Anda di halaman 1dari 20

11/28/2014

ACUTE VS CHRONIC EXPOSURE:


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Acute exposure occurs when a dose is delivered  Memahami pentingnya peran uji toksisitas
as a single event.
dalam pengembangan obat,
 Chronic exposure is likely to be small quantities

Uji Toksisitas
of a substance over a long period of time which Mampu menjelaskan komponen-komponen
Thanq

often results in the slow accumulation of
compound in the body. uji toksisitas yang biasa dilakukan,
pada Pengembangan Obat
 Evaluation of cumulative toxic effects is
receiving increased attention because of chronic  Mengerti hubungan antara masing-masing
exposure to low concentrations of various uji.
natural and synthetic chemical substances in the
environment Kuliah Bioesai
IPB S2 KIMIA 2014

1
11/28/2014

MENGAPA PERLU UJI TOKSISITAS??

 Zat yang memiliki efek terapeutik  Membuktikan bahwa obat baru akan aman
kemungkinan memiliki efek tak diinginkan.  Dosis yang akan digunakan
 Tidak ada obat yang bebas dari efek toksik.  Efek yang akan diberikan

 Semua bahan kimia dan zat esensial lainnya  Menuju uji klinik
seperti oksigen dan air, bisa toksik bila dalam  Padapopulasi lebih besar
jumlah besar.  Pemberian jangka waktu lebih lama

sumber: THAMMISHETTY S.

2
11/28/2014

Paradigma saat ini: Paradigma Baru:


The Exposure-response Continuum Activation of Toxicity Pathways
Exposure

Tissue Dose Low Dose


Exposure Tissue Biologically Early Late Pathology Higher Dose
Dose Effective Dose Responses Responses
Higher yet
Biologic Interaction

Perturbation

Physiologically Based Tissue Dose Biologic Normal


Pharmacokinetic Models Metric Mode of Action Biologic
Inputs Function

Pharmacokinetics Early Cellular


Changes

Pharmacodynamics Adaptive Stress


Cell Morbidity
Responses Injury and
Mortality

3
11/28/2014

Toxicity Pathways

Jalur Toksisitas: jalur respons seluler bila


cukup mengalami pertubasi (gangguan)
maka diprediksi mengalami efek
merugikan terhadap kesehatan.

Untuk menilai keamanan suatu obat ,


berbagai studi toksisitas dapat dilakukan
pada hewan laboratorium.

4
11/28/2014

METODE STANDAR UJI TOKSISITAS YANG TRADISIONAL

 Toksisitas In vitro
 Metode distandarisasi oleh:
 Penapisan
 American Society for Testing and
 Membantu membuat disain studi yang baik
Materials (ASTM)
 Organization for Economic Cooperation  Toksisitas mekanistik
and Materials (OECD) – (Europe based)  Penemuan
 National Toxicology Program (NTP)
 Menjelaskan relevansi
 Semua protokol tersedia di US EPA,
 Penilaian keamanan (safety assessment)
Federal Register.
 Hubungan dosis dan respon

5
11/28/2014

614 351 614 351

Uji Toksisitas Uji toksisitas pada hewan


1. Uji toksisitas akut (dosis tunggal) Asumsi
2. Uji toksisitas subkronik (dosis berulang) 1) Extrapolasi dari hewan ke manusia
3. Uji toksisitas kronik (dosisi berulang) sangat mungkin
4. Uji khusus - penyesuaian dosis
- karsinogen terhadap manusia juga
4.1 Uji mutagenisitas
beberapa spesies hewan
4.2 Uji perkembangan dan reproduktivitas - Perbedaan spesies terutama karena
4.3 Uji karsinogenik perbedaan sistim metabolismenya
4.4 Uji neurogenik,
4.5 dst…………………. 2) Paparan dosis tinggi dibutuhkan

11 12

6
11/28/2014

PRINSIP UJI TOKSISITAS Uji toksisitas dengan hewan, 2 prinsip


utama:
 SOP harus diikuti secara rinci dalam
melakukan uji-uji toksisitas.  Suatu efek yang ditimbulkan oleh suatu zat pada
 Harus dilakukan oleh individu terlatih dan hewan lab, bila memenuhi persyaratan,
berkualifikasi. interpertasinya dapat diproyeksikan pada manusia.
 Terpaparnya hewan lab terhadap zat toksik
 Harus memenuhi norma good laboratory
dengan dosis tinggi, suatu hal yang penting dan
practices. merupakan metode yang sah untuk menemukan
 Zat uji dan sistemnya harus terkarakterisasi kemungkinan bahayanya pada manusia.
dan terstandarisasi.

7
11/28/2014

614 351

UJI TOKSISITAS AKUT: UJI TOKSISITAS AKUT

 Efek merugikan terjadi dalam waktu singkat setelah  Termasuk dosis letal (mematikan)/konsentrasi dan paparan
pemberian oral suatu dosis tunggal atau dosis jangka pendek.,
berulang dalam 24 jam.  Muncul efek segera setelah paparan,
 Pertimbangan:  Titik akhir biasanya kematian, biasanya untuk peroleh LD50
spesies hewan, jenis kelamin, jumlah hewan, cara /LC50
dan frekuensi pemberian, dosis, observasi  LD50 adalah dosis toksik yang mematikan setengah dari
populasi.

16

8
11/28/2014

614 351

UJI TOKSISITAS AKUT ORGANISME UTK TOKSISITAS AKUT

Metode  Spesies:
Route: cara pemberian yang diingini (mis oral atau suntik)  Umum
Spesies: 1 rodent + 1 non-rodent  Siklus hidup dikenal
Dosis : > 5 level
 murah
Pengamatan: sampai dengan 14 hari
 Siklus hidup pendek
Indikator  Tahan banting di lab

LD50 + 95% confidence interval


Toksisitas dengan mengamati fungsi organ
Histopatologi, hematologi dll

17

9
11/28/2014

SCREENING TEST UJI TOKSISITAS SUBKRONIK:


 Suatu senyawa dapat dikatakan tidak toksik
dengan uji akut, tetapi bisa jadi toksik setelah
100

paparan ulang dengan rentang waktu yang


% Responding

lebih lama walau dosis rendah. Hal ini


disebabkan akumulasi dan perubahan
enzimatik dalam tubuh serta gangguan
fisiologis maupun homeostasis biokimianya.
0

 Mengevaluasi efek merugikan dari paparan


[X] mg/L berulang suatu zat selama waktu tertentu,
# dead none none some all RIP all RIP yaitu sebagian dari masa hidup (umur) suatu
0 0 30% 100% 100% hewan lab.
Concen. 10-3 10-2 10-1 100 101

10
11/28/2014

614 351

UJI TOKSISITAS SUBKRONIK: UJI TOKSISITAS SUBKRONIK:

 Rute pemberian dapat secara oral, dermal


Tujuannya: dan inhalasi.
1. Estimasi NOAEL (No observed  Pada studi subkronik, pemberian oral dan
adverse effect level) dan MTD
inhalasi biasanya dilakukan selama 3 bulan
(maximal tolerable dose)
2. Identifikasi organ sasaran yang pada hewan umur pendek (roden) dan 1
mengalami keracunan setelah tahun untuk hewan umur panjang (anjing)
paparan berulang
3. Kalkulasi kisaran dosis yang dapat  Uji dermal biasanya kurang lebih 1 bulan.
dijadikan pedoman dosis untuk uji
toksisitas kronik

21

11
11/28/2014

614 351 614 351

UJI TOKSISITAS SUBKRONIK:

Metode

Rute: sesuai
Spesies: 1 roden + 1 non-rodent
Dosis : > 3 level + kontrol
dosis tinggi………….. < 10% kematian
…………
dosis rendah……………. Tidak ada toksisias

Periode pengamatan: 30-90 hari

MTD = highest dose that suppress <10% body wt gain in


90-days when compare to control group. 23 24

12
11/28/2014

614 351 614 351

UJI TOKSISITAS KRONIK: UJI TOKSISITAS KRONIK:


Menggunakan konsentrasi sub-letal dan
paparan jangka panjang, Tujuan
Efek bisa dari mana saja seperti biokimiawi,
fisiologik; tetapi tidak kematian, 1. Mengidentifikasikan spektrum
Respon uji kronik dapat jangka waktu toksisitas oleh dosis dengan kisaran
luas,
panjang atau permanen,
2. Extrapolasi efek merugikan pada
 Pada kondisi kronik, organism bisa bertahan manusia,
akan tetapi reproduksi atau gennya bisa 3. Prediksi Tingkat keamanan pada
berubah. paparan di manusia (Safety Factor, SF)

25 26

13
11/28/2014

614 351

UJI TOKSISITAS KRONIK: JUMLAH HEWAN


METHOD  Repeated study 28-hari: 5 jantan, 5 betina per tingkat
dosis
Rute: sesuai
Spesies: 1 rodent + 1 non-rodent
Dosis : > 3 level + kontrol  Subkronik/Studi 90-hari:
dosis tinggi………….. MTD  Roden: 10 jantan, 10 betina per tingkat dosis
…………  Non-roden: 4 jantan, 4 betina per tingkat dosis
dosis ¼, 1/8, ………Tidak ada toksisias

Periode pengamatan: >90 hari sd 2 tahun  Kronik:


 Roden: 20 jantan, 20 betina
 Non-roden: 4 jantan, 4 betina
27

14
11/28/2014

Solution: select the highest NOAEL which is not in conflict


NOAEL, LOAEL with any LOAEL. Select the lowest LOAEL.

 NOAEL the highest dose which does not cause an adverse effect in a given study 600
 LOAEL correspondingly the lowest dose which does cause an adverse effect
500

 Exercise: 400
 Three studies with NOAEL and LOAEL for chemical x. The studies are equally valid,
i.e. none of them can be disregarded. 300
Highest NOAEL Lowest
 Study 1: NOAEL 100 LOAEL 500
200 not in conflict LOAEL
with any LOAEL
 Study 2: NOAEL 200 LOAEL 300 100
 Study 3: NOAEL 50 LOAEL 150
0
 Please suggest an overall NOAEL and LOAEL for chemical x based on the combined 0 1 2 3 4
information from the three studies
The NOAEL 100 is the highest NOAEL which does not conflict
with any LOAEL. The LOAEL 150 is the lowest LOAEL.

15
11/28/2014

614 351 614 351

Uji iritasi mata (Draize)

METODE

Eksklusi uji : pH <2 atau >12

Rute: mata
Spesies: kelinci (New Zealand White)
Dosis : 0.01- 0.1 ml or 100 mg
kontrol : mata kontralateral eye

Pengukuran: kornea, iris, konjungtiva

31 32

16
11/28/2014

614 351 614 351

Uji Iritasi Kulit


Uji Sensitasi Kulit

33 34

17
11/28/2014

614 351
PERKEMBANGAN EMBRIONIK DAN614PERIODE
351

Uji Toksisitas Perkembangan dan Reporduksi KRITIS UNTUK TERATOGENESIS


[Development and Reproductive Toxicity Test
(DART)]
Tujuan:
mengevaluasi potensi toksisitas pada
perkembangan dan sistem reproduksi
hewan.

Tipe studi
Multigenerasi (2-3 G)
tiga-segmen generasi tunggal

35 36

18
11/28/2014

614 351 614 351

37 38

19
11/28/2014

614 351

Target untuk DART


Sistem Reproduksi
Hormon –hormon utama
Spermatogenesis/ Ovulasi
Fungsi kawin
Viabilitas sperma/ fertilisasi
Pembentukan plasenta
tingkah laku maternal

Perkembangan anakan
Implantasi
Perkembangan dan pematangan
organ
Pertumbuhan embrio atau fetus
tingkah laku menyusu 39

20

Anda mungkin juga menyukai