Anda di halaman 1dari 36

Efisiensi Perangkat Konversi Energi

Efisiensi perangkat konversi energi adalah ekspresi kuantitatif dari keseimbangan antara
input energi dan output energi. Ini didefinisikan sebagai berikut:
Efisiensi Alat = Output Energi berguna/Input Energi
Kata kunci dalam definisi di atas adalah ‘berguna‘. Kalau bukan karena kata ini, tentu saja,
definisi tersebut akan menjadi sepele, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Hukum
Pertama Termodinamika memberi tahu kita bahwa energi dilestarikan dalam semua
transformasinya (baca perubahannya). Jadi rasio output energi terhadap input energi selalu
satu, atau 100%.

Gambar 1. Representasi skematik dari alat konversi energi


Arti kata ‘berguna’ bergantung pada tujuan perangkat. Sebagai contoh, jika perangkat
adalah pemanas listrik, output energi yang bermanfaat adalah panas, dan input energi
adalah listrik. Listrik diubah menjadi panas. Panas juga diperoleh dari listrik dalam
cahaya bohlam, seperti yang kita ketahui. Tetapi panas dari bohlam bukanlah energi yang
berguna yang diperoleh dari bola lampu. Tujuan dari bola lampu adalah mengubah energi
listrik menjadi cahaya.
Tabel 1 merangkum output energi berguna dan input energi untuk beberapa perangkat
konversi energi umum. Gambar 2 dan 3 adalah ilustrasi tentang bagaimana menggunakan
informasi yang diberikan dalam Tabel 1 untuk kasus dua perangkat, motor listrik dan tungku.
Kita mungkin tahu, atau mungkin tertarik untuk mengetahui, bagaimana mereka bekerja,
tetapi ini tidak diperlukan untuk tujuan kita. Masyarakat perlu sadar akan energi yang selama
ini digunakan. Karenanya informasi yang diberikan pada Tabel 1 mungkin sangat berguna
bagi mereka dan kita semua.

Tabel 1. Energi Input dan Energi Output Berguna Pada Alat Konversi Energi
Gambar 2. Konversi Energi Pada Motor Listrik (Energi Listrik menjadi Energi Gerak
atau Mekanik)

Gambar 3. Konversi Energi Pada Tungku (Energi Kimia menjadi Energi Termal atau
Panas)
Contoh 1 Ilustrasi Sederhana:
Motor listrik mengkonsumsi 100 watt listrik untuk mendapatkan 90 watt daya mekanik.
Tentukan efisiensinya (E)?
Solusi:
Karena daya adalah tingkat pemanfaatan energi, efisiensi juga dapat dinyatakan sebagai
rasio daya. Kita bisa nyatakan:

Oleh karena itu, efisiensi motor listrik dapat dinyatakan:


Jadi, efisiensi motor listrinya sebesar 90%
Contoh 2 Ilustrasi Sederhana:
Tungku gas memiliki efisiensi 75%. Berapa banyak BTU (British Thermal Unit, satuan
energi) yang akan dihasilkannya dari 1000 BTU gas alam?
Solusi:
Fungsi tungku gas adalah mengubah energi kimia gas menjadi panas (energi panas), seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan diilustrasikan pada Gambar 3.
Oleh karena itu, kita nyatakan:

Jadi, banyak energi termal yang akan dihasilkan (baca: dibangkitkan) dari 1000 BTU gas
alam adalah sebesar 750 BTU
Ilustrasi 1 dan 2 diatas, meski sangat sederhana, namun harus dipelajari dengan hati-hati.
Contoh tersebut membawa dua pesan penting. Pesan pertama, efisiensi perangkat konversi
energi secara kuantitatif tak bersatuan (atau tanpa dimensi) besarnya antara 0 dan 1 (atau
antara 0 dan 100%). Tentunya, semakin besar angka ini, semakin tinggi efisiensi perangkat;
namun, sebuah angka lebih dari satu akan bertentangan dengan Hukum Pertama
Termodinamika.
Pesan kedua, bersifat formal dan substantif. Tidak cukup untuk mengubah jumlah energi
menjadi satuan yang sama, misalnya BTU ke joule atau kalori ke kilowatthours. Satuan juga
harus memiliki energi yang sama bentuk. Tidak mungkin, misalnya, untuk mengkonversi
BTU kimia dan BTU termal. Di istilah substantif, efisiensi bukanlah angka tanpa satuan
kualitatif. Bahkan ketika satuan tidak secara eksplisit dinyatakan, seperti dalam Ilustrasi 1,
kita harus ingat apa itu, dari pengetahuan tentang fungsi perangkat (seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 1 dan diilustrasikan dalam Gambar 1,
Gambar 2 dan Gambar 3).
Konsep efisiensi dengan demikian mewujudkan kedua hukum termodinamika. Ini
mencerminkan persamaan kuantitatif dan perbedaan kualitatif dari berbagai bentuk
energinya. Pemahaman ini membutuhkan pengetahuan tentang termodinamika; setelah
dipahami, ternyata hanya konsep ini – dari seluruh bidang termodinamika – yang paling
diperlukan untuk memahami masalah energi utama yang dihadapi masyarakat saat ini.
Tabel 2 merangkum efisiensi energi dari sejumlah perangkat umum konversi energi. Mereka
terdaftar dalam rangka menurunkan efisiensi. Angka-angka yang ditampilkan adalah
khas tetapi mereka dapat berbeda untuk model yang berbeda dari jenis perangkat yang sama
(tergantung pada rincian desainnya) atau untuk perangkat yang sama, tergantung pada apakah
perangkat itu digunakan dan dijaga dengan baik. Misalnya, mesin mobil Anda akan lebih
efisien jika Anda mengganti oli (baca: pelumas mesin) secara teratur.
Konversi ‘termudah’ adalah yang ada di dalamnya arah peningkatan entropi, dan khususnya
yang menghasilkan panas (termal energi). Kita hanya perlu menggosok tangan kita dan
mengubah energi mekanik menjadi panas. Tungku rumah juga menghasilkan panas,
tapi tungku gas biasanya lebih efisien daripada tungku minyak, yang pada gilirannya
lebih efisien daripada tungku batubara. Alasan untuk ini adalah karena paling mudah untuk
membakar gas sepenuhnya dalam tungku, dan sangat sulit untuk membakar batubara. Dengan
kata lain, bagian terbesar dari energi kimia gas berakhir sebagai panas yang bermanfaat di
rumah kita.
Tabel 2. Efisiensi Alat Konversi Energi

Konsep Dasar Energi

Definisi Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Adapun kerja adalah transfer energi
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam istilah praktis, energi adalah segala sesuatu yang
kita gunakan untuk memanipulasi dunia di sekitar kita, entah dengan menggerakkan otot-otot
kita, dengan menggunakan listrik, atau dengan menggunakan perangkat mekanis seperti
mobil.
Energi datang dalam berbagai bentuk – panas, cahaya, mekanik, listrik, kimia, dan energi
nuklir.
Berbagai Bentuk Energi
Ada dua jenis energi, energ yang tersimpan (Energi potensial) dan energi kerja (kinetik).
Sebagai contoh, makanan yang kita makan mengandung energi kimia, dan tubuh kita
menyimpan energi ini sampai kita melepaskannya ketika kita bekerja atau bermain.
1) Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang tersimpan dan energi posisi (gravitasi). Itu ada dalam
berbagai bentuk.
2) Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam ikatan atom dan molekul. Biomassa,
minyak bumi, gas alam, propana, dan batu bara adalah contoh energi kimia yang tersimpan.
3) Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam inti atom – energi yang menyatukan inti-
inti atom. Inti atom uranium adalah contoh energi nuklir.
4) Energi Mekanis Tersimpan
Energi mekanik tersimpan adalah energi yang tersimpan pada benda-benda oleh penerapan
gaya. Pegas yang terkompresi dan karet gelang membentang adalah contoh energi mekanik
yang tersimpan.
5) Energi Gravitasi
Energi gravitasi adalah energi tempat atau posisi dan identik dengan energi potensial. Air di
waduk di belakang bendungan pembangkit listrik tenaga air adalah contoh energi gravitasi.
Ketika air dilepaskan untuk memutar turbin, ia menjadi energi gerak.
6) Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi dalam gerak- gerakan gelombang, elektron, atom, molekul, dan
substansi. Itu ada dalam berbagai bentuk.
7) Energi Radiasi
Energi radiasi adalah energi elektromagnetik yang bergerak dalam gelombang transversal.
Energi radiasi meliputi cahaya tampak, sinar-x, sinar gamma, dan gelombang radio. Energi
matahari adalah contoh energi radiasi.
8) Energi Termal
Energi termal (atau panas) adalah energi internal dalam zat – getaran dan pergerakan atom
dan molekul di dalam zat. Energi panas bumi adalah contoh energi panas.
9) Gerak
Pergerakan benda atau zat dari satu tempat ke tempat lain adalah gerakan. Angin dan tenaga
air adalah contoh gerakan.
10) Suara
Suara adalah gerakan energi melalui zat dalam gelombang longitudinal (kompresi /
penghalusan).
11) Energi Listrik
Energi listrik adalah pergerakan elektron. Petir dan listrik adalah contoh energi listrik.
Konversi energi
Energi didefinisikan sebagai “kemampuan untuk melakukan kerja.” Dalam pengertian ini,
contoh kerja termasuk memindahkan sesuatu, mengangkat sesuatu, memanaskan sesuatu,
atau menyalakan sesuatu. Sulit membayangkan untuk menghabiskan waktu seharian tanpa
menggunakan energi. Kita menggunakan energi untuk menyalakan kota dan rumah kita,
untuk menyalakan mesin di pabrik, memasak makanan, memutar musik, dan mengoperasikan
TV.
Berikut ini adalah contoh transformasi berbagai jenis energi menjadi panas dan tenaga.
1. Minyak dibakar untuk menghasilkan panas
2. Panas mendidihkan air
3. Air menjadi uap
4. Tekanan uap menggerakkan turbin
5. Turbin menggerakkan generator listrik
6. Generator menghasilkan listrik.
7. Daya listrik menyalakan lampu bohlam
8. Lampu bohlam menghasilkan cahaya dan panas

Macam-macam Pompa
Secara umum pompa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu dynamic pump dan positive
displacement pump. Dua kelompok besar ini masih terbagi kedalam beberapa macam lagi,
dan mari kita bahas satu-persatu.
Pompa Dinamik
Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa
sentrifugal, pompa aksial, dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa
ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan
menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya juga
memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe positive displacement pump, tetapi
memiliki biaya yang lebih rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa
beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga tinggi.
1. Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran inlet di tengah-
tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler berputar, fluida mengalir
menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi
untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeler tetap tinggi.
Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju
titik outletnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan pompa sentrifugal yakni aliran
yang halus (smooth) di dalam pompa dan tekanan yang seragam pada discharge pompa,
biaya rendah, serta dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi sehingga pada aplikasi
selanjutnya dapat dikoneksikan langsung dengan turbin uap dan motor
elektrik.Penggunaan pompa sentrifugal di dunia mencapai angka 80% karena
penggunaannya yang cocok untuk mengatasi jumlah fluida yang besar daripada
pompa positive-displacement.
Pompa Sentrifugal

2. Pompa Aksial
Pompa aksial juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini menghasilkan sebagian
besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari sudu terhadap fluida. Pompa ini banyak
digunakan di sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal single-stage lebih umum
digunakan, akan tetapi kadang pompa aksial two-stage (dua stage) lebih ekonomis
penerapannya. Pompa aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar
dengan tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon dalam alirannya.
Pompa Aksial

3. Special-Effect Pump
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Yang termasuk ke dalam
pompa jenis ini yaitu jet (eductor), gas lift, hydraulic ram, dan electromagnetic.
Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang menggunakan efek venturi dari nozzle
konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi
gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di
sisi suction.
Pompa Injektor

Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam sebuah kolom dengan
jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan turunnya berat hidrostatik dari
fluida tersebut sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan.
Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro
(hydropower).
Dan pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan
menggunakan gaya elektromagnetik.
Prinsip Pompa Elektromagnetik
Pompa Positive Displacement
Macam-macam pompa positive displacement adalah pompa reciprocating dan rotary.
Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume
fluida tetap dari sisi inlet menuju titik outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa jenis
ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per satuan berat) yang lebih besar. Dan
juga memberikan perpindahan fluida yang tetap/stabil di setiap putarannya.
1. Pompa Reciprocating
Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk ke dalam silinder melalui valve inlet
pada saat langkah masuk dan selanjutnya dipompa keluar dibawah tekanan positif melalui
valve outlet pada langkah maju. Fluida yang keluar dari pompa reciprocating, berdenyut dan
hanya bisa berubah apabila kecepatan pompanya berubah. Ini karena volume sisi inlet yang
konstan. Pompa jenis ini banyak digunakan untuk memompa endapan dan lumpur.
Pompa Reciprocating

Metering Pump termasuk ke dalam jenis pompa reciprocating, adalah pompa yang
digunakan untuk memompa fluida dengan debit yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Pompa ini biasanya digunakan untuk memompa bahan aditif yang dimasukkan
ke dalam suatu aliran fluida tertentu.
Metering Pump
2. Rotary Pump
Adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan prinsip rotasi. Vakum
terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida masuk. Keuntungan dari
tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena secara natural ia mengeluarkan udara dari pipa
alirannya, dan mengurangi kebutuhan pengguna untuk mengeluarkan udara tersebut secara
manual.
Bukan berarti pompa jenis ini tanpa kelemahan, karena sifat alaminya maka clearence antara
sudu putar dan sudu pengikutnya harus sekecil mungkin, dan mengharuskan pompa berputar
pada kecepatan yang rendah dan stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu
tinggi, maka fluida kerjanya justru dapat menyebabkan erosi pada sudu-sudu pompa.
Pompa rotari dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe yaitu:
 Gear pumps – sebuah pompa rotari yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi.
Prinsip Gear Pump

 Screw pumps – pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan.
Prinsip Screw Pump
 Rotary Vane Pump – memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang
menggunakan rotor silindrik yang berputar secara harmonis menghasilkan tekanan
fluida tertentu.
Prinsip Rotary Vane Pump

Prinsip Kerja Pompa Aksial


Pompa aksial merupakan salah satu jenis pompa yang masuk ke dalam kelompok pompa
dinamik. Pompa jenis ini berfungsi untuk mendorong fluida kerja dengan arah
yang sejajar terhadap sumbu/poros impellernya. Hal ini berbeda dengan pompa jenis
sentrifugal yang arah output fluidanyategak lurus dengan sumbu impeller.
Energi mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak ditransmisikan melalui poros
impeller untuk menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial
yang mendorong fluida sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut. Pada
beberapa desain pompa aksial, terpasang sudu-sudu tetap (diam) yang membentuk difuser
pada sisi keluaran pompa. Fungsinya adalah untuk menghilangkan efek berputar dari fluida
kerja dan mengkonversikan energi kinetik yang terkandung di dalamnya menjadi tekanan
kerja.
Gambar Penampang Pompa Aksial
Pompa aksial digunakan pada sistem-sistem yang membutuhkan debit aliran fluida
tinggi, dengan besar head yang rendah. Pompa jenis ini banyak digunakan pada
sistem irigasi, pompa penanggulangan banjir, dan di pembangkit listrik tenaga
uap digunakan untuk mensupply air laut sebagai media pendingin di kondensor.

Grafik Perbandingan Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal dan Aksial


Berikut adalah beberapa perbandingan antara pompa aksial dengan pompa sentrifugal
:
 Jika dilihat kurva efisiensinya, pompa sentrifugal dengan pompa aksial memiliki
tingkat efisiensi maksimum yang hampir sama.
 Jika debit aliran fluida turun, daya input untuk pompa sentrifugal menjadi turun
sampai dengan 180 hp pada saat aliran fluida terhenti.
 Namun pada pompa aksial daya input menjadi naik ke 520 hp pada saat aliran fluida
terhenti.
 Pompa aksial dapat menyebabkan motor penggerak overload jika debit aliran
dikurangi secara drastis dari kapasitas desainnya.
 Head yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal jauh lebih tinggi daripada pompa aksial.
 Pada kurva efisiensi di luar efisiensi maksimumnya, pompa aksial memiliki tingkat
efisiensi yang lebih rendah daripada pompa sentrifugal.
Dasar-Dasar Pompa

Pada kesempatan kali ini saya ingin membedah secara lebih dalam mengenai pompa. Pompa
sentrifugal menjadi titik fokus kita karena pompa ini paling banyak digunakan oleh kita
semua. Namun tidak menutup kemungkinan untuk membahas pompa tipe lain. Untuk
mengetahui apa saja macam-macam pompa Anda bisa membaca artikel saya di blog saya ini.

Pompa Sentrifugal

Pada pompa sentrifugal terjadi perubahan energi yang diakibatkan oleh dua komponen
utama pompa, yaitu impeller dan diffuser. Impeller adalah bagian pompa yang berputar,
yang mengkonversikan energi mekanik berupa putaran pada poros menjadi energi kinetik.
Sedangkan diffuser (volute cassing) adalah bagian pompa yang diam, yang mengkonversikan
energi kinetik menjadi energi tekanan. Sehingga secara umum pompa berfungsi untuk
mengubah energi mekanik poros pompa menjadi energi tekanan berupa head fluida yang
dipompa.
Besar debit fluida yang dialirkan oleh pompa sentrifugal pada putaran konstan, tergantung
dari besar diferensial tekanan atau head yang dihasilkan pompa. Semakin besar head
pompa akan semakin kecil debit aliran fluida yang dialirkan, begitu pula sebaliknya.
Nilai dari head pompa vs. kapasitas debit ini dapat dibuat sebuah grafik yang menunjukkan
grafik karakteristik pompa. Grafik ini biasanya disertakan oleh produsen pompa pada setiap
produknya untuk menggambarkan karakteristik dari pompa yang ia produksi. Bentuk dari
kurva head-kapasitas pompa sentrifugal merupakan fungsi dari ukuran dan desain pompa,
diameter dari impeller, dan kecepatan operasionalnya.
Kurva Head-Kapasitas Pompa Sentrifugal
Head Pompa
Head pompa adalah sebuah satuan linier vertikal untuk menunjukkan ketinggian maksimum
sebuah pompa spesifik saat memompa fluida menuju outletnya.
Umumnya yang menjadi pertanyaan kita di awal mempelajari pompa adalah
“Mengapa satuan yang digunakan adalah meter (SI) atau feet (CGS), dan bukan satuan
tekanan?”
Jawabannya sangat sederhana, sebuah pompa dengan spesifikasi tertentu akan menghasilkan
“meter ketinggian (head)” yang sama sekalipun memompa berbeda-beda fluida dengan massa
jenis yang berbeda-beda pula. Di sisi lain, ia akan menghasilkan tekanan yang berbeda antara
fluida-fluida tersebut sesuai dengan massa jenisnya.

Tekanan Keluaran Pompa Pada Dua Fluida Berbeda


Jika ada dua pompa yang identik memompa dua fluida yang berbeda massa jenisnya,
pembacaan tekanan di sisi keluaran pompa akan berbeda sekalipun di titik ketinggian yang
sama. Oleh karena itulah digunakan satuan “meter ketinggian” untuk merepresentasi
besar head pompa.

Daya dan Efisiensi Kompresor

Daya yang diperlukan kompresor tidak hanya untuk proses kompresi gas, tetapi juga untuk
mengatasi kendala-kendala mekanis, gesekan-gesekan, kendala tahanan aerodinamik aliran
udara pada katup dan saluran saluran pipa, kebocoran-kebocoran gas, proses pendinginan,
dan lain-lain. Kendala-kendala tersebut akan mengurangi daya poros kompresor. Namun
untuk menentukan seberapa besar pengaruh masing-masing kendala tersebut adalah sangat
sulit. Secara teori perhitungan daya yang dibutuhkan untuk proses pemampatan kompresi
bertingkat adalah sebagai berikut:

dimana:
Pad = daya untuk proses kompresi adiabatis (kW)
m = jumlah tingkat kompresi
Qs = volume gas ke luar dari tingkat terakhir (m3/menit) ( dikondisikan tekanan dan
temperatur hisap)
ps = tekanan hisap tingkat pertama (N/m2)
pd = tekanan ke luar dari tingkat terakhir ( N/m2)
n = 1,4 (udara) adiabatis
= 1 isoterma l
Daya kompresi adiabatis di atasadalah sama dengan daya poros kompresor dikurangi dengan
kendala-kendala kompresi atau dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
P ad = P poros – P kendala = P berguna
Secara teori, efisiensi sistem adalah perbandingan daya berguna dengan daya masuk sistem,
maka efisiensi kompresor dapat dirumuskan dengan persaman berikut:

Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi efisiensi, daya poros yang
dibutuhkan menjadi berkurang, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Sedangkan untuk
menghitung tinggi yang dihasilkan kompresor adalah sebagai berikut:

Daya yang dibutuhkan kompresor untuk menghasilkan udara mampat dengan tinggi tekan
sebesar H :
Contoh :
1. Sebuah kompresor digunakan untuk menghasilkan udara mampat pada sebuah instalasi
industri. Pompa meghasilkan tekanan akhir sebesar 3 atm, debit udara masuk kompresor
sebesar 7200 m3/menit, hitung berapa daya kompresor? Juga tentukan daya poros
apabila efiseisi kompresor 80% !
Diketahui :
Qs = 7200 m3/jam = 7200/3600 m3/dtk = 2 m3/dtk
ps = 1 atm = 10130 Pa
Pd = 3 atm = 30390 Pa
n = 1,4
Kerja kompresor adiabatik:

Kavitasi dan NPSH

Daerah aliran pada mata impeller pompa biasanya lebih kecil daripada daerah aliran dari pipa
hisap pompa atau daerah aliran yang melalui sudu pompa. Ketika cairan di pompa masuk
mata pompa sentrifugal, penurunan daerah aliran sebagai akibat peningkatan kecepatan aliran
disertai dengan penurunan tekanan. Semakin besar laju aliran pompa, semakin besar pula
tekanan jatuh antara pompa hisap dan mata impeller. Jika tekanan jatuh cukup besar, atau
jika temperatur cukup tinggi, tekanan jatuh dapat menyebabkan cairan menjadi uap ketika
tekanan local berada di bawah tekanan saturasi fluida yang di pompa. Gelembung-gelembung
uap terbentuk oleh tekanan jatuh pada mata impeller yang mengalir sepanjang sudu impeller
oleh aliran fluida. Ketika gelembung2 itu masuk wilayah dimana tekanan local lebih besar
daripada tekanan saturasi, maka gelembung2 uap tiba-tiba pecah. Proses pembentukan dan
pecahnya secara tiba-tiba dari gelembung2 uap dalam pompa disebut dengan kavitasi.
Kavitasi pada pompa sentrifugal mempunyai pengaruh signifikan terhadap performasi
pompa. Kavitasi mendegradasi (menurunkan) performansi pompa, akibat fluktuasi laju aliran
dan tekan discharge. Kavitasi dapat juga menjadi penyebab hancurnya komponen2 dalam
pompa. Ketika sebuah pompa, gelembung2 uap terbentuk secara langsung pada daerah
tekanan rendah yang di balik sudu impeller yang berputar. Gelembung2 uap ini kemudian
bergerak mendekati sudu impeller dimana mereka pecah dan menyebebkan kejutan fisik pada
permukaan sudu pompa. Kejutan fisik ini membuat lubang-lubang kecil pada permukaan
sudu impeller. Masing-masing lubang itu berukuran sangat kecil, akan tetapi akibat
akumulasi dari jutaan lubang2 ini yang terbentuk selama periode jam atau hari dapat secara
bertahap merusak impeller pompa. Kavitasi dapat juga menyebabkan getaran pompa berlebih
dimana getaran tersebut dapat merusak bantalan pompa, ring dan sil.
Sejumlah kecil pompa sentrifugal didesain untuk beropearasi dibawah kondisi dimana
kavitasi tak mampu dihindari. Pompa ini harus didesain secara khusus dan dimaintain untuk
menahan sejumlah kecil kavitasi yang terjadi selama operasinya. Banyak pompa sentrifugal
yang tidak di desain untuk menahan kavitasi.
Kebisingan adalah salah satu indikasi bahwa pompa sentrifugal terjadi
kavitasi. Sebuah pompa yang ter-kavitasi suaranya dapat seperti kaleng yang berisi kelereng
yang dikocok. Indikasi lainnya dapat diamati dari stasiun operasi jarak jauh yang sedang
berfluktuasi tekanan discharge-nya (keluarnya).
Net Positive Suction Head (NPSH)
Untuk menghindari kavitasi pada pompa sentrifugal, tekanan fluida pada semua titik dalam
pompa harus dijaga diatas tekanan saturasi. Jumlah yang digunakan untuk menentukan
tekanan cairan yang dipompa untuk menghindari kavitasi disebut net positive suction head
(NPSH). Net positive suction head (NPSH) adalah perbedaan antara tekanan pada pipa hisap
pompa dan tekanan saturasi pada cairan yang sedang dipompa. Net positive suction head
(NPSH) adalah nilai minimum dari net positive suction head (NPSH) yang cukup untuk
menghindari kaviotasi.
Kondisi yang harus ada untuk menghindari kavitasi adalah bahwa net positive suction head
(NPSH) yang tersedia harus lebih besar daripada atau sama dengan net positive suction head
(NPSH) yang dibutuhkan. Kebutuhan ini dapat dinyatakan secara matematis ebagai berikut:
NPSHA ≥ NPSHR
Formula untuk NPSHA dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut:
NPSHA = P suction – P saturation
Ketika pompa centrifugal menghisap dari tangki atau reservoir lainnya, maka tekanan dari
pipa hisap pompa adalah penjumlahan tekanan absolute pada permukaan cairan pada tangki
dan tekanan karena perbedaan ketinggian antara permukaan cairan pada tangki dan pipa hisap
pompa dikurang head loss karena gesekan pada garis hisap dari tangki ke pompa.
NPSHA = Pa + Pst – hf – Psat
Dimana:
NPSHA = NPSH yang tersedia
Pa = tekan absolute pada permukaan cairan
Pst = tekanan karena perbedaan ketinggian antara permukaan cairan dan pipa hisap.
hf = head losses pada pipa hisap pompa
Psat = tekanan saturasi dari cairan yang dipompa
PENCEGAHAN KAVITASI
Jika pompa mengalami kavitasi, beberapa perubahan pada desain sistem atau operasi adalah
penting untuk meningkatkan NPSHA diatas NPSHR dan menghentikan kavitasi. Salah satu
metode untuk meningkatkan NPSHA adalah meningkatkan tekanan pada pipa hisap
pompa. Sebagai contoh, jika sebuah pompa menghisap dari sebuah tangki yang tertutup,
maka kenaikan level cairan pada tangki atau peningkatan tekanan pada ruang diatas cairan
akan meningkatkan tekanan hisap.
Mungkin juga meningkatkan NPSHA dengan menurunkan temperatur cairan yang
dipompa. Menurunkan temperatur cairan akan menurunkan tekanan saturasi, sehingga
menyebabkan NPSHAmeningkat. Ingat lagi dari mode perpindahan panas sebelumnya dimana
kondensor uap yang besar biasanya mendinginkan kondensat kurang dari temperatur saturasi
yang disebut depresi kondensat, untuk mencegah kavitasi dalam pompa kondensat.
Jika head losses pada pipa hisap pompa dapat dikurangi, maka NPSHA akan berkurang.
Beragam metode untuk mengurangi head losses termasuk meningkatkan diameter pipa,
mengurangi jumlah elbo, valve dan fitting (tahanan) dalam pipa, dan menurunkan panjang
pipa.
Dapat juga menghentikan kavitasi dengan mengurangi NPSHR untuk pompa. NPSHR tidak
konstan untuk pompa yang diberikan dibawah semua kondisi, tetapi bergantung pada factor
tertentu. Secara khusus, NPSHR dari pompa meningkat secara signifikan karena laju aliran
yang melalui pompa meningkat. Oleh karena itu, pengurangan laju aliran melalui pompa
yaitu dengan mengecilkan valve discharge yang menurunkan NPSHR. NPSHR juga
bergantung pada kecepatan pompa. Semakin cepat rotasi impeller pompa, semakin besar
NPSHR. Oleh karena itu, jika kecepatan dari pompa centrifugal dikurangi, maka
NPSHR pompa menurun. Meskipun demikian, laju aliran pompa paling sering diperhatikan
sebagai kebutuhan dari sistem.
NPSH yang dibutuhkan untuk mencegah kavitasi ditentukan melalui pengujian oleh produsen
pompa dan bergantung pada factor-faktor diantaranya tipe inlet (saluran masuk ) impeller,
desain impeller, laju aliran pompa, kecepatan rotasi impeller, dan tipe cairan yang
dipompa. Produsen pompa secara khusus menyediakan kurva NPSHR sebagai fungsi laju
aliran pompa untuk cairan tertentu (biasanya air) dalam buku manual pompa.
Kurva Karakteristik Pompa Centrifugal
Untuk pompa centrifugal yang beroperasi pada kecepatan konstan, laju aliran yang melalui
pompa adalah bergantung pada perbedaan tekanan atau head pada pompa. Semakin rendah
head pompa, semakin tinggi laju aliran. Buku manual untuk pompa spesifik biasanya
mengandung kurva laju aliran pompa versus head pompa yang disebut kurva karakteristik
pompa. Setelah pompa diinstalasi pada sistem, pompa biasanya diuji untuk menjamin bahwa
laju aliran dan head pompa berada dalam spesifikasi yang dibutuhkan. Tipikal Kurva
karakteristik pompa centrifugal ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan kurva karakteristik pompa yang harus
didefinisikan. Shutoff head adalah head maksimum yang dapat dikembangkan oleh pompa
centrifugal yang beroperasi pada kecepatan tertentu. Pump runout adalah aliran maksimum
yang dapat dikembangkan oleh pompa centrifugal tanpa merusak pompa. Pompa centrifugal
harus didesain dan dioperasikan serta dilindungi dari kondisi pump runout atau operasi
pada shutoff head.

Perpindahan Panas dan Pembentukan


Uap Air Pada Boiler
Titik didih suatu cairan atau dikenal juga dengan temperatur saturasi adalah temperatur
dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan lingkungan sekitar cairan tersebut. Pada titik
ini cairan akan berubah fase menjadi uap. Temperatur saturasi dari air pada tekanan atmosfer
adalah 100oC. Pada titik inilah air akan berubah fase menjadi uap dengan membentuk
gelembung-gelembung uap air.
Temperatur saturasi menjadi sebuah fungsi yang unik dari tekanan. Semakin tinggi tekanan di
sekitar air maka akan semakin tinggi pula titik didihnya, dan apabila semakin rendah tekanan
di sekitar air tersebut maka semakin rendah pula titik didih air tersebut. Hal tersebut
disebabkan karena tekanan air akan mempengaruhi karakteristik –seperti entalpi (kandungan
kalor) air, panas laten, dan entalpi uap– dari uap air yang terbentuk pada tekanan tersebut.
Pada kondisi tekanan kritis 3200 psi (22,1 MPa) misalnya, panas laten yang dibutuhkan untuk
membentuk uap air menjadi nol, dan pada kondisi ini tidak akan timbul gelembung-
gelembung uap pada saat proses evaporasi. Sehingga proses transisi perubahan fase air
menjadi uap air pada kondisi tersebut akan terjadi secara lebih smooth. Atas dasar fenomena
inilah dikenal sebuah teknologi boiler bernama critical boiler. Boiler ini bekerja dengan
mensirkulasikan air-uap air pada pipa-pipa boiler dengan tekanan kritis 22,1 MPa (221 bar).
Kurva Didih (Boiling Curve)
Pada kesempatan kali ini saya ingin memperkenalkan kepada Anda sebuah kurva
bernama boiling curve (kurva didih). Kurva ini akan menjelaskan kepada kita bagaimana
karakteristik terjadinya proses pendidihan air. Penelitian dilakukan dengan jalan
mencelupkan sebuah logam (metal) panas yang dijaga temperaturnya, ke dalam sejumlah air
di suatu wadah. Kecepatan (rate) perpindahan panas tiap satuan luas atau disebut dengan heat
flux (fluks kalor) mengisi sumbu Y kurva. Sedangkan sumbu X diisi oleh diferensial
temperatur antara permukaan metal dengan air disekitarnya.
Dari titik A ke B, perpindahan panas secara konveksi akan mendinginkan metal sehingga
proses pendidihan akan tertahan. Pada saat sedikit melewati titik B, dikenal sebagai proses
awal proses pendidihan, dimana temperatur air secara cepat akan menyesuaikan dengan
temperatur permukaan metal dan semakin mendekati temperatur saturasinya. Gelembung-
gelembung uap air mulai terbentuk di permukaan metal. Secara periodik gelembung-
gelembung tersebut akan kolaps (mengecil) karena berinteraksi dengan air lainnya.
Fenomena ini disebut dengan subcooled boiling, dan ditandai dengan titik B dan S pada
kurva. Pada proses ini, kecepatan perpindahan panas cukup tinggi, namun masih belum
terbentuk sejumlah uap air. Dari titik S ke C, temperatur air sudah mencapai temperatur
saturasi dengan lebih merata. Gelembung uap tidak lagi mengalami kolaps dan mengecil, ia
akan semakin besar dan terbentuk semakin banyak gelembung uap. Kurva area ini biasa
diberi sebutannucleate boilling region, yang memiliki kecepatan perpindahan panas cepat,
serta temperatur permukaan metal lebih besar sedikit dari temperatur saturasi air.
Mendekati titik C, permukaan evaporasi akan semakin luas. Pada saat ini proses
pembentukan uap terjadi sangat cepat sehingga menyebabkan uap yang terbentuk seakan-
akan menghalangi air untuk mendekati permukaan metal. Permukaan metal menjadi terisolasi
oleh semacam lapisan film yang tersusun oleh uap air, sehingga mengakibatkan penurunan
kecepatan perpindahan panas. Proses ini (C-D) dikenal dengan sebutan critical heat
flux (CHF), dimana proses perpindahan panas dari metal ke air menjadi lambat karena adanya
lapisan film yang terbentuk.
Lebih lanjut, seperti digambarkan dengan titik D ke E, disebut dengan proses unstable film
boilling. Dimana pada saat ini temperatur permukaan kontak metal-fluida tidak mengalami
kenaikan. Konsekuensinya adalah terjadinya penurunan performa perpindahan panas per luas
area serta penurunan proses transfer energi. Dari titik E melewati D’ ke F, lapisan insulasi
uap air pada permukaan metal menjadi sangat efektif. Sehingga perpindahan panas dari
permukaan metal melewati lapisan film ini terjadi dengan cara radiasi, konduksi, serta mikro-
konveksi ke permukaan air yang berbatasan dengan lapisan film. Pada fase ini proses
evaporasi berlanjut dengan ditandai terbentuknya gelembung-gelembung uap air. Fase ini
dikenal dengan sebutan stable film boiling.

Pembentukan Uap Air Pada Pipa Boiler


Proses pembentukan uap air pada boiler pipa air secara teoritis mengacu juga pada boiling
curve. Secara lebih detail, proses pembentukan uap air tersebut dapat Anda lihat prosesnya
pada gambar di atas. Yang membedakan dengan proses pembentukan uap air biasa adalah,
proses pembentukan uap air pada boiler pipa air terjadi pada aliran air dengan kecepatan debit
aliran tertentu. Proses ini dikenal dengan istilah forced convection boiling, yang prosesnya
lebih kompleks dengan melibatkan aliran fluida dua fase, gaya gravitasi, fenomena material,
serta mekanisme perpindahan panas.
Gambar kedua di atas adalah sebuah proses pendidihan air pada pipa berpenampang
lingkaran yang panjang serta dipanasi secara merata. Pada saat mendekati titik (1), air masuk
ke pipa dan secara konveksi menjadi media pendingin pipa. Tepat pada titik (1) mulai
terbentuk gelembung-gelembung uap air, menjadi tanda bahwa proses awal pendidihan
dimulai. Pada titik (2) temperatur air semakin tinggi dan mencapai temperatur saturasinya
dan mencapai fase nucleate boiling region. Pada fase ini campuran air dengan uap air
membentuk sebuah aliran yang bergelembung, dan membentuk lingkaran seperti gelang
(annular flow). Fenomena ini sebagai hasil interaksi yang kompleks antara gaya tegangan
permukaan, fenomena dua permukaan, penurunan drastis tekanan, massa jenis air-uap air,
serta efek momentum dari proses pendidihan pada permukaan pipa.
Proses perpindahan panas terus berlangsung sehingga pada titik (3) annular flow membesar
dan terbentuk lapisan film air pada dinding pipa. Perpindahan panas selanjutnya terjadi secara
konduksi dan konveksi dengan melewati lapisan film tersebut, sehingga proses evaporasi
terjadi pada pertemuan lapisan air dengan uap air. Mekanisme perpindahan panas ini disebut
pendidihan konveksi, yang juga menghasilkan kecepatan perpindahan panas yang tinggi.
Pada titik (4) proses perpindahan panas mencapai CHF (Critical Heat Flux), dimana lapisan
film air pada dinding pipa digantikan dengan lapisan film berupa uap air. Pada fase ini ada
beberapa resiko fenomena yang mungkin terjadi, yaitu:
1. Kenaikan temperatur metal pipa yang terlalu tinggi sehingga dapat merusak pipa
tersebut.
2. Kerugian perpindahan panas. Dan,
3. Perubahan fluktuasi temperatur yang sangat mungkin dapat menyebabkan kerusakan
termal (thermal fatigue failures).
Dari titik (4) ke (5) disebut perpindahan panas post-CHF, yang terjadi dengan sangat
kompleks. Setelah titik (5), semua air telah terevaporasi dan berubah fase menjadi uap air.

Single-lead Ribbed Tube

Multi-lead Ribbed Tube


Beberapa kerugian yang mungkin terjadi pada saat fase perpindahan panas CHF di atas,
menghasilkan inovasi dengan dikembangkannya pipa boiler berulir. Ada dua jenis pipa ulir
boiler, yakni tipe single-lead ribbed tube dan multi-lead ribbed tube. Pipa ulir ini
memperbaiki performa CHF, dengan efek samping penurunan tekanan yang masih dapat
ditoleransi namun dapat menghilangkan efek samping lain yang lebih berbahaya. Ulir pipa
mengakibatkan aliran berputar yang menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal dari
fluida terhadap dinding pipa akan menghalangi terbentuknya lapisan film sampai terbentuk
uap air yang berkualitas dengan heat flux yang tinggi.

Efisiensi dan Unjuk Kerja Kompresor


Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan kinerja kompresor:

 Lokasi Kompresor
Lokasi kompresor udara dan kualitas udara yang ditarik
oleh kompresor akan memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap jumlah energi yang
digunakan. Kinerja kompresor sebagai mesin yang bernafas akan meningkat dengan udara
yang dingin, bersih dan kering pada saluran masuknya.

 Suhu Udara pada Aliran Masuk

Pengaruh udara masuk pada kinerja kompresor tidak boleh diremehkan. Udara masuk yang
tercemar atau panas dapat merusak kinerja kompresor dan menyebabkan energi serta biaya
perawatan yang berlebihan. Jika kadar air, debu, atau bahan pencemar lain terdapat dalam
udara masuk, maka bahan pencemar tersebut dapat terkumpul pada komponen bagian dalam
kompresor, seperti kran, fan, rotor dan baling-baling. Kumpulan pencemar tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan dini dan menurunkan kapasitas kompresor.
Kompresor menghasilkan panas pada operasinya yang kontinyu. Panas ini d ilepaskan ke
kamar/ruang kompresor sehingga memanaskan udara masuk. Hal ini mengakibatkan
rendahnya efisiensi volumetrik dan pemakaian daya menjadi lebih besar. Sebagai atura n
umum, “Setiapkenaikan suhu udara masuk sebesar 4o C akan meningkatkan konsumsi
energi sebesar 1 persen untuk keluaran yang sama”. Jadi udara dingin yang masuk akan
meningkatkan efisiensi energi kompresor (lihat tabel 4).

Tabel Pengaruh suhu udara masuk pada pemakaian daya kompresor

(Konfederasi Industri India)

Jika saringan udara masuk ditempatkan pada kompresor, suhu ambien harus dijaga pada
nilai minimum untuk mencegah penurunan aliran massa. Cara ini dapat d ilakukan dengan
menempatkan pipa masuk diluar ruangan atau gedung. Jika saringan udara masuk
ditempatkan diluar gedung, dan terutama pada atap, harus diperhatikan suhu ambiennya.
 Penurunan Tekanan dalam Saringan Udara

Saringan udara masuk pada kompresor harus dipasang, atau membawa udara dari lokasi
yang bersih dan dingin. Pabrik pembuat kompresor biasanya memasok, atau
merekomendasikan, saringan udara masuk dengan kualitas khusus yang dirancang untuk
melindungi kompresor. Semakin baik penyaringan pada saluran masuk kompresor, maka
akan semakin rendah biaya perawatan kompresornya. Walau demikian, penurunan tekanan
yang melintas saringan udara harus dijaga minimum (ukuran dan perawatannya) untuk
mencegah pengaruh penyumbatan dan penurunan kapasitas kompresor. Alat pengukur
perbedaan tekanan merupakan salah satu peralatan yang terbaik untuk memantau kondisi
saringan pada saluran masuk. Penurunan tekanan yang melintas saringan baru pada saluran
masuk tidak boleh lebih dari 3 pound per inchi kuadrat (psi). Tabel 5 menunjukan pengaruh
penurunan tekanan yang melintas saringan udara pada konsumsi daya.

Tabel Pengaruh penurunan tekanan yang melintas saringan pada peningkatan


konsumsi daya (Konfederasi Industri India)

Sebagai aturan umum


“Untuk setiap kenaikan
“penurunan tekanan” 250
mm WC yang melintas pada
jalur yang diakibatkan oleh
saringan yang tersumbat dll,
konsumsi daya kompresor
akan meningkat sekitar 2 persen untuk keluaran yang sama.”

Jadi, disarankan untuk membersihkan saringan udara masuk secara reguler untuk
meminimalkan penurunan tekanan. Manometer atau pengukur perbedaan tekanan yang
melintas saringan dapat digunakan untuk memantau penurunan tekanan supaya dapat
merencanakan jadual pembersihan saringan.

 Ketinggian

Ketinggian memiliki dampak langsung terhadap efisiensi volumetrik kompresor. Pengaruh


ketinggian pada efisiensi volumetrik diberikan dalam Tabel 6.

Jadi jelas bahwa kompresor yang terletak pada tempat yang lebih tinggi akan me
ngkonsumsi daya yang lebih besar untuk mencapai tekanan tertentu dibandingkan yang
berada pada permukaan laut, dimana rasio kompresinya lebih tinggi.

Tabe l Pengaruh ketinggian pada efisiensi volumetrik kompresor

(Confederation of Indian Industries)


 Inter dan After-Coolers

Hampir kebanyakan kompresor multi tahap menggunakan pendingin antara/intercoolers,


yang merupakan alat penukar pana s yang membuang panas kompresi diantara tahap-tahap
kompresi. Pendinginan antara ini mempengaruhi efisiensi mesin keseluruhan.

Dengan digunakannya energi mekanik ke gas untuk kompresi, maka suhu gas akan naik.
After- coolers dipasang setelah tahap kompresi terakhir untuk menurunkan suhu udara. Pada
saat suhu udara berkurang, uap air dalam udara akan diembunkan, dipisahkan, dikumpulkan,
dan dibuang dari sistim. Hampir seluruh kondensat dari kompresor dengan pendinginan
antara dibuang dalam pendingin antara, dan sisanya dalam pendingin after-cooler. Hampir
seluruh sistim di industri, kecuali yang memasok udara proses memanaskan operasi,
memerlukan after-cominyak pelumasng. Dalam beberapa sistim, after-coolers merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari paket kompresor, sementara pada sistim yang lain after-
cooler merupakan bagian terpisah dari peralatan. Beberapa sistim memiliki keduanya.

Idealnya, suhu udara masuk pada setiap tahap mesin multi tahap harus sama dengan keadaan
pada tahap pertama. Hal ini disebut sebagai “pendinginan sempurna”atau kompresi
isotermal. Akan tetapi dalam praktek yang sesungguhnya, suhu udara masuk pada tahap
berikutnya lebih tinggi dari nilai normal sehingga mengakibatkan pemakaian daya yang
lebih besar, sebab volum yang ditangani untuk tugas yang sama menjadi lebih besar (lihat
Tabel 7).

Tabel Gambaran mengenai Pengaruh Intercominyak pelumasng pada Kompresor dan


Pemakaian Daya (Konfederasi Industri India )

Penggunaan air pada suhu yang lebih rendah mengurangi pemakaian daya spesifik. S uhu air
dingin yang sangat rendah dapat menyebabkan pengembunan kadar air dalam udara, d
imana apabila tidak dihilangkan akan mengakibatkan kerusakan silinder.

Hal yang serupa, pendinginan yang tidak mencukupi dalam after-coolers (dikarenakan
kotoran, pembentukan kerak dll.), membiarkan udara hangat dan lembab menuju
penerima/receiver, yang

menyebabkan terjadinya lebih banyak pengembunan pada penerima udara


dan jalur distribusinya, sehingga dapat menyebabkan korosi, penurunan tekanan dan
kebocoran pada pipa dan peralatan pengguna akhir. Oleh karena itu, pembersihan secara
berkala dan menjaga suhu aliran udara yang benar pada intercoolers dan after-
coolers sangat penting untuk mempertahankan kinerja yang dikehendaki.

 Pengaturan Tekanan

Untuk kapasitas yang sama, sebuah kompresor memakai lebih banyak daya pada tekanan
yang lebih tinggi. Kompresor tidak boleh beroperasi diatas tekanan operasi optimumnya
sebab bukan hanya akan memboroskan energi, tetapi juga akan mengakibatkan pemakaian
yang berlebihan, juga mengakibatkan pemborosan energi. Efisiensi volumetrik kompresor
juga menjadi lebih kecil pada tekanan pengiriman yang lebih tinggi.

 Meminimalkan Kebocoran

Sebagimana telah dijelaskan sebelumnya, kebocoran udara tekan bertanggung jawab


terhadap pemborosan daya yang sangat mendasar. Dikarenakan kebocoran udara hampir
sangat tidak mungkin untuk terlihat, suatu metode harus digunakan untuk menentukan lokasi
kebocoran tersebut. Cara terbaik untuk mendeteksi kebocoran adalah dengan menggunakan
pendeteksi akustik ultrasonik (lihat gambar 10), yang dapat mengenali suara desisan berfrek
uensi tinggi karena adanya kebocoran udara.

Deteksi kebocoran ultrasonik mungkin merupakan alat pendeteksi kebocoran yang paling
handal. Alat ini siap digunakan untuk deteksi berbagai situasi kebocoran.

Gambar 9. Alat deteksi ultrasonik

(Tashian, Paul)

Kebocoran seringkali terjadi pada sambungan. Menghentikan kebocoran dapat dilakukan


dengan sangat sederhana seperti mengencangkan sambungan atau sangat rumit dengan
penggantian alat yang tidak berfungsi seperti kopling, sambungan, bagian pipa,
selang, penguras, dan traps. Dalam banyak kasus, kebocoran diakibatkan oleh
gagalnya pembersihan karet atau tidak benarnya menggunakan sil karet. Pilihlah
sambungan berkualitas tinggi, putuskan sambungannya, ditambah
selang, ditambah tabung, dan pasangkan secara benar dengan sil karet yang cocok
untuk menghindari kebocoran dimasa mendatang.

 Pengambilan Kondensat

Setelah udara tekan meninggalkan ruang kompresi, after-cooler kompresor menurunkan


suhu udara keluar dibawah titik embunnya (untuk hampir seluruh kondisi ambien) dan oleh
karena itu sejumlah besar uap terembunkan. Untuk menghilangkan kondensasi ini, hampir
seluruh kompresor yang sudah menggunakan after-coolers, dipasang pemisah-
trap kondensat.

Kran pengeluaran kondensat sebaiknya diletakkan dekat pengeluaran


ompresor dan disambungkan ke jalur pengeluaran kondensat yang dibuat
miring/slope kebawah supaya kondensat dapat mengalir dengan baik. Kondensasi juga
masih mungkin terjadi di sepanjang pemipaan, sehingga pemipaan juga dibuat miring
kebawah dan pada bagian terendah diberi lengan/ tempat penetesan kondensat dan traps. Hal
lain yang juga penting adalah pipa pengeluaran ukurannya harus sama dengan seluruh
sambungan pengeluaran dengan sistim yang tertutup dengan kecepatan yang tepat untuk
tekanan pengeluarannya.

Sangat penting untuk selalu meninjau ulang terhadap ukuran pipa dan sambungan-
sambungan sebab panjang pipa, ukuran pipa, jumlah sambungan, jenis sambungan dan jenis
kran dapat berpengaruh terhadap efisiensi kompresor yang optimum.

1. Penggunaan Udara Tekan yang Terkendali

Sistim udara tekan yang sudah tersedia di pabrik dapat menggoda engineer pabrik untuk
memanfaatkan udara tekan yang sudah ada untuk digunakan pada alat-alat bertekanan
rendah seperti pengadukan, pneumatic cconveying atau udara pembakaran. Padahal
penggunaan sebuah blower untuk operasi tekanan lebih rendah akan membutuhkan biaya
dan energi yang jauh lebih kecil dibandingkan untuk pembangkitan udara tekan.

 Pengendalian Kompresor

Kompresor udara menjadi tidak efisien bila alat tersebut dioperasikan dibawah kapasitasnya.
Untuk menghindari kompresor tetap menya la ketika tidak diperlukan, dipasang sebuah alat
kontrol otomatis yang dapat mematikan dan menyalakan kompresor sesuai kebutuhan. Hal
lainnya, jika tekanan sistim udara tekan dijaga serendah mungkin maka efisiensi akan
meningkat dan kebocoran udara berkurang.

 Praktek Perawatan

Praktek perawatan yang baik dan benar akan secara dramatis meningkatkan efisiensi kinerja
sistim kompresor. Berikut adalah beberapa tip untuk operasi dan perawatan yang efisien
bagi sistim udara tekan di industri:

 Pelumasan: Tekanan minyak pelumas kompresor harus secara visuil diperiksa


setiap hari, dan saringan minyak pelumas nya diganti setiap bulan.
 Saringan Udara: Saringan udara masuk sangat mudah tersumbat, terutama pada
lingkungan yang berdebu. Saringan harus diperiksa dan diganti secara teratur.

 Traps Kondensat: Banyak sistim memiliki traps kondensat untuk mengumpulkan dan
(untuk

traps yang dipasang dengan sebuah kran apung) me nguras kondensat dari
sistim. Traps manual harus secara berkala dibuka dan ditutup kembali untuk menguras
fluida yang terakumulasi, traps otomatis harus diperiksa untuk me mastikan bahwa tidak
ada kebocoran udara tekan.

 Pengering Udara: Udara kering merupakan energi yang intensif. Untuk pengering
yang didinginkan, periksa dan ganti saringan awal secara teratur karena pengering
tersebut seringkali memiliki lintasan kecil dibagian dalamnya yang dapat tersumbat oleh
bahan pencemar. Pengering regeneratif memerlukan sebuah penyaring penghilang
minyak pada saluran masuknya, karena mereka tidak dapat berfun gsi dengan baik jika
minyak pelumas dari kompresor membalut bahan penyerap airnya. Suhu pengeringan
yang baik harus dijaga dibawah 100°F untuk menghindari peningkatan pemakaian bahan
penyerap airnya, yang harus diganti lagi setiap 3 –4 bulan tergantung pada laju
kejenuhan.

Klasifikasi Pompa

Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi:


a. Positive Displacement Pump
Pompa yang menghasilkankapasitas intermitten karena fluidanya ditekan dalam elemen-
elemen pompa dengan volume tertentu. Jadi, fluida yang masuk kemudian dipindahkan ke
sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Pompa
jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas yang rendah. Perubahan energi
yang terjadi pada pompa ini adalah energi mekanik yang diubah langsung manjadi energi
potensial.
Macam-macam Positive Displacement Pump:
1. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah sebagai berikut: berputarnya selubung putar akan
menyebabkan piston bergerak naik-turun sesuai dengan ujung piston di atas piring dakian.
Fluida terisap ke dalam silinder dan kemudian ditukar ke saluran buang akibat gerakan turun-
naiknya piston.Bertemunya rongga silindris piston pada selubung putar dengan saluran isap
dan tekan yang terdapat pada alat berkatup. Pompa ini diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan head yang sangat tinggi dengan kapasitas aliran rendah. Dalam aplikasinya pompa
piston banyak digunakan untuk keperluan pemenuhan tenaga hidrolik pesawat angkat.
2. Pompa Roda Gigi
Prinsip kerjanya adalah berputarnya dua buah roda gigi berpasangan yang terletak antara
rumah pompa dan menghisap serta menekan fluida yang mengisi ruangan antar roda gigi
(yang dibatasi oleh gigi dan rumah pompa) ditekan ke sisi buang akibat terisinya ruang
anatara roda gigi pasangannya. Pompa ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
head tinggi dengan kapasitas aliran sangat rendah. Dalam aplikasinya, pompa ini digunakan
untuk pelumas.
3. Pompa Torak
Prinsip kerjanya adalah torak melakukan gerakan isap terbuka dan katup tekan tertutup.
Sedangkan pada saat torak mulai melakukan gerakan tekan, katup isap tertutup dan katup
tekan terbuka. Kemudian fluida yang tadinya terisap dibuang pada katup tekan. Pompa ini
biasa digunakan untuk memenuhi head tinggi dengan kapasitas rendah. Dalam aplikasinya
pompa torak banyak digunakan untuk pemenuhan tenaga hidrolik.
b. Pompa Dinamik
Pompa dinamik adalah pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja.
Pompa ini memiliki elemen utama sebuah rotor dengan satu impeller yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh impeller yang menaikkan kecepatan absolut
fluida maupun tekanannya dan melemparkan aliran melalui volut. Yang tergolong pompa
dinamik antara lain:
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja pompa ini adalah sebagai berikut: berputarnya impeller akan mengisap fluida
yang akan dipompakan dan menekannya ke ssi tekan dalam arah aksial (tegak lurus).
Pompa aksial biasana diproduksi untuk kebutuhan head rendah dengan kapasitas aliran yang
besar. Dalam aplikasinya pompa jenis ini banyak digunakan untuk irigasi.
2. Pompa Sentrifugal
Pompa ini terdiri dari satu atau lebih impeller yang dilengkapi dengan sudu-sudu pada poros
yang berputar dan diselubungi chasing. Fluida diisap pompa melalui sisi isap, akibat
berputarnya impeller yang menghasilkan tekanan vakum. Pada sisi isap selanjutnya fluida
yang telah terisap kemudian terlempar ke luar impeller akibat gaya sentrifugal yang dimiliki
oleh fluida.
Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Bagian-bagian pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:
1. Casing (rumah keong)
Fungsinya untuk merubah atau mengkonversikan energi cairan menjadi energi tekanan statis.
2. Impeller
Fungsinya untuk merubah energi kinetik atau memberikan energi kinetik pada zat cair,
kemudian di dalam casing diubah menjadi energi
tekanan.
3. Pons Pompa
Fungsinya untuk meneruskan energi mekanik dari mesin penggerak (prime over) kepada
impeller.
4. Inlet
Fungsinya untuk saluran masuk cairan ke dalam impeller.
5. Outlet
Fungsinya untuk saluran saluran keluar dari impeller.
6. Nozzle
Fungsinya untuk merubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Fluida terhisap melalui sisi isap, karena tekanan pada pompa lebih kecil daripada tekanan
atmosfer, kemudian masuk dan ditampung di dalam rumah keong. Karena adanya putaran
impeller, maka fluida keluar melalui sisi buang dengan arah radial.
tentang Boiler

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan
untuk

mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan
meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang
mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan
sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, si stem steam dan sistem bahan bakar. Sistem
air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.
Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui si stem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan
kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan . Dua sumber air
umpanadalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2)
Air makeup(air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan
plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer
untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Menghitung Kebutuhan Daya Pompa
Instalasi Perpipaan
Barangkali di lapangan, kita sering menemukan atau dihadapkan pada kasus seperti gambar

dibawa h, dimana kita diminta untuk menghitung


kebutuhan daya pompa terpasang sesuai dengan parameter-parameter yang
diberikan/diketahui. Gambar instalasi perpipaan dibawah cukup sederhana, akan tetapi cukup
menjadi referensi buat kita apabila kita dihadapkan pada kasus yang lebih kompleks lagi.
Seperti Instalasi perpipaan di perumahan pada umumnya, terdapat katub-katub, pompa dan
belokan (elbow). Oke, tak usah berpanjang lebar lagi, kita ikuti langkah-langkah berikut:

Diketahui:
h2 = 60 m
Panjang pipa total (l) = 90 m
Diameter Pipa (D) =1,5 inch = 40,9 mm = 0,0409 m
Debit (Q) = 0,0005 m3/s
Penyelesaian:

Langkah Pertama:
kita memulai dengan menggambar Sistem Energi:
Keterangan:
Wp = Daya Pompa
ΔEf = Kerugian energy karena friksi/gesekan
ΔEm = Kerugian minor (kerugian karena belokan/elbow)
.

Langkah Kedua:
Menuliskan persamaan balans energy:
Aliran dianggap stasioner,

Jumlah energy (E) masuk ke sistem = Jumlah energy (E) keluar sistem
Dari gambar sistem energy terlihat jelas, apa saja energy yang masuk dan apa saja energy
yang keluar. sehingga dapat dituliskan persamaan:
(E1 + Wp) = (E2 + ΔEf + ΔEm)
Kemudian kita hitung harga masing masing energy dan kerugian-kerugian energy baik karena
gesekan maupun karena belokan/elbow
A. Kerugian energy karena gesek (ΔEf)

dimana:

Di=1.5 inch=40.9 mm

L=90 m

Q=VA

V=Q/A

dan,
Sehingga:

dan f adalah sebagai fungsi bilangan Renold (Renold Number)

dimana:
Densitas (ρair) = 995,7 kg/m3

Viskositas Kinematis (μ) = 0.801×10-3 Ns/m2


Kecepatan (V) = 0.39 m/s

B. Kerugian energy karena Belokan/elbow (ΔEm)

dimana:
k1=katub gate valve = 8 x f = 8 x 0,026629689 = 0,213

k2=katup ball valve= 3 x f = 3 x 0,026629689 = 0,079

k3=katup globe valve = 340 x f =340 x 0,026629689 = 9,054

kelbow(90) = 30 x f =30 x 0,026629689 = 0,798


kelbow(45) = 16 x f = 16 x 0,026629689 = 0,427
sehingga:

Berdasarkan persamaan balans energy (persamaan 1) diatas, maka dapat dituliskan:

Untuk mendapatkan daya pompa maka,


Ilmu Konversi Energi

Bagi Anda seorang insinyur teknik mesin, atau yang sedang menempuh studi di jurusan
teknik mesin, istilah konversi energi barangkali bukan suatu hal yang asing lagi. Ilmu konv

ersi energi mutlak difahami bagi setiap orang yang bergelut di


bidang teknik mesin. Nah, pada postingan kali ini, saya akan berikan konsep dasar dari ilmu
konversi energi. Dan setelah Anda membaca artikel ini, saya berharap Anda tertarik untuk
menggali lebih dalam tentang ilmu konversi energi. Energi di alam adalah kekal artinya
energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya bisa diubah dari energi satu ke
energi lainnya (Hukum kekekalan energi). Ilmu yang mempelajari perubahan energi dari
energi satu kelainnya adalah disebut dengan ilmu konversi energi. Tingkat keberhasilan
perubahan energi adalah disebut dengan efisiensi. Adapun sifat-sifat energi secara umum
adalah :
Transformasi energi, artinya energi bisa diubah menjadi bentuk lain, misalkan energi panas
pembakaran menjadi energi mekanik mesin.

Contoh yang lain adalah proses perubahan energi atau konversi energi pada turbin dan

pompa. Perubahan energi pada turbin adalah


sebagai berikut, energi fluida (energi kinetik fluida) masuk turbin dan berekspansi, terjadi
perubahan energi yaitu dari energi fluida menjadi energi mekanik putaran poros turbin.
Kemudian, putaran poros turbin memutar poros generator listrik, dan terjadi perubahan energi
kedua yaitu dari energi mekanik menjadi energi listrik.

Pada gambar disamping terlihat proses


konversi energi dari energi listrik menjadi energi fluida. Prosesnya yaitu energi listrik akan
diubah menjadi energi mekanik pada motor listrik, energi mekanik tersebut adalah putaran
poros motor listrik yang akan diteruskan ke poros pompa. Pada pompa terjadi perubahan
energi mekanik menjadi energi fluida, fluida yang keluar dari pompa mempunyai energi yang
lebih tinggi dibanding sebelum masuk pompa

Transfer energi, yaitu energi panas (heat) dapat ditransfer dari tempat satu ke tempat lainnya
atau dari material satu ke material lainnya.
Energi dapat pindah ke benda lain melalui sutu gaya yang menyebabkan pergeseran, seri

ng disebut dengan energi mekanik, seperti


yang telah dibahas di postingan sebelumnya.
W = FxS

Anda mungkin juga menyukai