Cost Driver
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan
mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman
yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada
pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam
mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi
ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah
overhead yang ditimbulkan oleh masingmasing jenis produk harus diidentifikasi
melalui cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya
overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang
akan menyebabkan biaya dalam aktifitas.
Ada dua jenis cost driver, yaitu:
Cost Driver berdasarkan unit
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui
penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit
yang menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada
perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya.
Oleh karena itu perlu pertimbangan yang matang dalam menentukan pemicu
biayanya atau cost driver.
Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan
Penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan
laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output
perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi
semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang
diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.
Pemilihan cost driver yang tepat.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus
dipertimbangkan:
Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost
driver (cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya
pengukuran lebih rendah akan dipilih.
Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih
dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya 20 (degree of correlation). Cost
driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih.
Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost
driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.
Sistem Activity Based Costing (ABC) merupakan salah satu upaya meningkatkan
akurasi informasi biaya dari sistem akuntansi biaya konvensional.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya
adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila
pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas
tersebut.
“Activity-Based Costing (ABC) adalah sistem yang pertama kali menelusuri biaya
pada kegiatan/aktivitas kemudian pada produk.” Sedangkan Garrison, Noreen dan
Brewer (2006) menjelaskan bahwa :
“Activity Based Costing (ABC) adalah metode perhitungan biaya (costing) yang
dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan
strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan
juga biaya tetap.”
Dengan demikian sistem ABC memudahkan perhitungan harga pokok objek biaya
yang akurat sehingga mengurangi distorsi pada sistem biaya konvensional dan
meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan pihak manajemen.
1. Product diversity
2. Support diversity
6. Pricing freedom
Menunjukkan tingkat independensi perusahaan dalam
menentukan harga sehingga menghasilkan product profitability.
Perusahaan yang memiliki ketidakbebasan dalam menentukan harga
biasanya disebabkan adanya persaingan dengan kompetitor dalam pasar.
Persaingan tersebut berdampak pada penentuan biaya yang tepat bagi
perusahaan. Maka perusahaan yang tidak memiliki tingkat independensi
untuk menentukan harga maka perusahaan tersebut cocok dengan
menggunakan analisis ABC.
8. Strategic considerations
Ada dua hal mendasar yang harus dipahami sebelum kemungkinan penerapan
metode ABC, yaitu :
Sistem Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya mencari suatu metode atau
cara untuk menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat dengan melakukan
identifikasi atas berbagai aktivitas. Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya
pada berbagai aktivitas, perusahaan perlu mengelompokkan seluruh aktivitas
menurut cara bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut mengkonsumsi sumber daya.
Sistem ABC membagi aktivitas kedalam 4 tingkatan, yaitu :
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel
unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh,
menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut
cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang
diproduksi.
Tahap I
Tahap II
Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik
aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak
berkaitan dengan volume produk. BOP merupakan biaya yang akan diatribusikan
kepada produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers), bukan berdasarkan
volume produk.
A.Produk AB
Aktivitas Tarif Jumlah BO Total BO / Unit
Rekayasa Rp10 6.000 60.000 Rp10
Setup Rp500 400 200.000 Rp500
Perputaran Rp10 50.000 500.000 Rp10
Mesin
Pengemasan Rp4 5.000 20.000 Rp4
780.000
B.Produk BC
Aktivitas Tarif Jumlah BO Total BO / Unit
Rekayasa Rp10 9.000 90.000 Rp10
Setup Rp500 600 300.000 Rp500
Perputaran Rp10 100.000 1.000.000 Rp10
Mesin
Pengemasan Rp4 20.000 80.000 Rp4
1.470.000 Rp524
Menghitung biaya per unit menggunakan metode konvesional :
Keterangan Produk AB Produk BC
Biaya Utama 15.000.000 30.000.000
Biaya Overhead 1.500.000 6.000.000
Total Biaya 16.500.000 36.000.000
Unit diproduksi 5.000 20.000
Biaya / Unit 3.300 1.800
Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC :
Keterangan Produk AB Produk BC
Biaya Utama 15.000.000 30.000.000
Biaya Overhead 2.620.000 10.480.000
Total Biaya 17.620.000 40.480.000
Unit diproduksi 5.000 20.000
Biaya / Unit 3.524 2.024
SOAL SOAL :
11.1 PT. Marga Jaya Tbk adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk
dalam 2 jenis berbeda yaitu Jenis BA dan CB. Data Keuangan yang terhimpun
untuk kedua jenis produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk
Keterangan
BA CB
Volume Produksi ( Unit ) 10.000 25.000
Harga Jual ( Rp ) 11.000 8.000
Biaya Utama ( Rp ) 8.000 6.500
Jam Kerja Langsung 7.500 10.000
Dan akuntan manajemen mengidentifikasikan aktivitas cost pool yang
dianggarkan dan Aktivitas sebagai berikut :
Aktivitas Anggaran Cost Pool Aktivitas
Rekayasa Rp250.000 Jam
Setup 600.000 Jam
Perputaran Mesin 1.600.000 Jam
Pengemasan 200.000 Jumlah
Dan berikut ini aktivitas yang sesungguhnya untuk kedua jenis produk :
Konsumsi / Realisasi
Aktivitas Total
BA BC
Rekayasa 11.000 14.000 25.000
Setup 5.400 5.600 11.000
Perputaran Mesin 55.000 105.000 160.000
Pengemasan 10.000 25.000 35.000
Diminta :
1. Hitunglah biaya per unit produk BA dan CB dengan sistem konvesional
(Tradisional)
2. Hitunglah biaya per unit produk BA dan CB dengan sistem ABC ?
3. Hitunglah Tarif Biaya overhead Pabrik yang dibebankan untuk setiap
produk ?
11-2. Perusahaan Amira menghasilkan 2 buah produk parfum. Parfum tersebut terdiri
atas 2 bentuk yaitu produk standard dan produk mewah. Perbedaan tersebut
terletak pada proses akhir berupa desain tempat parfum dan bungkusnya. Berikut
ini adalah informasi untuk produk tersebut.
Jumlah Set Up Jumlah Jumlah Tenaga
Produk
Mesin Komponen Kerja Langsung
Standar 15 40 2500
Mewah 35 110 5000
Biaya
Overhead 40,000,000 80,000,000
Jika selama ini Amira menggunakan traditional costing dengan cara
membebankan biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja
langsung.
Diminta: Berapakah biaya overhead yang dibebankan pada produk standar?
11-3. Berdasarkan Latihan 11-2. Jika Amira berencana untuk menerapkan ABC dan
menggunakan dasar pembebanan overhead adalahjumlah set up mesin dan jumlah
komponen.