DI SUSUN OLEH
MUHAMMAD ANANDA FAUZI
201751219
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
BAB II TEORI
Landasan teori
BAB III METODE
Ektrasi
Sublimasi
BAB IV PEMBAHASAN
Prosedur
Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan
Hasil pengamatan
Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan
Teh merupakan salah satu minuman yang dikenal seluruh masyarakat.Teh
mempunyai kandungan kafein didalamnya. Kafein mempunyai efek positif dan
negative, dimana efek posisitf dari kafein yaitu dapat bertindaksebagai
antioksidan dalam tubuh, tetapi juga kandungan kafein dalam the terlalu banyak
maka kafein dapat berindak sebagi racun dalam tubuh. Oleh karena itu,kadar
kafein dalam teh tak perlu diketahui dengan pasti. Kafein itu sendiri merupakan
senyawa kimia alkaloid yang terkandung secara alami pada lebih dari 60 jenis
tanaman terutama pada teh (1-4,8%), kopi(1-1,5%), dan biji kola(2,7-3,6%).
Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam
strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid ummnya
memiliki rasa pahit dan seringkali mempunyai sifat fisiologis yang aktif bagi
manusia. Seberapa senyawa yang termasuk alkaloid diantaranya yaitu nikotin,
morfin, striknin dan kokain (Nazaruddin, 1993).
Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan
sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan
sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen atau heterogen.
(Raph H Ptrucci, 1996)
BAB III METODE
EKTRASI
adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi
zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur seperti eter kloroform, karbon teteraklorida dan karbon disulfida.
Diantara berbagai metode pemisahan, ektraksi merupakan metode yang paling
baik dan paling populer, alasan utamanya karena metode ini dapat dilakukan
baik dalam tingkat makro maupun mikro. Pemisahan tidak memerlukan alat
khusus atau canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah. Pemisahan
yang dilakukan sangat sederhana, bersih, cepat dan mudah.
SUBLIMASI
adalah dimana suatu padatan diuapkan tampa melalui peleburan dan hanya
diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam
keadaan padat.
Teknik ekstrasi memiliki tiga metode dasar pada ekstrasi cair adalah :
ekstrasi bertahap (batch), ekstrasi kontinyu, dan ekstrasi ekstrasi counter
current. Teknik ekstraksi, tiga metode dasar pada ektraksi cair adalah : ekstraksi
bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi
bertahap merupakan cara yang paing sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengektraksi yang tidak bercampur dengan pelarut
semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai,
lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk
pemisahan analitik. Kesempurnaan ektraksi akan tergantung pada banyaknya
ektraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ektraksi yang
dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit. Ektraksi bertahap
baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat yang biasa digunakan
pada ekstraksi bertahap adalah corong pemisah (Day, 2002).
Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Ekstraksi
menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak
saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara
cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro
maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak
digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia,
dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan berupa corong pisah
(paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat
counter current craig. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat
terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak
bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dengan pelarut
digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-bahan dari campurannya yang
terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak larut dari larutan dan
menghilangkan pengotor yang larut dari campuran. Berdasarkan hal di atas,
maka prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat berdasarkan
perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling
melarutkan. Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K).
Ekstraksi digolongkan menjadi dua macam ekstraksi yaitu:
Prosedur
1. Ke dalam 500 ml erlenmeyer campurkan 30 gram teh kering dalam
300 ml air, tambahkan 15 gram Kalsium Karbonat bubuk.
2. Panaskan campuran selama 20 menit sambil aduk sesekali.
3. Saring campuran dengan corong Buchner (dalam keadaan panas),
tekan kuat dengan tutup gabus untuk memperoleh cairan sebanyak
mungkin.
4. Dinginkan ekstrak sampai suhu 15-200C.
5. Pindahkan ke corong pemisah ekstrak kafein lalu tambahkan 25 ml
metil klorida (kloroform).
6. Tuangkan campuran ektstrak kloroform ke suatu erlenmeyer dan
tambahkan 0,5 gram Natrium Sulfat.
7. Dekantasi campuran kloroform dari Natrium Sulfat dalam gelas
kimia.
8. Uapkan pelarut dengan pemanas uap (steam bath).
9. Ambil produk yang telah kering dan timbang crude kafein.
Hasil Pengamatan
Teh kering dan kalsium karbonat yang dilarutkan dengan aqua
300 ml dipanaskan selama 20 menit dengan suhu 600C. Ekstrak
kemudian disaring dengan corong Buchner dengan suhu 300C dan
diperoleh cairan ekstrak sebanyak 200 ml. Kemudian cairan ekstrak
diuapka dengan pemanas uap (steam bath) hingga kering dan
menghasilkan crude kafein. Crude kafein yang diperoleh sebanyak
0,097 gram. Crude kafein yang terbentuk seperti kristal dengan warna
putih kehijauan dan berbau khas teh.
Pembahasan
Ekstraksi kafein dari daun teh bertujuan untuk mengetahui
pengaruh air dan kloroform sebagai pelarut terhadap kafein dalam teh
dan mengetahui kadar kafein dalam teh. Pada percobaan, penambahan
CaCO3 agar membantu mendesak kafein dalam daun teh sehingga larut
dalam air dan mengikat bahan-bahan yang terkandung dalam teh.
Pemanasan bertujuan agar mempercepat reaksi pemisahan
antara kafein dengan daun teh. Dalam proses pemanasan,
CaCO3 membentuk endapan berwarna putih didasar gelas beker.
Endapan berasal dari zat-zat lain selain kafein dalam teh yang diikat
CaCO3. Pemanasan ini juga bertujuan menguraikan CaCO3 menjadi
kapur tohor dan karbon dioksida. Penyaringan larutan bertujuan untuk
memisahkan filtrat kafein dengan endapan. Filtrat kafein yang telah
dipisahkan harus dipanaskan lagi agar menguapkan kandungan air
dalam filtrat, sehingga konsentrasi kafein semakin pekat dan
kandungan bahan-bahan lainnya hilang. Kafein tidak ikut menguap
pada saat pemanasan karena titik didih kafein yang tinggi yaitu 326ºC.
Pemanasan ini yang menyebabkan volume larutan tinggal volumenya.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Kimia Organik
http://blogs.itb.ac.id/susianah/2012/11/04/kafein-dalam-teh-laporan-
praktikum-kimia-organik/ (12 Januari 2016)
http://www.academia.edu/4727577/Laporan_praktikum_kimia_dasar(12
Januari 2016)
https://iinfarmasi011.wordpress.com/2012/12/24/laporan-kimia-organik-
sifat-sifat-kelarutan-senyawa-organik/ (12 Januari 2016)
http://www.academia.edu/7395598/Ekstraksi_Pengertian_Prinsip_Kerja_jen
is- jenis_Ekstraksi (12 Januari 2016)