Anda di halaman 1dari 4

LISA SUCI MILANI

17048

3A

Evaluasi
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien dapat menghardik halusinasi
3. Klien dapat berckap cakap dengan
orang lain untuk mengontrol
halusinasi
4. Klien dapat menggunakan obat
dengan benar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan pada klien dengan halusinasi
ditetapkan berdasarkan data subyektif dan objektif yang
ditemukan pada pasien :
Gangguan sensori persepsi : halusinasi

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Bina hubungan saling percaya menggunakan prinsip


komunikasi terapeutik
2. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
3. Bantu klien mengenal halusinasinya
4. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan
klien mengungkapkan perasaannya

Implementasi

1. Membntu klien mengenal halusinasi dan


melatih mengontrol halusinasi
2. Melatih mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap
3. Meltih mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan secara terjadwal
4. Melatih pasien menggunakan obat secara
teratur
Pengkajian

1. Perubahan sensori perseptual : halusinasi.

Data Subjektif:

a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan


pohon masalah
dengan stimulus nyata.

b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang

nyata.

c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.


perubahan presepsi
d. Klien merasa makan sesuatu.
resiko menciderai diri dan sensori : halusinasi isolasi diri : menarik
e. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
sendiri, orang lain dan pendengaran diri (penyebab)
lingkungan(akibat) (problem) f. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar.

g. Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.

Diagnosa 2. Data Objektif:

a. Klien berbicara dan tertawa sendiri.


1. Resiko menciderai faktor yang mempengaruhi halusinasi
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
diri dan orang lain
1. Gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia, demensia, c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
yang
dan depresi berat dengan gejala psikosis. Psikosis adalah
mendengarkan sesuatu.
berhubungan kumpulan gejala gangguan mental di mana seseorang merasa
terpisah dari kenyataan yang sebenarnya, ditandai dengan d. Disorientasi.
dengan gangguan
gangguan emosional dan pikiran. Penderita psikosis akan sulit
persepsi sensori : membedakan hal yang nyata dan tidak.
halusinasi dengar.
2. Gangguan saraf dan otak, seperti penyakit Parkinson, migrain
dengan aura, delirium, stroke, epilepsi, dan penyakit Alzheimer.
2. Perubahan 3. Terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang,
persepsi sensori : seperti kokain, amfetamin, dan heroin.
4. Demam pada anak kecil atau pada lanjut usia.
halusinasi 5. Gangguan tidur, seperti narkolepsi.
(dengar) yang 6. Penyakit berat, seperti gagal ginjal atau gangguan hati stadium
lanjut, HIV/AIDS, kanker otak.
berhubungan
7. Cedera kepala berat.
dengan adanya 8. Gangguan elektrolit, misalnya rendahnya kadar natrium darah
isolasi sosial : (hiponatremia) dan rendahnya kadar magnesium
(hipomagenesemia).
manarik diri. 9. Kelainan asam basa, seperti pada kondisi asidosis.
10. Efek samping obat-obatan.
Pengertian HALUSINASI
Faktor predisposisi

Persepsi didefinisikan Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

1. Biologis8
sebagai suatu proses diterimanya Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai

dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:


rangsang sampai rangsang itu disadari Tanda dan Gejala
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatanotak yang lebih luas dalam perkembangan

dan dimengerti oleh penginderaan atau skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.

Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan 1) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan masalah-masalah pada system
sensasi: proses penerimaan rangsang
reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
halusinasi adalah sebagai berikut: : Bicara sendiri, Senyum
(Stuart, 2007). 2) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak

sendiri,Ketawa sendiri, Menggerakkan bibir tanpa suara, Pergerakan manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian

depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
Halusinasi adalah sensasi mata yang cepat, Respon verbal yang lambat, Menarik diri dari 2. Psikologis

panca indera tanpa adanya rangsangan. Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau
orang lain, Berusaha untuk menghindari orang lain, Tidak dapat
keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
Klien merasa melihat, mendengar, membedakan yang nyata dan tidak nyata, Terjadi peningkatan hidup klien.

3. Sosial Budaya
membau, ada rasa raba dan rasa kecap denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah, Perhatian dengan
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,

meskipun tidak ada sesuatu rangsang lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik, Berkonsentrasi kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.

yang tertuju pada kelima indera tersebut dengan pengalaman sensori, Sulit berhubungan dengan orang lain,

(Izzudin, 2005). Ekspresi muka tegang, Mudah tersinggung, jengkel dan marah,

Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, Tampak tremor dan Faktor Presipitasi

berkeringat, Perilaku panik, Agitasi dan kataton, Curiga dan


Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang
bermusuhan, Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan,
bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap

Ketakutan, Tidak dapat mengurus diri, Biasa terdapat disorientasi stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

waktu, tempat dan orang.


Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:

Mekanisme Koping a. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
stres, termasuk upaya penyelesaiannya masalah secara langsung dan mekanisme untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.

pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi.


b. Stress lingkungan

1. Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.


Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan
2. Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha
terjadinya gangguan perilaku.

untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.

3. Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan

stimulus internal. (Stuart, 2007).

Anda mungkin juga menyukai