variable Frequency

Gambar 4.55 Skema k ontrol kecepatan motor induksi


dengan catu daya DC dan inverter PWM

Tegangan
AC 1 Fasa DC ke
atau 3 Fasa Penyearah Variabel Inverter Motor Induksi
Transformer Terkendali Filter frekuensi
variabel

Gambar 4.56 Skema kontrol kecepatan motor induksi


dengan catu daya AC dan inverter frekuensi variabel

AC 1 Fasa ke
atau 3 Fasa Pulse Width Motor Induksi
Transformer Penyearah Filter Modulated
(PWM)
Inverter

Gambar 4.57 Skema kontrol kecepatan motor induksi


dengan catu daya AC dan inverter PWM

4.2.5.2 Diagram Kotak Kontrol Kecepatan Motor Induksi Fasa Tiga


Diagram kotak kontrol kecepatan motor induksi fasa tiga yang menggunakan sum-
ber daya masukan fasa tiga ditunjukkan pada Gambar 4.58.
Tegangan
Input Ac DC Frekuensi
Fasa Tiga Penyearah Variabel Inverter Variabel Motor
Terkendali Filter Fasa Tiga Induksi Beban
Tegangan
Variabel
Voltage
Transduser
Kecepatan

Elemen Kontrol
dan Rangk.
Trigger

Gambar 4.58 Diagram kotak sistem kontrol kecepatan motor induksi fasa tiga

316
Coba perhatikan baik-baik Gambar 4.58. sama artinya dengan pengaturan
Dalam skema kontrol ini kecepatan daya keluaran motor induksi.
motor merupakan subyek dari 5. Kecepatan putaran motor dideteksi
pengontrolan. Proses pengontrolan dan diukur dengan menggunakan
dilakukan sebagai berikut: transduser kecepatan. Transduser
1. Sumber daya masukan AC fasa tiga ini mengubah variabel putaran
tegangan dan frekuensi tetap diubah menjadi sinyal analog atau digital
menjadi tegangan DC dengan yang proporsional terhadap
tegangan yang bisa diatur-atur kecepatan putaran motor.
melalui penyearah terkendali. 6. Hasil pengukuran oleh transduser ini
Pengaturan pada penyearah ini diinformasikan kepada elemen ken-
dilakukan melalui pengaturan sudut dali.
penyulutan, sebagaimana telah 7. Elemen kendali membandingkan
dibahas pada bagian penyearah antara sinyal hasil pengukuran
B6U, diatur melalui rangkaian (analog atau digital) dengan nilai
trigger. putaran yang dikehendaki (setpoint).
2. Untuk mengurangi faktor denyut Bila antara keduanya ada
keluaran penyearah diberi filter perbedaan maka elemen kontrol
sehingga keluaran dc mempunyai akan mengirimkan sinyal kontrol ke
kualitas yang lebih baik. rangkaian trigger.
3. Keluaran dc ini kemudian diubah 8. Rangkaian trigger ini akan memberi-
menjadi tegangan ac fasa tiga kan sudut penyulutan sesuai dengan
melalui sebuah inverter fasa tiga. perintah elemen kontrol kepada
Pengubahan keluaran dc menjadi ac penyearah dan inverter sehingga
ini dilakukan melalui proses keluaran inverter berubah.
penyulutan yang dikendalikan oleh
Proses ini terus berlanjut sampai terca-
rangkaian trigger. Keluaran ac yang
pai putaran motor sama dengan yang di-
paling handal untuk pengendalian
kehendaki (setpoint).
kecepatan motor induksi fasa tiga
adalah frekuensi dan tegangan 4.2.6 Persiapan, Pengopera-
variabel, di mana ketika frekuensi sian dan Pemeriksaan
dinaikkan atau diturunkan, tegangan
akan mengikuti perubahan ini. Pengendali Elektronika
Keluaran ini dikatakan paling handal Daya
karena motor dapat diatur pada
Seperti yang telah dibahas pada bagian
daerah kecepatan yang sangat lebar
sebelumnya bahwa pengendali elektro-
dan dengan efisiensi tetap tinggi.
nika daya memungkinkan dilakukannya
4. Ketika motor induksi mendapat
pengaturan daya listrik dalam berma-
masukan tegangan dari inverter,
cam-macam cara guna memenuhi
maka sesuai dengan sifat-sifatnya,
kebutuhan. Peralatan ini tergolong
motor beroperasi pada kecepatan
modern dan mahal. Oleh karena itu,
dan daya tertentu sesuai dengan
dalam pemakaiannya membutuhkan
jenis beban motor. Pout = T ?, di
pengetahuan dan keterampilan yang
mana T = torsi poros (Nm), ? adalah
sangat memadai. Pengetahuan tentang
kecepatan putar sudut (rad/detik)
konsep dan prinsip seperti yang telah
(?= 2 p N/60; N dalam putaran
diuraikan di atas, baik yang terkait
permenit). Jadi, pengaturan
dengan komponen-komponen, seperti
kecepatan yang dilakukan disini

317
dioda, thyristor, diac dan triac, maupun masukan fasa tiga 380 V ac,
unit seperti penyearah tak terkendali, tegangan keluaran 400 V dan daya
penyearah terkendali dan juga pengatur keluaran 5 kW. Ini memberitahu kita
listrik ac. Tanpa pengetahuan dasar dan bahwa alat ini bila diberi sumber fasa-
konsep yang memadai adalah mustahil tiga 380 V, akan memberikan
untuk dapat menggunakan pengendali tegangan keluaran 400 V dc dan
elektronika daya dengan baik. daya nominal 5 kW.
Di samping konsep-konsep dasar, ada Contoh lain misalnya, alat pengatur
tiga kemampuan penting yang harus ac (ac regulator) fasa tunggal mem-
Anda miliki untuk dapat menggunakan punyai spesifikasi sebagai berikut:
peralatan ini dengan baik, yaitu: persia- tegangan masukan 220 V, 50 Hz,
pan, pengoperasian dan pemeriksaan. tegangan keluaran 0-220 V ac dan
Langkah persiapan perlu dilakukan un- daya nominal 1 kW. Ini menunjukkan
tuk menyakinkan bahwa komponen dan kepada kita bahwa alat tersebut kalau
rangkaian berada dalam keadaan baik diberi tegangan masukan 220 V akan
dan aman. Kemampuan pengoperasian memberikan tegangan keluaran yang
merupakan kemampuan yang harus bisa diatur mulai dari nol (0) sampai
dimiliki oleh setiap teknisi di lapangan dengan 220 V ac dengan daya
sedangkan kemampuan pemeriksaan sampai dengan 1 kW.
sebagai dasar seseorang untuk
• Pengecekan fungsi alat
mengevaluasi performa suatu sistem
Setelah diketahui spesifikasi alat,
dan juga mencari kesalahan (trouble-
langkah berikutnya adalah
shooting) yang terjadi pada sistem.
pemeriksaan fungsi alat.
Pemeriksaan fungsi ini dilakukan
4.2.6.1 Persiapan Pengendali dengan melakukan pengukuran pada
Elektronika Daya tegangan keluarannya setelah alat
Dalam mempersiapkan pengendali elek- dihubungkan ke sumbernya. Sebagai
tronika daya, ada beberapa hal yang ha- contoh seperti untuk alat penyearah.
rus Anda lakukan, di antaranya mema- Setelah dihubungkan ke sumber
hami spesifikasi alat, dan mengetahui tegangan, tegangan keluaran bisa
kondisi alat. diukur dengan voltmeter. Bila
• Spesifikasi alat tegangan keluarannya 400 V dc
Setiap alat pasti dilengkapi dengan maka alat dapat dikatakan berfungsi
spesifikasi kerja alat yang memberita- dengan baik.
hukan kepada para pengguna alat
tentang kondisi-kondisi kerjanya 4.2.6.2 Pengoperasian pengendali
sehingga dapat digunakan sebagai elektronika daya
dasar pertimbangan penggunaan alat
Setelah dilakukan persiapan seperti
dan kondisi kerjanya. Spesifikasi
yang telah dijelaskan di atas, kita
kerja yang sangat penting dari
sampai pada tahap pengoperasian.
pengendali elektronika daya, minimal
Agar dapat mengoperasikan alat, kita
harus meliputi: jenis (penyearah, tak
harus telah memiliki pemahaman
terkendali, terkendali, regulator ac,
tentang prinsip kerja alat yang akan
dan lain-lain), tegangan masukan,
dioperasikan dan memahami petunjuk
tegangan dan daya keluaran alat.
operasi alat.
Sebagai contoh: penyearah fasa tiga
tidak terkendali mempunyai tegangan • Pemahaman prinsip kerja alat

318
Pemahaman terhadap prinsip kerja misalnya. Jadi, di samping operasi
alat yang akan dioperasikan merupa- alat kendalinya, pemahaman terha-
kan modal utama dalam pengope- dap beban yang akan dikendalikan
rasiannya. Dengan mengetahui juga penting untuk menghindari
prinsip kerja alat, kita telah kondisi yang membahayakan baik
mempunyai bayangan tentang apa bagi alat pengendalinya maupun alat
yang akan terjadi di dalam alat bila yang dikendalikannya.
kita mengoperasikannya. Ini juga
4.2.6.3 Pemeriksaan pengendali
akan sangat membantu dalam
pengoperasian alat secara aman dan elektronika daya
optimal. Untuk mengetahui kebenaran kerja dari
• Pemahaman petunjuk operasi alat penyearah ini perlu dilakukan pemerik-
Setiap alat selalu memiliki petunjuk saan sebagai berikut:
operasi yang dibuat oleh pabrik
pembuatnya. Walaupun kita sudah • Periksalah tegangan keluaran
mempunyai pengetahuan yang dengan menggunakan voltmeter
memadai tentang alat tersebut, kita dc/ac. Bila tegangan keluaran sesuai
tetap harus mempelajari pentunjuk dengan tegangan yang dikehendaki
operasi alat tersebut. Petunjuk berarti rangkaian bekerja dengan
operasi ini disusun oleh pabrik baik seperti yang telah dijelaskan
pembuat alat berdasarkan pengeta- pada tahap persiapan pada bagian
huan dan pengalaman yang dimili- pengecekan fungsi alat. Namun bila
kinya, baik yang terkait aspek kea- tidak maka perlu pemeriksaan lebih
manan alat dan keselamatan manu- lanjut pada rangkaian dan
sia. Indikator kompetensi seseorang komponen-komponennya.
dalam mengoperasikan alat adalah • Pemeriksaan lebih akurat dapat
berdasarkan petunjuk operasi alat. dilakukan dengan menggunakan
Petunjuk operasi dari pabrik bisa osiloskop pada tegangan keluaran
dimodifikasi atau disederhanakan (perhatikan cara pemakaian
sesuai dengan kebutuhan. osiloskop). Jika tegangan keluaran
• Pemahaman terhadap operasi alat tidak sesuai dengan yang
yang dikendalikan seharusnya (biasanya lebih rendah),
Sebagai contoh, suatu pengatur listrik perlu dilakukan pada rangkaian.
ac fasa satu aka digunakan untuk Atau bila dilakukan dengan
mengoperasikan motor induksi fasa osiloskop maka akan dapat diketahui
satu. Sebagaimana yang telah bentuk gelombang tegangan
diketahui bahwa arus asut motor keluaran. Atas dasar bentuk
(starting current) beberapa kali lipat gelombang keluaran ini dapat
arus nominalnya. Oleh karena itu, diketahui bagian mana yang tidak
dalam pengendalian motor ini kita bekerja dengan baik. Untuk dapat
tidak boleh memulai dengan menganalisis secara cermat
tegangan nominalnya, namun perlu terhadap permasalahan ini perlu
dilakukan pengaturan tegangan pemahaman terhadap konsep
secara bertahap melalui knob pengendali elektronika daya.
pengatur yang ada pada pengendali • Bila sudah diketahui permasalahan
elektronika daya, yang dalam hal ini baru diidentifikasi permasalahan-
adalah dengan mengatur sudut permasalahan yang ada pada
penyalaan thyristor atau triac, rangkaian. Permasalahan-

319
permasalahan yang sering terjadi
adalah sebagai berikut: Sistem pendinginan sangat berperan
1. Jumlah pulsa atau gelombang pada performa kerja alat. Sistem
keluaran tidak lengkap. Bila kita pendinginan bisa berupa heatsink dan
menjumpai hal seperti ini, maka atau fan. Heatsink biasanya dipilih
perlu diperiksa: sumber tegangan berdasarkan kapasitas komponen
masukan, sekering pengaman semikonduktor yang digunakan. Oleh
rangkaian/komponen, kabel-kabel karena itu permasalahan terbesarnya
dan koneksinya, komponen adalah pada faktor rekatannya dengan
elektronika daya seperti dioda komponen semikonduktornya. Untuk
thyristor, atau lainnya, dan pendinginan yang menggunakan fan
pengendali yang memiliki rangkaian dapat dengan mudah diketahui bekerja
penyulut (rangkaian trigger) perlu tidaknya.
diperiksa rangkaian triggernya.
Pemeriksaan rangkaian trigger 3. Thyristor tidak dapat dikendalikan.
memerlukan pengetahuan tentang Bila menjumpai unit pengendali
rangkaian trigger dan sistem elektronika daya, ketika dihidupkan,
pembangkitan pulsa triggernya. Bila tegangan keluarannya langsung
salah satu komponen ini tidak dalam tinggi, maka perlu diperiksa pulsa
keadaan baik, sudah dapat trigger dan rangkaian snubbernya.
dipastikan bahwa rangkaian tidak Pengaturan pulsa trigger langsung
akan bekerja dengan baik. pada sudut penyalaan nol akan
2. Panas pada bagian-bagian menyebabkan tegangan keluaran
rangkaian. Suhu panas yang angsung tinggi. Permasalahan ini
berlebihan identik dengan bisa terjadi akibat kegagalan pada
ketidaknormalan kerja rangkaian. rangkaian triggernya (lihat Gambar
Panas ini bisa akibat dari longgarnya 4.48). Rangkaian snubber (Gambar
sambungan, arus lebih, atau sistem 4.31) digunakan untuk membatasi
pendinginannya yang tidak agar tingkat kenaikan tegangan awal
memadai. Longgarnya sambungan dv/dt rangkaian tidak melampaui
menimbulkan efek pengelasan pada dv/dt thyristor. Jika dv/dt komponen
terminal-terminal sambungannya terlampaui maka thyristor akan
sehingga menimbulkan efek panas langsung “on” dan tidak bisa
yang berlebih. Bila ini berjalan dalam dikendalikan lagi. Rusaknya
waktu lama bisa membahayakan rangkaian snubber biasanya adalah
komponen-komponen karena umur. Biasanya ditandai
semikonduktornya dan bahkan bisa dengan pecahnya kapasitornya.
menimbulkan bahaya kebakaran.
Panas akibat arus beban lebih ini Demikianlah persiapan yang perlu
bisa diakibatkan oleh permasalahan dilakukan sebelum, pengoperasian
pada beban dan bisa juga akibat pengendali elektronika daya.
dari kapasitas daya alat yang lebih Pengoperasian perlu mengikuti
rendah dari yang diserap oleh petunjuk operasi alat dan bila terjadi
beban. Namun bila alat ketidaknormalan kerja alat bisa
pengamannya sesuai dengan dilakukan pemeriksaan terhadap
kemampuan alat seharusnya hal ini fungsi komponen-komponen
sudah dapat diatasi melalui rangkaian pengendali elektronika
pemutusan alat pengaman. daya.

320
4.3 Sistem Pengendalian Motor
Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
- Mulai Jalan (starting)
Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat
disambung secara langsung (direct on line). Sedangkan untuk daya yang besar
pengasutannya dengan pengendali awal motor (motor starter) yang bertujuan
untuk meredam arus awal yang besarnya 5 sampai 7 kali arus nominal.
- Berputar (running)
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap
segera menurun ke posisi arus nominal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan
sesuai kebutuhan, misalnya dengan pengaturan kecepatan, pembalikan arah
perputaran, dan sebagainya.
- Berhenti (stopping)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengoperasian motor dengan cara
memutuskan aliran arus listrik dari sumber tenaga listrik, yang prosesnya bisa
dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan pengereman / break), sehingga
motor dapat berhenti sesuai dengan kebutuhan.
Jenis kendali motor ada 3 macam, yaitu :
• Kendali Manual

Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali


motor konvensional secara manual. Untuk menghubungkan
atau memutuskan aliran arus listrik digunakan saklar manual
mekanis, diantaranya adalah saklar togel (Toggle Switch).

Saklar ini merupakan tipe saklar yang sangat sederhana yang


banyak digunakan pada motor-motor berdaya kecil. Operator
yang mengoperasikannya harus mengeluarkan tenaga otot
yang kuat.

Gambar 4.59 Kendali motor manual


• Kendali Semi Otomatis

Pada kendali semi otomatis, kerja operator sedikit ringan (tidak


mengeluarkan tenaga besar), cukup dengan jari menekan
tombol tekan start saat awal menggerakkan motor dan
menekan tombol stop saat menghentikan putaran motor.

Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik


menggunakan konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele
pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay) sebagai
pengaman motor.
Gambar 4.60 Kendali motor
Semi otomatis

321
• Kendali Otomatis
Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan,
yaitu cukup memonitor kerja dari sistem, sehingga dapat
menghemat energi fisiknya.

Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat dengan


suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit
yang dikendalikan oleh sensor-sensor, sehingga motor
dapat bekerja maupun berhenti secara otomatis.

Gambar 4.61 Kendali motor


Semi otomatis
4.3.1 Kontaktor Magnit
Kontaktor merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil
(kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti
magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-
kontak yang bergerak, sehingga kontak NO
(normally open) menjadi sambung, dan kontak NC
(normally close) menjadi lepas.
Gambar di samping adalah kontaktor magnit arus
bolak-balik, pada inti magnit dipa-sang cincin
hubung singkat dengan tujuan agar jangkar saat
ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan
bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik
frekuensi 50 Hz, berarti dalam 1 detik inti magnit
menarik dan mele-pas jangkar sebanyak 50 periode,
sehingga menimbulkan getar-an).
Gambar 4.62 Kontaktor magnit

Simbol koil konduktor magnit seperti pada gambar di


samping dengan terminal kumparan A1 dan A2 yang
disambungkan pada rangkaian kontrol. Sedangkan pada
bagian sebelah kanan adalah kontak-kontak sebagai saklar
daya yang berfungsi untuk mengalirkan arus beban yang
relatif besar.
Gambar 4.63 Simbol Terminal 1, 3, dan 5 disambungkan ke sumber jaringan 3
kontaktor magnit fasa dan terminal 2, 4, dan 6 disambungkan ke beban
(motor).
4.3.2 Kontak Utama dan Kontak Bantu
Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak pada kontaktor magnit
ada 2 macam, yaitu kontak utama dan kontak bantu.

Kontak Utama :
Konstruksi kontak-kontaknya dimensinya lebih luas dan tebal,
sehingga mampu dialiri arus listrik yang relatif besar (arus
beban). Terminal keluarnya yang ke beban (2, 4, dan 6) bisa
Gambar 4.64 Kontak
disambungkan ke rele pengaman arus lebih (Thermal
Utama dan TOR
Overload Relay).

322
Kontak Bantu :

Gambar 4.65 Kontak -kontak Bantu


Konstruksi kontak-kontaknya berdimensi lebih sempit dan tipis, karena arus yang
melaluinya relatif kecil (arus untuk rangkaian kontrol). Penulisan terminal kontak-
kontak bantu pada kontaktor magnit ditulis dengan angka dan digit, yaitu untuk
kontak-kontak NC, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 1 dan 2 un-
tuk kontak-kontak NO, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 3 dan 4.
Sedangkan kontak-kontak bantu untuk fungsi tertentu (misal dengan timer), kontak-
kontak NC, digit kedua dengan angka 5 – 6. dan untuk kontak-kontak NC nya, digit
kedua dengan angka 7 – 8.
Penulisan kontak bantu NC maupun NO sebagai berikut :
- Untuk kontak bantu biasa
NC .1 - .2
NO .3 - .4
- Untuk kontak bantu dengan fungsi tertentu
NC .5 - .6
NO .7 - .8
Kontaktor Magnit dengan Timer
Untuk memenuhi diskripsi kerja dari suatu
rangkaian terprogram (misal untuk
mengendalikan beberapa motor dengan waktu
kerja yang berbeda / berurutan), maka
diperlukan alat penunda waktu kerja kontak
(timer) yang bekerja sama dengan kontaktor
magnit.
Dari gambar di samping dari atas ke bawah
Gambar 4.66 Kontaktor Magnit dan Timer

berturut-turut adalah :
1. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup (on delay)
2. kontaktor magnit dengan waktu tunda mati (off delay)
3. kontaktor magnit dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati
4. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup-mati kontinyu
4.3.2.1 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)
Dari gambar di samping, timer on delay diset
pada tv a, sehingga bila kontaktor magnit aktif,
kontak bantu NO-nya akan merespon (berge-
rak ke kanan / terminal 7 – 8 akan sambung)
Gambar 4.67 Timer on Delay
setelah waktu tv a, dan akan lepas bila kontaktor magnit tidak bekerja.
Untuk mudah mengingat, perhatikan pada tanda ” ( ” seperti payung. Bila tuas
bergerak ke kanan, payung akan menahan / menunda gerakan tersebut.

323
4.3.2.2 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)
Timer off delay diset pada tv r. Bila kontaktor
magnit aktif, maka kontak bantu NO langsung
aktif juga (terminal 7 – 8 sambung). Selanjutnya
bila kontaktor magnit tidak aktif, kontak bantu NO
Gambar 4.68 Timer Off Delay
tetap aktif sampai waktu tv r (waktu tv r adalah
waktu tunda dari kontaktor magnit tidak aktif
sampai dengan kontak bantu NO
lepas).Perhatikan dalam gambar saat tuas
bergerak ke kiri terlihat adanya payung ” ) ”.
4.3.2.3 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Kombinasi Hidup-Mati
Bila timer on delay diset pada tv a dan timer off
delay diset pada tv r, maka kontak bantu NO akan
aktif setelah waktu tv a dari mulainya kontaktor
Gambar 4.69 Kontaktor magnit dengan
magnit aktif.
waktu tunda kombinasi hidup-mati Dan akan lepas setelah waktu tv r dari tidak
aktifnya kontaktor magnit.
Perhatikan pada gambar, gerakan tuas ke kanan maupun ke kiri akan tertahan
dengan adanya tanda payung ” ( ” dan ” ) ”.
4.3.2.4 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup-Mati Kontinyu
Pada timer ini dapat diatur di frekuensi tertentu,
misalnya 1 Hz. Bila kontaktor magnit aktif, maka
kontak bantu NO akan langsung aktif sambung-
Gambar 4.70 Kontaktor magnit dengan lepas / hidup-mati secara periodik / kontinyu
waktu tunda hidup-mati kontinyu sampai dengan kontaktor magnit tidak aktif.

4.3.3 Rele Pengaman Arus Lebih (Thermal Overload Relay)


Rele pengaman arus lebih merupakan
pengamanan motor akibat adanya arus lebih/
beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya
beban lebih antara lain :
- Arus start yang terlalu besar
- Beban mekanik motor terlalu besar
- Motor berhenti secara mendadak
- Terbukanya salah satu fasa dari saluran
motor 3 fasa
Gambar 4.71 Konstruksi TOR - Terjadinya hubung singkat

TOR dipasang secara seri dengan kontak utama


kontaktor magnit. Pada gambar bimetal dialiri arus
utama. Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan
membengkok dan secara mekanis akan
mendorong kontak bantu NC 95-96. Oleh karena
dalam prakteknya kontak bantu NC 95-96
Gambar 4.72 Permukaan TOR
324
disambung seri pada rangkaian koil kontaktor magnit, maka jika NC lepas, koil
kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit tidak aktif dan memutuskan kontak
utama.
Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur jarak pendorong kontak.
Dalam prakteknya pada permukaan rele pengaman arus lebih terdapat bidang kecil
yang berbentuk lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus. Juga
terdapat tombol tekan untuk mereset.
4.3.4 Mengoperasikan dan Memelihara Sistem Pengendali
Eletromagnetik
Dalam sistem pengendali elektromagnetik ada dua diagram gambar yang sering
digunakan, yaitu diagram kontrol dan diagram daya.
Yang termasuk diagram kontrol antara lain :
- Pengaman arus kontaktor magnit : sekering / MCB (kecil).
- Tombol tekan stop.
- Tombol tekan start : tombol kunci start, dll.
- Koil konduktor magnit.
- Kontak-kontak bantu kontaktor magnit NO, NC.
- Kontak-kontak bantu timer NO, NC.
- Kontak-kontak bantu TOR.
- Lampu tanda.
Arus yang mengalir pada rangkaian ini relatif kecil, karena beban listrik pada
rangkaian ini adalah koil kontaktor magnit saja.
Sedangkan yang termasuk diagram daya antara lain :
- Pengaman arus beban : sekering / MCB.
- Kontak-kontak utama kontaktor magnit.
- Kontak-kontak pengaman arus lebih (TOR).
- Terminal-terminal transformator.
- Terminal-terminal resistor.
- Terminal-terminal induktor.
- Terminal-terminal kapasitor kompensasi.
- Terminal-terminal belitan motor / beban lainnya.
Selanjutnya secara berturut-turut diuraikan pengoperasian sistem pengendali
elektromagnetik dengan diagram kontrol dan diagram daya pada kendali motor
masing-masing sebagai berikut :
1. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung (Direct on
line)
2. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung dengan TOR
3. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor putar kanan-kiri
4. Diagram kontrol dan diagram daya pengendali starter motor dengan
pengasutan Y – ?
5. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor dengan
pengasutan autotrafo
6. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor rotor lilit dengan
pengasutan resistor
7. Diagram kontrol dan diagram daya pengendali motor dua kecepatan
8. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor Dahlander

325
4.3.4.1 Pengendali motor langsung (Direct on line)
Pengendali DOL digunakan untuk motor-motor berkapasitas kecil (dibawah 4 kVA).
Untuk mengoperasikan motor, cukup sederhana, yaitu dengan memutar saklar putar
S1 ke posisi “on”, sehingga ada arus listrik pada “coil” K1 dan kontaktor menghu-
bungkan jaringan dengan motor.
Motor berputar disertai kontak K1 menyambung, sehingga lampu tanda H1 menya-
la. Bila pada rangkaian motor terjadi hubung singkat, maka sekering F7 akan putus,
sehingga motor berhenti. Sedangkan dalam kondisi normal, untuk menghentikan
motor dengan memutar saklar S1 ke posisi “off”.
Untuk memelihara pengendali motor ini, rangkaian pengendalinya dikelilingi panel,
sehinggga bebas dari debu ataupun percikan air. Secara berkala yang perlu dila-
kukan untuk pemeliharaan antara lain semua sambungan pada terminal jangan
sampai ada yang kendor, dan juga permukaan kontaktor dijaga tetap bersih dengan
menyemprotkan “contact cleaner”.

Gambar 4.73 Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung (Direct on line)

326
4.3.4.2 Pengendali Motor Langsung Dengan TOR
Pengendali motor ini hampir sama dengan Pengendali Motor Langsung (DOL),
hanya yang membedakan adalah adanya tambahan pengaman arus lebih TOR
(Thermal Overload Relay). Jadi pengaman arusnya ada dua yaitu pengaman arus
lebih oleh TOR dan pengaman arus hubung singkat oleh F7. Rangkaian TOR
disambungkan secara seri pada saklar magnit. Bila ada arus lebih, maka bimetal
TOR menjadi panas dan melengkung, sehingga kontak NC F1 dan aliran arus listrik
coil magnit terputus. Dengan demikian kontak saklar magnit lepas dan motor
berhenti.

Gambar 4.74 Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung dengan TOR

4.3.4.3 Pengendali Motor Putar Kanan-Kiri


Bila saklar S1 ditekan, maka coil k1 aktif karena adanya aliran arus ke coil. Saklar
magnit bekerja dan putaran motor kearah kanan. Untuk menghentikan motor ada
dua, yaitu kemungkinan pertama adanya gangguan / arus lebih sehingga F1 lepas
dan k1 trip, atau memang sengaja dihentikan dengan menekan tombol SO. Arah
putaran motor berbalik menjadi kearah kiri jika tombol S2 ditekan. Pembalik arah
putaran ini dikendalikan oleh 2 saklar magnit. Saklar magnit K1 menghubungkan
L1 – U ; L2 – V ; L3 – W, sehingga motor berputar ke kanan. Sedangkan saklar
magnit K2 menghubungkan L1 – W ; L2 – V ; L3 – U, sehingga motor bergerak ke
kiri.

Untuk mengantisipasi kejadian hubung singkat pada rangkaian pengendali, maka


saat S1 ditekan (sambung), maka rangkaian yang ke K2 terputus akibat kontak NC
dari S1 yang dihubung seri kondisi lepas. Demikian juga sebaliknya, saat S2

327
ditekan, kontak NC yang disambung seri pada K1 akan lepas. Pengendali motor ini
diproteksi pengaman arus hubung singkat F9 dan pengaman arus lebih TOR F1.

Gambar 4.75
Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor putar kanan-kiri

4.3.4.4 Pengendali Starter Motor Dengan Pengasutan Y – ?


Pada motor-motor yang berdaya besar (khususnya lebih besar dari 4kVA), untuk
mengurangi kejutan pada saat start, salah satu peredamnya dengan menggunakan
kendali Y – ? . Saklar magnit k1M berfungsi untuk menghubungkan L1 – V ; L2 – V ;
L3 – W, (dengan kondisi putaran motor ke kanan jika k2M / k3M bekerja) atau
menghubungkan L1 – V1 ; L2 – V1 ; L3 – W3 (dengan kondisi putar motor ke kiri
jika k2M / k3M bekerja). K1M dikopel dengan timer K1T yang bias diset satuan
waktu (missal 7 detik). Saklar magnit k2M berfungsi untuk hubung bintang / Y yaitu

328
menghubungkan U2 – V2 – V3 sebagai titik bintang. Sedangkan k2M berfungsi
untuk menghubungkan U2 – W1 ; V2 – U1 ; dan W2 – V1.
Saat S1 ditekan, maka yang bekerja k1M dan k3M (hubung Y) dan lampu tanda H1
menyala. Setelah 7 detik k1T bekerja sehingga k2M bekerja (hubung ?) dan k3M
lepas karena kontak NC k1T setelah 7 detik lepas dan memutus rangkaian k3M.
Untuk mengantisipasi agar k2M dan k3M tidak bekerja bersamaan, maka di kontak
NC k3M dirangkaikan seri k2M dan kontak NC k2M dirangkaikan seri dengan k3M.

Gambar 4.76
Diagram kontrol dan diagram daya pengendali starter motor dengan pengasutan Y – ?

4.3.4.5 Pengendali Starter Motor Rotor Lilit Dengan Pengasutan


Resistor

Untuk mengendalikannya diperlukan 4 buah saklar magnit. Saklar magnit K1M


berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke belitan stator yaitu L1 – U ; L2 – V ; L3
– W. Dalam gambar ini resistor yang digunakan ada 4 tahap. Saklar magnit
k2M/k3M/k4M masing-masing berfungsi untuk mengatur arus rotor dari k1M secara
bertahap.

329
Pengaturan kontaknya masing-masing dengan timer yaitu kerja k4M diatur oleh
timer k1T, saklar magnit k3M oleh oleh k4T dan saklar magnit k2M diatur oleh k3T.
jika masing-masing timer diatur bekerja dengan tanda waktu 7 detik, maka setelah
S1 ditekan (posisi on) motor langsung bekerja dengan putaran lambat dan ada arus
minimum pada rotor (k1M).
Setelah 7 detik, saklar magnit k4M bekerja karena kontak NO k1T sambung.
Demikian seterusnya setelah 7 detik, k3M bekerja setelah kontak NO k4T sambung,
k2M bekerja setelah kontak NO k3T sambung. Saat yang terakhir ini kondisi arus
rotor dalam keadaan hubung singkat dan motor bekerja normal.
Motor ini dapat berhenti secara otomatis bila terjadi arus lebih akibat kerja dari TOR
atau terjadi hubung singkat, sehingga sekering F7 putus. Untuk menghentikan
secara manual dengan menekan tombol SO.

Gambar 4.77
Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor rotor lilit dengan pengasutan
resistor

330
Gerakan keluar dari batang piston
4.4 Elektro Pneumatik dilakukan oleh udara bertekanan,
sedangkan gerakan balik dilakukan
4.4.1 Pendahuluan oleh pegas.
b. Double Acting Cylinder (DAC)
Pneumatik mempunyai peranan yang Gerakan keluar maupun gerakan
penting dalam industri modern, penggu- balik dari batang piston dilakukan
naannya meningkat seiring dengan per- oleh udara bertekanan.
kembangan teknologi di dunia industry,
khususnya di bidang teknologi kontrol Simbol:
instrument. Kata “PNEUMA” berasal Single Acting Cylinder (SAC)
dari bahasa Yunani kuno, yang berarti 0
nafas atau angin. Istilah pneumatik
berarti ilmu mengenai gerakan udara P
dan gejala-gejalanya dan elektro
pneumatik merupakan gabungan fungsi Prinsip kerja:
antara gerakan udara dan aliran listrik. Pada kondisi normal posisi silinder
seperti pada gambar di bawah ini, yaitu
Modul ini memuat simbol-simbol batang piston selalu berada pada posisi
pneumatik dasar dan metode yang “0” karena adanya gaya dorong dari
sistematis untuk membuat rangkaian- pegas.
rangkaian (circuit) dengan maksud
untuk mendapatkan gambaran yang 0
jelas dari pemakaiannya di industri.
P
4.4.2 Simbol-Simbol Apabila udara bertekanan dimasukkan
4.4.2.1 Bagian Pensuplai ke lubang P maka gaya tekan udara
• Kompresor akan mengalahkan gaya dorong pegas
Simbol : sehingga batang piston akan bergerak
dari posisi “0” ke posisi “1” seperti
gambar berikut ini
0
1

Fungsi: Fungsi kompresor adalah untuk P


mensuplai udara bertekanan ke sistem Apabila aliran udara bertekanan pada
kontrol pneumatik. lubang P dihentikan maka posisi silinder
kembali seperti gambar a karena
4.4.2.2 Bagian Aktuator mendapat gaya dorong dari pegas.
(Penggerak) Simbol:
• Aktuator Linier Double Acting Cylinder (DAC)
1. Silinder
Fungsi: Untuk mengubah tekanan
udara menjadi gerakan translasi
dari batang piston. Prinsip kerja:
Jenis Silinder Kondisi normal silinder, batang piston
a. Single Acting Cylinder (SAC) bias terletak pada posisi “0” seperti
gambar berikut (Gambar atas) atau

331
terletak pada posisi “1” (Gambar kompresi
bawah). (udara yang dimampat-
0 kan)
1 R, S, T : Saluran, titik pembuangan
P P L : Garis kebocoran
Z, Y, X : Garis-garis pengontrol
0 1
1
4.4.2.4 Katup
Katup digambarkan dengan segi empat,
P P’ banyaknya segi empat menentukan
Apabila udara bertekanan dima-sukkan banyaknya posisi yang dimiliki oleh
ke lubang P maka piston akan bergerak sebuah katup.
dari posisi “0” ke posisi “1” jika dalam Contoh :
keadaan normal piston berada pada 1 posisi
posisi “0” (Gambar c). Sedangkan
apabila udara bertekanan dimasukkan 2 posisi
ke lubang P’ maka piston akan bergerak
dari posisi “1” ke posisi “0” apabila 3 posisi
dalam keadaan normal piston berada
pada posisi “1” (Gambar d). Tanda panah menunjukkan
• Aktuator rotasi arah aliran udara
Fungsi : Untuk mengubah tekanan Huruf T
udara menjadi gerakan rotasi dari mengindikasikan aliran
poros aktuator. udara tertutup
Penamaan katup ditentukan
P berdasarkan banyaknya lubang pada
Simbol :
salah satu posisi per banyaknya posisi
dalam setiap lubang juga posisi awal
dari katup. Posisi normal katup selalu
R berada pada posisi sebelah kanan,
sehingga simbol-simbol sambungan
Prinsip kerja :
selalu diletakkan pada kotak sebelah
Aktuator rotasi (rotational actuator) pada
kanan.
hakekatnya adalah sama seperti turbin
Contoh :
yang terdiri dari tiga komponen utama
yaitu casing, blade (sudu) dan poros. A Katup 2/2 normal
Apabila udara bertekanan dialirkan ke tertutup
lubang P maka udara akan mendorong
sudu-sudu yang menempel pada poros P
Katup di atas mempunyai dua lubang
sehingga poros akan berputar dan
yaitu lubang P dan lubang A dimana
udara buangan akan keluar melalui
lubang P adalah tempat masuknya
lubang R.
udara bertekanan ke dalam katup
sedangkan lubang A adalah lubang
4.4.2.3 Simbol-simbol untuk keluaran udara dari dalam katup, dan
sambungan katup tersebut mempunyai 2 posisi
A, B, C : Garis kerja yaitu posisi tertutup (kotak sebelah
P : Persediaan udara, kanan) dan posisi terbuka (kotak
hubungan dengan udara sebelah kiri) sedangkan pada posisi

332
normal katup tersebut berada pada A
posisi tertutup (Kotak sebelah kanan Katup 3/2, normal
alirannya tertutup). terbuka
A Katup 2/2 normal P R
terbuka Pada katup di atas antara lubang P ke
lubang terbuka sedang lubang R
P tertutup.
Katup di atas mempunyai dua lubang A B
yaitu lubang P dan lubang A dimana
lubang P adalah tempat masuknya Katup 4/2
udara bertekanan ke dalam katup. P R
Lubang A adalah lubang keluaran udara Katup di atas mempunyai 4 lubang dan
dari dalam katup, dan katup tersebut 2 posisi
mempunyai 2 posisi yaitu posisi terbuka A B
(kotak sebelah kanan) dan posisi Katup 4/3, posisi
tertutup (kotak sebelah kiri). Pada posisi tengah tertutup
normal katup tersebut berada pada
posisi terbuka (terdapat anak panah dari P R
P ke A menandakan aliran terbuka). A B

4.4.2.5 Katup pengontrol arah Katup 5/2


(directional control valve) R P S
A A B
Katup 3/2, normal Katup 5/3, posisi
tertutup tengah tertutup
P R
R P S
Katup di atas mempunyai tiga lubang
yaitu lubang P, lubang A dan lubang R 4.4.2.6 Katup Pengontrol Aliran
dimana lubang P adalah tempat Katup penghambat
masuknya udara bertekanan ke dalam dengan pembatas tetap
katup sedangkan lubang A adalah (throttle valve with
lubang keluaran udara dari dalam katup constant restriction)
yang akan dihubungkan ke komponen
berikutnya dan Lubang R adalah lubang Katup di atas berfungsi untuk
pembuangan udara ke atmosfir. membatasi laju aliran fluida yang masuk
Katup tersebut mempunyai 2 posisi ke dalam silinder sehingga gerakan
yaitu posisi tertutup (kotak sebelah piston dalam silinder bisa diperlambat.
kanan) dan posisi terbuka (kotak Katup pengontrol
sebelah kiri) sedangkan pada posisi arus searah dapat
A B
normal katup tersebut berada pada distel
posisi tertutup (karena aliran udara dari
lubang P ke lubang A ditutup)
sedangkan lubang A tersambung ke Katup di atas berfungsi untuk
lubang pembuangan (R) artinya udara membatasi atau mengontrol laju aliran
yang telah melakukan kerja dibuang fluida tetapi hanya satu arah saja, aliran
melalui lubang A ke lubang R. dari lubang A ke lubang B bisa dikontrol
sedang aliran sebaliknya dari lubang B

333
ke lubang A tidak bisa dikontrol. A B C
R 0 0 0
Katup pembatas
tekanan dapat distel 0 1 1
1 0 1
1 1 1
Keterangan : “0” menunjukkan tidak ada
P
aliran udara dan “1” menunjukkan ada
Katup di atas berfungsi untuk aliran udara
membatasi tekanan dengan cara Katup tekanan ganda
C
mengatur laju udara pembuangan. (katup gerbang AND)
Katup pembatas A B (Two pressure valve
tekanan dapat (AND gate))
distel tanpa Katup di atas berfungsi sebagai gerbang
pembuangan AND sama seperti gerbang AND pada
Katup di atas berfungsi untuk membata- komponen elektronika digital yang cara
si tekanan dengan cara mengatur laju kerjanya bisa disimpulkan pada table
udara yang mengalir ke system kebenaran seperti berikut:
pneumatik. A B C
0 0 0
4.4.2.7 Katup-katup yang tidak 0 1 0
dapat dibalik. 1 0 0
Katup aliran searah
1 1 1
A B tanpa pegas Keterangan : “0” menunjukkan tidak ada
(check valve without aliran udara dan “1” menunjukkan ada
spring) aliran udara
A
Katup pembuang
Katup di atas berfungsi untuk menyea- cepat
rahkan aliran, udara bertekanan hanya (quick exhaust valve)
bisa mengalir dari lubang A ke lubang B P R
tapi sebaliknya aliran dari lubang B ke Fungsi katup ini sama dengan katup
lubang A terhambat. Fungsi dari katup searah kelebihannya adalah ketika ada
mirip dengan fungsi diode pada pera- aliran balik aliran tersebut akan dibuang
latan elektronika yaitu menyearahkan lewat lubang pembuangan R.
arus
Katup aliran searah
berpegas ( check 4.4.2.8 Mekanisme Pengontrol
valve with spring) • Dengan penggerak tangan
Umum (general)
C Katup gerbang OR
(shuttle
A B Tombol tekan
valve (OR Gate))

Lever (tangkai)

Katup diatas berfungsi sebagai gerbang


• Penggerak mekanis
OR sama seperti gerbang OR pada
komponen elektronika digital yang cara Pedal
kerjanya bisa disimpulkan pada table
kebenaran seperti berikut :

334
Plunyer
0 1
1
Pegas
A B
Roller lever (tangkai Y Z
• dengan roler)
P R
Roller lever with idle A
return a A b

• R R
P P
Contoh Pemakaian : •
P
0 Gambar 4.79 Contoh pemakaian 2
1
Ketika katup “a” (ditandai dengan anak
panah) diaktuasi maka katup tersebut
A B akan terbuka sehingga mengalirkan
Y Z udara bertekanan yang akan merubah
posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kiri
P R
sehingga udara bertekanan dari
a A b A
kompresor mengalir ke sisi kiri dari
katup 4/2 dan keluar dari lubang A yang
P R P R menyebabkan piston bergerak ke posisi
“1”. Sedangkan udara yang terdapat
P • pada sisi kanan silinder akan dibuang
Gambar 4.78 Contoh pemakaian 1 melalui lubang pembuangan katup 4/2
(lubang R).
Perhatikan gambar diatas pada kondisi
normal (katup “a” maupun katup “b”) 0
1
belum diberikan aktuasi, piston berada
pada posisi “0” karena udara berteka- A B
nan (garis tebal) dari kompresor (P) Y Z
yang menuju katup “a” dan katup “b”
alirannya tertutup oleh katup 3/2 P R
a A b A
Normally Close (katup “a” dan katup
“b”), udara bertekanan mengalir ke
silindaer pneumatic melalui katup 4/2 P R P R
yang posisinya sedang mengalirkan •
udara lubang sebelah kanan yang P
memposisikan piston berada pada Gambar 4.80 Contoh pemakaian 3
posisi “1”.
Ketika katup “b” (dan katup “a” dibiarkan
bebas) di aktuasi maka katup tersebut
akan terbuka sehingga mengalirkan
udara bertekanan yang akan merubah
posisi katup 4/2 ke posisi sebelah kanan
sehingga udara bertekanan dari kom-
presor mengalir ke sisi kiri dari katup 4/2
dan keluar dari lubang B yang menye-

335
babkan piston bergerak ke posisi “0”.
Sedangkan udara yang terdapat pada
sisi kiri silinder akan dibuang melalui
lubang pembuangan katup 4/2 (lubang
R)
Gambar 4.82 Instalasi Komponen Elektrik
4.4.3 Sistem Komponen
Pada sistem elektro pneumatik terdapat
4 kelompok dasar yaitu :
1. Power Supply (Pasokan energi)
• Arus listrik
• Udara bertekanan
2. Elemen-elemen masukan (Sensor)
• Limit switch
• Tombol tekan
• Proximity sensor
3. Elemen pemroses (Prosessor)
• Switching logic
• Katup solenoid
• Converter Pneumatik ke Elektrik
4. Aktuator dan elemen kontrol akhir
• Silinder
• Motor
• Katup kontrol akhir
Komponen-komponen alat kontrol di Gambar 4.83 Elemen-elemen Elektro-pneumatik
atas digambarkan oleh simbol-simbol Solenoid mengaktuasikan katup kontrol
yang mewakili fungsinya. Simbol-simbol arah dan relay bisa sebagai pemroses
tersebut dikombinasikan dan dirangkai
atau fungsi kontrol aktuator. Sebagai
sesuai dengan disain fungsi dari suatu
contoh: jika katup kontrol arah
sistem atau mesin untuk melakukan
digunakan untuk mengontrol silinder,
tugas tertentu. maka katup kontrol arah adalah elemen
Dalam menggambar rangkaian, simbol- kontrol untuk kelompok aktuator. Jika
simbol komponen secara umum elemen tersebut didefinisikan sebagai
ditempatkan sesuai dengan tingkatan sinyal prosesor, maka harus
suatu sistem. Tingkatan suatu struktur
ditempatkan pada kelompok prosesor.
sistem dalam gambar rangkaian diatur
sesuai dengan aliran sinyal. ALIRAN SINYAL

SINYAL OUTPUT

PROCESSING SINYAL

SINYAL INPUT

Gambar 4.81 Instalasi komponen Gambar 4.84 Pemrosesan sinyal


Pneumatik

336
JABARAN PERANGKAT KERAS 5/2 single solenoid dan katup 5/2 double
solenoid yang kendalikan dengan
sistem kontrol elektro pneumatik.
ACTUATING DEVICE
“Ketika tombol Start ditekan batang
Final control element
piston akan bergerak keluar (dari posisi
s0 ke posisi s1), ketika piston sudah
mencapai posisi maksimal (posisi s1)
secara otomatis piston akan bergerak
PROCESSING ELEMENTS mundur ke posisi semula (posisi s1).

Penyelesaian :
INPUT ELEMENTS 1. Tentukan arah gerakan piston :
• Dengan diagram notasi A+ A-
Gambar 4.85 Rantai kontrol A + adalah piston bergerak dari
posisi “0” ke posisi “1”
Posisi swithes • Atau dengan diagram tangga
Normally open contact s1
not actuated
• (Sambungan normal
terbuka dalam posisi
tidak teraktuasi) s0/Start s0

Garis dengan gradient positif


Normally open contact menunjukkan piston bergerak dari posisi
in the actuated position “s0” ke posisi “s1”
• (Sambungan normal Garis dengan gradient negative
terbuka dalam posisi menunjukkan piston bergerak dari posisi
sedang teraktuasi) “s1” ke posisi “s0”
2. Gambarkan Instalasi Komponen
Pneumatik yang terdiri dari :
Normally closed contact • Actuator
not actuated • Final Control Element
• (Sambungan normal • Energy supply
tertutup dalam posisi
tidak teraktuasi) s0 s1

Normally closed contact


in the actuated position
(Sambungan normal A B
tertutup dalam posisi Y1
• sedang teraktuasi)
R S
Contoh : P•
Kita akan membangun suatu sistem
pengontrol posisi Double Acting Gambar 4.86 Rangkaian komponen
Cylinder, dengan menggunakan katup pneumatik 1

337
3. Gambarkan Instalasi Komponen Cara kerja :
Pneumatik yang terdiri dari : Pada kondisi awal piston berada pada
• Energy Supply posisi “s0” sehingga limit switch s1 yang
• Input Element mempunyai kondisi Normally Open
• Processing dan Final Control dalam keadaan teraktuasi sehingga
Elemen berada pada kondisi aktif mengalirkan
arus listrik.
+ 24 V
Ketika tombol Start ditekan maka arus
listrik mengalir dari polaritas + 24 V ke
K1 K1 polaritas 0 V sehingga koil relay Y1 aktif
s0 yang akan merubah posisi katup 5/2 ke
pada posisi Y1 sehingga udara beteka-
Start nan akan mengalir melalui katup 5/2
dari P ke A akibatnya piston akan
bergerak dari posisi “s0” ke posisi “s1”.

s1 s0 s1

K1 Y1

AB
0V Y1 Y2

Gambar 4.87 Instalasi komponen R S


pneumatik 2 P •

Untuk katup 5/2 double solenoid Ketika piston meninggalkan posisi “s1”
limit switch s1 lepas dari aktuasi dan
+ 24 V kondisinya terbuka sehingga aliran arus
listrik ke koil relay Y1 terputus.

Ketika piston mencapai posisi “s1” maka


s0 s1 limit switch s1 aktif sehingga terjadi
aliran arus listrik melalui koil relay Y2
Start akibatnya solenoid Y2 aktif yang akan
merubah posisi katup 5/2 ke posisi Y2
sehingga terjadi aliran udara bertekanan
dari P ke B yang membuat piston
Y1 Y2
kembali bergerak menuju posisi “s0”.

0V

Gambar 4.88 Instalasi komponen


pneumatik 3

338
DAFTAR PUSTAKA

1. A R Bean, Lighting Fittings Performance and Design, Pergamou Press,


Braunschweig, 1968
2. A.R. van C. Warrington, Protective Relays, 3rd Edition, Chapman and Hall, 1977
3. A. Daschler, Elektrotechnik, Verlag – AG, Aaraw, 1982
4. A.S. Pabla, Sistem Distribusi Daya Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994
5. Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta, 2000
6. Abdul Kadir, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, LP3ES, 1993
7. Aly S. Dadras, Electrical Systems for Architects, McGraw-Hill, USA, 1995
8. Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000, Yayasan PUIL, Jakarta, 2000
9. Bambang, Soepatah., Soeparno, Reparasi Listrik 1, DEPDIKBUD Dikmenjur,
1980.
10. Benyamin Stein cs, Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, 7th
Edition Volume II, John Wiley & Sons, Canada, 1986
11. Bernhard Boehle cs, Switchgear Manual 8th edition, 1988
12. Brian Scaddam, The IEE Wiring Regulations Explained and Illustrated, 2nd
Edition, Clags Ltd., England, 1994
13. Brian Scaddan, Instalasi Listrik Rumah Tangga, Penerbit Erlangga, 2003
14. By Terrell Croft cs, American Electrician’s Handbook, 9th Edition, McGraw-Hill,
USA, 1970
15. Catalog, Armatur dan Komponen, Philips, 1996
16. Catalog, Philips Lighting.
17. Catalog, Sprecher+Schuh Verkauf AG Auswahl, Schweiz, 1990
18. Cathey, Jimmie .J, Electrical Machines : Analysis and Design Applying
Matlab, McGraw-Hill,Singapore,2001
19. Chang,T.C,Dr, Programmable Logic Controller,School of Industrial
Engineering Purdue University
20. Diesel Emergensi, Materi kursus Teknisi Turbin/Mesin PLTA Modul II, PT PLN
Jasa Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta 1995.
21. E. Philippow, Taschenbuch Elektrotechnik, VEB Verlag Technik, Berlin, 1968
22. Edwin B. Kurtz, The Lineman’s and Cableman’s Handbook, 7th Edition, R.
R. Dournelley & Sons, USA, 1986
23. Eko Putra,Agfianto, PLC Konsep Pemrograman dan Aplikasi (Omron CPM1A
/CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Gava Media : Yogyakarta,2004
339
24. Ernst Hornemann cs, Electrical Power Engineering proficiency Course, GTZ
GmbH, Braunschweigh, 1983
25. F. Suyatmo, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, Rineka Cipta, 2004
26. Friedrich, “Tabellenbuch Elektrotechnik Elektronik” Umuler-Boum, 1998
27. G. Lamulen, Fachkunde Mechatronik, Verlag Europa-Lehrmittel, Nourenweg,
Vollmer GmbH & Co.kc, 2005
28. George Mc Pherson, An Introduction to Electrical Machines and Transformers,
John Wiley & Sons, New York, 1981
29. Graham Dixon, Electrical Appliances (Haynes for home DIY), 2000
30. Gregor Haberk, Etall, Tabelleubuch Elektroteknik, Verlag, GmbH, Berlin, 1992
31. Gunter G.Seip, Electrical Installation Hand Book, Third Edition, John Wiley &
sons, Verlag, 2000
32. H. R. Ris, Electrotechnik Fur Praktiker, AT Verlag Aarau, 1990.
33. H. Wayne Beoty, Electrical Engineering Materials Reference Guide, McGraw-
Hill, USA, 1990
34. Haberle Heinz, Etall, Fachkunde Elektrotechnik, Verlag Europa – Lehr Mittel,
Nourwey, Vollmer, GmbH, 1986
35. Haberle, Heinz,Tabellenbuch Elektrotechnik, Ferlag Europa-Lehrmittel, 1992
36. Hutauruk, T.S., Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan
Peralatan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
37. Iman Sugandi Cs, Panduan Instalasi Listrik, Gagasan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik - Copper Development Centre South East Asia, 2001.
38. Instruksi Kerja Pengujian Rele, Pengoperasian Emergency Diesel Generator,
PT. Indonesia Power UBP. Saguling.
39. B. Gupta, Utilization of Electric Power and Electric Traction, 4th Edition, Jullundur
City, 1978
40. 40 Jerome F. Mueller, P.E, Standard Application of Electrical Details, McGraw-
Hill, USA, 1984
41. Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga,
2004.
42. John E. Traister and Ronald T. Murray, Commercial Electrical Wiring, 2000.
43. Kadir, Abdul, Transformator, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,1989.
44. Karyanto, E., Panduan Reparasi Mesin Diesel. Penerbit Pedoman Ilmu Jaya,
Jakarta, 2000.
45. Klaus Tkotz, Fachkunde Electrotechnik, Verlag Europa – Lehrmittel, Nourney,
Vollmer GmBH & Co. kG., 2006

340
46. L.A. Bryan, E.A. Bryan, Programmable Controllers Theory and
Implementation, Second Edition, Industrial Text Company, United States of
America, 1997
47. M. L. Gupta, Workshop Practice in Electrical Engineering, 6th Edition,
Metropolitan Book, New Delhi, 1984
48. Michael Neidle, Electrical Installation Technology, 3rd edition, dalam bahasa
Indonesia penerbit Erlangga, 1999
49. Nasar,S.A, Electromechanics and Electric Machines, John Wiley and Sons,
Canada, 1983.
50. P.C.SEN, Principles of Electric Machines and Power Electronics, Canada, 1989.
51. P. Van Harten, Ir. E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat 2, Trimitra Mandiri,
Februari 2002.
52. Peter Hasse Overvoltage Protection of Low Voltage System, 2nd, Verlag GmbH,
Koln, 1998
53. Petruzella, Frank D, Industrial Electronics, Glencoe/McGraw-
Hill,1996.
54. PT PLN JASDIKLAT, Generator. PT PLN Persero. Jakarta,1997.
55. PT PLN JASDIKLAT, Pengoperasian Mesin Diesel. PT PLN Persero. Jakarta,
1997.
56. R.W. Van Hoek, Teknik Elektro untuk Ahli bangunan Mesin, Bina Cipta, 1980
57. Rob Lutes, etal, Home Repair Handbook, 1999
58. Robert W. Wood, Troubleshooting and Repairing Small Home Appliances, 1988
59. Rosenberg, Robert, Electric Motor Repair, Holt-Saunders International Edition,
New York, 1970.
60. Saptono Istiawan S.K., Ruang artistik dengan Pencahayaan, Griya Kreasi, 2006
61. SNI, Konversi Energi Selubung bangunan pada Bangunan Gedung, BSN, 2000
62. Soedhana Sapiie dan Osamu Nishino, Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik,
Pradya Paramita, 2000
63. Soelaiman,TM & Mabuchi Magarisawa, Mesin Tak Serempak dalam Praktek,
PT Pradnya Paramita, Jakarta,1984
64. Sofian Yahya, Diktat Programmable Logic Controller (PLC), Politeknik
Negeri Bandung, 1998.
65. Sumanto, Mesin Arus Searah, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995.
66. Theraja, B.L, A Text Book of Electrical Tecnology, Nirja, New Delhi,
1988.
67. Thomas E. Kissell, Modern Industrial / Electrical Motor Controls, Pretience
Hall,New Jersey, 1990

341
68. Trevor Linsley, Instalasi Listrik Dasar, Penerbit Erlangga, 2004
69. T. Davis, Protection of Industrial Power System, Pregamon Press, UK, 1984
70. Zan Scbotsman, Instalasi Edisi kelima, Erlangga, 1993
71. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta, 1988.
72. http://www.howstuffworks.com
73. http://www.reinhausen.com/rm/en/products/oltc_accessories/, oil +breather
74. http://www.myinsulators.com/hungary/busing.html
75. http://www.geindustrial.com/products/applications/pt-optional-
accessories.htm
76. http://www.reinhausen.com/messko/en/products/oil_temperature/
77. http://www.abb.com/cawp/cnabb051/
21aa5d2bbaa4281a412567de003b3843.aspx
78. http://www.cedaspe.com/prodotti_ing.html
79. http://www.eod.gvsu.edu/~jackh/books/plcs/
80. http://www.answers.com/topic/motor
81. http://kaijieli.en.alibaba.com/product/50105621/50476380/Motors/
Heavy_Duty_Single_Phase_Induction_Motor.html
82. http://www.airraidsirens.com/tech_motors.html
83. http://smsq.pl/wiki.php?title=Induction_motor
84. http://www.allaboutcircuits.com/vol_2/chpt_13/11.html
85. http://www.tpub.com/neets/book5/18d.htm
86. http://www.ece.osu.edu/ems/
87. http://www.eatonelectrical.com/unsecure/html/101basics/Module04/Output/
HowDoesTransformerWork.html
88. http://www.dave-cushman.net/elect/transformers.html
89. http://www.eng.cam.ac.uk/DesignOffice/mdp/electric_web/AC/AC_9.html
90. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/books/plcs/file_closeup/ =>clip arts
91. http://img.alibaba.com/photo/51455199/Three_Phase_EPS_Transformer.jpg
92. http://micro.magnet.fsu.edu/electromag/electricity/generators/index.html
93. http://www.e-leeh.org/transformer/
94. http://www.clrwtr.com/product_selection_guide.htm
95. http://www.northerntool.com/images/product/images
96. http://www.alibaba.com
97. http://www.adbio.com/images/odor
342
98. http://www.dansdata.com/images/2fas
99. http://www.samstores.com/_images/poducts
100. http://www.wpclipart.com/tools/drill
101. http://www.atm-workshop.com/images
102. http://www.oasis-engineering.com
103. http://www.mikroelektronika.co.yu/english/index.htm
104. http://www.industrialtext.com
105. http://www.pesquality.com
106. http://www.abz-power.com/en_25e7d4dc0003da6a7621fb56.html
107. http://www.usace.army.mil/publications/armytm/tm5-694/c-5.pdf
108. http://www.cumminspower.com/www/literature/technicalpapers
109. http://www.cumminspower.com/www/literature/technicalpapers/ 1538-
DieselMaintenance.pdf
110. http://www.sbsbattery.com/UserFiles/File/Power%20Qual/PT-7004-
Maintenance.pdf

343

Anda mungkin juga menyukai