Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, LEVERAGE,

LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP


AGRESIVITAS PAJAK
(Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2013)

Oleh:
Fitri Anita M
Pembimbing: Yesi Mutia Basri dan Julita

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail:fitri.anitam92@ymail.com

The effect of corporate social responsibility, leverage, liquidity, and


firm size to aggresiveness tax
( Empirical Studies Of Listed Real Estate and Property Companies
In The Indonesian Stock Exchange in 2010-2013)

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of corporate social


responsibility, leverage, likuiditas dan firm size effect corporate aggresiveness
tax. Type of this reseacrh is causative research. The population in this research is
real estate and property company registered in BEI in 2010 until 2013. Sample
was determined by the purposive sampling method. Types of data is secondary
data and the method of analysis used is multiple regression analysis. The test
results of this study indicate that corporate social responsibility, leverage, firm
size have no effect on corporate aggressive tax. Meanwhile, liquidity effect on
corporate aggresive tax. In this study, there are still many limitatios and short
comings the effect of independent variables on the dependent variable can only
explain by 8,3%, hence more independent variable are needed.

Keywords : Corporate Social Responsibility, leverage, liquidity, firm size, and


aggresive tax

PENDAHULUAN adalah Pajak. Menurut Undang-


Undang 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat
Dasar hukum tertinggi (1): “pajak adalah suatu kontribusi
pemberlakuan pemungutan pajak di wajib pajak kepada Negara yang
Indonesia adalah Pancasila dan terutang oleh Orang Pribadiatau
Undang-Undang Dasar 1945. Sila ke Badan yang bersifat memaksa
lima dari Pancasila berbunyi: berdasarkan Undang-Undang dengan
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh tidak mendapatkan imbalan secara
Rakyat Indonesia”. Dan salah satu langsung dan digunakan untuk
alat untuk menegakkan keadilan keperluan negara sebesar- besarnya

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1


kemakmuran rakyat”. Pada saat ini, yang bersumber dari pajak. Oleh
pajak merupakan penerimaan negara karena itu, dimungkinkan perusahaan
yang paling dominan dan menjadi akan menjadi agresif dalam
primadona dibandingkan beberapa perpajakan. Tindakan pajak agresif
dekade yang lalu, dimana pajak atau juga sering disebut dengan
hanya dianggap sebagai pelengkap agresivitas pajak adalah suatu
atau pendamping dari penerimaan tindakan yang ditujukan untuk
sektor migas. Peningkatan total menurunkan laba kena pajak melalui
penerimaan perpajakan yang perencanaan pajak, baik
cenderung meningkat ini bisa kita menggunakan cara yang tergolong
lihat pada grafik dibawah ini, kecuali atau tidak tergolong tax evasion. Tax
pada tahun 2009 akibat terjadinya evasion merupakan tindakan yang
krisis global tersebut : merugikan negara karena akan
mengurangi penerimaan negara.
Gambar 1 Walau tidak semua tindakan yang
Grafik Penerimaan Pajak dilakukan melawan peraturan, namun
semakin banyak celah yang
digunakan maka perusahaan tersebut
dianggap semakin agresif terhadap
pajak (Krisnata, 2012).
Perusahaan diharapkan tidak
hanya mementingkan keuntungan
Sumber : Kementrian Keuangan, APBN semata, tetapi juga melihat
2013 (dalam triliun rupiah) lingkungan tempat berjalannya
usaha. Hubungan antara organisasi
Perpajakan tersebut selalu dan komunitas bukanlah sekedar soal
menjadi permasalahan yang dihadapi bertetangga, hubungan ini lebih tepat
oleh perusahaan dimana perusahaan dipandang sebagai wujud
akan berusaha untuk membayar tanggungjawab sosial organisasi atau
pajak dengan jumlah yang kecil. perusahaan atau dalam istilah
Dilihat dari kehidupan nyata, arti populernya saat ini disebut sebagai
pajak sendiri dipersepsikan berbeda Corporate Social Responsibility
antara pemerintah dengan (CSR). Yusuf Wibisono
perusahaan. Jika bagi pemerintah, mendefinisikan Corporate Social
pajak merupakan sumber pendapatan Responsibility (CSR) sebagai
negara. Maka sebaliknya, bagi tanggungjawab perusahan kepada
perusahaan pajak merupakan beban para pemangku kepentingan untuk
yang mengurangi laba bersih, berlaku etis, meminimalkan dampak
sehingga menimbulkan niat negatif dan memaksimalkan dampak
perusahaan untuk meminimalkan positif yang mencakup aspek
beban pajak dengan cara legal, ilegal, ekonomi, sosial dan lingkungan
atau kedua-duanya. Padahal tindakan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut dianggap sebagai tindakan pembangunan berkelanjutan.
yang tidak bertanggung jawab dan Pengungkapan Corporate Social
akan menyebabkan atau Responsiility merupakan suatu
mempengaruhi penerimaan negara kewajiban bagi setiap perusahaan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2


yang diatur oleh pemerintah dalam perusahaan. Ozkan (2001) dalam
Undang-Undang RI No. 40 Tahun Krisnata (2012) menyebutkan bahwa
2007 Pasal 74 Tentang “Tanggung perusahaan yang memiliki kewajiban
Jawab Sosial dan Lingkungan”. pajak tinggi akan memiliki utang
Undang-undang tersebut yang tinggi pula, sehingga
mengamanatkan bahwa “Perseroan perusahaan sengaja berutang tinggi
yang menjalankan kegiatan usahanya untuk mengurangi beban pajak.
di bidang dan/atau berkaitan dengan Perusahaan yang memiliki tingkat
sumber daya alam wajib leverage yang tinggi akan menambah
melaksanakan tanggung jawab sosial keingingan perusahaan untuk
dan lingkungan”. melanggar perjanjian kredit sehingga
perusahaan akan mengungkapkan
Likuiditas sebuah
laba sekarang lebih tinggi.
perusahaan diprediksi akan
mempengaruhi agresivitas pajak Ukuran perusahaan
perusahaan (Krisnata, 2012). Suatu menunjukkan besar kecilnya
perusahaan memiliki suatu tingkat perusahaan. Sebuah perusahaan yang
likuiditas yang makin besar jika ukuran/skalanya besar dan sahamnya
jumlah aktiva-aktiva lancarnya jauh tersebar luas memiliki kekuatan
lebih besar daripada jumlah hutang- tersendiri dalam menghadapi
hutang lancarnya yang harus segera masalah bisnis dan kemampuan
dipenuhi. Dengan demikian, jika perusahaan untuk menghasilkan laba
tingkat likuiditas perusahaan tinggi, lebih tinggi karena usaha tersebut
maka perusahaan akan membayar didukung oleh aset yang besar,
pajaknya sesuai dengan ketentuan sehingga kendala perusahaan yang
yang berlaku. Sebaliknya, Bradley berhubungan dengan aset dapat
(1994) serta Siahaan (2005) dalam diatasi (Nur Alizna, 2009) dalam
Krisnata (2012) menyatakan Febria (2009). Kamila (2013)
perusahaan yang memiliki likuiditas menyatakan bahwa ukuran
rendah akan tidak taat terhadap pajak perusahaan memiliki hubungan yang
guna mempertahankan arus kas positif dengan agresivitas pajak. hal
perusahaan daripada harus tersebut menggambarkan bahwa
membayar pajak. Dengan rasio perusahaan besar memiliki jumlah
likuiditas yang tinggi tersebut juga laba sebelum pajak yang besar dan
menunjukkan kemampuan memiliki insentif serta sumber daya
perusahaan untuk memenuhi yang lebih besar untuk melakukan
kewajiban jangka pendeknya, yang manajemen pajak.
menandakan perusahaan dalam Penelitian ini merupakan
kondisi keuangan yang sehat serta replikasi dari penelitian yang
dengan mudah menjual aset yang dilakukan oleh Yoehana (2013)
dimilikinya jika diperlukan. dengan menambahdua variabel dan
Leverage merupakan nama menggunakan sampel penelitian
lain dari rasio utang. Rasio ini yang berbeda. Sampel dalam
digunakan untuk mengukur sejauh penelitian ini adalah wajib pajak
mana kemampuan perusahaan untuk badan perusahaan real estate dan
menutupi kewajiban dalam bentuk property yang terdaftar di Bursa Efek
utang terhadap modal yang dimiliki Indonesia. Dari paparan di atas,

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3


peneliti akan menguji pengaruh Teori legitimasi juga menjelaskan
corporate social responsibility, kontrak sosial dengan masyarakat,
leverage, likuiditas, dan ukuran kelangsungan hidup perusahaan akan
perusahaan terhadap agresivitas terancam jika masyarakat merasa
pajak perusahaan real estate dan organisasi telah melanggar kontrak
property yang terdaftar di BEI tahun sosialnya.
2010 sampai 2013.
Corporate Social Responsibilty
Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : 1) apakah Menurut World Bank
corporate sosial responsibility (Wibisono, 2007:7) CSR adalah
perusahaan berpengaruh terhadap komitmen bisnis untuk kontribusi
agresivitas pajak, 2) apakah leverage dalam pengembangan ekonomi
berpengaruh terhadap agresivitas bekerja dengan karyawan dan
pajak, 3) apakah likuiditas representatif mereka, komunitas
berpengaruh terhadap agresivitas lokal dan masyarakat secara luas
pajak, 4) apakah ukuran perusahaan untuk meningkatkan kualitas
berpengaruh terhadap agresivitas kehidupan, dimana keduanya baik
perpajakan. untuk bisnis dan pengembangan
(Wahab, 2013). Untuk menjelaskan
Berdasarkan perumusan kecenderungan pengungkapan CSR
masalah di atas, maka tujuan dari dapat menggunakan pendekatan
penelitian ini adalah : 1) untuk berlandaskan beberapa teori, seperti
menguji pengaruh corporate social teori stakeholder dan teori legitimasi.
resposibility terhadap agresivitas Hasil Survei global yang dilakukan
pajak perusahaan, 2) untuk menguji oleh The Economist Intelligence Unit
pengaruh leverage terhadap menunjukkan bahwa 85% eksekutif
agresivitas pajak perusahaan, 3) senior dan investor dari berbagai
untuk menguji pengaruh likuiditas macam organisasi menjadikan CSR
terhadap agresivitas pajak sebagai pertimbangan utama dalam
perusahaan, 4) untuk menguji pengambilan keputusan.
pengaruh ukuran perusahaan
terhadap agresivitas pajak Hubungan pendekatan sikap
perusahaan. tanggungjawab sosial perusahaan
(CSR) terhadap pajak memang.
TELAAH PUSTAKA DAN Apabila perusahaan yang melakukan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS tanggungjawab sosial terbatasi oleh
norma-norma sosial menunjukkan
Teori Legitimasi agresivitas pajak lebih besar,
dibandingkan perusahaan yang tidak
Teori legitimasi
melakukan tanggungjawab sosial
menjelaskan perusahaan melakukan
perusahaan dan yang tidak dibatasi
kegiataan usaha dengan batasan-
norma-norma sosial menunjukan
batasan yang ditentukan oleh norma-
jumlah manfaat pajak yang lebih
norma, nilai-nilai sosial dan reaksi
besar (Luke Watson, 2011 dalam
terhadap batasan tersebut mendorong
Kusumawardhani). Eviati (2014) dan
pentingnya perilaku organisasi
berdasarkan penelitian yang
dengan memperhatikan lingkungan.
dilakukan pada perusahaan asuransi

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4


yang listing di BEI menyimpulkan Likuiditas
bahwa Corporate Social Krisnata (2012) menemukan
Responsibility berpengaruh negatif bahwa likuiditas berpengaruh negatif
terhadap agresivitas pajak. Hal ini terhadap agresivitas perusahaan.
berarti bahwa semakin tinggi Walaupun menunjukkan arah negatif,
perusahaan melakukan tindakan CSR hasil penelitian tersebut tidak dapat
dalam aktivitas operasinya, maka memberi bukti adanya pengaruh
semakin rendah keinginan yang kuat antara likuiditas
perusahaan untuk meminimalkan perusahaan terhadap tingkat
jumlah beban pajak yang dibayar. agresivitas pajak perusahaan. Hal
Berdasarkan uraian tersebut dapat tersebut dapat disebabkan karena
dirumuskan hipotesis pertama tingkat likuiditas perusahaan
sebagai berikut: manufaktur relatif sama. Bradley
H : Corporate Social Responsibilty (1994) dan Siahaan (2005) dalam
berpengaruh terhadap agresivitas Krisnata (2012) menyatakan bahwa
pajak. perusahaan yang mengalami
kesulitan likuiditas kemungkinan
Leverage tidak akan mematuhi peraturan
Tingkat financial leverage perpajakan dan cenderung
perusahaan dapat menggambarkan melakukan penghindaran pajak. Putri
risiko keuangan perusahaan. Hal ini (2014) memberikan bukti bahwa
disebabkan karena leverage likuiditas (LIQ) berpengaruh negatif
merupakan alat untukmengukur namun tidak signifikan terhadap
seberapa besar perusahaan agresivitas pajak perusahaan.
bergantung pada kreditur dalam Berdasarkan uraian tersebut dapat
membiayai aset perusahaan. dirumuskan hipotesis ketiga sebagai
Perusahaan yang mempunyai tingkat berikut:
leverage tinggi berarti sangat H : Likuiditas berpengaruh terhadap
bergantung pada pinjaman luar untuk agresivitas pajak
membiayai asetnya. Sedangkan
perusahaan yang mempunyai tingkat Ukuran Perusahaan
leverage rendah, berarti perusahaan Ukuran perusahaan dapat
tersebut lebih banyak membiayai dilihat dari kemampuan finansial
asetnya dengan modal sendiri. suatu perusahaan. Perusahaan yang
Krisnata (2012) menyatakan memiliki aktiva dengan jumlah yang
bahwa dengan menambah utang besar dapat disebut dengan
perusahaan memperoleh insentif perusahaan besar. Kamila (2013)
pajak yang besar sehingga dapat membuktikan bahwa perusahaan
dikatakan perusahaan tersebut agresif yang cenderung melakukan
terhadap pajak. Berdasarkan uraian manajemen pajak adalah perusahaan
tersebut dapat dirumuskan hipotesis besar. Alasan yang mendasari
kedua sebagai berikut: dugaan tersebut adalah perusahaan-
H : Leverage berpengaruh terhadap perusahaan besar pasti mendapat
agresivitas pajak perhatian lebih dari pemerintah atau
pihak publik lainnya dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Penelitian

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5


Krisnata (2012) juga memberikan keseluruhannya berjumlah 112 pool
bukti bahwa semakin besar ukuran data.Metode analisis data digunakan
perusahaan maka tingkat agresivitas analisis regresi liniear berganda
pajak perusahaan akan semakin dengan rumus sebagai berikut:
menurun. Hal ini juga di dukung oleh
penelitian Darmawan dan I Made APit= α0+ β1 CSRIit+ β2 LEVit+β3
Sukartha (2014) yang dilakukan Liqit+β4 SIZEit+ e
yang memberikan bukti ukuran
perusahaan berpengaruh pada Keterangan:
penghindaran pajak. Berdasarkan APit :Agresivitas Pajak
uraian tersebut dapat dirumuskan perusahaan i pada periode t
hipotesis keempat sebagai berikut: yang di hitung dengan
H : Ukuran Perusahaan menggunakan model ETRit
berpengaruh terhadap agresivitas α0 :konstanta
pajak β1,2,3,4 : Koefisien variabel
CSRIit :Pengungkapan item CSR
METODE PENELITIAN perusahaan i tahun ke-t
LEVit : Leverage dari perusahaan i
Populasi dalam penelitian pada periode ke t
ini adalah perusahaan real estate dan Liqit :Likuiditas dari perusahaan i
property yang terdaftar di BEI tahun pada periode ke t
2010-2013, yaitu sebanyak 43 SIZEit : Ukuran perusahaan
perusahaan. pengambilan sampel e : error
perusahaan dilakukan dengan metode
purposive sampling dengan kriteria Agresivitas Pajak (Y)
sebagai berikut : 1) merupakan
Penelitian ini mengukur
perusahaan real estate dan property
agresivitas pajak adalah dengan
yang terdaftar di BEI tahun 2010-
CashEffective Tax Rates (CETR).
2013. 2) perusahaan
CETR menggambarkan presentase
mempublikasikan annual report dan
total pembayaran pajak penghasilan
data keuangan yang lengkap yang
yang dibayarkan perusahaan dari
dibutuhkan selama tahun 2010 -
seluruh total pendapatan sebelum
2013. 3) Perusahaan tidak mengalami pajak. Selain itu, naik-turunnya
kerugian selama tahun penelitian. 3)
CETR mengindikasikan naik-turunya
Perusahaan yang memiliki CETR
tingkat penghindaran pajak (tax
antara 0-1 sehingga dapat
mempermudah dalam penghitungan, avoidance). Proksi CETR dapat
dimana semakin rendah nilai CETR dihitung dari :
(mendekati 0) maka perusahaan
dianggap semakin agresif terhadap
CETR=
pajak. 4) Perusahaan yang
menggunakan satuan nilai rupiah
dalam laporan keuangannya. Corporate Social Responsibility(X1)
Berdasarkan atas kriteria tersebut
maka diperoleh terdapat 28 Corporate Social
perusahaan yang diobservasi selama Responsibility yang diproksikan ke
4 tahun (2010-2013) sehingga dalam pengungkapan CSR.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6


Penelitian ini menggunakan check Likuiditas (X3)
list yang mengacu pada indikator Perusahaan dengan
pengungkapan yang digunakan oleh likuiditas yang tinggi menunjukkan
Sembiring (2005) dalam Yoehana tingginya kemampuan perusahaan
(2013) karena lebih sesuai dengan dalam memenuhi utang jangka
keadaan perusahaan di Indonesia, pendek. Wallace et.al. (1994) dalam
dimana pegungkapan CSR-nya Krisnata (2006) menyatakan bahwa
masih bersifat umum dan belum kesehatan suatu perusahaan yang
rinci. Setelah mengidentifikasi item dicerminkan dengan tingginya rasio
yang diungkapkan oleh perusahaan likuiditas berhubungan dengan
di dalam laporan tahunan, serta luasnya tingkat pengungkapan.
mencocokkannya pada check list, Likuiditas di ukur menggunakan
hasil pengungkapan item yang pengukuran :
diperoleh dari setiap perusahaan
dihitung indeksnya dengan proksi
CSRI. Adapun rumus untuk Liqit =

menghitung CSRI sebagai berikut:

∑ Ukuran Perusahaan (X4)


CSRI= Ukuran perusahaan diukur
dengan total aset yang ada dalam
perusahaan. Semakin besar aktiva
Keterangan :
maka semakin banyak modal yang
CSRIi :Indeks luas pengungkapan
ditanam. Log Of Total Assets ini
tanggung jawab sosial dan
digunakan untuk mengurangi
lingkungan perusahaan i.
perbedaan signifikan antara ukuran
Σxy :nilai 1 = jika item y
perusahaan yang terlalu besar dengan
diungkapkan; 0 = jika item
ukuran perusahaan yang terlalu kecil,
y tidak diungkapkan.
maka nilai total asset dibentuk
Ni :jumlah item untuk
menjadi logaritma natural, konversi
perusahan i, ni ≤ 78.
kebentuk logaritma natural ini
bertujuan untuk membuat data total
Leverage(X2)
asset terdistribusi normal. Ukuran
Leverage merupakan perusahaan diukur dengan
pengukur besarnya aktiva yang menggunakan log natural dari total
dibiayai dengan hutang-hutang yang asset :
digunakan untuk membiayai aktiva
berasal dari kreditur, bukan dari SIZE = LN Of Total Asset
pemegang saham ataupun dari
investor. Leverage perusahaan diukur
dengan menggunakan ratio HASIL PENELITIAN DAN
keuangan, yaitu sebagai berikut : PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Leverage = Gambaran mengenai

variabel-variabel penelitian yaitu
agresivitas pajak, corporate social

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7


responsibility, leverage, likuiditas Berdasarkan grafik diatas
dan ukuran perusahaan disajikan dapat dilihat bahwa sebaran data
dalam tabel descriptive statistics tersebut disekitar garis diagonal.
yang menunjukkan angka minimum, Oleh karena itu model regresi
maksimum, mean, dan standar variabel-variabel dalam penelitian ini
deviasi yang dapat dilihat pada tabel memenuhi asumsi normalitas data.
berikut ini:
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Tabel 1
Deskripsi Variabel Penelitian Uji Multikolinearitas
Std. bertujuan untuk menguji apakah
N Min Max Mean Deviation
CETR
model regresi ditemukan adanya
112 .002 .956 .29195 .186753
korelasi antar variabel bebas
CSR 112 .090 .308 .19563 .052839
LEV .155865
(independen). Model regresi yang
112 .045 .740 .43274
LIQ 1.343280
baik seharusnya tidak terjadi korelasi
112 .331 9.043 1.93721
SIZE 112 21.592 30.748 27.78093 2.318126
di antara variabel independen. Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk
Sumber : Data Olahan SPSS (2015)
menunjukkan adanya
Hasil Pengujian Asumsi Klasik multikolinearitas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
Hasil Pengujian Normalitas Data nilai VIF ≥ 10. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat di
Uji Normalitas tabel berikut:
digunakanuntukmenguji apakah Tabel 2
dalam sebuah model regresi, variabel Tabel Nilai Tolerance dan VIF
Collinearity Statistics
independen dan variabel dependen
Model Tolerance VIF
atau keduanya mempunyai distribusi
1 (Constant)
normal atau tidak. Dengan
CSR .958 1.044
menggunakan normal P-P Plot data
yang ditunjukkan menyebar di LEV .713 1.402

sekitar garis diagonal, maka model LIQ .735 1.361

regresi dapat dikatakan memenuhi SIZE .912 1.096

asumsi normalitas. Hasil uji Sumber : Data Olahan SPSS (2015)


normalitas data dapat dilihat pada
tabel berikut ini : Dari tabel di atas, dapat
dilihat bahwa nilai VIF < 10 untuk
Grafik Normal P- P Plot semua variabel bebas, begitu juga
HasilUjiNormalitas Data
dengan nilai tolerance > 0,10.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak ada terdapat
multikolinearitas antara variabel
bebas dalam model regresi.

Hasil Pengujian Autokorelasi

Autokorelasi adalah
Sumber : Data Olahan SPSS (2015) keadaan di mana terjadinya korelasi

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8


antara residual pada satu pengamatan tertentu pada grafik scatterplot antara
dengan pengamatan lain pada model SRESID dan ZPRED.Hasil uji
regresi. Prasyarat yang harus heterokedastisitas dapat dilihat pada
terpenuhi adalah tidak adanya gambar dibawah ini
autokorelasi pada model regresi.
Dalam uji autokorelasi, penilaian Gambar Scatterplot
Hasil Uji Heterokedastisitas
terhadap hubungan korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1
dinilai dengan menggunakan uji
durbin Watson. Jika du < DW < 4-du
maka dikatakan tidak terjadi
autokorelasi. Hasil uji autokorelasi Sumber : Data Olahan SPSS (2015)
dapat dilihat di tabel berikut :
Gambar di atas menunjukkan gambar
Tabel 3 hasil uji heterokedastisitas, dari
Statistik Durbin-Watson gambar grafik Scatterplot di bawah
Std. ini terlihat bahwa titik-titik tidak
Error
Adjusted
Mo R R of the Durbin- membentuk pola tertentu dan
del R Square Square Estimate Watson menyebar pada sumbu Y. Jadi, dapat
1 .341a .116 .083 .177745 2.015 disimpulkan bahwa model regresi
Sumber : Data Olahan SPSS (2015) dalam penelitian ini tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Dari hasil perhitungan,
diperoleh nilai DW sebesar 2,015. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Dibandingkan dengan nilai table ( )
dengan menggunakan derajat Koefisien determinasi (R )
kepercayaan 5%, jumlah sampel 112 pada intinya mengukur seberapa jauh
dan jumlah variabel bebas 4 (k=4) kemampuan model dalam
didapatkan nilai du = 1,982 dan menerangkan variasi variabel
2,018 (4-du). Maka hasil yang dependen. Nilai R yang kecil berarti
diperoleh yaitu 1,982<2.015<2.018. kemampuan variabel-variabel
Dapat disimpulkan bahwa tidak independen dalam menjelaskan
ditemukannya autokorelasi dalam variasi variabel dependen sangat
model regresi. terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihatpadatabel dibawah ini.
Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Tabel 4
Cara yang digunakan untuk Hasil Uji Koefisien Determinasi
mendeteksi ada atau tidaknya Adjusted
heterokedastisitas adalah dengan Model R R Square R Square
melihat grafik Plot antara nilai 1 .341a .116 .083
prediksi variabel terikat (dependen) Sumber : Data Olahan SPSS (2015)
yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya Hasil tabel di
heterokedastisitas dapat dilakukan atasmenunjukkan bahwa nilai
dengan melihat ada tidaknya pola koefisien determinasi (R Square)

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9


sebesar 0,116 dan nilai koefisien Berdasarkantabel di atas,
determinasi yang sudah disesuaikan makapersamaanregresi linear
(Adjusted R Square) adalah 0,083. bergandadari model
Hal ini berarti 8,3% variasi dari penelitianmenjadisebagaiberikut.
agresivitas pajak dijelaskan oleh
variasi variabel independen APit= 0,646 + (-0,162X1) +(-,109X2)
(corporate social responsibility, +(-0,305X3)+ (-0,011X4)+ e
leverage, likuiditas dan ukuran
perusahaan). Sedangkan sisanya Pengaruh Corporate Social
91,7% dijelaskan oleh variabel lain Responsibility Terhadap
yang tidak dimasukkan dalam model Agresivitas Pajak
penelitian ini.
Dari tabel diatas terlihat
PengujianHipotesis bahwa t > t yaitu 0,496 <
1.982 dengan nilai signifikan sebesar
Dalam penelitian ini,
0,621 dan tingkat kesalahan (alpha)
hipotesis diuji dengan menggunakan
model regresi linier berganda untuk sebesar 0.05. Dari hasil pengujian
memperoleh gambaran menyeluruh tersebut, maka keputusannya adalah
mengenai pengaruh variabel Ho diterima dan Ha ditolak.
corporate social responsibility, Sehingga dapat dikatakan bahwa
leverage, likuiditas, dan ukuran corporate social responsibility tidak
perusahaan terhadap agresivitas berpengaruhterhadap agresivitas
pajak dilakukan dengan bantuan
pajak perusahaan.
sofware SPSS versi17.
Hasil penelitian ini tidak
Hasil Analisis Regresi Berganda berhasil mendukung teori legitimasi
yang menyatakan bahwa
Adapun hasil pengolahan pengungkapan tanggung jawab sosial
data dari SPSS untuk analisis regresi dilakukan perusahaan untuk
berganda dilihatkan pada tabel mendapatkan legitimasi dari
dibawah ini : masyarakat dimana perusahaan
Tabel 5
berada. Hasil penelitian ini juga tidak
Hasil Analisis Regresi Berganda
Standa konsisten dengan hasil penelitian
rdized Yoehana (2013) dan Eviati (2014)
Unstandardized Coeffi
Coefficients cients yang menyatakan bahwa corporate
Std. social responsibility berpengaruh
Model B Error Beta T Sig. terhadap agresivitas pajak
1 (Constant) .646 .250 2.586 .011 perusahaan, yang berarti semakin
CSR -.162 .326 -.046 -.496 .621 tinggi perusahaan melakukan
LEV .109 .128 .091 .847 .399 tindakan CSR dalam aktivitas
LIQ -.035 .015 -.253 -2.387 .019 operasinya, maka semakin rendah
SIZE -.011 .008 -.136 -1.429 .156
keinginan perusahaan untuk
Sumber : Data Olahan SPSS (2015)
meminimalkan jumlah beban pajak

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10


yang dibayar. Tidak konsistennya Dari tabel diatas terlihat
hasil penelitian ini, dikarenakan bahwa t > t yaitu 0,847 <
pelaporan CSR tidak bisa menjadi 1.982 dengan nilai signifikan sebesar
ukuran terhadap kinerja CSR yang 0.399 dan tingkat kesalahan (alpha)
sebesar 0.05. Dari hasil pengujian
diungkapkan oleh perusahaan.
terlihat, maka keputusannya Ho
Informasi CSR yang diungkapkan diterima dan Ha ditolak. Sehingga
dalam laporan, belum tentu sesuai dapat dikatakan bahwa leverage
dengan kondisi sebenarnya tidak berpengaruh terhadap
(Rohmati, 2013 dalam Winarsih, agresivitas pajak perusahaan.Hasil
2014). Hal ini mungkin terjadi penelitian ini tidak konsisten dengan
karena perusahaan masih penelitian Krisnata (2012) yang
menunjukkan hubungan positif
beranggapan bahwa dalam hal
antara leverage dan agresivitas pajak.
pengungkapan, CSR merupakan Hal ini dikarenakan, dengan tingkat
beban yang harus dikeluarkan oleh yang besar, perusahaan akan
perusahaan sehingga CSR yang memanfaatkan beban bunga untuk
disajikan selama periode pengamatan mengurangi laba kena pajak yang
sama setiap tahunnya. Pengukuran akan berimplikasi menurunkan beban
CSR dalam penelitian ini dilakukan pajak. Di Indonesia, peraturan pajak
terkait hutang diatur dalam SE-
dengan mengamati ada tidaknya 46/PJ.4/1995 yang menyatakan
suatu item informasi yang terdapat bahwa beban bunga baru dapat
dalam laporan tahunan perusahaan. dibebankan sebagian jika bunga yang
Sedangkan control dari pihak yang dibayar atas pinjaman melebihi
diberi wewenang terhadap pelaporan jumlah rata-rata pendapatan bunga
CSR juga belum ada, sehingga yang ditempatkan didalam deposito
berjangka dan menteri keuangan
kebenaran dari yang dilaporkan
mempunyai wewenang untuk
perusahaan mengenai kegiatan CSR- menentukan perbandingan utang
nya belum dapat terhadap modal untuk perhitungan
dipertanggungjawabkan. pajak terutang. Disamping itu,
Hasil penelitian ini perusahaan yang memiliki tingkat
mendukung penelitian Winarsih leverage yang tinggi cenderung
(2014) yang menyimpulkan bahwa mendapatkan monitoring yang ketat
dari bondholder. Hal ini diduga
tingkat pengungkapan kegiatan
menjadi penyebab leverage tidak
tanggung jawab sosial dalam laporan berpengaruh terhadap manajemen
tahunan perusahaan tidak bisa pajak.
dijadikan jaminan akan rendahnya Hasil penelitian ini
tindakan pajak agresif yang konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh perusahaan. dilakukan Darmawan dan I Made
Sukharta (2014) dan Kamila (2013)
Pengaruh Leverage Terhadap yaitu tidak ada pengaruh antara
Agresivitas Pajak leverage dan penghindaran pajak
yang artinya baik perusahaan dengan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11


tingkat leverage kecil atau besar 1.986 dengan nilai signifikan sebesar
sama-sama memiliki kecenderungan 0.156 dan tingkat kesalahan (alpha)
untuk melakukan manajemen pajak. sebesar 0.05. Dari hasil pengujian
terlihat, maka keputusannya Ha
Pengaruh Likuiditas Terhadap ditolak dan Ho diterima. Sehingga
Agresivitas Pajak dapat dikatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
Dari tabel diatas terlihat terhadap agresivitas pajak
bahwa t >t yaitu 2.387> perusahaan. Hasil penelitian ini tidak
1.982 dengan nilai signifikan sebesar konsisten dengan hasil penelitian
0.019 dan tingkat kesalahan (alpha) Kamila (2013) dan Krisnata (2012),
sebesar 0.05. Dari hasil pengujian yang menyimpulkan bahwa ukuran
terlihat, maka keputusannya Ho perusahaan berpengaruh positif
ditolak dan Ha diterima, sehingga terhadap agresivitas pajak
dapat dikatakan bahwa likuiditas perusahaan. Hal ini berarti
berpengaruh terhadap agresivitas perusahaan besar memiliki jumlah
pajak perusahaan. Hal ini berarti, laba sebelum pajak yang besar dan
perusahaan dengan tingkat likuiditas memiliki insentif serta sumber daya
yang tinggi akan memiliki agresivitas yang lebih besar untuk melakukan
pajak yang rendah. Dan sebaliknya, manajemen pajak.
perusahaan yang tingkat Perusahaan besar pasti akan
likuiditasnya rendah cenderung mendapat perhatian yang lebih besar
agresif terhadap perpajakannya. dari pemerintah terkait dengan laba
Penelitian ini mendukung yang diperoleh, sehingga mereka
hasil penelitian yang dilakukan sering menarik perhatian fiskus
Siahaan (2005) yang menyatakan untuk dikenai pajak yang sesuai
bahwa perusahaan yang mengalami dengan aturan yang berlaku. Tidak
kesulitan likuiditas kemungkinan berpengaruhnya variabel ini
tidak akan mematuhi peraturan disebabkan karena membayar pajak
perpajakan dan cenderung merupakan kewajiban perusahaan.
melakukan penghindaran pajak. Perusahaan besar ataupun
Alasannya perusahaan lebih perusahaan kecil pasti akan selalu
mementingkan untuk dikejar oleh fiskus apabila melanggar
mempertahankan arus kas daripada ketentuan perpajakan. Sehingga
harus membayar pajak yang tinggi. dapat dikatakan bahwa, kedua
Hasil penghematan pajak dapat pandangan tentang bentuk ukuran
digunakan perusahaan untuk perusahaan terhadap manajemen laba
memenuhi kewajiban jangka tidak dimanfaatkan oleh perusahaan.
pendeknya. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan Dewi
(2014) yang menyatakan bahwa
Pengaruh Ukuran Perusahaan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
Terhadap Agresivitas Pajak terhadap tax avoidance dan Rusydi
(2013) yang menunjukkan bahwa
Dari tabel diatas terlihat ukuran perusahaan tidak berpengaruh
bahwa t >t yaitu 1.429 < terhadap agesivitas pajak.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12


1. Bagi peneliti selanjutnya
SIMPULAN,SARAN DAN diharapkan akan lebih baik lagi
IMPLIKASI jika memperluas sampel
penelitian, agar hasil yang
Simpulan diperoleh dapat di generalisasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya perlu
Berdasarkan hasil penelitian menambahkan periode
dan pembahasan yang telah diuraikan pengamatan sebab semakin lama
pada bab terdahulu, maka interval waktu pengamatan maka
kesimpulan yang dapat diambil dari semakin besar pula kesempatan
penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk memperoleh informasi
1. Tidak terdapat pengaruh antara mengenai variabel yang handal
corporate social responsibility untuk melakukan penilaian yang
terhadap agresivitas pajak. akurat.
2. Tidak terdapat pengaruh antara 3. Penelitian ini hanya menggunakan
leverage terhadap agresivitas 4 (empat) variabel independen,
pajak. Oleh karena itu, diharapkan pada
3. Terdapat pengaruh antara penelitian selanjutnya agar dapat
likuiditas terhadap agresivitas menambahkan variabel lain yang
pajak. Hal ini mengindikasikan mungkin dapat mempengaruhi
bahwa perusahaan dengan agresivitas pajak perusahaan agar
likuiditas yang tinggi tidak hasil yang diperoleh lebih akurat
enggan untuk membayarkan dan bervariasi, seperti variabel
seluruh kewajibannya termasuk komisaris independen,
membayar pajak sesuai dengan kepemilikan institusional, kualitas
aturan yang berlaku. audit, serta karakter eksekutif.
4. Tidak terdapat pengaruh antara
ukuran perusahaan terhadap Implikasi
agresivitas pajak.
5. Hasil pengujian Adjusted R2 pada Berdasarkan analisis dari
penelitian ini diperoleh sebesar hasil penelitian maka implikasi
0,083% atau 8,3%,berarti bahwa penelitian ini adalah :
sumbangan pengaruh variabel 1. Implikasi Teoritis
independen terhadap variabel Hasil penelitian ini mendukung
dependen adalah sebesar 8,3%. teori legitimasi yang menjelaskan
Sedangkan sisanya 91,7% dapat bahwa perusahaan melakukan
dijelaskan oleh faktor-faktor kegiataan usaha dengan batasan-
lainnya yang tidak diungkapkan batasan yang ditentukan oleh
dalam penelitian ini. norma-norma, nilai-nilai sosial
dan reaksi terhadap batasan
Saran tersebut mendorong pentingnya
Adapun saran yang dapat perilaku organisasi dengan
peneliti ajukan untuk penelitian- memperhatikan lingkungan.
penelitian selanjutnya di bidang Organisasi bukan hanya
perpajakan, terutama untuk melihat memperhatikan hak-hak investor
tingkat agresivitas pajak di suatu tetapi juga memperhatikan hak
perusahaan adalah: publik. Pajak yang dibayarkan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13


merupakan salah satu hak publik, menanamkan modalnya di
jadi ketika perusahaan perusahaan karena perusahaan
memperhatikan hak publik maka yang agresif pada tindakan
perusahaan akan membayarkan perpajakannya kemungkinan juga
pajak dengan jumlah yang akan agresif pada pelaporan
seharusnya. Sehingga likuiditas keuangannya.
yang dimiliki perusahaan
diharapkan mampu memenuhi DAFTAR PUSTAKA
kewajiban jangka pendeknya,
seperti pajak. Di harapkan Darmawan, I Gede Hendy dan I
penelitian ini dapat menambah Made Sukharta. 2014.
pengetahuan dari para pembaca, Pengaruh Penerapan
seperti dapat mengetahui pajak Corporate Governance,
yang dibayarkan perusahaan dan Leverage, Return On Asset,
bagaimana kemampuan Ukuran Perusahaan Pada
perusahaan dalam memenuhi Penghindaran Pajak. E-
perpajakannya tersebut. Jurnal Akuntansi
2. Implikasi Praktik Universitas Udayana.
Perusahaan agar tetap dapat Dewi, D. O. 2010. Pengaruh Jenis
menjaga tingkat likuiditas yang Usaha, Ukuran Perusahaan
dimiliki karena dengan demikian dan Financial Leverage
perusahaan dapat bisa Terhadap Tindakan Perataan
mendapatkan legitimasi dari Laba Pada Perusahaan Yang
masyarakat, sehingga dapat Terdaftar di Bursa Efek
mengamankan perusahaan dari Indonesia. Skripsi. FE
hal-hal yang tidak diinginkan dan Universitas Diponegoro.
dapat meningkatkan nilai
perusahaan tersebut. Begitu juga Eviati, Lisa. 2013. Dampak
dengan faktor lain dapat Implementasi Corporate
dipertimbangkan guna Social Responsibility
mempersempit tindakan Terhadap Agresivitas Pajak,
perusahaan untuk melakukan Slide Presentasi Sidang.
agresivitas perpajakan. Selain itu, Febria, Ririind Lahmi. 2013.
bagi Direktorat Jenderal Pajak Pengaruh Leverage Dan
juga sebaiknya melakukan Ukuran Perusahaan
pengembangan lebih lanjut dalam Terhadap Profitabilitas.
sistem perpajakan serta Skripsi. Fakultas Ekonomi
mengawasi perusahaan agar Universitas Negeri Padang.
penerimaan negara yang
bersumber dari pajak dapat Kamila, Putri Almainda dan Dwi
dioptimalkan mengingat Martani. 2013. Analisis
perusahaan semakin jeli dalam Hubungan Agresivitas
mencari celah untuk melakukan Pelaporan Keuangan dan
penghematan dan penghindaran Agresivitas Pajak.
pajak. Bagi para investor Universitas Indonesia.
sebaiknya lebih berhati-hati dalam Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi XVII. Lombok.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14


Kusumawardhani, Firza. 2012. Estate dan Property.
AnalisisPenerapanCorporat Universitas Budi Luhur.
e Social Responsibility Dan Yoehana, Maretta.2013.Analisis
Tax Planning Pengaruh Corporate Social
PengaruhnyaTerhadapBeba Responsibility Terhadap
nPajak.Skripsi. Universitas Agresivitas Pajak. Skripsi.
Komputer Indonesia. Program Sarjana Fakultas
Putri, Lucy Tania Yolanda. 2014. Ekonomika dan Bisnis
Pengaruh Likuidditas, Universitas Diponegoro.
Manajemen Laba, www.idx.co.id
Corporate Governance
Terhadap Agresivitas Pajak
Perusahaan. Artikel.
Universitas Negeri Padang.
Rusyudi, M.Khoiru dan Dwi
Martani. 2014. Pengaruh
Struktur Kepemilikan
Terhadap Aggressive Tax
Avoidance. Jurnal
Simposium Nasional
Akuntansi XVII. Lombok.
Suyanto, Krisnata Dwi dan
Supramono. 2012.
Likuiditas, Leverage,
Komisaris Independen, dan
Manajemen Laba Terhadap
Agresivitas Pajak
Perusahaan. Jurnal
Keuangan dan Perbankan
Vol.16, No.2 Mei. Tesis.
Salatiga : Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana.
Undang-Undang RI No. 40 tahun
2007 pasal 74 tentang
“Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan”.
Wahab, Abdul dan Anisa Amalia
Mulya. 2012. Analisis
Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility, Kepemilikan
Institusional, dan Ukuran
Perusahaan Perusahaan Real

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15

Anda mungkin juga menyukai