Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN HEMANGIOMA

DIRUANG BUGENVIL RSUD CILACAP

Ni’matul Khoeriyah (108116066)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 3B

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

201
A. Definisi
Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal
dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005).
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak.
Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua, contohnya
adalah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak, kecil,
red-purple papule pada kulit orang tua (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al.,
1997; Hamzah, 1999).

B. Etiologi
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis
sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines,
seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.
Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar
angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta,
dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya
hemangioma (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).

C. Patofisiologi
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan
dan involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai
pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat
dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana
prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat
angiogenesis berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru
yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma
mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker
dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV,
basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor, urokinase,
dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al.,
1994; Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana
ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase
istirahat, dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi
dimana hemangioma mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi,
hemangioma dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar
mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna, akhirnya
meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler
dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004;
Hall, 2005).
D. Klasifikasi
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma
kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial
hemangioma) terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma
kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis
dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi
bersamaan atau disebut hemangioma campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
A. Hemangioma kapiler
1. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah
lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam
beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak
merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala,
tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang
tegang dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer,
2003; Anonim, 2005).
2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi
bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi
sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada
anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah
berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang
berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat
mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang
matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan (Cohen,
2004; Anonim, 2005).
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum.
Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian
besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat
terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak,
berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat
memberi gambaran keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al.,
1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).

E. Manifestasi klinik
1. Hemangioma kapiler Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa: Bercak
merah tidak menonjol dari permukaan kulit. Salmon patch´ berwarna
lebihmuda sedang ³Port wine stain´ lebih gelap kebiru-biruan, kadang-kadang
membentuk benjolan di atas permukaan kulit.
2. Hemangioma kavernosumTampak sebagai suatu benjolan, kemerahan,
terasa hangat dan ³compressible´ (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas
dalam beberapa waktu membesar kembali).

3. Hemangioma Campuran.Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan


campuran ada yang disertai fistulaarterio-venous (bawaan).
gejala klinis
Tergantung macamnya :
a) Hemangioma kapiler, ³Port wine stain´ tidak ada benjolan kulit.
b) ³Strawberry mark´, menonjol seperti buah murbai.

F. Komplikasi
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh
darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan
pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan,
dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi
akibat ruptur (Kushner, et al., 1999).
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira
bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata
kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit
yang mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan
harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan
pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi
adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata
atau desakan tumor ke ruang retrobulbar (Kushner, et al., 1999).

G. Penanganan
Ada 2 cara pengobatan:
1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran
dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah
itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi
sampai umur 5 tahun (Hamzah, 1999).
Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi.
Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal
(Kantor, 2004).
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang
mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang
mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).
2.1. Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat,
mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
2.2. Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan
karena:
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya
masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila
diperlukan suatu tindakan.
2.3. Kortikosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang
mengakibatkan hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk
strawberry, kavernosum, dan campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari
selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3
bulan. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan
menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat (Hamzah, 1999).
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu
penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran
lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal.
Hemangioma kavernosa atau hemangioma campuran dapat diobati bila steroid
diberikan secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma (Kantor, 2004).
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan
infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan
terhambat (Anonim, 2005).
2.4. Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor
rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik.
Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan
sikatrik (Hamzah, 1999).
2.5. Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga
untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
2.6. Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu
dilakukan perawatan luka secara steril (Anonim, 2005).
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN ANAK

A. Identitas Data
Umur
Nama Ayah/Ibu
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Alamat
Kultur
Agama
Pendidikan Ayah/Ibu

B. Keluhan Utama

C. Riwayat Masa Lampau

1. Penyakit waktu kecil

2. Pernah dirawat di rumah sakit

3. Obat-obatan yang digunakan

4. Tindakan operasi
5. Alergi.

6. Kecelakaan

7. Imunisas
E. Riwayat Keluarga
Genogram :
F. Riwayat Sosial
G. Kebutuhan Dasar

1. Makanan yang disukai/tidak disukai

2. Pola tidur

3. Mandi

4. Aktifitas bermain

5. Eliminasi
H. Keadaan Kesehatan Saat Ini

1. Diagnosa Medis

2. Tindakan operasi

3. Status Nutrisi

4. Status cairan

5. Obat-obatan

6. Aktifitas

7. Tindakan keperawatan
8. Hasil Laboratorium
9. Lain-lain
I. Pemeriksaan Fisik
J. Pemeriksaan tingkat perkembangan
K. Informasi Lain
L. Ringkasan riwayat keperawatan
M. Masalah Keperawatan

1. Gangguan rasa aman : cemas


2. Resiko infeksi
3. Resiko injury

Anda mungkin juga menyukai