Anda di halaman 1dari 3

1.

metabolisme

a) definisi

Metabolisme adalah hasil gabungan semua proses fisik dan kimiawi untukmenghasilkan
dan mempertahankan substansi hidup yang terstruktur (anabolisme) dan juga transformasi
untuk menyediakan energi untuk digunakan organisme (katabolisme).

Dorland, WAN. Kamus saku kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: EGC; 2012.

c) tahap atau fase

Terdapat dua keadaan metabolik fungsional, yaitu:

1. Keadaan Absortif

Setelah makan, nutrient diserap dan masuk ke dalam darah selama keadaan absortif
(kenyang). Selama periode ini, glukosa berlimpah dan merupakan sumber energi utama.
Hanya sedikit lemak dan asam amino yang diserap digunakan untuk energi selama
keadaan absortif karena sebagian besar sel cenderung menggunakan glukosa jika tersedia.
Nutrien tambahan yang tidak segera digunakan untuk energi atau perbaikan struktural
disalurkan menjadi simpanan dalam bentuk glikogen atau trigliserida.

2. Keadaan Post-Absortif

Makanan yang masuk biasanya diserap secara tuntas dalam waktu sekitar empat jam pada
keadaan post-absortif (puasa). Selama keadaan ini, simpanan energi endogen dimobilisasi
untuk menghasilkan energi, sementara glukoneogenesis dan penghematan glukosa pada
kadar yang sesuai untuk memberi makan otak. Sintesis protein dan lemak dihentikan.
Simpanan molekul-molekul organik ini dikatabolisme masing-masing untuk menghasilkan
energi. Sintesis karbohidrat tetap terjadi melalui glukoneogenesis, tetapi pemakaian
glukosa untuk energi sangat berkurang.

Konsentrasi nutrien dalam darah tidak banyak berfluktuasi antara keadaan absortif dan
post-absortif. Selama keadaan absortif, nutrien berlimpah yang diserap cepat dan
dikeluarkan dari darah yang kemudian disimpan. Sedangkan selama keadaan post-absortif,
simpanan ini dikatabolisme untuk mempertahankan konsentrasi darah pada tingkat yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan.

 Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2014.
 Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. USA: John Wiley
and Sons Inc; 2009.

4. mekanisme lipid, protin dan karbohidrat

8. nutrisi terbaik untuk tubuh saat dewasa

Perubahan yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa tergantung dari lamanya waktu
berpuasa. Secara teknis, tubuh memasuki keadaan berpuasa selama 8 jam atau lebih setelah
makanan terakhir dikonsumsi dan ketika pencernaan selesai menyerap zat-zat gizi dari
makanan. Dalam kondisi tidak berpuasa, glukosa yang disimpan di hati dan otot digunakan
sebagai sumber utama energi tubuh. Pada saat berpuasa, glukosa inilah yang digunakan
pertama kali untuk menyediakan energi. Setelah glukosa habis, lemak akan digunakan
sebagai sumber energi. Sejumlah glukosa dalam jumlah yang kecil masih diproduksi melalui
mekanisme lain di hati. Glukosa yang diproduksi ini akan digunakan untuk proses-proses lain
dalam tubuh. Hanya puasa dalam jangka waktu yang lama selama beberapa hari atau minggu
yang membuat tubuh terpaksa menggunakan protein sebagai sumber energi. Inilah yang
sering dikenal dengan sebutan kelaparan dan jelas kondisi ini tidak sehat. Protein akan
dilepaskan dari otot sehingga orang-orang yang kelaparan akan tampak kurus dan menjadi
sangat lemah.1

Puasa selama bulan Ramadhan dilakukan hanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari,
sehingga ada kesempatan buat tubuh untuk diberi asupan energi dan zat gizi lain setelah
berbuka puasa sampai mulai berpuasa lagi. Jika konsumsi makanan pada saat ini dilakukan
dengan cara yang tepat, maka hal ini akan memberikan keuntungan berupa pengalihan yang
perlahan dari penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber energi, dan juga mencegah
kerusakan otot. Penggunaan lemak untuk energi membantu menurunkan berat badan,
mempertahankan massa otot, dan dalam jangka panjang akan mengurangi kadar kolesterol
darah. Sebagai tambahan, penurunan berat badan akan membantu dalam kontrol terhadap
diabetes dan mengurangi tekanan darah. Proses detoksifikasi juga terjadi pada saat berpuasa,
karena zat racun yang tersimpan lemak akan larut dan dikeluarkan dari tubuh. Setelah
beberapa hari berpuasa, beberapa hormon tertentu (endorfin) mengalami peningkatan dalam
darah, sehingga kita menjadi lebih awas dan secara umum kondisi mental menjadi lebih baik
atau meningkat.1

Makanan dan minuman yang seimbang yang masuk dalam tubuh selama bulan puasa
sangatlah penting. Untuk mencegah pemecahan otot, makanan yang dikonsumsi selama bulan
puasa harus mengandung energi yang cukup dari karbohidrat dan lemak. Oleh karena itu, diet
yang seimbang diperlukan dan kebutuhan zat-zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral) dan air harus tercukupi. Pola makan dan makanan yang sembarangan dan tidak
dikontrol dapat mengganggu selama puasa. Faktor penentu yang utama sebenarnya bukan
dari puasa itu sendiri, akan tetapi makanan yang dikonsumsi pada saat waktu tidak berpuasa
(setelah magrib sampai sebelum subuh). Makan berlebihan pada saat berbuka puasa tidak
hanya membahayakan tubuh akan tetapi juga mengganggu kesehatan spiritual.1,2

1. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Edisi 6. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2006.
2. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan: buku ajar ilmu gizi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.;2010.

Anda mungkin juga menyukai