Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FARMAKOLOGI LANSIA

HIPERTENSI

Disusun oleh Kelompok 3 :

1. Lia Marsela (PO.71.39.0.17.057)

2. Margareta (PO.71.39.0.17.059)

3. Mike Julianti (PO.71.39.0.17.061)

4. Nadia Aisy A (PO.71.39.0.17.063)

5. Natasyah Fitri (PO.71.39.0.17.064)

6. Nella Safitri (PO.71.39.0.17.065)

7. Neti Haryanti (PO.71.39.0.17.066)

8. Nur Ainun Nisa (PO.71.39.0.17.068)

9. Nurul Karimah Lestari (PO.71.39.0.17.070)

10. Riezki Tri Wahyuni (PO.71.39.0.17.072)

Kelas : Reguler II B

Dosen Pembimbing : Dr.Sonlimar Mangunsong Apt., M.Kes

Ferawati Suzalin, S.Farm,

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat tersebut itulah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hipertensi “ tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami mempresentasikannya.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengjharapkan
kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan mahasiswa, dan para
pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.

Palembang, 24 April 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (jangka waktu lama).Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit yang sangat
berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang.
Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara.Berdasarkan data
Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat.
Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3
juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan
diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi
penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-
rokok-dan-tekanan-darah.html) Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15
juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh
WHO sejak 2005.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hipertensi


Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik yang
intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi
pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008). Hipertensi atau darah tinggi
adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah
normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani,
2007). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
(Rohaendi, 2008).

2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
4
1. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis,
Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan
karena Obat-obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.

2.3 Manifestasi Klinis


1. Sakit kepala dan pusing
2. Nyeri kepala berputar
3. Rasa berat di tengkuk
4. Marah / emosi tidak stabil
5. Mata berkunang – kunang
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Kesemutan
9. Kesulitan bicara

5
10. Rasa mual / muntah
11. Epistaksis
12. Migren
13. Mudah lelah
14. Tinistus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah

2.4 Klasifikasi
Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan
dengan faktor keturunan dan lingkungan
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Commite on Detection
Evaluation and Treatmen of High Blood Pressure, adalah sebagai berikut :
Kategori Sistolik Diastolik
1. Normal tinggi (perbatasan) 130 – 139 85 – 89
2. Stadium 1, ringan 140 – 159 90 – 99
3. Stadium 2, sedang 160 – 179 100 – 109
4. Stadium 3, berat 180 – 209 110 – 119
5. Stadium 4, sangat berat 210 > 120 >

2.5 Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara, yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karena-
nya darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut,
dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.

6
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanand arah juga meningkat, sebaliknya jia : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri
mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun.
Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai
fungsi tubuh secara otomatis).
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah
bertambah dan tekanan darah kembali normal. Jika tekanan darah menururn, ginjal akan
mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan
darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan
enzim yang disebut rennin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting
dalam mengendalikan tekanan darah, karena iti berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal
bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis)
bisa menyebabkan hipertensi. Perdangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga
bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom, yang untuk
sementara waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight – or – flight (reaksi
fisik tubuh terhadap ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut
jantung; jugta mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di
daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak).
Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume

7
darah dalam tubuh. Melepaskan hormone epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin
(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

2.6 Komplikasi
Hipertensi akan lebih membebani jantung dan pembuluh darah Anda jika tidak
ditangani dengan seksama. Jenis-jenis komplikasi yang berpotensi terjadi meliputi:
1. Serangan jantung atau stroke
Hipertensi berpotensi menyebabkan penebalan dan pengerasan dinding arteri sehingga
dapat memicu serangan jantung serta stroke.
2. Aneurisme atau pelebaran abnormal pada arteri
Peningkatan tekanan darah dapat memicu pelebaran dinding pembuluh darah (seperti
menggembung). Dinding yang menggelembung akan menjadi lemah saat menahan
tekanan aliran darah. Komplikasi ini berpotensi mengancam jiwa, terutama jika
pembuluh darah pecah.
3. Pembuluh darah kecil pada ginjal yang rusak akibat hipertensi
Kondisi ini bisa menghalangi ginjal untuk berfungsi dengan baik. Beberapa gejalanya
adalah pembengkakan kedua tungkai bawah, keinginan untuk buang air kecil di malam
hari meningkat tapi volume urine sedikit, dan hipertensi yang semakin parah.
4. Sindrom metabolic
Munculnya sejumlah masalah kesehatan yang dialami secara bersamaan. Lingkar
pinggang meningkat, tingginya kadar trigliserida, rendahnya kadar kolesterol baik
(HDL), kadar gula darah puasa yang tinggi, disertai hipertensi akan meningkatkan risiko
terjadinya sindrom metabolik. Sindrom ini juga dikenal sindom resistensi insulin,
dimana tubuh gagal menggunakan insulin dalam darah dengan efektif. Pada akhirnya,
risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan diabtes juga akan meningkat

2.7 Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga
isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk

8
mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan
pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai
sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan
asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak
dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada
pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4
kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
6. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
7. Perbanyak makanan yg mengandung serat
8. Menjaga berat badan
9. Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini.
Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

9
- Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing)
sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi
lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
- Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
- Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis
betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan
seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia
(kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya
bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran
pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
- Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
- Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul
adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

- Antagonis kalsium

10
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung
(kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.
Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
- Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya
yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan
ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing,
lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan tekanan
darah seperti:
1. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan tekanan darahnya
dengan cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan membuat jantung lebih
banyak menggunakan oksigen dengan lebih efisien, sehingga tidak berupaya keras memompa
darah.
Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam seminggu.Cobalahtingkatkan
kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.
2. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan tai chi akan
menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat renin, enzim dari ginjal yang
meningkatkan tekanan darah.
Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik napasdalam-
dalam dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua ketegangan.
3. Pilih produk kaya kalium
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran merupakan bagian
penting dalam program penurunan tekanan darah. Usahakan untuk mendapatkan asupan kalium
dari 2.000 sampai 4.000 mg per hari," kata Linda Van Horn, PhD, RD, profesor kedokteran
preventif di Northwestern University Feinberg School of Medical.
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang, pisang, kacang

11
merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering seperti kismis.
4.Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi lebih besar
kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi, terutama yang sensitif terhadap garam atau
sodium. Tapi karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang sensitif terhadap sodium,
maka setiap orang harus mengurangi asupan sodiumnya," kata Eva Obarzanek, PhD, ahli gizi
penelitian di National Heart, Lung, dan Darah Institute.
Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hari. Sedangkan setengah sendok teh
garam mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga kadar garam atau sodium dalam
makanan olahan, sebab di situlah sebagian besar asal muasal sodium dalam makanan. Bumbui
makanan dengan rempah-rempah, jamu, lemon, dan jangan ditambahi garam.
5. Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah menjadi lebih elastis.
Dalam sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat hitam setiap hari mengalami
penurunan tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam setiap hari-hari. Pastikan
coklat hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70% kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10
mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan diperlukan untuk
memproduksi energi dan melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter tentang
pemakaian suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.
7. Minum sedikit saja alkohol
Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol, semakin sedikit
tekanan darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di rumah sakit Boston's Brigham and
Women menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf ringan, yaitu seperempat sampai
setengah minuman per hari untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah lebih banyak daripada
yang tidak minum setiap hari.
Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5 ons alkohol.
Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan dua gelas sehari
untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

12
"Dalam jumlah tinggi, alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam taraf
sedang adalah pelindung jantung, jika diminum dalam porsi yang cukup," kata Obarzanek.
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan darah. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi tekanan darah, tapi suatu
penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa konsumsi kafein 500 mg atau
sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 4 mmHg. Efeknya
berlangsung hingga menjelang tidur.
"Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan pembuluh darah dan
mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung memompa darah lebih banyak dan
meningkatkan tekanan darah. Dan kafein akan memperkuat efek itu," kata sang peneliti Jim Lane,
PhD, profesor riset di Duke University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan kopi tanpa kafein
untuk melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons kopi biasa mengandung 100 sampai 125
mg. Dalam jumlah yang sama, teh mengandung 50 mg kafein dan cola sekitar 40 mg kafein.
9. Minum teh herbal
Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3 cangkir teh
hibiscus setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7 poin dalam rata-rata 6
minggu. Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang meminum minuman plasebo hanya
mengalami penurunan tekanan darah sebesar satu poin.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat banyak
mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung kembang sepatu.
Lihatlah campuran bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan pilihlah produk yang
banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap porsinya.
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan risiko hipertensi
sebesar 15%, demikian menurut penelitian oleh University of California, Irvine terhadap 24.205
orang warga California.
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan sehat. Usahakan
menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi pusat kebugaran atau
lebih sering memasak makanan sehat.

13
11. Bersantai dengan musik
Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa dibantu dengan
merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University of Florence di Italia, lagu-lagu yang
tepat dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi
mendengarkan musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari sambil bernapas
perlahan-lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata mengalami penurunan tekanan darah
sistolik sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya turun sebanyak 4,4 poin.
12. Mengatasi ngorok saat tidur
Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea obstruktif (OSA).
Peneliti dari Universitas Alabama menemukan bahwa penderita apnea tidur banyak memiliki
kadar aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah. Bahkan,
diperkirakan bahwa separuh dari semua orang yang mengalami sleep apnea memiliki tekanan
darah tinggi.
Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang berpotensi
mengganggu pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain mendengkur dengan keras,
kelelahan yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah pertanda
apnea tidur.
Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea tidurnya dapat
disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar aldosteron dan memperbaiki
tekanan darah tinggi.
12. Banyak makan kedelai
penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan untuk
pertama kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai atau
susu, seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik penderita hipertensi
atau prehipertensi

2.8 Cara Mencegah Hipertensi

Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya
terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1.Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut

14
lebihcepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jantung
terpaksamemompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita
2.Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan
lebihbanyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
3.Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah
danmenjadikannya tebal dan kaku
4.Pertahankan berat badan ideal
5.Olahraga secara teratur
6.Hindari konsumsi alkohol
7.Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami

15
BAB III
TELAAH KASUS

3.1 Kasus
Seorang pasien lansia ber usia 67 tahunn datang ke posyandu dengan keluhan sakit
kepala sejak 3 hari yang lalu, pasien mengatakan kepalanya berdenyut-denyut serta terasa
kaku, sakit kepala ini datang sewaktu-waktu tak menentu. Sebelumnya pasien pernah berobat
ke dokter, tetapi tidak ada perubahan. Pasien juga mengatakan ia kerap mengalami nyeri
sendi dan ia mengalami incontinensia berat sehingga merasakan lesu setelah mengkonsumsi
obat yang diberikan dokter. Penglihatan pasien kabur, ia bertanya-tanya tentang penyakitnya,
dan setelah diperiksa tekanan darahnya ternyata 190/100 dan setelah di interview ternyata
pasien hobi meminum kopi dan perokok berat.
Setelah periksa ke dokter, pasien diberi resep yang berisi obat antara lain : Amlodipine,
valsartan, HCT dan asam mefenamat

3.2 Keterangan Obat

a) Amlodipine

Golongan Calcium-channel blocker (antagonis kalsium)

Kategori Obat resep

Manfaat Mengatasi hipertensi dan serangan angina pectoris

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak umur 6 ke atas

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek


Kategori kehamilan samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
dan menyusui hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Bentuk obat Tablet

Peringatan:

16
 Obat ini bisa membuat kepala terasa pusing. Hindari mengemudi, mengoperasikan
peralatan berat, atau melakukan aktivitas yang butuh kewaspadaan dan konsentrasi,
khususnya pada orang tua.
 Tidak disarankan meminum banyak jus grapefruit. Kandungan bahan kimia dalam
grapefruit bisa meningkatkan kadar amlodipine di dalam aliran darah.
 Jangan memberikan obat ini pada orang lain tanpa resep dokter meskipun mereka
memiliki kondisi yang sama. Penggunaan obat secara sembarangan bisa berbahaya.
 Beri tahu dokter jika memiliki riwayat gangguan liver, jantung, pembuluh darah jantung,
serangan jantung, dan tekanan darah rendah.
 Jika alergi atau overdosis terjadi, segera temui dokter.

Dosis Amlodipine
Dosis yang biasanya dianjurkan untuk orang dewasa adalah 5-10 mg per hari. Dosis untuk orang
tua lebih rendah, yaitu 2,5 mg per hari. Sedangkan dosis untuk anak-anak dan remaja adalah 2,5-
5 mg per hari. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi dan respons pasien terhadap obat ini.

Interaksi Obat
Penggunaan bersama obat-obatan berikut dapat mempengaruhi kadar obat di dalam darah, oleh
karenanya membutuhkan penyesuaian dosis:

Amiodarone, atazanavir, ceritinib, clarithromycin, clopidogrel, conivaptan, cyclosporine,


dantrolene, digoxin, domperidone, droperidol, eliglustat, idelalisib, lacosamide, piperaquine,
simvastatin, tacrolimus, tegafur, dan telaprevir.

Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek samping obat. Selain
itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat meningkatkan risiko terjadinya miopati.

Efek Samping
 Merasa lelah atau pusing.
 Jantung berdegup kencang.
 Merasa mual dan tidak nyaman di bagian perut.
 Pergelangan kaki membengkak.

b) Valsartan

Golongan Angiotensin receptor blocker (ARB)

Kategori Obat resep

17
 Mengobati hipertensi
 Mengobati gagal jantung
Manfaat  Melindungi jantung pasien yang baru terkena serangan
jantung

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak ≥ 6 tahun

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin


manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih
besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.
Kategori kehamilan dan
menyusui Obat ini dapat mengakibatkan oligohidramnion, yaitu
berkurangnya air ketuban, yang dapat menyebabkan kematian
janin.Belum diketahui apakah valsartan bisa diserap ke dalam ASI
atau tidak. Bagi ibu menyusui, konsultasikan terlebih dahulu
kepada dokter sebelum menggunakan obat ini agar risiko dan
manfaatnya dapat dipertimbangkan.
Bentuk obat Tablet

Peringatan:

 Hati-hati pemberian valsartan pada penderita angioedema, hipotensi, dan hiperkalemia.


 Valsartan tidak boleh dikombinasikan dengan obat aliskiren atau ACE inhibitor seperti
captopril, karena berisiko menimbulkan hipotensi, hiperkalemia, dan penurunan fungsi
ginjal.
 Valsartan tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh anak-anak berusia di bawah 6
tahun.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi valsartan, segera temui
dokter.

Dosis Valsartan

Kondisi Usia Dosis

Dosis awal 80-160 mg, 1 kali


Dewasa sehari. Dosis maksimal 320 mg
Hipertensi
per hari.

Anak usia ≥ 6 tahun Dosis awal 40 mg, 1 kali

18
dengan berat badan sehari. Dosis maksimal 80 mg
kurang dari 35 kg. per hari.

Anak usia ≥ 6 tahun Dosis awal 80 mg, 1 kali


dengan berat badan sehari. Dosis maksimal 160 mg
35-80 kg. per hari.

Anak usia ≥ 6 tahun Dosis awal 80 mg, 1 kali


dengan berat badan di sehari. Dosis maksimal 320 mg
atas 80 kg. per hari.

Sama seperti dosis dewasa dan


Orang lanjut usia
tidak perlu penyesuaian dosis.

Interaksi Valsartan dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika mengonsumsi valsartan bersama
dengan obat-obatan lainnya:

 Meningkatkan risiko hiperkalemia jika dikonsumsi dengan obat diuretik hemat kalium.
 Meningkatkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi dengan obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS).
 Penggunaan valsartan yang dikombinasikan dengan aliskiren pada pasien diabetes dan
penyakit ginjal, berisiko menyebabkan hiperkalemia, hipotensi, dan memperburuk fungsi
ginjal.

Efek Samping Valsartan

Sejumlah efek samping yang mungkin dapat timbul setelah mengonsumsi valsartan, antara lain
adalah:

 Pusing.
 Meningkatkan kadar ureum dalam darah.
 Hipotensi.
 Hiperkalemia.
 Lemas.
 Pingsan.
 Nyeri perut bagian atas.
 Vertigo.

19
c) Hydrochlorothiazide

Golongan Diuretik

Kategori Obat resep

Manfaat Menurunkan tekanan darah

Dikonsumsi oleh Anak-anak, dewasa, lanjut usia

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan


Kategori kehamilan dan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
menyusui wanita hamil.Hydrochlorothiazide dapat diserap ke dalam ASI. Obat ini
tidak boleh digunakan selama menyusui.

Bentuk obat Tablet, kaplet, tablet salut selaput

Peringatan:

 Bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan diuretik atau
antibiotik sulfonamida, jangan mengonsumsi obat ini tanpa anjuran dokter.
 Harap berhati-hati bagi pasien yang menderita atau memiliki riwayat gagal ginjal,
diabetes, gangguan elektrolit, kolesterol tinggi, penyakit asam urat, hipotensi, lupus,
gangguan hati atau ginjal, gangguan kelenjar paratiroid, rabun jauh, dan glaukoma.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, terutama digoxin dan
lithium.
 Hydrochlorothiazide berisiko menyebabkan disfungsi seksual pada pria, eksaserbasi atau
aktifnya kembali penyakit lupus, sensitif terhadap cahaya, dan gangguan elektrolit.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi hydrochlorothiazide, segera
temui dokter.

Dosis Hydrochlorothiazide

Kondisi Usia Dosis

12,5 mg per hari, sebagai obat tunggal atau


Hipertensi Dewasa dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya.
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25-50 mg per hari

20
jika dibutuhkan.

Anak usia di bawah 6 1-3 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis maksimal
bulan adalah 37,5 mg per hari.

Anak usia 6 bulan-2 1-2 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis maksimal
tahun adalah 37,5 mg per hari.

1-2 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis maksimal


Anak usia 2-12 tahun
adalah100 mg per hari.

Orang lanjut usia 12,5-25 mg, sekali sehari.

Dewasa 25-100 mg, 1-2 kali sehari atau diminum 2 hari sekali.

Anak usia di bawah 6 1-3 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis maksimal
bulan adalah 37,5 mg per hari.
Pembengkakan
tubuh akibat Anak usia 6 bulan-2 1-2 mg/kgBB per hari1-2 kali sehari. Dosis maksimal
penumpukkan tahun adalah 37,5 mg per hari.
cairan (edema)
1-2 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis maksimal
Anak usia 2-12 tahun
adalah 100 mg per hari.

Orang lanjut usia 12,5-25 mg sekali sehari.

Interaksi Obat

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan hydrochlorothiazide
bersama dengan obat lain:

 Mengurangi kinerja obat lithium.


 Meningkatkan efek hipokalemia, jika dikonsumsi dengan kortikosteroid atau salbutamol.
 Meningkatkan risiko munculnya efek samping hydrocholorothiazide, jika dikonsumsi
dengan obat antihipertensi lain.
 Mengurangi efek antihipertensi, jika dikonsumsi dengan kortikosteroid atau obat
antiinflamasi nonsteroid.
 Meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan obat antiinflamasi
nonsteroid.
 Berisiko menyebabkan hipotensi ortostatik, jika dikonsumsi dengan phenobarbital dan
opioid seperti morfin.

21
Efek Samping dan Bahaya Hydrochlorothiazide

Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi hydrochlorothiazide adalah: Tampak
bingung, Sakit kepala, Pusing, Lemas, Tidak nafsu makan, Gangguan sel darah, Nyeri bagian atas
perut, Hiperkalsemia, Hipokalemia

d) Asam Mefenamat

 Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid primer,
nyeri reumatik, nyeri otot, dan nyeri paska operasi

 Dosis : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk dokter. Dosis dewasa dan
anak lebih besar dari 14 tahun : Dosis Awal diberikan 500 mg, dilanjutkan 250 mg tiap 6
jam, bila perlu. Anak (usia 6 bulan) diberikan 3 - 6.5 mg/kg selama 6 hari, penggunaan
maksimal 7 hari.

 Aturan Pakai :Diberikan sesudah makan atau bersama dengan makan

 Efek Samping :-

 Kontra Indikasi : Tukak peptik, kerusakan ginjal, asma yang sensitif terhadap AINS

 Perhatian : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Pasien dengan gangguan


atau faktor resiko kardiovaskular, riwayat peptic ulser atau perdarahan GI, gangguan hati
dan ginjal, ibu hamil dan menyusui. Kategori Kehamilan : C

 Interaksi Obat : -

3.3 Permasalahan terkait Obat

1. Obat yang diberikan salah satunya adalah hct yang merupakan obat diuretic, sedangkan
pasien mengidap incontinensia.jadi pemberian obat hct justru akan memperbanyak sekresi
urine. Sehingga pemberiaan obat ini tidaklah perlu.
2. Pemberian Valsartan pada kepada pasien adalah utk menurunkan tekanan
darah,sedangkan pemberian asmet (asam mefenamat) adalah untuk mengurasngi rasa
nyeri sendi yang diderita pasien.Berdasarkan kajian farmakologi ternyata valsartan dan

22
asam mefenamat memiliki interaksi obat yaitu menurunkan aktifitas terapi valsartan,hal
itu lah yang membuat tekanan darah pasien tidak kunjung turun.

3.4 Saran Pemberian Obat

 Seharusnya pasien tidak diberikan obat golongan diuretic untuk mengatasi hipertensinya
karena pasien sudah mengalami incontinensia.
 Sebaiknya analgetik(asam mefenamat)tidak diberikan karena justru mengurangi efek dari
valsartan serta meningkatkan toksik.
 Jadi sebaiknya obat yang diresepkan cukup amlodipin dan valsartan saja,karena ketika
tekanan darahnya sudah normal maka gejala-gejala seperti nyeri sendi dapat hilang dengan
sendirinya,jadi tidak perlu menggunakan analgetik yang justru mengurangi efek terapi
antihipertensi.

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya
karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan
penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin
atau karena penyakit koartasio aorta.

4.2 Saran
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
- Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
- Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita

24
- Rajin berolahraga

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/amlodipine

https://www.alodokter.com/valsartan

https://www.alodokter.com/hydrochlorothiazide

https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/asam-mefenamat-500-mg-10-kaplet-per-strip-
kaplet

25

Anda mungkin juga menyukai