PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA 13 TAHUN
Jufia Syahailatua1
dr. Kartini M,Biomed2
1
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
2
Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Alamat Korespondensi : Jl. Tawakal VI No.11 b
jufiasyahailatua@gmail.com
2
Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Alamat korespondensi : Jalan Kyai Tapa Nomor 260, Grogol. Jakarta Barat
kartiniedwin@trisakti.ac.id
1
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
2
ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Dengan
Perkembangan Pada Anak Usia 1-3 Tahun
LATAR BELAKANG
Saat ini keterlambatan perkembangan masih menjadi masalah serius di negara maju maupun negara
berkembang. Profil kesehatan Indonesia tahun 2016, mengemukakan sekitar 56,4% anak usia di
bawah lima tahun di Indonesia mengalami gangguan tumbuh kembang. Apabila deteksi tumbuh
kembang terlambat, maka dapat mengakibatkan penyimpangan pada anak yang sukar diperbaiki.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang dengan perkembangan pada anak usia 1-3 tahun.
METODE
Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain penelitian potong lintang
atau cross-sectional. Sampel penelitian dipilih secara consecutive non-random sampling yang
mengikutsertakan 367 responden di wilayah kerja Puskesmas Waena, Jayapura Papua. Penelitian
dilakukan pada bulan April sampai Juni 2019. Variabel yang diteliti adalah Pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang dengan perkembangan pada anak usia 1-3 tahun. Data dikumpulkan dengan cara
wawancara mengunakan kuesioner tumbuh kembang dan kuesinoner pra skrining perkembangan.
Kemudian, data akan dianalisis menggunakan SPSS v25 for Windows dan tingkat kemaknaan 0,05.
HASIL
Berdasarkan hasil didapatkan sebesar 83,7% ibu berpengetahuan baik dengan perkembangan anak
sesuai usia. Pada analisis dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun dengan nilai
kemaknaan (p) sebesar 0,045 (p< 0,05).
KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang dengan perkembangan pada anak usia 1-3 tahun.
3
ABSTRACT
Relationship Of Maternal Knowledge On Growth and Development
With Development In Children Aged 1-3 Years
BACKGROUND
Presently, growth and development delays are still a serious problem in both developed and
developing countries. Indonesia's health profile in 2016, revealed that around 56.4% of children
under the age of five in Indonesia experience growth and development disorders. If the detection of
growth and development is late, it can cause deviations in children that are difficult to repair. This
study aims to determine whether or not there is a relationship between maternal knowledge on
growth and development in children aged 1-3 years.
METHOD
This study used an observational analytic study with a cross-sectional study design. The research
sample was selected by consecutive non-random sampling which included 367 respondents in the
working area of the Waena Health Center, Jayapura Papua. The study was conducted in April to
June 2019. The variables studied were maternal knowledge on growth and development in children
aged 1-3 years. Data was collected by interview using a growth development questionnaire and
pre-screening developmental questionnaire. The data was analyzed using SPSS v25 for Windows
and the significance level of 0.05.
RESULTS
Based on the results obtained 83.7% of mothers had good knowledge of the growth and
development of children according to age. In the analysis using the Chi-square test showed that
there was a significant relationship between knowledge of mothers with the development of
children aged 1-3 years with a significance value (p) of 0.045 (p <0.05).
CONCLUSION
This study concludes that there is a significant relationship between maternal knowledge on growth
and development in children aged 1-3 years.
4
PENDAHULUAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil proses
jaringan tubuh, organorgan, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. 1 Tiga tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan selsel otak masih berlangsung. Pada
masa ini, seorang anak selain mengalami pertumbuhan fisik yang pesat, didapatkan pula
tingginya tingkat kemampuan otak penting untuk proses pembelajaran dan pengayaan
masa kritis yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak. Anak yang mengalami
gangguan atau keterlambatan dalam tumbuh kembangnya akan beresiko untuk tahap
kehidupan selanjutnya.3 Apabila deteksi terlambat pada masa ini, maka penanganannya
juga terlambat yang dapat mengakibatkan penyimpangan pada anak yang sukar
diperbaiki.4,5 Saat ini keterlambatan perkembangan masih menjadi masalah serius di negara
Indonesia tahun 2016, mengemukakan sekitar 56,4% anak usia di bawah lima tahun
(balita) di Indonesia mengalami gangguan tumbuh kembang.4
Keberhasilan perkembangan anak tergantung pada dua faktor utama, yaitu faktor
5
salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Dengan pendidikan yang
baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan
sebagainya. Peranan orang tua sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara
keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan
pemahaman yang baik diperoleh dari suatu pendidikan yang baik melalui proses dan
metodemetode tertentu sehingga dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.9 Selain pengetahuan, status ekonomi
keluarga juga sering dikaitkan dengan tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi status
ekonomi seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat pendidikannya. Ibu yang
bekerja dapat memberikan dampak yang negatif maupun positif terhadap perkembangan
anak. Dampak negatif dari ibu bekerja adalah kehadiran ibu dalam kehidupan seharihari
anak lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, sehingga kesempatan ibu
untuk memberikan stimulasi kepada perkembangan anak menjadi terbatas. Dampak positif
yang dapat diambil adalah apabila anak dititipkan ketempat penitipan yang
memperkerjakan pengasuh terlatih, perkembangan anak akan lebih aktif jika dibandingkan
dengan anak yang hanya berada di rumah bersama ibunya yang tidak bekerja. 10,11 Penelitian
6
ini bertujuan menilai hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang dengan
perkembangan pada anak usia 13 tahun.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional, dimana variabel bebas (pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang) dan
variabel tergantung (perkembangan pada anak usia 13 tahun) diukur pada satu waktu yang
sama sehingga dapat digunakan untuk menentukan hubungan antara keduanya. Penelitian
April sampai Juni 2019. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus dan didapatkan
sebanyak 367 subyek penelitian yang dipilih menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik non
probability sampling berupa consecutive non random sampling digunakan untuk pemilihan
subjek penelitian. Bahan dan instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang dan kuesioner pra skrining perkembangan yang
hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang dengan perkembangan pada
anak usia 13 tahun. Batas kemaknaan yang digunakan adalah p < 0,05.
HASIL PENELITIAN
7
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April Juni 2019 dengan melibatkan 367
responden di wilayah kerja Puskesmas Waena, Jayapura Papua, yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi.
Tabel 1. Karakterikstik Responden (N = 367)
Perkembangan Anak
Sesuai 295 80,4 %
Meragukan 64 17,4 %
Penyimpangan 8 2,2 %
Pengetahun Ibu tentang tumbuh kembang
Baik 258 70,3 %
Kurang 109 29,7 %
Pendidikan Ibu
Tinggi 289 78,7 %
Rendah 78 21,3 %
Pekerjaan Ibu
Bekerja 90 24,5 %
Tidak bekerja 277 75,5 %
N = jumlah; % = persen
Berdasarkan karakteristik responden pada tabel 1 diperoleh hasil sebagai berikut:
sebesar 80,4% anak yang memiliki perkembangan sesuai usia; sebesar 70,3% ibu memiliki
tingkat pengetahuan baik. Tingkat pendidikan ibu pada penelitian ini diklasifikasikan
menjadi tingkat pendidikan tinggi (SMA – Perguruan Tinggi) dan tingkat pendidikan
rendah (SD – SMP) dan sebesar 78,7% ibu memiliki pendidikan tinggi. Untuk variabel
pekerjaan ibu diperoleh hasil sebesar 75,5% ibu tidak bekerja.
Variabel Perkembangan Anak P
8
Sesuai Meragukan Penyimpangan
N % N % N %
Pengetahuan ibu
Pendidikan Ibu
Pekerjaan Ibu
†: Uji Chisquare; N= jumlah; % = persen
berpengetahuan baik memiliki anak dengan perkembangan yang sesuai usia. Dari tingkat
pendidikan sebesar 83,7% ibu berpendidikan tinggi (SMAPT) memiliki anak dengan
perkembangan sesuai usia. Dilihat dari pekerjaan terdapat 85,6% ibu tidak bekerja dengan
perkembangan anak usia 13 tahun diperoleh hasil p=0,045; p=0,008; dan p=0,165,
kembang dan pendidikan ibu dengan perkembangan anak usia 13 tahun, namun tidak
9
terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan perkembangan anak usia 1
3 tahun.
PEMBAHASAN
tumbuh kembang dengan perkembangan pada anak usia 1-3 tahun. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muchid A,dkk menyatakan bahwa ada
motorik kasar anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini menjelaskan ibu yang mempunyai
pengetahuan yang baik maka akan memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar
yang normal. Sebaliknya bila ibu mempunyai pengetahuan kurang akan berakibat pada
kemampuan ibu dalam merawat dan memantau perkembangan motorik kasar pada anak. 12
Penelitian ini didukung oleh Zellman, et al. yang menyimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan orang tua tentang perkembangan dengan kedekatan mereka
dengan anak laki-laki dan perempuan.13 Penelitian ini menyimpulan pengalaman orang tua
di tahun awal kehidupan anak memiliki dampak yang besar untuk perkembangan anak di
sekolah. Namun, Penelitian yang dilakukan oleh Muchid A dkk dan Zellman, et al tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sendra E, yang mendapatkan hasil tidak
penelitian ini menjabarkan selain pendidikan terdapat pula faktor lain yang berpengaruh
pada pengetahuan yaitu pekerjaan, usia, minat, pengalaman dan budaya. Penelitian ini
menjelaskan semakin usia, kedewasaan seseorang semakin matang dalam berfikir maupun
bekerja. Terlepas dari itu pengetahuanpun dapat di peroleh dari faktor pengalaman..14
10
Orang tua merupakan pengambil peran utama dalam mengasuh anak-anaknya.
Terutama kedekatan anak terhadap ibu, karena ibunya yang mengandung, melahirkan dan
menyusui yang secara psikologis mempunyai ikatan yang lebih dalam. Orang tua juga
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem
fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
bersifat kuantitatif dan kualitatif.1 Perkembangan anak meliputi kemampuan gerak kasar,
gerak halus, berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi yang
berjalan sangat cepat. Dalam perkembangan, otak anak lebih terbuka untuk belajar dan
diperkaya serta lebih peka terhadap lingkungan, maka anak harus mendapat perhatian yang
serius pada awal kehidupannya. Jika hal ini terabaikan maka akan berdampak pada
Pengetahuan adalah suatu hal yang yang berasal dari panca indera, pengalaman dan
nilai yang dipercaya oleh individu. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan,
pengalaman diri sendiri dan orang lain, media masa serta lingkungan.16 Pengetahuan
merupakan landasan dari proses berpikir dan menimbang suatu hal yang berkaitan dengan
pencarian jawaban atas pertanyaan yang ada. Faktor terpenting dalam pengetahuan adalah
sikap dan tingkah laku dalam belajar menerima segala informasi.17 Dengan pendidikan
11
seorang ibu dapat lebih banyak memperoleh akses ke sumber informasi. Sumber informasi
yang paling umum di dapatkan adalah buku,majalah dan media. 38 Informasi juga dapat
diperoleh melalui konseling yang diberikan oleh pada professional kesehatan sangat
berpengaruh pada pengetahuan ibu karena petugas kesehatan adalah panutan masyarakat
Pada penelitian ini hubungan antara pendidikan ibu dengan perkembangan anak
didapatkan hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ali SS,dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan
orang tua dengan perkembangan anak. Penelitian ini menyimpulkan pendidikan yang
tinggi memiliki efek positif pada perkembangan anak dan faktor yang berpengaruh
terhadap penyimpangan perkembangan pada anak usia 0-3 tahun adalah kemiskinan dan
kelaparan.19
secara optimal. Pada masa balita, anak masih benar-benar tergantung pada perawatan dan
pengasuhan oleh ibunya. Pengasuhan kesehatan dan makanan pada tahun pertama
kehidupan sangatlah penting untuk perkembangan anak. Pola pengasuhan anak tidak selalu
sama di tiap keluarga. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukungnya antara
lain latar belakang pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak dalam keluarga, dan
pendidikan yang ditempuh berkembang pula kedewasaan dan kemampuan seseorang untuk
menyerap dan mencernah informasi yang didapat. Makin tinggi pendidikan seseorang,
maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
12
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat pula
Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu
dengan perkembangan anak usia anak 1-3 tahun. Hal ini disebabkan oleh pada tingkat
pekerjaan ibu didapatkan lebih banyak ibu yang tidak bekerja daripada ibu yang bekerja.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani DS,dkk
menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan
faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor yang
dan lingkungan psikososial. Ketiga faktor tersebut didukung dengan adanya kemajuan
teknologi sehingga orang tua dapat terus meningkatkan pengetahuan terkait partumbuhan
dan perkembangan anak. Selain itu, pendapatan orang tua juga mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi yang baik kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal.21 Namun kedua penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putri DF dan Kusbaryanto yang menyimpulkan ada hubungan yang bermakna secara
statistik antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan
perkembangan anak usia 2-5 tahun. Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam mendidik
seorang anak peran ibu sangat penting. Namun, peran ibu tersebut dapat digantikan dengan
orang lain yang juga memahami tentang perkembagan anak. Dalam memaksimalkan
perkembangan anak sebuah interaksi bukan dilihat dari seberapa lama ibu tersebut berada
dengan anaknya, namun seberapa banyak interaksi yang dilakukan dengan anaknya.
Sehingga dapat disimpulkan ibu yang bekerja bisa lebih baik memberikan stimulasi yang
13
Pekerjaan adalah segala usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk mendapatkan
hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang. Dalam pekerjaan selalu terdapat tuntutan
perubahan kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan. Untuk memenuhi
tuntutan dibutuhkan informasi yang lengkap dan cepat, maka dari itu orang yang bekerja
akan memiliki akses yang lebih baik tentang berbagai informasi. Pekerjaan seseorang akan
KETERBATASAN PENELITIAN
ditentukan oleh pihak Puskesmas, adanya kendala alam dan kendala keamanan dalam
proses penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Sebesar 80,4% Perkembangan anak
yang sesuai usia, 17,4 % perkembangan anak meragukan dan 2,2% terdapat penyimpangan
perkembangan. Sebesar 70,3% ibu berpengetahuan baik dan 29,7% ibu dengan
pengetahuan kurang. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
dengan perkembangan pada anak usia 13 tahun dengan nilai p=0,045. Terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan Ibu dengan perkembangan anak usia 13 tahun dengan nilai
p=0,008. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan Ibu dengan perkembangan pada anak
usia 13 tahun dengan p=0,165
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian antara lain adalah sebagai berikut: Bagi
Dinas Kesehatan dan Puskeswas Waena Kota Jayapura, Papua untuk dapat terus
14
meningkatkan keterampilan kaderkader melalui pelatihanpelatihan agar dapat melakukan
pendampingan kepada orang tua balita lebih baik. Bagi Ibu balita untuk mengikuti
penyuluhanpenyuluhan tentang tumbuh kembang dan perkembangan pada balita dalam
Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti perkembangan anak dengan
variable bebas, waktu dan tempat yang berbeda.
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan Puskesmas Waena yang sudah memberikan ijin
untuk dapat mengambil data di lokasi penelitian. Terkhususnya kepada semua suster
dari bagian Gizi, KIA dan MTBS dan dokter yang membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
2. Pimpinan dan tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih. Konsep dasar tumbuh kembang anak. In: Ranuh I, penyunting. Tumbuh
Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2013:271.
2. Diana FM. Pemantauan perkembangan anak balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2010 Maret- September;4:117-20.
3. Karo mb. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perkembangan bahasa anak
usia1-3 tahun (toddler) di sekolah Nisrina Jati Asih Kota Bekasi Tahun 2013. Jurnal
Ilmiah WIDYA. 2015 september-desember;3(2):68-72.
4. Kemenkes RI. Profil kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI;2017.
5. Kusumaningtyas K,Wayanti S. Faktor pendapatan dan pendidikan keluarga terhadap
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes. 2016 Januari;7(1):52-59.
15
6. Jurana. Perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia 1-3 tahun (toddler) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro. Medika Tadulako.
Jurnal Ilmiah Kedokteran. 2017 September;4:49-50.
7. Yuliana NE. Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1- 2 tahun. Jurnal
AKP. 2015 Desember;6:48.
8. Sulistiyawati, Mistyca MR, Pere H. Pengetahuan berhubungan dengan sikap ibu dalam
kemampuan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan gizi
kurang. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. 2016;4(2):63-69.
9. Christiari AY, Syamlan R, Kusuma IF. Hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi
dini dengan perkembangan motorik pada anak usia 6-24 bulan di Kecamatan Mayang
Kabupaten Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan.2013 September;9:22.
10. Apriastuti DA. Analisis tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua dengan
perkembangan anak usia 48 –60 bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 2013 Juni;4(1):3.
11. Setyowati EB. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan
perkembangan bahasa anak usia 2436 bulan. Tesis. 2010 Agustus.
12. Muchid A, Samiasih A, Maryam. Hubungan pengetahuan ibu dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Posyandu Budi Lestari Desa Tlogorejo Guntur
Demak. Jurnal Keperawatan. 2013 Maret;6:36-43.
13. Zellman GL, Perlman M, Karam R. How Moroccan mothers and fathers view child
development and their role in their children’s education. International Journal of Early
Years Education. 2014;22(2):197–209.
14. Sendra E. The Relationship between Mother’s Knowledge About Early Development
Stimulation of Toddlers Aged 3-24 Months And Inspection Results By Pre-Screening
Questionnaire of Development (KPSP) in the Village of Ngadiluwih, Kediri Indonesia.
International Journal of Scientific and Research Publications. 2017 September;7:412.
15. Simangunsong DMT. Hubungan antara pengetahuan ibu tentang perkembangan
motorik balita dan status sosial ekonomi keluarga dengan perkembangan balita di
Puskesmas Mandala Medan. Jurnal Ilmiah Reserce Sains. 2016 Juni;02:126.
16. Kosegeran HB, Ismanto AY, Babakal A. Hubungan tingkat pengetahuan orang tua
tentang stimulasi dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Ranoketang
Atas. Ejournal Keperawatan (e-Kp).2013 Agustus;1:5
17. Henningham BH, Boo FL. Early Childhood Stimulation Interventions in Developing
Countries. Available at:
https://www.academia.edu/12642080/Early_childhood_development_and_cognitive_d
evelopment_in_developing_countries_A_rigorous_literature_review. Accessed June
20, 2019.
16
18. Al-Maadadi F,Ikhlef A. What Mothers Know About Child Development and Parenting
in Qatar: Parenting Cognitions and Practices. Available at:
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1066480714555669. Accessed June 23,
2019.
19. Ali SS, Bajali PA, Dhaded SM, Goudar SS. Assessment of growth and global
developmental delay: a study among young children in a rural community of
India.International Multidisciplinary Research Journal 2011, 1(7):31-34. Available at:
https://pdfs.semanticscholar.org/04be/1410115b8b26edf375c4f59bee7b790fd8a5.pdf.
Accessed June 20, 2019.
20. Setiawati M, Mulyani N, Diana H. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia 9-12 bulan dengan kemampuan pemberian stimulasi pada
anak usia 9-12 bulan di Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya 2016. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada. 2017 Agustus;17:287.
21. Handayani DS, Sulastri A, Mariha T, Nurhaeni N. Penyimpangan tumbuh kembang
pada anak dari orang tua yang bekerja. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2017
Maret;20:48-55.
22. Putri DF, Kusbaryanto. Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja dan Ibu Rumah
Tangga terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal kedokteran dan
kesehatan. 2012 September; 12(3): 143-149.
23. Taju CM, Ismanto AY, Babakal A. Hubungan status pekerjaan ibu dengan
perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak usia prasekolah di Paud Gmim
Bukit Hermon Dan Tk Idhata Kecamatan Malalayang Kota Manado. eJournal
Keperawatan. 2015 Mei;3:5.
17